Vicky terbangun karena panggilan alam yang mendesak, namun sesuatu yang berat menahan perut nya. Joe memeluk nya dengan erat sekali, sekeras apapun dia berusaha lelaki itu tidak mengendurkan pelukan nya.
" Koko..bangun dong aku kebelet pipis." Rajuk Vicky di telinga Joe sembari menghembuskan nafas. Berhasil Joe menggeliat dan melepaskan pelukan nya.
" Emh jam berapa ini?" Tanya Joe dengan suara serak khas bangun tidur. Vicky yang mendengarnya otomatis mendesah, dia melupakan niat nya untuk ke kamar mandi.
Joe yang mendengar suara desahan Vicky otomatis menoleh dan mendapati wanita nya sedang memejamkan mata sambil menggigit bibir bawah nya. Oh shit junior nya kembali menegang tanpa banyak kata Joe langsung menyibak selimut yang membungkus tubuh polos mereka dan menindih Vicky.
" Horny melihat koko bangun tidur eh?" Tanya Joe menggoda. Vicky yang tidak siap dengan 'serangan' Joe hanya pasrah ketika lelaki itu mulai menciumi seluruh tubuh dan menyatukan tubuh mereka. Erangan dan desahan keluar dari mulut mereka berdua hingga akhir nya pelepasan itu menghampiri mereka dan Joe ambruk di tubuh Vicky.
Vicky sudah mengantisipasi kalau-kalau Joe ingin mandi berdua. Dengan sedikit trik Vicky bisa mengunci pintu kamar mandi sebelum lelaki itu menyusul nya.
Vicky sudah sangat lapar saat dia selesai mandi dan berpakaian. " Ko..lapar.." Bukan nya 'gadis' itu menolak memasak, hanya dia sudah terlalu lelah akibat pertempuran mereka, bahkan vagina nya terasa perih dan panas.
" Oke tunggu ya kita keluar makan." Sahut Joe sambil mengambil kunci motor.
" Koko..bisa ga naik mobil aja..Soal nya punya ku perih." Ucap Vicky sambil menunduk malu.
Joe terdiam dan melihat Vicky yang memang kesulitan berjalan. 'Apa aku begitu kasar sampai dia kesakitan.' Batin Joe bertanya. Dengan cepat dia mengambil kunci mobil dan menggendong Vicky ala bridal style.
" Maaf ya kalau koko kasar main nya." Ucap Joe dengan nada penyesalan.
" Koko main nya lembut koq, ga kasar cuma terlalu banyak kita main nya." Jawab Vicky sambil mengalungkan tangan nya di leher Joe.
" Maaf sweety, abis nya kamu nikmat banget." Ucap Joe sambil menuruni tangga, untung lah tidak ada yang melihat nya, kalau tidak bisa habis di hajar papa nya karena macem-macemin anak orang.
" Emang nya aku makanan apa? Nikmat. Koko mah enak yang punya pedang nya. Nah aku yang kesakitan pas masuk nya." Dumel Vicky.
" Hahahaha.. Sakit tapi enak kan. Bukti nya kamu nagih terus." Vicky hanya cemberut saat Joe mendudukkan dan memasangkan silt belt saat di mobil.
" Auh ah.." Kata Vicky sambil membuang muka ke jendela saar Joe menyalakan mesin mobil.
" Mau makan apa?" Tanya Joe sambil mengusap lembut rambut Vicky yang setengah basah.
" Apa aja.." Setelah itu sunyi terasa di mobil, setengah jam kemudian Joe menghentikan mobil nya dan melepaskan silt belt Vicky. Lelaki itu menangkup wajah Vicky.
"Hey sweety, kamu marah ama koko?" Vicky masih memasang muka jutek nya.
Joe hanya menghela nafas lalu mencium bibir Vicky, awal nya lembut namun lama-kelamaan Joe melumat kasar bibir Vicky, mereka berciuman hingga kedua nya melepaskan nya karena butuh oksigen.
" Maaf ya." Ucap Joe masih menempelkan kening mereka berdua.
" Koko...Aku..malu." Ucap Vicky terbata-bata , pipi nya memerah padam.
