Hai3x balik lagi dengan eik, author gaje dan mumpung ide ada langsung capcus nulis. Yuk mare di cek. Warning rate 17+++
Part 7~ Kebenaran yang mulai terungkap
Author POV
Fania sedang memanggang seekor ayam sembari mempersiapkan bekal untuk Dave dengan di bantu bi Sum. Baru pertama kali nya Fania memasak untuk Dave setelah menikah karena diri nya selalu mual jika mencium bau masakan. Jadi lah bi Sum yang memasak. Bersyukurlah kali ini Fania tidak merasakan mual saat mulai menumis bawang merah dan putih.
" Non, biar bibi yang beresin dapur. Non mandi dulu. Ntar saya bilang Dimas buat anter non ke kantor den Dave." Ucap bi Sumi saat semua masakan Fania matang.
Setelah menempuh jarak 30 menit akhir nya Fania sampai juga di Ferdinand Corp. Dimas juga sudah pulang setelah mengantar Fania.
" Maaf mba nya cari siapa?" Tanya resepsionis yang baru masuk seminggu yang lalu, maka tidak heran jika wanita ini tidak mengenal Fania.
Dandanan resepsionis itu terlalu tebal untuk ukuran seorang pegawai biasa dan sang resepsionis tambah meremehkan Fania, apalagi saat ini dia sedang memakai dress berwarna coklat susu dan sendal jepit senada tanpa ada riasan maupun perhiasaan yang menempel di seluruh tubuh nya. Namun tetap saja Fania memancarkan kecantikan alami nya.
" Saya mau ke kantor Dave Ferdinand." Jawab Fania sembari melihat name tag resepsionis itu. Rini W.
" Sudah buat janji sebelum nya?" Tanya resepsionis itu tanpa menyembunyikan tatapan menghina nya.
" Saya Fania Gilbert istri Dave Ferdinand " Fania menjawab pertanyaan dengan tenang, padahal dia sudah merasa pegal meski berdiri selama bermenit-menit.
" Ah ga mungkin, mba nya bercanda ya. Banyak perempuan yang ngaku-ngaku punya hubungan dengan Pak Dave." Jawab Rini mulai nyolot. Fania hanya menghembuskan nafas punggung nya mulai terasa sakit dan dia merasa mual.
" Oek..oek." Fania menutup mulut nya menahan agar diri nya tidak memuntahkan isi perut nya.
" Loh. Fani..Kenapa kamu nak?" Ivanka langsung menghambur ke arah Fania meninggalkan suami nya saat melihat menantu nya di depan meja resepsionis. " Ya Tuhan, papa panggil Dave. Nak, yang mana yang sakit." Teriak Ivanka pada suami nya sembari memijit tengkuk Fania, sementara Rini sang resepsionis memucat di tempat nya. Jadi wanita hamil ini memang menantu Ivanka nyonya besar Ferdinand. Habislah riwayat nya.
" Mual dan punggung ku sakit, ma." Ucap Fania lemah.
" Lagian kenapa ga langsung masuk aja sih." Cerocos Ivanka sambil mengambil alih rantang di tangan kiri Fania.
" Sweety, kamu kenapa?" Sahut Dave setelah mendapati istri dan mama nya di meja resepsionis.
" Istri kamu mual dan punggung nya sakit. Dave." Terang Ivanka pada putra nya.
" Kamu seharus nya banyak istirahat sweety. apalagi bawa si kembar." Ucap Dave sembari mengambil alih istri nya dari pelukan mama nya. Sedetik kemudian lelaki itu menggendong Fania ala bridal yang membuat seluruh perhatian pegawai teralihkan kepada Dave.
" Pak Dave suami siaga ya."
" Pak Dave sayang banget sama istrinya."
" Pak Dave.."
" Pak Dave.."
Begitulah perkataan semua orang yang nemuji perlakuan Dave pada Fania.
