Selasa, 17 April 2018

Healing Me ~7


Hai3x balik lagi dengan eik, author gaje dan mumpung ide ada langsung capcus nulis. Yuk mare di cek. Warning rate 17+++

Part 7~ Kebenaran yang mulai terungkap

Author POV

Fania sedang memanggang seekor ayam sembari mempersiapkan bekal untuk Dave dengan di bantu bi Sum.  Baru pertama kali nya Fania memasak untuk Dave setelah menikah karena diri nya selalu mual jika mencium bau masakan.  Jadi lah bi Sum yang memasak.  Bersyukurlah kali ini Fania tidak merasakan mual saat mulai menumis bawang merah dan putih.

" Non, biar bibi yang beresin dapur. Non mandi dulu. Ntar saya bilang Dimas buat anter non ke kantor den Dave."  Ucap bi Sumi saat semua masakan Fania matang.

Setelah menempuh jarak 30 menit akhir nya Fania sampai juga di Ferdinand Corp.  Dimas juga sudah  pulang setelah mengantar Fania.

" Maaf mba nya cari siapa?" Tanya resepsionis yang baru masuk seminggu yang lalu, maka tidak heran jika wanita ini tidak mengenal Fania.

Dandanan resepsionis itu terlalu tebal untuk ukuran seorang pegawai biasa dan sang resepsionis tambah meremehkan Fania, apalagi  saat ini dia sedang memakai dress berwarna coklat susu dan sendal jepit senada tanpa ada riasan maupun perhiasaan yang menempel di seluruh tubuh nya.  Namun tetap saja Fania memancarkan kecantikan alami nya.

" Saya mau ke kantor Dave Ferdinand." Jawab Fania sembari melihat name tag resepsionis itu.  Rini W.

" Sudah buat janji sebelum nya?" Tanya resepsionis itu tanpa menyembunyikan tatapan menghina nya.

" Saya Fania Gilbert istri Dave Ferdinand " Fania menjawab pertanyaan dengan tenang, padahal dia sudah merasa pegal  meski berdiri selama bermenit-menit.

" Ah ga mungkin, mba nya bercanda ya. Banyak perempuan yang ngaku-ngaku punya hubungan dengan Pak Dave." Jawab Rini mulai nyolot.  Fania hanya menghembuskan nafas punggung nya mulai terasa sakit dan dia merasa mual.

" Oek..oek." Fania menutup mulut nya menahan agar diri nya tidak memuntahkan isi perut nya.

" Loh. Fani..Kenapa kamu nak?" Ivanka langsung menghambur ke arah Fania meninggalkan suami  nya saat melihat menantu nya di depan meja resepsionis. " Ya Tuhan, papa panggil Dave. Nak, yang mana yang sakit." Teriak Ivanka pada suami nya sembari memijit tengkuk Fania, sementara Rini sang resepsionis memucat di tempat nya. Jadi wanita hamil ini memang menantu Ivanka nyonya besar Ferdinand. Habislah riwayat nya.

" Mual dan punggung ku sakit, ma." Ucap Fania lemah.

" Lagian kenapa ga langsung masuk aja sih." Cerocos Ivanka sambil mengambil alih rantang di tangan kiri Fania.

" Sweety, kamu kenapa?" Sahut Dave setelah mendapati istri dan mama nya di meja resepsionis.

" Istri kamu mual dan punggung nya sakit. Dave." Terang Ivanka pada putra nya.

" Kamu seharus nya banyak istirahat sweety. apalagi bawa si kembar." Ucap Dave sembari mengambil alih istri nya dari pelukan mama nya.  Sedetik kemudian lelaki itu menggendong Fania ala bridal yang membuat seluruh perhatian pegawai teralihkan kepada Dave.

" Pak Dave suami siaga ya."
" Pak Dave sayang banget sama istrinya."
" Pak Dave.."
" Pak Dave.."

Begitulah perkataan semua orang yang nemuji perlakuan Dave pada Fania.

" Kangen kakak. Rasa nya aku ga mau jauh sama kakak." Ucap Fania sembari menghirup aroma maskulin alami Dave.  Fania meminta Dave tidak memakai parfum apapun. " Aku juga mau makan mangga muda kak yang langsung dari pohon nya.  Aku mau liat kakak yang ambil." Perkataan Fania membuat Dave terkejut sementara Leo dan Ivanka tersenyum geli mendengar ngidam nya Fania.