" Koko udah liat semua nya. Pain lagi kamu harus malu." Kata Joe lagi. Kriukkkkkkk Suara perut Vicky mengacaukan suasana romantis yang tercipta. Mereka berdua tetawa bersamaan.
" Bisa jalan ga?" Vicky hanya mengangguk pelan mendengar pertanyaan Joe.
" Tapi pelan-pelan aja ya." Sahut Vicky sambil memegang lengan Joe.
**************************
Sesuai prediksi Joe dan Vicky berada dalam 1 tim di tambah 1 orang cewe kelas 3 ipa 1 bernama Rena Agustina. Ada 4 tim yang mengikuti lomba fisika yang di adakan bulan depan. Sepulang sekolah mereka ikut pelatihan selama 2 jam.
Sementara 10 orang lain nya kepayahan mengerjakan soal-soal yang membuat stroke mendadak, Joe dan Vicky mengerjakan nya dengan santai.
Siang itu setelah 2 minggu pelatihan, Joe melihat ada yang aneh dengan Vicky. Gadis itu sering tertidur di mana pun dan tubuh nya terlihat lebih kurus.
" Vi..Kamu koq keliatan lebih kurus.. Ada apa sayang?" Tanya Joe di kamar nya. Vicky sedang membaca soal yang tadi di ajarkan.
" Mungkin aku kecapean ko, belajar terus sampe lupa makan." Ucap Vicky santai namun Joe tau bahwa gadis nya menyembunyikan sesuatu.
" Koko pijat ya?" Ucap Joe meletakkan soal yang di pegang Vicky dan merebahkan tubuh gadis itu di ranjang. " Tengkurep sayang." Joe mulai memijat bahu Vicky dengan lembut. Entah karena kelelahan atau terbuai pijitan Joe, tak lama Vicky tertidur. Joe membalikkan tubuh Vicky dan menyelimuti nya, meski pun dia ingin menyatukan tubuh mereka berdua namun melihat wajah Vicky yang lelah Joe mengurungkan niat nya. Lelaki itu tidak ingin Vicky jatuh sakit karena kelelahan.
" Shit...Gue mesti nenangin Joe junior. " Umpat Joe sambil menuju kamar mandi.
" Hoammm." Vicky menggeliat saat membuka mata nya. Gerakan itu membuat Joe kembali bernafsu, jika tidak terbentur waktu, lelaki itu ingin menerjang tubuh Vicky yang masih menggerakan tubuh nya. Joe segera tersadar bahwa dia harus mengantar pulang Vicky. Apalagi sekarang sudah jam 7 malam.
" Cuci muka dulu sweety. Koko antar pulang udah jam 7 malam. Ntar kamu.di cariin orang rumah." Kata Joe dengan suara bergetar dan serak menahan gairah nya yang kembali timbul.
Sebelum Vicky menjawab iphone nya berbunyi. Ko Viko Calling. Vicky mengusap tombol jawab dan berkata.
" Ya ko."
" De... Kamu jangan pulang dulu malam ini. Di rumah ada pesta dadakan buat relasi papa. Besok siang aja yah pulang nya. Papa juga langsung terbang ke Belanda sama Ko Vito. Belum tau berapa lama. Udah dulu ya. "
Vicky menutup sambungan telepon nya kemudian mendesah. Joe yang melihat nya langsung bertanya. " Ada apa?"
" Di suruh pulang besok siang. " Jawab Vicky singkat . Memang bukan pertama kali Vicky menginap di rumah Joe, namun lelaki itu merasa janggal dengan telepon itu.
Mungkin dia harus menyelidiki kalau gadis nya ini tidak mau memberitahukan apa yang terjadi. Sedetik kemudian Joe menyeringai . Vicky yang menyadari arti tatapan Joe pun merentangankan tangan nya, mengundang Joe ke pelukan nya yang tentu saja langsung di sambut lelaki itu dengan menubruk tubuh mungil Vicky dan menindih nya.
" Kamu tau tidak sedari tadi koko berusaha menahan nya. Koko ga mau kamu cape terus sakit." Ucap Joe serak sambil membimbing tangan Vicky menyentuh kejantanannya yang sudah menegang.