" Kangen kakak. Rasa nya aku ga mau jauh sama kakak." Ucap Fania sembari menghirup aroma maskulin alami Dave. Fania meminta Dave tidak memakai parfum apapun. " Aku juga mau makan mangga muda kak yang langsung dari pohon nya. Aku mau liat kakak yang ambil." Perkataan Fania membuat Dave terkejut sementara Leo dan Ivanka tersenyum geli mendengar ngidam nya Fania.
" Eh. Ga bisa yang udah ada di tukang buah aja. " Dave mencoba menawarkan hal yang mudah.
" Ga mau. Aku mau liat kakak manjat pohon mangga." Sahut Fania mulai berkaca-kaca membuat Dave kebingungan.
" Sudahlah Dave ikuti permintaan istri mu. Nanti papa tanya siapa yang punya pohon mangga di sini. Kamu bawa Fania ke kantor mu. Sekalian makan siang, istri mu udah bawain makan tuh." Kata Leo menenangkan putra nya.
" Ya udah Dave. Fani. Kalian duluan yah. Mama masih ada urusan." Sahut Ivanka santai namun mata nya memandang tajam Rini sang resepsionis yang terus menundukkan kepala nya.
Sepeninggal Dave dan Fania. Ivanka mendekat ke arah resepsionis dan berkata. " Untung menantu saya tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan karena kehamilan nya. Dan saya akan minta suami saya untuk memutasi kamu keluar daerah."
" Tapi bu..keluarga saya semua ada di sini." Kata Rini sambil memelas.
" Harus nya kamu berfikir itu tadi saat berbicara dengan menantu saya." Desis Ivanka tajam kemudian berlalu menyusul anak dan menantu nya.
Ivanka mengerutkan dahi nya saat melihat Zahra bertingkah aneh. Baiklah aku akan mencari tahu tentang sekertaris ganjen ini. Kata Ivanka dalam hati nya sebelum berdehem keras membuat Zahra gelagapan karena terpergok mengintip ruangan Dave.
" Fani sayang.. Gimana uda enakan belum?" Tanya Invanka pada Fania yang sedang memeluk Dave.
" Mual nya uda ilang pas deket papa nya. Cuma punggung ku masih pegal. Ma." Sahut Fania sembari merasakan sentuhan Dave di punggung nya.
" Ah papa nya dapat dukungan si kembar ternyata." Ucap Ivanka sembari menyiapkan bekal yang di bawa Fania untuk Dave.
" Dave panggil papa mu biar kita makan sama-sama. Mama juga bawa makanan untuk papa.." Dave segera menuju meja nya dan memencet intercom ruangan Leo.
" Fani ayo makan, masa cuma diliatin aja?" Tanya Leo saat melihat Fania hanya meminum jus stoberi yang di pesan melalui Zahra.
" Mau makan sate padang cuma langsung di tempat gerobak abang nya." Jawab Fania sambil membayangkan makanan itu. Tanpa sadar dia mengecap. Membuat Leo dan Ivanka teringat saat Dave masih dikandungan.
" Mereka tidak menyusahkan kan?" Tanya Ivanka sembari mengelus perut Fania yang sedikit membuncit.
" Meski menyusahkan Dave pasti akan mengusahakan nya pa ma. Dave masih tidak percaya akan menjadi papa." Ucap Dave sembari mengunyah ayam bakar nya. " Setelah ke dokter siang ini kita akan mencari nya, sweety."
Dave meminta izin Leo untuk pulang lagipula pekerjaan nya untuk hari ini sudah selesai.
Para ibu hamil menatap Dave dan Fania dengan tatapan kagum. Pasangan serasi yang biasa nya terlihat di majalah, mereka temui secara langsung.
Tiba giliran Fania di panggil dan Dave menggandeng tangan istri nya. Setelah suster membubuhkan gel dingin di perut Fania dokter Bram melakukan usg.
" Mereka baik-baik saja. Udah mulai berbentuk embrio. Saya resepkan penguat kandungan. Nanti kalau udah lewat trimester pertama akan saya kurangi dosis penguat nya." Ucap dokter 50 tahunan itu sambil tetap menatap monitor.
