Sabtu, 02 Desember 2017

It's Start with a Wrong Way To Love You~ 8

Part 8~ Meet His Parents


Johanness POV


Rasa nya menyakitkan melihat nya seperti itu.  Tubuh mungil itu mencoba bangun di sela rasa sakit nya.

" Vi." Dia mendongak saat ku panggil dan aku melihat mata nya yang biasa ceria , saat ini penuh dengan penderitaan. Dan air mata itu mengalir deras di wajah cantik nya.

Aku melangkah ke arah nya dan memeluk gadis ku.  Dia semakin terisak dan tangisan nya membuat hatiku sesak, tanpa sadar kami menangis berdua.  Aku tidak memperdulikan seragam ku yang basah oleh air mata nya.  Yang terpenting dia melepaskan beban yang ada di dalam hati nya.

" Joe. Gendong Vicky bawa keluar.  Biar gue yang nyetir." Ucapan Lukas menyadarkan ku. Aku menatap mata Vivi dan dia mengangguk lemah.  Ringan itu lah yang ku rasa saat menggendong nya ala bridal style. Apa dia kurang makan akhir-akhir ini.

"Kita bawa ke RS Permata Indah." Ucap Rico sambil membuka tas Vivi, nampak nya dia sedang mencari sesuatu.

" Lo yakin mau bawa ke RS?" Tanya Lukas sambil menghidupkan mobil.

" Maka nya gue bilang bawa ke Permata Indah." Sahut Rico dengan nada tegas.  " Joe. Kasih minum ini dulu 2 tablet."  Sambung Rico sambil menyodorkan sebotol  obat ..analgelsik .  Jadi Rico sudah tahu tentang ini yah.

Setelah meminum obat tak lama Vivi tertidur. Dengan paha ku sebagai bantal nya dan dia memeluk perut ku, dia terlihat damai dalam tidur nya.  Untung lah Ethan dan Rey mengerti mereka duduk di belakang dan diam selama perjalanan, biasa nya sangat sulit membuat kedua nya terdiam kecuali mereka memegang gadget di tangan mereka.

Setelah sampai di rs dan di tangani dokter. Rico menceritakan semua nya.  Vivi sejak kecil di siksa oleh papa yang mengira kematian mama Vivi karena melahirkan nya.  Untunglah ketiga kakak kembar Vivi tidak mengikuti jejak papa mereka yang menyiksa gadis ku.  Malahan itulah yang membuat mereka dapat di ancam karena papa mereka tidak segan untuk memukul Vivi, jika salah satu dari mereka membangkang.

" Joe. Alasan Vicky tidak mengatakan hal ini sama lo karena dia ga mau buat lo sedih dan terbebani."  Perkataan Rico membuatku bingung.

" Tapi biar gimana Joe harus mempertanggung jawab kan perbuatan nya sama Vicky dalam bentuk pernikahan. Dan dasar dari pernikahan adalah kejujuran." Lukas membantah Rico dan mereka berdua berdebat.

" Joe memang harus bertanggung jawab namun andaikata begitu Vicky lulus sma  Joe melamar nya apa papa Vicky akan menerima.  Kita tahu sendiri Joe kalah kaya di banding Vicky."  Ethan memutus debat antara Rico dan Lukas, tak ku sangka terkadang dia bisa bener juga meski banyakan gesrek nya.  Rey hanya mematung syok, ah play boy yang satu ini...

" Dari awal gua udah bilang kan. Jangan menyerah meski hubungan lo berdua sulit.  Dia udah banyak menderita selama ini.  Vicky butuh cowo yang kuat , memang saat ini kita ga bisa berbuat apa-apa, namun setidak nya dia merasa di cintai sama lo Joe.  Dengan ada nya lo di sisi nya sekarang cukup untuk mengalihkan rasa sakit nya. " Rico berkata dengan nada bergetar.

" Betul yang Rico katakan. Sekarang kita hanya perlu ada di dekat nya, terutama lo Joe.  Vicky lebih membutuhkan lo saat ini. Setidak nya sampai koko-koko nya berhasil dan lo bisa melamar dia nanti." Lukas berkata dengan nada tegas.

" Oke. Yang perlu gua lakuin adalah jangan nangis di depan nya.  Jujur liat dia begitu buat hati gua sakit. " Kata ku sembari melangkah ke ruang perawatan nya.  Luka nya sudah di obati dan dia sedang tertidur dengan infus menancap di tangan kiri nya.

" Ini surat izin nya. Saya tulis demam berdarah dan tidak boleh di jenguk karena butuh istirahat total."  Suara seseorang yang berat membuatku mengalihkan mata ku.  Terlihat Rico menerima sebuah surat dari seorang dokter.

" Terima kasih dok."  Sahut Rico pelan.
" Alasan gue bawa Vicky kemari karena ada senior ko Vino waktu di sma di sini.  Dia jadi dokter spesialis onkologi.  Ko Vino awal nya kuliah kedokteran cuma gitu semester 2. Ko Vino keluar dari kuliah nya dan ambil jurusan bisnis.  Dan dokter tadi teman dekat senior Ko Vino juga. " Jelas Rico...Aku mendengarkan namun aku hanya mendengar kata senior, Ko Vino dan Sebastian teman Ko Vino.

Rupa nya papa mereka menggunakan gadisku agar tujuan nya tercapai.  Begitu menderita nya kehidupan yang di alami gadis ku.

Seminggu berlalu dan Vivi di izinkan keluar.  Suatu keberuntungan karena papa nya harus ke Swiss selama 3 bulan.  Arti nya kehidupan yang aman dan tentram bagi gadis ku.