" Terima kasih koko udah peduli sama aku. Ga mementingkan kebutuhan koko meski pun koko bisa." Balas Vicky sambil meremas bukti kejantanan Joe membuat lelaki itu mengerang.
Selanjut nya Joe mencium bibir Vicky dengan lembut namun ciuman itu perlahan berubah menjadi lumatan penuh gairah saat lidah mereka bertemu dan bertukar saliva. Bibir dan tangan Joe turun ke dua gundukan daging kenyal milik Vicky dan melahap nya dengan rakus membuat Vicky mengerang hebat.
Setelah puas dengan payudara Vicky, Joe membenamkan wajah nya di antara paha Vicky membuat gadis itu menggeliat kencang di sertai desahan yang seksi di telinga Joe. Lidah lelaki itu menyentuh klitoris nya dan menjilat nya seperti eskrim yang lezat, membuat kewanitaan Vicky semakin basah.
" Seperti nya kamu sudah basah dan siap untuk ku." Sahut Joe saat vagina Vicky mengedut dan mengeluarkan cairan nya.
" Bersiap lah sayang." Kata Joe sambil menghentakkan milik nya ke dalam milik Vicky yang masih terasa sempit dan menggigit junior Joe. " Oh Vivi. Punya kamu masih sempit aja. Oh kamu nikmat banget."
Vicky hanya pasrah di bawah tubuh Joe saat lelaki itu menggoyangkan pinggul nya dengan kuat membuat vagina Vicky seakan di aduk dan 'gadis' itu berteriak saat mencapai orgasme nya.
" Koko...Jangan tembak di dalem. Aku...lagi..masa subur." Kata Vicky tersengal-sengal di selingi tusukan junior Joe yang makin menggila. Membuat Vicky mengerang dan menggigit dada Joe untuk meredam gairah nya yang kembali timbul. Setelah multiple orgasme yang di rasakan Vicky akhir nya Joe merasa kejantanan nya berkedut dan sesuai permintaan Vicky, lelaki itu mengeluarkan pelepasan nya di atas perut rata Vicky.
Orang tua Joe sedang sibuk-sibuk nya mengurus perusahaan yang mulai berkembang pesat. Jadi jangan heran kalau mereka jarang berada di Bandung, sementara , Samuel , kakak lelaki Joe yang berusia 20 tahun sedang berkuliah di Jerman, mengambil jurusan bisnis sembari mengurus anak cabang perusahaan yang berada di sana. Maka jangan heran kalau Joe leluasa melakukan yang 'iya-iya' sama Vicky.
Setelah pertempuran panas mereka yang menghabiskan waktu 50 menit. Kedua nya merasa lapar. Akhir nya setelah mandi dan memakai baju. Joe memutuskan untuk mengajak dinner Vicky. Awal nya Joe ingin mengajak nya ke resto mahal yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Vicky karena yang di inginkan oleh gadis itu adalah ramen. Membuat Joe makin mengaguminya. Seorang anak orang super tajir namun gaya hidup nya sederhana, bahkan Vicky pernah merengek pada nya untuk memakan otak-otak abang bersepeda yang sedang mangkal, karena tidak tahan dengan cacing di perut nya yang mulai berdemo.
************************
Tiba saat nya hari perlombaan. Tim yang di pimpin Joe meraih juara 1, sedangkan teman-teman nya paling barter juara 3. Sedang dua tim lain nya tersisih di perempat final.
Vicky sudah merasakan gelisah saat lomba di mulai. Namun dia menepis kegelisahan nya dan menfokuskan pada soal yang di tanyakan.
Bahkan setelah tim mereka di nyatakan sebagai pemenang dan mereka akan maju menerima medali dan piala. Vicky semakin pucat dan gelisah.
" Vicky...Ayo kita makan di resto jepang buat merayakan kemenangan tim kita dan tim Abigail yang dapat juara 3. Tim Thomas dan Ben yang masuk perempat final." Kata Rena sambil menarik tangan Vicky.
" Maaf kak. Aku...langsung balik aja.." Jawab Vicky terbata-bata.
" Ga di cariin Joe kalo balik sekarang?" Tanya gadis itu heran.
" Ntar aku sms aja. Duluan ya kak." Sebelum Rena sempat bicara Vicky langsung berlari.