Sesuai janji Dave, lelaki itu memanjat pohon mangga setelah Leo memberi alamat salah satu pegawai nya Pandu divisi marketing. Di rumah minimalis itu Pandu sudah menunggu dengan sang ibu yang menatap kedua nya dengan kagum.
Lelaki berusia 22 tahun itu memang belum menikah. Mereka berempat langsung menuju pekarangan di mana sudah tersedia tangga di bawah pohon mangga itu.
" Pak Dave. Biar saya yang ambilkan mangga nya." Ucap Pandu dengan setengah ngeri saat melihat bos nya mulai memanjat dengan susah payah.
" Istri saya yang ingin melihat saya langsung memanjat mengambil nya." Jawab Dave tegas membuat Pandu tidak dapat berkata-kata lagi. Ya pantas lah dia menjadi bos, pria ini memiliki tekad sekeras baja.
Jadilah Fania Pandu dan Rieke nama ibu Pandu melihat Dave menaiki pohon mangga. Tak lama kemudian Leo dan Ivanka menyusul ke rumah Pandu dan mendapati putra mereka sedang memakai kaus santai dan celana selutut yang mereka yakini adalah milik Pandu karena pakaian itu terlihat biasa.
Diam-diam Leo memperhatikan Pandu. Dia menyadari bahwa penjualan meningkat drastis semenjak pemuda itu mulai bergabung dengan Ferdinand Corp beberapa bulan lalu. Ah ini pasti jalan Tuhan untuk menunjukkan padaku bahwa ada orang berbakat di perusahaan ku. Oke mulai besok aku akan lebih memperhatikan anak muda ini.
Setelah mengambil 20 mangga. Dave memutuskan untuk turun dan dia terkejut mendapati orang tua nya sudah berada di rumah Pandu.
" Dave sayang. Kamu luar biasa nak. Terlihat gagah dan keren di atas. Mama pikir kamu cuma bisa bermain dengan alat fitness di gym." Celetukan Ivanka membuat Dave merenggut. Segitu tidak percaya kah mama nya kalau dia bisa memanjat pohon. Gini-gini dia melakukan wall climbing seminggu sekali di akhir pekan. Ah Dave jadi teringat bahwa dia belum melalukan olahraga itu ataupun ke gym setelah menikah. Untung lah dia masih sempat jogging 30 menit setiap hari, kalau tidak bisa-bisa perut nya membuncit.
" Ya udah daddy kembar pulang yuk. Mommy kembar masih mau makan sate padang sebelum makan mangganya." Rajukan Fania membuat Dave tersadar bahwa istri nya belum makan semenjak di kantor jam 11 tadi sedang sekarang sudah jam 3 sore.
" Pa. Ma. Dave balik dulu. Pandu dan nyonya Rieke terima kasih atas mangga dan pinjaman baju nya." Pamit Dave sembari menggandeng Fania dengan tangan kanan nya semetara tangan kiri nya memegang plastik berisi mangga hasil petikan nya.
" Terima kasih nak Pandu. Si kembar memang hanya ingin merepotkan papanya." Sahut Leo saat mobil Dave mulai menjauh.
" Ga apa apa pak. Nama nya ngidamya mesti di turuti. Kalau saya liat seperti nya menantu bapak hamil anak lelaki." Jawab Rieke. Dia sudah berpengalaman melahirkan 5 anak, apalagi dia baru pensiun dari rs sebagai bidan saat Pandu anak terakhir nya mulai bekerja setengah tahun yang lalu. Untunglah dia sudah di angkat menjadi pegawai negeri..jadi untuk makan sehari-hari tidak terlalu pusing karena uang pensiun yang teratur masuk ke rekening nya.
Suami nya sudah meninggal 8 tahun yang lalu membuat nya bekerja extra untuk menghidupi diri nya dan 3 anak yang masih bersekolah. Anak pertama nya bekerja di Arab Saudi selepas kuliah. Sementara kembaran nya juga sudah bekerja di perusahaan multinasional melalui rekomendasi dosen nya. Si kembar lah yang membantu ibu nya dalam finansial.
