Kamis, 27 Juni 2019

Healing Me~8

Hai3x ketemu lagi ama author gaje. Jujur ya author stuck di part ini.. Writer block yang sangat ganggu, ya jadi nya author banyak baca karya author lain buat bahan inspirasi. Di tambah lelah hayati mengurus baby Shiley yang mulai banyak gaya , ngoceh ga jelas dan bisa protes kalo ga suka ato bosen..   So ga usah lama2x enjoy it.

Part 8 ~ Lawan atau kawan?

Flashback On

Leo dan Ivanka bersiap untuk pergi ke taman bermain dengan ketiga anak-anak nya .  Putri pertama mereka sudah berusia 8 tahun otomatis bisa ikut menjaga adik kembar nya yang berumur 3 tahun.

Di saat Ivanka sedang mengganti baju Dave tiba-tiba mbo Nami sang art berteriak. " Tuaaannn....Nyonyaa... Den Deva.."

Ivanka langsung menggendong Dave dan Leo menggandeng tangan Vero langsung menghampiri mba Nami.

" Ada apa mbok? Kenapa Deva?" Tanya Leo.

" Den Deva di culik tuan, nyonya. Maaf saya lengah." Dengan terisak mbok Nami menceritakan kronologi nya.  Rupa nya saat meninggalkan Deva yang sedang tertidur  ke kamar mandi, seseorang menculik Deva.

Leo segera memanggil seluruh pegawai yg ada di rumah nya dari art, tukang kebun supir hingga security.

" Tuan. Roger dan Asmi menghilang kami tidak menemukan keberadaan mereka." Lapor Rangga ketua security kepada Leo.  Roger adalah securtiy yang baru masuk 3 minggu yang lalu sementara Asmi adalah asisten yang bekerja 3 bulan.

Dan setelah di selidiki kedua nya merupakan komplotan penculik anak yang memang di bayah oleh salah satu pesaing bisnis Leo.

Segala upaya di kerahkan Leo untuk menemukan putra bungsu nya namun nihil.  Keberadaan Deva bagai di telan bumi.

Flashback Off

*****************************************

Ivanka geram setengah mati saat mendapat laporan mengenai Zahra, sekertaris Dave yang lebih pantas di sebut wanita penghibur di bandingkan sekertaris.

Jadi wanita rubah ini mata-mata pesaing bisnis keluarga nya. Ivanka menimbang apa yang harus di lakukan nya sembari membaca profil Zahra.

Suara ketukan menyadarkan nya tampak Fania di belakang pintu yang terlihat cantik dengan baby doll bermotif floral dan sendal berwarna cream.  Mereka berdua akan berbelanja untuk keperluan 7 bulanan Fania yang di adakan 2 bulan lagi.

Untuk keperluan baby twins baru akan di beli setelah acara 7 bulanan.  Pamali kalau kata orang tua dulu membeli sekarang.

" Ayo sayang, mama uda siap." Ujar Ivanka sembari menggenggam tangan menantu nya.

" Huft ac nya kurang berasa ato emang cuaca nya yang panas, ma?" Tanya Fania dengan tangan memegang kipas plastik bergambar katak hijau yang terkenal setelah beberapa jam berbelanja.

Wanita itu selalu membawa kipas itu semenjak 2 minggu yang lalu pertemuan terakhir nya dengan dosen pembimbingnya sebelum sidang skripsi nya tanggal 20 September mundur beberapa minggu dari rencana awal tanggal 28 Agustus di karenakan kehamilan Fania yang sangat menguras tenaga wanita itu.

" Itu biasa sayang soal nya badan kamu makin melar jadi nya kepanasan mulu bawaan nya.  Apalagi ini boy twins." Sahut Ivanka sembari menyodorkan sebotol air kepada Fania yang langsung menghabiskan setengah isi nya.

" Ma...Kangen kak Dave.." Rajuk Fania sembari mengelus perut nya yang membuncit dan di tanggapi kekehan oleh Ivanka.

" Ayo kita ke kantor Dave sekarang udah jam setengah 4.  Sebentar lagi waktu nya pulang." Sahut Ivanka setelah meminta supir nya ke kantor Dave.

" Ah jadi kepengen otak-otak ma." Sahut Fania spontan.

" Iya ntar kalo ada kita beli." Jawab Ivanka lembut.

Mereka tidak menyadari bahwa mobil mereka di kuntit oleh beberapa mobil dan ketika jalanan lenggang salah satu mobil itu menyalip mobil Ivanka membuat Ivanka menjerit sedangkan Fania langsung mengaktifkan GPS nya Dan mengirimkan nya kepada Dave, Damar, Dimas dan Cyintia.  Setelah itu Fania menenangkan ibu mertua nya dan meminta ponsel nya.