" Ada yang aneh... Gue harus kasih tau Joe." Ucap nya sambil mencari-cari keberadaan lelaki berkulit agak gelap itu.
" Joe.....Hosh...Cewe lo aneh banget " ucap Rena tersengal-sengal.
" Aneh kenapa kak?" Tanya Joe balik. Rena menceritakan pembicaraan nya dengan Vicky di toilet. Joe tercenung mendengar nya. Jadi ada yang di sembunyikan Vicky dari nya tapi apa? Batin Joe berbicara.
" Thanks ya kak. Kita juga duluan deh." Ujar Lukas menarik tangan Joe menyadarkan lelaki itu.
" Joe. Gue baru install aplikasi gps tuk lacak orang. Sekarang masukin no handphone Vicky." Perintah Lukas sembari menyodorkan ipad nya.
" Oke kita ikutin Vicky." Kata Lukas kepada ketiga cowo di depan nya( Joe Ethan dan Rey). Baru mereka mau pergi Rico berlari ke arah mereka
" Kalian mau cari Vicky kan. Ayo cepetan." Ucap nya sambil menarik nafas.
" Emang kenapa sih?" Tanya Rey kepo
" Ish..Buru ga pake lama ." Kata Rico. Kentara sekali dia begitu cemas.
" Titik nya makin kenceng di sini. Seperti nya Vicky ada sekitar sini." Ujar Lukas mengarahkan Joe yang mengemudi. Di belakang nya Rico terlihat semakin gelisah. Sementara Ethan dan Rey lebih memilih membuka sosmed di smartphone nya.
" Ayo turun parkir mobil nya jangan keliatan. " Kata Rico menunjuk sebuah gudang baru yang belum beroperasi.
Kelima cowo itu pun mengendap-endap. Saat melihat seorang pria berumur 40tahunan memakai seragam supir sedang membelakangi mereka seakan lagi mengintip di celah kecil. Rico menghela nafas kasar. Membuat keempat nya terpusat ke arah nya.
Dengan perlahan Rico mendekati sang supir dan menepuk pelan bahu pria itu.
" Mang Imron.. Udah lama di sini?"
" Eh den Rico..Ada den Johanness juga. Udah 15 menit.."
" SIAPA YANG SURUH LO IKUT LOMBA..MAKSUD NYA APA..LO MAU NGAKU KALO LO ANAK GUA..DASAR ANAK SIAL..." Teriakan seorang pria mengagetkan semua nya. Dan dari celah pintu terlihat seorang pria sedang memukuli seorang gadis dengan gesper.
Joe yang melihat langsung jatuh terduduk , gadis nya sedang di siksa habis-habisan baik fisik maupun mental oleh ayah nya sendiri. Tidak ada teriakan atau air mata yang keluar hanya tubuh kecil yang pasrah menerima semua pukulan bertubi-tubi. Saat Joe akan merangsek masuk. Rico menahan nya dan berkata.
" Kalau lo masuk sekarang memang Vicky akan berhenti di pukuli. Namun lain kali dia akan lebih parah di siksa nya . Please Joe. Lo masih mau lihat Vicky hidup kan?"
Joe terkesiap mendengar nya.
" Sekarang kita keluar dulu. Sebab kalo sampe papa nya Vicky liat kita itu bahaya buat Vicky ke depan nya. Nanti setelah Vicky di obati gue bakal cerita ke lo."
Ucapan Rico membuat Lukas menarik tangan Joe agar bergegas keluar dari gudang dan menunggu di mobil. Sekitar 20 menit yang menyiksa bagi Joe akhir nya, pria tua baya yang terkenal di dunia bisnis Wilson Christoper keluar dari gudang itu di susul dengan mang Imron yang terlari-tari kecil menuju mobil Alpard hitam seakan mendahului bos nya , kemudian membuka pintu mobil itu . Tidak lama kemudian mobil itu meninggalkan gudang. Barulah kelima pemuda itu berlari masuk ke dalam.
Joe terisak saat melihat tubuh kecil itu mencoba bangkit, tidak memperdulikan rasa sakit yang pasti terasa akibat penyiksaan brutal itu.