" Bu. Pak Leo dan Bu Vanka mau pulang." Kata Pandu membuyarkan lamunan ibu nya.
" Ya sudah nak Pandu. Istirahat lah saya tau divisi marketing sedang di kejar target. Berusahalah ya saya percaya kamu bisa." Ucap Leo sambil menepuk bahu Pandu membuat sesaat lelaki itu merasakan perlakuan seorang ayah yang meyemangati nya.
" Terima kasih, saya akan berusaha semampu saya." Jawab Pandu saat rasa terkejut nya sirna.
******************************************
" Keparat sialan ini berhasil mengembalikan kepercayaan publik rupanya." Teriak seorang pria sambil membanting imac nya di sofa saat melihat foto Dave dan Fania yang semakin mesra. Bahkan kedua nya beberapa kali masuk majalah bisnis sebagai pasangan muda idaman.
" Tenanglah babe. Kita akan pikirkan bagaimana cara menghancurkan lelaki gay itu." Ucap seorang pria sembari memeluk perut rata kekasih nya dari belakang.
Arnold membalikkan kekasih nya lalu melumat bibir nya dengan nafsu. Kedua nya saling membuka pakaian hingga kedua nya telanjang. Arnold yang biasa submisive menjadi dominant semenjak tidak berhubungan dengan Dave yang terpenting, lelaki itu tidak memakai kondom saat mulai melakukan anal sex kepada pasangan nya. Lelaki itu merasa lebih nikmat melakukan nya tanpa pengaman. Sementara Dave bersikeras menggunakan pengaman saat mereka dulu bersama.
" Oh shit. Karena berpura-pura menjadi gay agar aku dapat menjadi kekasih Dave keparat itu. Sekarang aku menjadi omnivora dan si keparat itu sudah berubah normal. Oh babe puaskan aku dengan mulut mu." Ucap pria yang ternyata Arnorld pada kekasih nya. Pria itu menarik tubuh kedua nya menuju ranjang dan mulai membuka pakaian masing-masing.
Di lain tempat terdapat sepasang pria dan wanita yang saling mencumbu dengan panas nya. Sang pria mengecup leher wanita nya dan meninggalkan bekas kemerahan. Tangan kekar nya menurunkan lingeri sutra berwarna coklat tua, menampakan kedua payudara yang mulai membesar dan bertambah kekenyalan nya saat ini karena sedang mengandung.
" Kak. Ishh.. geli..ahh yes kakak..." Desah sang wanita, Dave. Lelaki itu menyentuh istri nya lembut seakan takut menyakiti bayi mereka. Bahkan Dave harus nenyangga tubuh nya dengan kedua tangan nya agar tidak menindih Fania saat penyatuan mereka berlangsung. Dave benar-benar menahan nafsu nya untuk tidak bermain cepat.
Desahan bersahutan di kamar itu. Dave mengeluarkan kejantanan nya dan memuncratkan benih nya ke atas perut Fania.
******************************************
" Pa. Sekertaris Dave seperti nya penyusup. Mama sudah menyelidiki nya." Ucap Ivanka saat kedua nya sarapan.
" Jadi mama sudah mengetahui nya? Papa membiarkan karena wanita itu bisa menjadi umpan siapa yang berada di belakang nya." Sahut Leo sambil nenyeruput kopi nya.
" Ya uda kita biarkan dulu. Sambil kita terus awasi pergerakan nya. Mungkin setelah ini sekertaris Dave harus seorang pria. Mama ga mau Fania merasa terganggu." Ucap Ivanka dengan nada protektif membuat Leo tersenyum.
" Papa ga nyangka kalo Fania dapat membuat Dave normal lagi. Malahan dia tokcer juga langsung dapat anak kembar." Kata Leo sambil terkekeh.
" Like son like father. Dave kelakuan nya mirip papa waktu muda. Mesum. Protektif. " Sahut Ivanka sembari mengenang masa muda nya.