" Eh. Ga bisa yang udah ada di tukang buah aja. " Dave mencoba menawarkan hal yang mudah.

" Ga mau. Aku mau liat kakak manjat pohon mangga." Sahut Fania mulai berkaca-kaca membuat Dave kebingungan.

" Sudahlah Dave ikuti permintaan istri mu.  Nanti papa tanya siapa yang punya pohon mangga di sini.  Kamu bawa Fania ke kantor mu. Sekalian makan siang, istri mu udah bawain makan tuh." Kata Leo menenangkan putra nya.

" Ya udah Dave. Fani. Kalian duluan yah. Mama masih ada urusan." Sahut Ivanka santai namun mata nya memandang tajam Rini sang resepsionis yang terus menundukkan kepala nya.

Sepeninggal Dave dan Fania. Ivanka mendekat ke arah resepsionis dan berkata. " Untung menantu saya tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan karena kehamilan nya.  Dan saya akan minta suami saya untuk memutasi kamu keluar daerah."

" Tapi bu..keluarga saya semua ada di sini." Kata Rini sambil memelas.

" Harus nya kamu berfikir itu tadi saat berbicara dengan menantu saya." Desis Ivanka tajam kemudian berlalu menyusul anak dan menantu nya.

Ivanka mengerutkan dahi nya saat melihat Zahra bertingkah aneh.  Baiklah aku akan mencari tahu tentang sekertaris ganjen ini. Kata Ivanka dalam hati nya sebelum berdehem keras membuat Zahra gelagapan karena terpergok mengintip ruangan Dave.

" Fani sayang.. Gimana uda enakan belum?" Tanya Invanka pada Fania yang sedang memeluk Dave.

" Mual nya uda ilang pas deket papa nya.  Cuma punggung ku masih pegal. Ma." Sahut Fania sembari merasakan sentuhan Dave di punggung nya.

" Ah papa nya dapat dukungan si kembar ternyata." Ucap Ivanka sembari menyiapkan bekal yang di bawa Fania untuk Dave.

" Dave panggil papa mu biar kita makan sama-sama. Mama juga bawa makanan untuk papa.." Dave segera menuju meja nya dan memencet intercom ruangan Leo.

" Fani ayo makan, masa cuma diliatin aja?" Tanya Leo saat melihat Fania hanya meminum jus stoberi yang di pesan melalui Zahra.

" Mau makan sate padang cuma langsung di tempat gerobak abang nya." Jawab Fania sambil membayangkan makanan itu. Tanpa sadar dia mengecap. Membuat Leo dan Ivanka teringat saat Dave masih dikandungan.

" Mereka tidak menyusahkan kan?" Tanya Ivanka sembari mengelus perut Fania yang  sedikit membuncit.

" Meski menyusahkan Dave pasti akan mengusahakan nya pa ma. Dave masih tidak percaya akan menjadi papa." Ucap Dave sembari mengunyah ayam bakar nya. " Setelah ke dokter siang ini kita akan mencari nya, sweety."

Dave meminta izin Leo untuk pulang lagipula pekerjaan nya untuk hari ini sudah selesai.

Para ibu hamil menatap Dave dan Fania dengan tatapan kagum.  Pasangan serasi yang biasa nya terlihat di majalah, mereka temui secara langsung.

Tiba giliran Fania di panggil dan Dave menggandeng tangan istri nya. Setelah suster membubuhkan gel dingin di perut Fania dokter Bram melakukan usg.

" Mereka baik-baik saja. Udah mulai berbentuk embrio.  Saya resepkan penguat kandungan. Nanti kalau udah lewat trimester pertama akan saya kurangi dosis penguat nya." Ucap dokter 50 tahunan itu sambil tetap menatap monitor.

Sesuai janji Dave, lelaki itu memanjat pohon mangga setelah Leo memberi alamat salah satu pegawai nya Pandu divisi marketing.  Di rumah minimalis itu Pandu sudah menunggu dengan sang ibu yang menatap kedua nya dengan kagum.