" Vi..." Panggil nya lirih. Membuat Vicky mengarahkan pandangan nya. Saat itu lah mata hitam Vicky bertemu dengan mata coklat milik Joe. Selanjut nya tanpa dapat di cegah air mata nya mengalir deras. Lelaki itu menghampiri Vicky dengan perasaan sesak kemudian merengkuh gadis itu dalam pelukan nya , membuat kedua nya terisak.
Rico tersentak melihat pemandangan itu. Vicky tidak pernah menangis setelah di pukuli, namun hari ini seorang Joe mampu membuat gadis itu meluapkan kan emosi nya. Joe mampu menerobos ke dalam hati Vicky yang terdalam.
Lukas juga terkesiap melihat nya. Selama ini sepupu nya tidak pernah menangis, dan hari ini Joe menangis untuk seseorang. Vicky pasti sudah membuat Joe merasa terikat begitu dalam nya pada seorang gadis.
Ethan dan Rey pun merasa terharu karena kedua nya saling mencintai, meski di awali dengan cara yang salah.
Tbc
Joe terdiam dan melihat Vicky yang memang kesulitan berjalan. 'Apa aku begitu kasar sampai dia kesakitan.' Batin Joe bertanya. Dengan cepat dia mengambil kunci mobil dan menggendong Vicky ala bridal style.
" Maaf ya kalau koko kasar main nya." Ucap Joe dengan nada penyesalan.
" Koko main nya lembut koq, ga kasar cuma terlalu banyak kita main nya." Jawab Vicky sambil mengalungkan tangan nya di leher Joe.
" Maaf sweety, abis nya kamu nikmat banget." Ucap Joe sambil menuruni tangga, untung lah tidak ada yang melihat nya, kalau tidak bisa habis di hajar papa nya karena macem-macemin anak orang.
" Emang nya aku makanan apa? Nikmat. Koko mah enak yang punya pedang nya. Nah aku yang kesakitan pas masuk nya." Dumel Vicky.
" Hahahaha.. Sakit tapi enak kan. Bukti nya kamu nagih terus." Vicky hanya cemberut saat Joe mendudukkan dan memasangkan silt belt saat di mobil.
" Auh ah.." Kata Vicky sambil membuang muka ke jendela saar Joe menyalakan mesin mobil.
" Mau makan apa?" Tanya Joe sambil mengusap lembut rambut Vicky yang setengah basah.
" Apa aja.." Setelah itu sunyi terasa di mobil, setengah jam kemudian Joe menghentikan mobil nya dan melepaskan silt belt Vicky. Lelaki itu menangkup wajah Vicky.
"Hey sweety, kamu marah ama koko?" Vicky masih memasang muka jutek nya.
Joe hanya menghela nafas lalu mencium bibir Vicky, awal nya lembut namun lama-kelamaan Joe melumat kasar bibir Vicky, mereka berciuman hingga kedua nya melepaskan nya karena butuh oksigen.
" Maaf ya." Ucap Joe masih menempelkan kening mereka berdua.
" Koko...Aku..malu." Ucap Vicky terbata-bata , pipi nya memerah padam.
" Koko udah liat semua nya. Pain lagi kamu harus malu." Kata Joe lagi. Kriukkkkkkk Suara perut Vicky mengacaukan suasana romantis yang tercipta. Mereka berdua tetawa bersamaan.
" Bisa jalan ga?" Vicky hanya mengangguk pelan mendengar pertanyaan Joe.
" Tapi pelan-pelan aja ya." Sahut Vicky sambil memegang lengan Joe.
**************************
Sesuai prediksi Joe dan Vicky berada dalam 1 tim di tambah 1 orang cewe kelas 3 ipa 1 bernama Rena Agustina. Ada 4 tim yang mengikuti lomba fisika yang di adakan bulan depan. Sepulang sekolah mereka ikut pelatihan selama 2 jam.
Sementara 10 orang lain nya kepayahan mengerjakan soal-soal yang membuat stroke mendadak, Joe dan Vicky mengerjakan nya dengan santai.
Siang itu setelah 2 minggu pelatihan, Joe melihat ada yang aneh dengan Vicky. Gadis itu sering tertidur di mana pun dan tubuh nya terlihat lebih kurus.