" Pa. Mama jadi kangen Deva." Kata Ivanka menahan tangis nya.
" Sabar ma. Kita masih berusaha mencari nya kan. Penculik ini memang lihai dia berhasil menghapus jejak kejahatan nya." Ucap Leo sambil mengelus punggung istri nya memberi penghiburan.
Tbc
" Non, biar bibi yang beresin dapur. Non mandi dulu. Ntar saya bilang Dimas buat anter non ke kantor den Dave." Ucap bi Sumi saat semua masakan Fania matang.
Setelah menempuh jarak 30 menit akhir nya Fania sampai juga di Ferdinand Corp. Dimas juga sudah pulang setelah mengantar Fania.
" Maaf mba nya cari siapa?" Tanya resepsionis yang baru masuk seminggu yang lalu, maka tidak heran jika wanita ini tidak mengenal Fania.
Dandanan resepsionis itu terlalu tebal untuk ukuran seorang pegawai biasa dan sang resepsionis tambah meremehkan Fania, apalagi saat ini dia sedang memakai dress berwarna coklat susu dan sendal jepit senada tanpa ada riasan maupun perhiasaan yang menempel di seluruh tubuh nya. Namun tetap saja Fania memancarkan kecantikan alami nya.
" Saya mau ke kantor Dave Ferdinand." Jawab Fania sembari melihat name tag resepsionis itu. Rini W.
" Sudah buat janji sebelum nya?" Tanya resepsionis itu tanpa menyembunyikan tatapan menghina nya.
" Saya Fania Gilbert istri Dave Ferdinand " Fania menjawab pertanyaan dengan tenang, padahal dia sudah merasa pegal meski berdiri selama bermenit-menit.
" Ah ga mungkin, mba nya bercanda ya. Banyak perempuan yang ngaku-ngaku punya hubungan dengan Pak Dave." Jawab Rini mulai nyolot. Fania hanya menghembuskan nafas punggung nya mulai terasa sakit dan dia merasa mual.
" Oek..oek." Fania menutup mulut nya menahan agar diri nya tidak memuntahkan isi perut nya.
" Loh. Fani..Kenapa kamu nak?" Ivanka langsung menghambur ke arah Fania meninggalkan suami nya saat melihat menantu nya di depan meja resepsionis. " Ya Tuhan, papa panggil Dave. Nak, yang mana yang sakit." Teriak Ivanka pada suami nya sembari memijit tengkuk Fania, sementara Rini sang resepsionis memucat di tempat nya. Jadi wanita hamil ini memang menantu Ivanka nyonya besar Ferdinand. Habislah riwayat nya.
" Mual dan punggung ku sakit, ma." Ucap Fania lemah.
" Lagian kenapa ga langsung masuk aja sih." Cerocos Ivanka sambil mengambil alih rantang di tangan kiri Fania.
" Sweety, kamu kenapa?" Sahut Dave setelah mendapati istri dan mama nya di meja resepsionis.
" Istri kamu mual dan punggung nya sakit. Dave." Terang Ivanka pada putra nya.
" Kamu seharus nya banyak istirahat sweety. apalagi bawa si kembar." Ucap Dave sembari mengambil alih istri nya dari pelukan mama nya. Sedetik kemudian lelaki itu menggendong Fania ala bridal yang membuat seluruh perhatian pegawai teralihkan kepada Dave.
" Pak Dave suami siaga ya."
" Pak Dave sayang banget sama istrinya."
" Pak Dave.."
" Pak Dave.."
Begitulah perkataan semua orang yang nemuji perlakuan Dave pada Fania.
" Kangen kakak. Rasa nya aku ga mau jauh sama kakak." Ucap Fania sembari menghirup aroma maskulin alami Dave. Fania meminta Dave tidak memakai parfum apapun. " Aku juga mau makan mangga muda kak yang langsung dari pohon nya. Aku mau liat kakak yang ambil." Perkataan Fania membuat Dave terkejut sementara Leo dan Ivanka tersenyum geli mendengar ngidam nya Fania.