Setelah beberapa saat terdengar suara
" Ada apa ma?"
" Pa. Ini Fani..mobil kami di cegat beberapa mobil..Fani uda kirim lokasi ke kak Dave, kak Damar, Dimas dan Cyintia. Papa bisa langsung kordinasi dengan mereka.  Sekarang Fani cuma bisa mengulur waktu sampai kalian datang."
" Baik papa segera hubungi Damar dan ke ruangam Dave sekarang. Jangan matikan telepon nya."

Sementara itu di tempat lain seorang gadis sedang beradu argumen dengan seorang pria.  Muka sang gadis merah padam menahan marah dan tangis.

" Terserah kamu deh Dim.. kalo ga mau nyusul nona Fani.. Yang jelas aku mau ke sana sekarang.. Nona dalam bahaya."  Ucap sang gadis , Cyntia dengan terisak.

" Bukan nya aku ga mau nyusul non Fani.. liat kondisi kamu sekarang .. Kamu lagi panik yang ada bukan  bantuin malah bikin masalah.  Sekarang kamu tenangin diri dulu.. Baru kita telepon den Damar dan tuan Dave." Ucap Dimas sambil mengelus punggung Cyntia.   Setelah beberapa menit Dimas menyodorkan sebotol air mineral yang baru di ambil nya dari kulkas Dan langsung di tenggak habis oleh gadis itu.

" Sekarang aku mau nyusul non Fania.. terserah kamu mau ngapain." Putus gadis itu sambil menyambar kunci mobil Alphard milik Fania.

" Oke aku ikut.. Aku juga uda hubungi den Damar.." Sahut Dimas sambil merebut kunci yang berada di tangan Cyntia.

Ivanka semakin ketakutan saat beberapa orang berjas hitam keluar dari mobil masing-masing.

" Kita harus gimana nih non?" Tanya Pak Amri sembari memastikan mobil terkunci.

" Mobil ini kuat kan , Pak? Setara sama mobil yang di pakai pejabat kan?" Tanya Fania

" Eh iya ya bapak lupa. Bearti kita cuma harus nunggu bantuan datang ya?"

" Nah. Mama dengar kan..jangan takut ya. Papa pasti datang sebentar lagi." Ucap Fania sambil mengelus punggung Ivanka.

" OYYY. KELUAR !" Bentak seorang dari mereka sementara yang lain memukul kaca dan badan mobil dengan kayu.

"BOSS. Mobil nya ga bisa rusak. Gimana nih?" Lapor seorang pada orang yang membentak.

" Bawa pistol kan lu pada?"
Doorr bunyi tembakan mulai terdengar setelah sang pemimpin berbicara membuat ketiga orang yang berada di dalam mobil menjadi cemas.

Dan memang mobil itu sangat tangguh , meski sudah terkena tembakan berkali-kali tetap tidak berpangaruh apa-apa.

Sementara para pria berjas hitam yang menyerang mobil Ivanka mulai panik karena sebuah mobil berhenti mendadak dan tembakan bertubi-tubi di layangkan untuk menghentikan aksi komplotan penyerang.

Berhasil! Serangan terhenti dan si penyelamat turun dari mobil berwarna biru metalik.  Baik Ivanka maupun Fania tidak dapat mengenali sosok yang menyelamatkan mereka karena si penyelamat yang berjumlah 4 orang memakai topeng, namun dari postur tubuh sangat jelas bahwa dua orang adalah perempuan dan dua lagi lelaki.

Para penyerang pun kabur dengan mobil masing-masing.  Fania belum merasa tenang meski keadaan sudah berangsur normal.  Dalam hati dia bertanya .  Mereka ini lawan atau kawan?

Siapa sih yang tidak panik bila di hadapkan dengan posisi seperti itu.  Cuma doa yang dapat mereka bertiga lakukan sembari menunggu bantuan datang.   Sementara keempat orang bertopeng itu hanya berdiri diam di samping mobil Ivanka.

Thanks God. Setelah menunggu sekitar 20 menit mobil Dave datang di susul dengan mobil Damar serta Dimas dan Cyntia.  Belum lagi 2 mobil bodyguard milik Leo.

Ternyata Leo menumpang dengan Dave, karena lelaki paru baya itu turun berbarengan dengan putra nya dan langsung menghampiri istri nya yang masih berada di dalam mobil.

Bodyguard senior Leo berserta anak buah nya baru dapat bernafas lega setelah keempat orang bertopeng memasuki mobil dan pergi dari tempat itu.

Tbc

Iya eike tau koq kalo update nya lama banget. Maka nya eike updated dengan part pendek yang semoga aja memuaskan reader.  Hiks semoga di part selanjut nya ide mengalir lancar kyk jalan tol..  oke see ya ..kiss from baby Shiley .











Tidak ada komentar:

Posting Komentar