" Vi..Kamu koq keliatan lebih kurus.. Ada apa sayang?" Tanya Joe di kamar nya. Vicky sedang membaca soal yang tadi di ajarkan.
" Mungkin aku kecapean ko, belajar terus sampe lupa makan." Ucap Vicky santai namun Joe tau bahwa gadis nya menyembunyikan sesuatu.
" Koko pijat ya?" Ucap Joe meletakkan soal yang di pegang Vicky dan merebahkan tubuh gadis itu di ranjang. " Tengkurep sayang." Joe mulai memijat bahu Vicky dengan lembut. Entah karena kelelahan atau terbuai pijitan Joe, tak lama Vicky tertidur. Joe membalikkan tubuh Vicky dan menyelimuti nya, meski pun dia ingin menyatukan tubuh mereka berdua namun melihat wajah Vicky yang lelah Joe mengurungkan niat nya. Lelaki itu tidak ingin Vicky jatuh sakit karena kelelahan.
" Shit...Gue mesti nenangin Joe junior. " Umpat Joe sambil menuju kamar mandi.
" Hoammm." Vicky menggeliat saat membuka mata nya. Gerakan itu membuat Joe kembali bernafsu, jika tidak terbentur waktu, lelaki itu ingin menerjang tubuh Vicky yang masih menggerakan tubuh nya. Joe segera tersadar bahwa dia harus mengantar pulang Vicky. Apalagi sekarang sudah jam 7 malam.
" Cuci muka dulu sweety. Koko antar pulang udah jam 7 malam. Ntar kamu.di cariin orang rumah." Kata Joe dengan suara bergetar dan serak menahan gairah nya yang kembali timbul.
Sebelum Vicky menjawab iphone nya berbunyi. Ko Viko Calling. Vicky mengusap tombol jawab dan berkata.
" Ya ko."
" De... Kamu jangan pulang dulu malam ini. Di rumah ada pesta dadakan buat relasi papa. Besok siang aja yah pulang nya. Papa juga langsung terbang ke Belanda sama Ko Vito. Belum tau berapa lama. Udah dulu ya. "
Vicky menutup sambungan telepon nya kemudian mendesah. Joe yang melihat nya langsung bertanya. " Ada apa?"
" Di suruh pulang besok siang. " Jawab Vicky singkat . Memang bukan pertama kali Vicky menginap di rumah Joe, namun lelaki itu merasa janggal dengan telepon itu.
Mungkin dia harus menyelidiki kalau gadis nya ini tidak mau memberitahukan apa yang terjadi. Sedetik kemudian Joe menyeringai . Vicky yang menyadari arti tatapan Joe pun merentangankan tangan nya, mengundang Joe ke pelukan nya yang tentu saja langsung di sambut lelaki itu dengan menubruk tubuh mungil Vicky dan menindih nya.
" Kamu tau tidak sedari tadi koko berusaha menahan nya. Koko ga mau kamu cape terus sakit." Ucap Joe serak sambil membimbing tangan Vicky menyentuh kejantanannya yang sudah menegang.
" Terima kasih koko udah peduli sama aku. Ga mementingkan kebutuhan koko meski pun koko bisa." Balas Vicky sambil meremas bukti kejantanan Joe membuat lelaki itu mengerang.
Selanjut nya Joe mencium bibir Vicky dengan lembut namun ciuman itu perlahan berubah menjadi lumatan penuh gairah saat lidah mereka bertemu dan bertukar saliva. Bibir dan tangan Joe turun ke dua gundukan daging kenyal milik Vicky dan melahap nya dengan rakus membuat Vicky mengerang hebat.
Setelah puas dengan payudara Vicky, Joe membenamkan wajah nya di antara paha Vicky membuat gadis itu menggeliat kencang di sertai desahan yang seksi di telinga Joe. Lidah lelaki itu menyentuh klitoris nya dan menjilat nya seperti eskrim yang lezat, membuat kewanitaan Vicky semakin basah.
" Seperti nya kamu sudah basah dan siap untuk ku." Sahut Joe saat vagina Vicky mengedut dan mengeluarkan cairan nya.