" Eh. Ga bisa yang udah ada di tukang buah aja. " Dave mencoba menawarkan hal yang mudah.
" Ga mau. Aku mau liat kakak manjat pohon mangga." Sahut Fania mulai berkaca-kaca membuat Dave kebingungan.
" Sudahlah Dave ikuti permintaan istri mu. Nanti papa tanya siapa yang punya pohon mangga di sini. Kamu bawa Fania ke kantor mu. Sekalian makan siang, istri mu udah bawain makan tuh." Kata Leo menenangkan putra nya.
" Ya udah Dave. Fani. Kalian duluan yah. Mama masih ada urusan." Sahut Ivanka santai namun mata nya memandang tajam Rini sang resepsionis yang terus menundukkan kepala nya.
Sepeninggal Dave dan Fania. Ivanka mendekat ke arah resepsionis dan berkata. " Untung menantu saya tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan karena kehamilan nya. Dan saya akan minta suami saya untuk memutasi kamu keluar daerah."
" Tapi bu..keluarga saya semua ada di sini." Kata Rini sambil memelas.
" Harus nya kamu berfikir itu tadi saat berbicara dengan menantu saya." Desis Ivanka tajam kemudian berlalu menyusul anak dan menantu nya.
Ivanka mengerutkan dahi nya saat melihat Zahra bertingkah aneh. Baiklah aku akan mencari tahu tentang sekertaris ganjen ini. Kata Ivanka dalam hati nya sebelum berdehem keras membuat Zahra gelagapan karena terpergok mengintip ruangan Dave.
" Fani sayang.. Gimana uda enakan belum?" Tanya Invanka pada Fania yang sedang memeluk Dave.
" Mual nya uda ilang pas deket papa nya. Cuma punggung ku masih pegal. Ma." Sahut Fania sembari merasakan sentuhan Dave di punggung nya.
" Ah papa nya dapat dukungan si kembar ternyata." Ucap Ivanka sembari menyiapkan bekal yang di bawa Fania untuk Dave.
" Dave panggil papa mu biar kita makan sama-sama. Mama juga bawa makanan untuk papa.." Dave segera menuju meja nya dan memencet intercom ruangan Leo.
" Fani ayo makan, masa cuma diliatin aja?" Tanya Leo saat melihat Fania hanya meminum jus stoberi yang di pesan melalui Zahra.
" Mau makan sate padang cuma langsung di tempat gerobak abang nya." Jawab Fania sambil membayangkan makanan itu. Tanpa sadar dia mengecap. Membuat Leo dan Ivanka teringat saat Dave masih dikandungan.
" Mereka tidak menyusahkan kan?" Tanya Ivanka sembari mengelus perut Fania yang sedikit membuncit.
" Meski menyusahkan Dave pasti akan mengusahakan nya pa ma. Dave masih tidak percaya akan menjadi papa." Ucap Dave sembari mengunyah ayam bakar nya. " Setelah ke dokter siang ini kita akan mencari nya, sweety."
Dave meminta izin Leo untuk pulang lagipula pekerjaan nya untuk hari ini sudah selesai.
Para ibu hamil menatap Dave dan Fania dengan tatapan kagum. Pasangan serasi yang biasa nya terlihat di majalah, mereka temui secara langsung.
Tiba giliran Fania di panggil dan Dave menggandeng tangan istri nya. Setelah suster membubuhkan gel dingin di perut Fania dokter Bram melakukan usg.
" Mereka baik-baik saja. Udah mulai berbentuk embrio. Saya resepkan penguat kandungan. Nanti kalau udah lewat trimester pertama akan saya kurangi dosis penguat nya." Ucap dokter 50 tahunan itu sambil tetap menatap monitor.
Sesuai janji Dave, lelaki itu memanjat pohon mangga setelah Leo memberi alamat salah satu pegawai nya Pandu divisi marketing. Di rumah minimalis itu Pandu sudah menunggu dengan sang ibu yang menatap kedua nya dengan kagum.