 Lelaki berusia 22 tahun itu memang belum menikah.  Mereka berempat langsung menuju pekarangan di mana sudah tersedia tangga di bawah pohon mangga itu.

" Pak Dave. Biar saya yang ambilkan mangga nya." Ucap Pandu dengan setengah ngeri saat melihat bos nya mulai memanjat dengan susah payah.

" Istri saya yang ingin melihat saya langsung memanjat mengambil nya." Jawab Dave tegas membuat Pandu tidak dapat berkata-kata lagi.  Ya pantas lah dia menjadi bos, pria ini memiliki tekad sekeras baja.

Jadilah Fania Pandu dan Rieke nama ibu Pandu melihat Dave menaiki pohon mangga.  Tak lama kemudian Leo dan Ivanka menyusul ke rumah Pandu dan mendapati putra mereka sedang memakai kaus santai dan celana selutut yang mereka yakini adalah milik Pandu karena pakaian itu terlihat biasa.

Diam-diam Leo memperhatikan Pandu.  Dia menyadari bahwa penjualan meningkat drastis semenjak pemuda itu mulai bergabung dengan Ferdinand Corp beberapa bulan lalu. Ah ini pasti jalan Tuhan untuk menunjukkan padaku bahwa ada orang berbakat di perusahaan ku. Oke mulai besok aku akan lebih memperhatikan anak muda ini.

Setelah mengambil 20 mangga. Dave memutuskan untuk turun dan dia terkejut mendapati orang tua nya sudah berada di rumah Pandu.

" Dave sayang.  Kamu luar biasa nak. Terlihat gagah dan keren di atas. Mama pikir kamu cuma bisa bermain dengan alat fitness di gym." Celetukan Ivanka membuat Dave merenggut. Segitu tidak percaya kah mama nya kalau dia bisa memanjat pohon.  Gini-gini dia melakukan wall climbing seminggu sekali di akhir pekan.  Ah Dave jadi teringat bahwa dia belum melalukan olahraga itu ataupun ke gym setelah menikah.  Untung lah dia masih sempat jogging 30 menit setiap hari, kalau tidak bisa-bisa perut nya membuncit.

" Ya udah daddy kembar pulang yuk. Mommy kembar masih mau makan sate padang sebelum makan mangganya." Rajukan Fania membuat Dave tersadar bahwa istri nya belum makan semenjak di kantor jam 11 tadi sedang sekarang sudah jam 3 sore.

" Pa. Ma. Dave balik dulu. Pandu dan nyonya Rieke terima kasih atas mangga dan pinjaman baju nya." Pamit Dave sembari menggandeng Fania dengan tangan kanan nya semetara tangan kiri nya memegang plastik berisi mangga hasil petikan nya.

" Terima kasih nak Pandu. Si kembar memang hanya ingin merepotkan papanya." Sahut Leo saat mobil Dave mulai menjauh.

" Ga apa apa pak.  Nama nya ngidamya mesti di turuti.  Kalau saya liat seperti nya menantu bapak hamil anak lelaki." Jawab Rieke. Dia sudah berpengalaman melahirkan 5 anak, apalagi dia baru pensiun dari rs sebagai bidan saat Pandu anak terakhir nya mulai bekerja setengah tahun yang lalu.  Untunglah dia sudah di angkat menjadi pegawai negeri..jadi untuk makan sehari-hari tidak terlalu pusing karena uang pensiun yang teratur masuk ke rekening nya.

Suami nya sudah meninggal 8 tahun yang lalu membuat nya bekerja extra untuk menghidupi diri nya dan 3 anak yang masih bersekolah.  Anak pertama nya  bekerja di Arab Saudi selepas kuliah. Sementara kembaran nya juga sudah bekerja di perusahaan multinasional melalui rekomendasi dosen nya. Si kembar lah yang membantu ibu nya dalam finansial.

" Bu. Pak Leo dan Bu Vanka mau pulang." Kata Pandu membuyarkan lamunan ibu nya.

" Ya sudah nak Pandu. Istirahat lah saya tau divisi marketing sedang di kejar target.  Berusahalah ya saya percaya kamu bisa." Ucap Leo sambil menepuk bahu Pandu membuat sesaat lelaki itu merasakan perlakuan seorang ayah yang meyemangati nya.