" Bersiap lah sayang." Kata Joe sambil menghentakkan milik nya ke dalam milik Vicky yang masih terasa sempit dan menggigit junior Joe. " Oh Vivi. Punya kamu masih sempit aja. Oh kamu nikmat banget."
Vicky hanya pasrah di bawah tubuh Joe saat lelaki itu menggoyangkan pinggul nya dengan kuat membuat vagina Vicky seakan di aduk dan 'gadis' itu berteriak saat mencapai orgasme nya.
" Koko...Jangan tembak di dalem. Aku...lagi..masa subur." Kata Vicky tersengal-sengal di selingi tusukan junior Joe yang makin menggila. Membuat Vicky mengerang dan menggigit dada Joe untuk meredam gairah nya yang kembali timbul. Setelah multiple orgasme yang di rasakan Vicky akhir nya Joe merasa kejantanan nya berkedut dan sesuai permintaan Vicky, lelaki itu mengeluarkan pelepasan nya di atas perut rata Vicky.
Orang tua Joe sedang sibuk-sibuk nya mengurus perusahaan yang mulai berkembang pesat. Jadi jangan heran kalau mereka jarang berada di Bandung, sementara , Samuel , kakak lelaki Joe yang berusia 20 tahun sedang berkuliah di Jerman, mengambil jurusan bisnis sembari mengurus anak cabang perusahaan yang berada di sana. Maka jangan heran kalau Joe leluasa melakukan yang 'iya-iya' sama Vicky.
Setelah pertempuran panas mereka yang menghabiskan waktu 50 menit. Kedua nya merasa lapar. Akhir nya setelah mandi dan memakai baju. Joe memutuskan untuk mengajak dinner Vicky. Awal nya Joe ingin mengajak nya ke resto mahal yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Vicky karena yang di inginkan oleh gadis itu adalah ramen. Membuat Joe makin mengaguminya. Seorang anak orang super tajir namun gaya hidup nya sederhana, bahkan Vicky pernah merengek pada nya untuk memakan otak-otak abang bersepeda yang sedang mangkal, karena tidak tahan dengan cacing di perut nya yang mulai berdemo.
************************
Tiba saat nya hari perlombaan. Tim yang di pimpin Joe meraih juara 1, sedangkan teman-teman nya paling barter juara 3. Sedang dua tim lain nya tersisih di perempat final.
Vicky sudah merasakan gelisah saat lomba di mulai. Namun dia menepis kegelisahan nya dan menfokuskan pada soal yang di tanyakan.
Bahkan setelah tim mereka di nyatakan sebagai pemenang dan mereka akan maju menerima medali dan piala. Vicky semakin pucat dan gelisah.
" Vicky...Ayo kita makan di resto jepang buat merayakan kemenangan tim kita dan tim Abigail yang dapat juara 3. Tim Thomas dan Ben yang masuk perempat final." Kata Rena sambil menarik tangan Vicky.
" Maaf kak. Aku...langsung balik aja.." Jawab Vicky terbata-bata.
" Ga di cariin Joe kalo balik sekarang?" Tanya gadis itu heran.
" Ntar aku sms aja. Duluan ya kak." Sebelum Rena sempat bicara Vicky langsung berlari.
" Ada yang aneh... Gue harus kasih tau Joe." Ucap nya sambil mencari-cari keberadaan lelaki berkulit agak gelap itu.
" Joe.....Hosh...Cewe lo aneh banget " ucap Rena tersengal-sengal.
" Aneh kenapa kak?" Tanya Joe balik. Rena menceritakan pembicaraan nya dengan Vicky di toilet. Joe tercenung mendengar nya. Jadi ada yang di sembunyikan Vicky dari nya tapi apa? Batin Joe berbicara.
" Thanks ya kak. Kita juga duluan deh." Ujar Lukas menarik tangan Joe menyadarkan lelaki itu.
" Joe. Gue baru install aplikasi gps tuk lacak orang. Sekarang masukin no handphone Vicky." Perintah Lukas sembari menyodorkan ipad nya.
" Oke kita ikutin Vicky." Kata Lukas kepada ketiga cowo di depan nya( Joe Ethan dan Rey). Baru mereka mau pergi Rico berlari ke arah mereka
" Kalian mau cari Vicky kan. Ayo cepetan." Ucap nya sambil menarik nafas.