Lelaki berusia 22 tahun itu memang belum menikah. Mereka berempat langsung menuju pekarangan di mana sudah tersedia tangga di bawah pohon mangga itu.
" Pak Dave. Biar saya yang ambilkan mangga nya." Ucap Pandu dengan setengah ngeri saat melihat bos nya mulai memanjat dengan susah payah.
" Istri saya yang ingin melihat saya langsung memanjat mengambil nya." Jawab Dave tegas membuat Pandu tidak dapat berkata-kata lagi. Ya pantas lah dia menjadi bos, pria ini memiliki tekad sekeras baja.
Jadilah Fania Pandu dan Rieke nama ibu Pandu melihat Dave menaiki pohon mangga. Tak lama kemudian Leo dan Ivanka menyusul ke rumah Pandu dan mendapati putra mereka sedang memakai kaus santai dan celana selutut yang mereka yakini adalah milik Pandu karena pakaian itu terlihat biasa.
Diam-diam Leo memperhatikan Pandu. Dia menyadari bahwa penjualan meningkat drastis semenjak pemuda itu mulai bergabung dengan Ferdinand Corp beberapa bulan lalu. Ah ini pasti jalan Tuhan untuk menunjukkan padaku bahwa ada orang berbakat di perusahaan ku. Oke mulai besok aku akan lebih memperhatikan anak muda ini.
Setelah mengambil 20 mangga. Dave memutuskan untuk turun dan dia terkejut mendapati orang tua nya sudah berada di rumah Pandu.
" Dave sayang. Kamu luar biasa nak. Terlihat gagah dan keren di atas. Mama pikir kamu cuma bisa bermain dengan alat fitness di gym." Celetukan Ivanka membuat Dave merenggut. Segitu tidak percaya kah mama nya kalau dia bisa memanjat pohon. Gini-gini dia melakukan wall climbing seminggu sekali di akhir pekan. Ah Dave jadi teringat bahwa dia belum melalukan olahraga itu ataupun ke gym setelah menikah. Untung lah dia masih sempat jogging 30 menit setiap hari, kalau tidak bisa-bisa perut nya membuncit.
" Ya udah daddy kembar pulang yuk. Mommy kembar masih mau makan sate padang sebelum makan mangganya." Rajukan Fania membuat Dave tersadar bahwa istri nya belum makan semenjak di kantor jam 11 tadi sedang sekarang sudah jam 3 sore.
" Pa. Ma. Dave balik dulu. Pandu dan nyonya Rieke terima kasih atas mangga dan pinjaman baju nya." Pamit Dave sembari menggandeng Fania dengan tangan kanan nya semetara tangan kiri nya memegang plastik berisi mangga hasil petikan nya.
" Terima kasih nak Pandu. Si kembar memang hanya ingin merepotkan papanya." Sahut Leo saat mobil Dave mulai menjauh.
" Ga apa apa pak. Nama nya ngidamya mesti di turuti. Kalau saya liat seperti nya menantu bapak hamil anak lelaki." Jawab Rieke. Dia sudah berpengalaman melahirkan 5 anak, apalagi dia baru pensiun dari rs sebagai bidan saat Pandu anak terakhir nya mulai bekerja setengah tahun yang lalu. Untunglah dia sudah di angkat menjadi pegawai negeri..jadi untuk makan sehari-hari tidak terlalu pusing karena uang pensiun yang teratur masuk ke rekening nya.
Suami nya sudah meninggal 8 tahun yang lalu membuat nya bekerja extra untuk menghidupi diri nya dan 3 anak yang masih bersekolah. Anak pertama nya bekerja di Arab Saudi selepas kuliah. Sementara kembaran nya juga sudah bekerja di perusahaan multinasional melalui rekomendasi dosen nya. Si kembar lah yang membantu ibu nya dalam finansial.
" Bu. Pak Leo dan Bu Vanka mau pulang." Kata Pandu membuyarkan lamunan ibu nya.