" Terima kasih, saya akan berusaha semampu saya." Jawab Pandu saat rasa terkejut nya sirna.


******************************************

" Keparat sialan ini berhasil mengembalikan kepercayaan publik rupanya." Teriak seorang pria sambil membanting imac nya di sofa saat melihat foto Dave dan Fania yang semakin mesra.  Bahkan kedua nya beberapa kali masuk majalah bisnis sebagai pasangan  muda idaman.

" Tenanglah babe. Kita akan pikirkan bagaimana cara menghancurkan lelaki gay itu." Ucap seorang pria sembari memeluk perut rata kekasih nya dari belakang.

Arnold membalikkan kekasih nya lalu melumat bibir nya dengan nafsu.  Kedua nya saling membuka pakaian hingga kedua nya telanjang.  Arnold yang biasa submisive menjadi dominant semenjak tidak berhubungan dengan Dave yang terpenting, lelaki itu tidak memakai kondom saat mulai melakukan anal sex kepada pasangan nya.  Lelaki itu merasa lebih nikmat melakukan nya tanpa pengaman. Sementara Dave bersikeras menggunakan pengaman saat mereka dulu bersama.

" Oh shit. Karena berpura-pura menjadi gay agar aku dapat menjadi kekasih Dave keparat itu.  Sekarang aku menjadi omnivora dan si keparat itu sudah berubah normal.  Oh babe puaskan aku dengan mulut mu." Ucap pria yang ternyata Arnorld pada kekasih nya.  Pria itu menarik tubuh kedua nya menuju ranjang dan mulai membuka pakaian masing-masing.

Di lain tempat terdapat sepasang pria dan wanita yang saling mencumbu dengan panas nya.  Sang pria mengecup leher wanita nya dan meninggalkan bekas kemerahan.  Tangan kekar nya menurunkan lingeri sutra berwarna coklat tua, menampakan kedua payudara yang mulai membesar dan bertambah kekenyalan nya saat ini karena sedang mengandung.

" Kak. Ishh.. geli..ahh yes kakak..." Desah sang wanita, Dave.  Lelaki itu menyentuh istri nya lembut seakan takut menyakiti bayi mereka.  Bahkan Dave harus nenyangga tubuh nya dengan kedua tangan nya agar tidak menindih Fania saat penyatuan mereka berlangsung.  Dave benar-benar menahan nafsu nya untuk tidak bermain cepat.

Desahan bersahutan di kamar itu.  Dave mengeluarkan kejantanan nya dan memuncratkan benih nya ke atas perut Fania.

******************************************

" Pa. Sekertaris Dave seperti nya penyusup.  Mama sudah menyelidiki nya." Ucap Ivanka saat kedua nya sarapan.

" Jadi mama sudah mengetahui nya? Papa membiarkan karena wanita itu bisa menjadi umpan siapa yang berada di belakang nya." Sahut Leo sambil nenyeruput kopi nya.

" Ya uda kita biarkan dulu.  Sambil kita terus awasi pergerakan nya.  Mungkin setelah ini sekertaris Dave harus seorang pria.  Mama ga mau Fania merasa terganggu." Ucap Ivanka dengan nada protektif membuat Leo tersenyum.

" Papa ga nyangka kalo Fania dapat membuat Dave normal lagi.  Malahan dia tokcer juga langsung dapat anak kembar." Kata Leo sambil terkekeh.

" Like son like father. Dave kelakuan nya mirip papa waktu muda. Mesum. Protektif. " Sahut Ivanka sembari mengenang masa muda nya.

" Pa. Mama jadi kangen Deva." Kata Ivanka menahan tangis nya.

" Sabar ma. Kita masih berusaha mencari nya kan.  Penculik ini memang lihai dia berhasil menghapus jejak kejahatan nya." Ucap Leo sambil mengelus punggung istri nya memberi penghiburan.

Tbc




















Senin, 02 April 2018

Healing Me~6

Hai3x ketemu dengan author gaje mumpung ide nya lagi ada cuma males nulis Halah alasan apa itu.😅😅😅. Ingat rate 17++++ mohon kebijaksanaan nya. Part ini mungkin pendek di banding part yang lain. So enjoy it.