" Emang kenapa sih?" Tanya Rey kepo
" Ish..Buru ga pake lama ." Kata Rico. Kentara sekali dia begitu cemas.
" Titik nya makin kenceng di sini. Seperti nya Vicky ada sekitar sini." Ujar Lukas mengarahkan Joe yang mengemudi. Di belakang nya Rico terlihat semakin gelisah. Sementara Ethan dan Rey lebih memilih membuka sosmed di smartphone nya.
" Ayo turun parkir mobil nya jangan keliatan. " Kata Rico menunjuk sebuah gudang baru yang belum beroperasi.
Kelima cowo itu pun mengendap-endap. Saat melihat seorang pria berumur 40tahunan memakai seragam supir sedang membelakangi mereka seakan lagi mengintip di celah kecil. Rico menghela nafas kasar. Membuat keempat nya terpusat ke arah nya.
Dengan perlahan Rico mendekati sang supir dan menepuk pelan bahu pria itu.
" Mang Imron.. Udah lama di sini?"
" Eh den Rico..Ada den Johanness juga. Udah 15 menit.."
" SIAPA YANG SURUH LO IKUT LOMBA..MAKSUD NYA APA..LO MAU NGAKU KALO LO ANAK GUA..DASAR ANAK SIAL..." Teriakan seorang pria mengagetkan semua nya. Dan dari celah pintu terlihat seorang pria sedang memukuli seorang gadis dengan gesper.
Joe yang melihat langsung jatuh terduduk , gadis nya sedang di siksa habis-habisan baik fisik maupun mental oleh ayah nya sendiri. Tidak ada teriakan atau air mata yang keluar hanya tubuh kecil yang pasrah menerima semua pukulan bertubi-tubi. Saat Joe akan merangsek masuk. Rico menahan nya dan berkata.
" Kalau lo masuk sekarang memang Vicky akan berhenti di pukuli. Namun lain kali dia akan lebih parah di siksa nya . Please Joe. Lo masih mau lihat Vicky hidup kan?"
Joe terkesiap mendengar nya.
" Sekarang kita keluar dulu. Sebab kalo sampe papa nya Vicky liat kita itu bahaya buat Vicky ke depan nya. Nanti setelah Vicky di obati gue bakal cerita ke lo."
Ucapan Rico membuat Lukas menarik tangan Joe agar bergegas keluar dari gudang dan menunggu di mobil. Sekitar 20 menit yang menyiksa bagi Joe akhir nya, pria tua baya yang terkenal di dunia bisnis Wilson Christoper keluar dari gudang itu di susul dengan mang Imron yang terlari-tari kecil menuju mobil Alpard hitam seakan mendahului bos nya , kemudian membuka pintu mobil itu . Tidak lama kemudian mobil itu meninggalkan gudang. Barulah kelima pemuda itu berlari masuk ke dalam.
Joe terisak saat melihat tubuh kecil itu mencoba bangkit, tidak memperdulikan rasa sakit yang pasti terasa akibat penyiksaan brutal itu.
" Vi..." Panggil nya lirih. Membuat Vicky mengarahkan pandangan nya. Saat itu lah mata hitam Vicky bertemu dengan mata coklat milik Joe. Selanjut nya tanpa dapat di cegah air mata nya mengalir deras. Lelaki itu menghampiri Vicky dengan perasaan sesak kemudian merengkuh gadis itu dalam pelukan nya , membuat kedua nya terisak.
Rico tersentak melihat pemandangan itu. Vicky tidak pernah menangis setelah di pukuli, namun hari ini seorang Joe mampu membuat gadis itu meluapkan kan emosi nya. Joe mampu menerobos ke dalam hati Vicky yang terdalam.
Lukas juga terkesiap melihat nya. Selama ini sepupu nya tidak pernah menangis, dan hari ini Joe menangis untuk seseorang. Vicky pasti sudah membuat Joe merasa terikat begitu dalam nya pada seorang gadis.
Ethan dan Rey pun merasa terharu karena kedua nya saling mencintai, meski di awali dengan cara yang salah.
Tbc