" Ya sudah nak Pandu. Istirahat lah saya tau divisi marketing sedang di kejar target. Berusahalah ya saya percaya kamu bisa." Ucap Leo sambil menepuk bahu Pandu membuat sesaat lelaki itu merasakan perlakuan seorang ayah yang meyemangati nya.
" Terima kasih, saya akan berusaha semampu saya." Jawab Pandu saat rasa terkejut nya sirna.
******************************************
" Keparat sialan ini berhasil mengembalikan kepercayaan publik rupanya." Teriak seorang pria sambil membanting imac nya di sofa saat melihat foto Dave dan Fania yang semakin mesra. Bahkan kedua nya beberapa kali masuk majalah bisnis sebagai pasangan muda idaman.
" Tenanglah babe. Kita akan pikirkan bagaimana cara menghancurkan lelaki gay itu." Ucap seorang pria sembari memeluk perut rata kekasih nya dari belakang.
Arnold membalikkan kekasih nya lalu melumat bibir nya dengan nafsu. Kedua nya saling membuka pakaian hingga kedua nya telanjang. Arnold yang biasa submisive menjadi dominant semenjak tidak berhubungan dengan Dave yang terpenting, lelaki itu tidak memakai kondom saat mulai melakukan anal sex kepada pasangan nya. Lelaki itu merasa lebih nikmat melakukan nya tanpa pengaman. Sementara Dave bersikeras menggunakan pengaman saat mereka dulu bersama.
" Oh shit. Karena berpura-pura menjadi gay agar aku dapat menjadi kekasih Dave keparat itu. Sekarang aku menjadi omnivora dan si keparat itu sudah berubah normal. Oh babe puaskan aku dengan mulut mu." Ucap pria yang ternyata Arnorld pada kekasih nya. Pria itu menarik tubuh kedua nya menuju ranjang dan mulai membuka pakaian masing-masing.
Di lain tempat terdapat sepasang pria dan wanita yang saling mencumbu dengan panas nya. Sang pria mengecup leher wanita nya dan meninggalkan bekas kemerahan. Tangan kekar nya menurunkan lingeri sutra berwarna coklat tua, menampakan kedua payudara yang mulai membesar dan bertambah kekenyalan nya saat ini karena sedang mengandung.
" Kak. Ishh.. geli..ahh yes kakak..." Desah sang wanita, Dave. Lelaki itu menyentuh istri nya lembut seakan takut menyakiti bayi mereka. Bahkan Dave harus nenyangga tubuh nya dengan kedua tangan nya agar tidak menindih Fania saat penyatuan mereka berlangsung. Dave benar-benar menahan nafsu nya untuk tidak bermain cepat.
Desahan bersahutan di kamar itu. Dave mengeluarkan kejantanan nya dan memuncratkan benih nya ke atas perut Fania.
******************************************
" Pa. Sekertaris Dave seperti nya penyusup. Mama sudah menyelidiki nya." Ucap Ivanka saat kedua nya sarapan.
" Jadi mama sudah mengetahui nya? Papa membiarkan karena wanita itu bisa menjadi umpan siapa yang berada di belakang nya." Sahut Leo sambil nenyeruput kopi nya.
" Ya uda kita biarkan dulu. Sambil kita terus awasi pergerakan nya. Mungkin setelah ini sekertaris Dave harus seorang pria. Mama ga mau Fania merasa terganggu." Ucap Ivanka dengan nada protektif membuat Leo tersenyum.
" Papa ga nyangka kalo Fania dapat membuat Dave normal lagi. Malahan dia tokcer juga langsung dapat anak kembar." Kata Leo sambil terkekeh.
" Like son like father. Dave kelakuan nya mirip papa waktu muda. Mesum. Protektif. " Sahut Ivanka sembari mengenang masa muda nya.
" Pa. Mama jadi kangen Deva." Kata Ivanka menahan tangis nya.
" Sabar ma. Kita masih berusaha mencari nya kan. Penculik ini memang lihai dia berhasil menghapus jejak kejahatan nya." Ucap Leo sambil mengelus punggung istri nya memberi penghiburan.
Tbc