Part 6~ Sweet honeymoon

Author POV

Papa Leo memberikan Dave cuti seminggu untuk pergi honeymoon.  Cuma karena kandungan Fania masih terlalu muda untuk bepergian dengan pesawat.  Akhir nya Dave memutuskan untuk honeymoon ke Jogja dengan naik kereta eksekutif.

Ada seorang dari perusahaan Ferdinand yang mengantar kedua nya karena kebetulan perusahaan Ferdinand akan melakukan meeting di Jogja dengan perusahaan setempat. Mereka akan berpisah saat sudah tiba di hotel.

" Sweety. Mau tidur dulu apa kita jalan-jalan?" Tanya Dave saat kedua nya di kamar hotel.

" Mau makan gudeg. Ah mandi dulu deh." Sahut Fania sambil membuka koper mereka dan meletakkan baju ke lemari yang tersedia. " Eh. Kapan kakak beli ini?" Sahut Fania saat melihat bra dan cd hamil yang berwarna warni.

" Ada deh. Semoga kamu suka. Kakak ga tega liat kamu sesak pas pake bra kawat kamu kemarin-kemarin." Sahut Dave sambil mengelus dan mengecup perut istri nya. Sedetik kemudian tangan Dave merayap menuju payudara Fania dan meremas nya.

KRIUKKKK. Bunyi perut Fania menyadarkan Dave bahwa istri dan anak kembar nya kelaparan. " Huuu.. Kalian sekongkol dengan mama kalian ya? Kalian ga kasihan apa 'adik' papa udah bangun. AUUU."

Fania mencubit lengan Dave karena perkataan mesum suami nya. " Kakak.. Jangan ajarin mereka yang ga baik." Omel Fania sambil menuju kamar mandi. 15 menit kemudian Fania keluar dengan hanya berbalut handuk di tubuh nya.

" Udah buruan mandi Papa nya kembar.  Mama nya kembar udah lapar." Ucap Fania sambil mempelototi Dave membuat lelaki itu segera beranjak ke kamar mandi.

Dave memakai kemeja lengan pendek berwarna biru muda dengan jeans hitam panjang serta sendal gunung hitam. Simple namun masih memancarkan ketampanan Dave.  Sementara Fania memakai dress santai berwarna coklat susu, sendal santai berwarna biru gelap serta memakai riasan yang aman untuk wanita hamil.  Rambut panjang nya di kepang samping.  Kedua nya terlihat serasi.

Setelah menghabiskan 2 piring gudeg 2 es jeruk. Fania masih merasa lapar saat melihat Dave yang sedang memakan mie Jawa nya. Dengan cepat Fania menyambar mangkok mi suami nya membuat Dave terkejut. " Eh. Sweety kamu belum kenyang?" Anggukkan Fania membuat Dave memanggil pelayan untuk memesan semangkok mi Jawa lagi untuk diri nya.

Mereka memutuskan untuk ke daerah keraton Jogjakarta dan pada malam hari ke alun-alun kidul. Karena tempat itu masih aman di datangi Fania. Sementara esok hari nya mereka memutuskan ke malioboro dan musium Affandi.  Namun di hari ketiga mereka hanya berdiam diri di hotel karena Fania terus menerus muntah pada pagi hari nya.  Setelah meminum obat anti mual Fania tertidur dengan Dave yang memeluk perut nya.

" Kak. Mau makan makaroni schotel." Ucap Fania sambil mengguncang bahu suami nya.  Dave meringis mendengar nya bukan nya dia tidak mau dia tidak mau membelikan Fania makanan tersebut.  Namun mereka sedang berlibur di hotel yang jauh dari kesan internasional.  Setengah menghela nafas Dave mengecup dahi istri nya sebelum berkata. " Tunggu ya. Kakak tanya chef restoran ini."

" Tapi aku mau kakak yang masakin." Doenggg. Perkataan Fania yang selanjut nya membuat Dave kembali meringis.  Dia kan tidak bisa memasak.

" Eh. Kakak minta tolong chef nya aja ya. Pasti jauh lebih enak dari buatan kakak."

" Ga mau..Mau nya kakak yang buatin." Fania mulai menangis membuat Dave bingung harus berbuat apa.  Sedetik kemudian dia menghubungi Anto. Manager perusahaan yang berangkat dengan nya dan Fania.  Untung lah pria 40 tahun itu belum pulang ke Jakarta.  30 menit kemudian Anto menghubungi Dave memberitahu bahwa dapur hotel ini dapat di gunakan oleh Dave.

" Sweety. Kamu mau tunggu di sini atau ikut kakak?" Tanpa menunggu lagi Fania langsung memakai bra dan mengancingkan dress nya serta  menarik tangan Dave keluar dari kamar mereka.

" Tunggu di meja aja ya. Sweety." Fania menunggu sambil meminum susu hamil nya.

Sesampai nya di dapur sesuai petunjuk chef hotel. Dave mulai membuat makanan yang di minta istri nya. Hendra sang chef sebenar nya ingin membantu. Namun Dave dengan tegas menolak nya membuat sang chef melemparkan kekaguman nya. " Memang kalau istri ngidam kita sebagai suami harus turutin. Cuma saya salut sama bapak. Jelas-jelas bapak belum pernah memasak namun bapak mau susah payah turun ke dapur."

" Ya kan saya ga tau rasa nya hamil. Cuma melihat istri saya mual dan muntah terus menerus saya kasihan.  Jadi kalau dia mau makan ya bagus buat bayi kami." Jawab Dave sambil memasukkan adonan ke microwave.

20 menit kemudian Dave menghampiri Fania yang mulai cemberut di meja nya menunggu Dave yang di dapur hampir 1 jam.  Setelah melihat suami nya Fania berkomentar. " Lama."

" Ya maaf sweety. Ini udah jadi makaroni schotel nya. Di makan ya?" Ucap Dave sambil membawa hasil buatan nya.

Fania melihat dengan mata berbinar sebelum mulai melahap makanan itu.  Dave tersenyum lega saat istri nya terlihat menikmati masakan nya.  Pengunjung restoran yang kebetulan duduk di dekat pasangan itu memuji Dave yang rela memasak untuk istri nya yang sedang hamil. Bahkan ada yang diam-diam mengambil foto mereka dan memposting nya ke media sosial dengan caption Suami sayang istri. Cute couple. Suami idaman. Lucky woman.

Dan tentu saja itu semakin membuat saham perusahaan Ferdinand Corp dan Rico's Group meningkat.  Karena jika nengurus Dave rela melakukan apapun untuk istri nya maka hal yang sama akan di lakukan nya untuk perusahaan.

" Kakak, mau minum jus stoberi pake madu." Ucap Fania sambil mengelus perut nya.  Membawa dua nyawa dalam rahim nya membuat Fania merasa lapar jika tidak merasa mual. Dave mengangguk dan memanggil pelayan agar membuatkan nya segelas jus stoberi untuk Fania dan jus Alpukat dengan krimer kental coklat untuk nya.

" Udah kenyang?" Tanya Dave pada istri nya yang mulai mengantuk.  Tanpa banyak kata Dave menggendong Fania dengan bridal style menuju kamar mereka.

Dave membuka kancing dress Fania dan mencopot bra istri nya agar Fania merasa nyaman.  Setelah itu lelaki itu memijit betis Fania yang mengeras. Dave melakukan itu sampai istri nya tertidur.

" Ya uda tidur.. Boy. Puasa dulu kita." Gumam Dave pada diri nya saat melihat kejantanan nya yang menegang.  Dave sudah 'berpuasa' dari seminggu yang lalu sehabis resepsi pernikahan mereka.  Dengan mendesah lelaki itu beranjak ke kamar mandi.

Fania terbangun karena haus.  Karena gelas dan teko air berada di sebelah Dave otomatis membuat Fania mengenai Dave saat mengambil gelas itu.  Wanita itu malas beranjak dari kasur.  Dave terbangun merasakan pergerakan dan sentuhan Fania.

" Kamu haus?" Fania mengangguk sembari meneguk minuman nya.   Setelah memuaskan dahaga nya, Dave mengambil alih gelas dari tangan istri nya dan meletakkan di tempat semula.

" Kak.." Dave yang baru saja memejamkan mata menoleh ke arah istri nya.

" Apa?"

" Punggung ku pegal. Pijitin." Rajuk Fania sambil menyodorkan punggung nya.

" Sayang... Kakak kapan di pijit?" Dave bertanya sembari merapatkan tubuh pada punggung Fania seusai dia memijiti istri nya.  Dia sengaja menggesekkan kejantanan nya yang mulai bangun ke bokong Fania membuat wanita itu terkekeh.

" Kakak... Sekarang juga boleh koq." Sahut Fania manja.

Dave segera membalikkan tubuh istri nya menghadap wajah nya.   Pria itu memandang takjub Fania sebelum akhir nya mengecup kening istri nya lembut dan dalam.  Fania merasakan cinta Dave yang besar pada diri nya saat pria itu mulai mengecupi seluruh wajah nya lalu mulai melumat bibir nya dengan nafsu .  Dave mulai melucuti pakaian yang membungkus tubuh mereka berdua .

" Ready for new style? Haahh.. Kakak mau kita coba dengan gaya duduk..Haahh.. Kakak ga mau nindih perut kamu.." Kata Dave dengan terengah.

Dave mulai menarik Fania merapat  saat wanita itu mengangguk.  Peluh mulai menetes di tubuh telanjang mereka.

Dave mengalungkan tangan Fania ke leher nya.  Mencari posisi yang nyaman bagi istri nya.  Sementara tangan nya merangkul pinggang Fania.

" Ahhhhh." Desah Fania saat penyatuan itu di mulai.  Agak terasa sakit bagi Fania mengingat kejantanan Dave yang besar dan mereka jarang melakukan nya semenjak Fania di nyatakan hamil.

" Yes. Dear. Peluk kakak erat. Biar kakak yang bergerak." Dave mulai menggerakkan pinggul Fania agar dapat menyesuaian irama percintaan mereka.  Sesekali Dave memberi tanda kepemilikan di leher Fania.

" Kakak..Aku lelah.." Keluh Fania setelah dua kali orgasme di rasakan nya.  Dave pun membaringkan tubuh mereka dengan Fania yang berada di atas nya.  Tangan nya memegang pinggul Fania membantu wanita itu bergerak.

Setelah 40 menit percintaan lembut mereka.  Dave membalik tubuh kedua nya sekaligus menjaga agar perut istri nya tidak tertindih.  " Ahhhhh.  Kakak ..Aku sampai... Ahhh.." Jerit Fania setelah orgasme ketiga nya.  Semenit kemudian Dave mencabut kejantanan nya dan mengeluarkan pelepasan nya di perut Fania yang mulai membuncit.

" Cape?" Tanya Dave yang masih berada di atas tubuh Fania.  Wanita itu hanya mengangguk.  Dave membopong Fania ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.

" Kak. Aku mau potong rambut nanti pas balik Jakarta.  Gerah banget kak." Sahut Fania saat Dave mulai mengusapkan sabun ke tubuh nya.

" Ya udah.  Senyaman nya kamu aja. Sweety.  Lagipula kita bakal punya twins biar kamu ga ribet." Kata Dave sambil menyabuni tubuh nya.  Dave sebenar nya ingin memasuki tubuh Fania di kamar mandi, namun dia sadar tidak boleh egois kesehatan Fania lebih dari segala nya.

Seusai mandi Dave membalutkan handuk  ke Fania dan kembali membopong istri nya ke tempat tidur.

" Kakak.  Kalau nanti kebangun dan mau lagi. Bangunin aku aja. Sekarang tidur yuk. " Ucap Fania sembari mengecup pipi kiri Dave.

" Eh. Oke Sweety.  Jangan menyesal ya sudah mengatakan itu." Balas Dave sembari menyunggingkan senyum mesum nya.

Sesuai perkataan Fania.  Dave terbangun pada pukul 2 dini hari dan langsung membangunkan Fania untuk ronde kedua permainan mereka.  Kali ini mereka bermain cepat dengan Fania di atas tubuh Dave. Erangan dan desahan bersahutan dari mulut kedua nya.  Kalau saja ini bukan hari terakhir liburan mereka, Dave ingin terus menerus memasuki Fania.  Pria itu berhenti saat pukul 5.  Saat Fania orgasme 6 x dan dia orgasme 3 x.

Tbc