**

Kami sudah di semester dua ajaran tahun ini yang arti nya aku sudah berpacaran dengan Vicky selama 6 bulan lebih.

Pagi itu saat istirahat aku berkata pada  nya bahwa orang tua ku ingin bertemu dengan nya.  Aku sudah menceritakan tentang Vivi kepada mereka, hanya bagian papa nya yang sering menyiksa ku skip belum saat nya mereka tau tentang hal ini.  Mama sangat antusias mendengarku sudah punya pacar.  Dari dulu mama takut aku menghabiskan masa sma ku dengan belajar dan ekskul, kapan punya pacar nya.

" Mereka mau ketemu sama kamu sweety.   Jangan takut mereka baik koq."  Ucap ku sambil mengelus rambut Vivi yang halus, suatu kebiasaan bagi ku semenjak berpacaran dengan nya.

" Baik lah.. Kapan aku ketemu mereka,ko?" Jawab nya sembari menyenderkan kepala nya dibahu ku.  Kami sedang berada di taman belakang sekolah yang jarang di lalui siswa yang lain, bisa di bilang taman ini sepi banget.

" Secepat nya. Mama malah lagi belajar masak tuh."  Aku terkekeh mengingat kekacauan yang di timbulkan mama ku kemarin sore. Untung lah mbo Mirna bisa mengatasi nya.

Mama ku memang tidak begitu bisa memasak dan papa ku tak mempermasalahkan nya. " Papa cari istri bukan pembantu." Itulah kalimat yang di katakan papa jika ada keluarga kami yang meremehkan mama.  Mama juga mulai belajar memasak 1 tahun terakhir meski berakhir dengan kekacauan atau masakan mama yang kurang berasa bumbu nya.

Membayangkan Vivi menjadi istri ku membuat ku tersenyum.  Aku mendapat paket komplit kalau seandai nya itu terjadi. Dia sering membuat masakan dengan semua cita rasa, Indonesia western asian dan yups masakan nya enak sekali.

" Koko...kantin yuk..mau pastel." Tarikan tangan nya membuyarkan lamunan ku.  Seperti nya siklus bulanan nya akan datang sebentar lagi, maka nya dia terus merasa lapar 2 hari ini.

Setelah membeli ah tepat nya memborong sisa pastel yang berjumlah 20 buah dari ibu kantin, setiap ku tanya dia pasti akan menjawab. " Biar cepet abis nya tuh gorengan." Ya gadis ku selain cantik memiliki hati yang baik.

Dia mencomot 1 pastel dan mengunyah nya sembari jalan. Bila gadis lain terlihat jaim dan sok manis, itu tidak berlaku untuk Vivi. Tidak heran sedikit yang bisa menjadi teman nya. Kalau sifat devil nya lagi kumat dia bisa balik mengerjai para cewe yang membully nya.  Dia di bully karena pacaran dengan ku, awal mengetahui nya aku marah namun dia berhasil menenangkan ku kalo para cewe centil itu ga akan bisa menyentuh seujung pun kuku nya.

Author POV

Keesokkan hari nya Joe membawa Vicky ke rumah nya. Kebetulan mereka di pulangkan cepat. Baru saja mereka memasuki rumah.
TRANGGGG " Aduhhhh." PRANGGG " Aduhhh."

" Eh den Joe udah pulang. Ada neng Vicky juga. Den. Nyonya lagi masak cuma  dapur mbo bakal kayak kapal pecah nih." Adu mbo Mirna sambil frustasi.

" Mbo. Emang ai (tante) mau masak apa?"  Tanya Vicky sambil memegang tangan art yang sudah berumur itu .

" Mau masak gorden bulu kata nya." Ucap mbo Mirna yang membuat Joe dan Vicky tersenyum maklum.

"  Ke dapur yuk mbo." Ucapan Vicky terpotong karena Joe yang menyela nya.
" Ganti atasan nya dulu. Vi. Emang nyaman masak pake seragam." mbo Mirna tersenyum melihat tuan muda nya memperlalukan seorang gadis dengan lembut.

Setelah berganti baju dan mengepang samping rambut nya. Vicky menuju dapur di mana mbo Mirna udah nunggu di depan pintu dapur.  Joe sebenarnya ingin membantu namun dia takut nambahin kekacauan aja.

" Selamat pagi Ai. Sini aku bantuin." Suara Vicky mengejutkan wanita berusia 40an tahun itu. Wajah panik nya berubah menjadi sumringah saat melihat Vicky.

" Eh ini pasti Vicky. Cantik sekali. Joe pinter banget sih cari pacar nya." Ucap Sisca, mama Joe sambil membersihkan tangan nya. Vicky mulai mengambil alih pekerjaan mama Sisca sembari mengarahkan. Sedang mbo Mirna membersihkan dapur.  Mama Sisca antusias sekali saat memasak kali ini.

Rupa nya mama Sisca ingin memasak chicken cordon blue , Steak salmon dan sayur nya tumis brokoli.  Tepat jam  1 siang semua masakan jadi.

" Eh seperti nya papa nya Joe pulang untuk makan siang. " ucap mama Sisca saat menata makanan di meja.

" Pa. Kenalin ini Vicky. Pacar Joe." Kata Joe sambil memperkenalkan Vicky ke lelaki 50 an tahun itu.

" Cantik banget pacar mu, Joe." Ucap papa Martin sembari menarik kursi utama di meja makan.

" Iya Joe emang pinter pilih pacar." Sahut mama Sisca sambil menarik papa Martin ke meja makan. Kemesraan yang membuat Vicky merasa iri, Joe menyadari sekilas perubahan raut wajah kekasih nya.

" Ma...Joe laper..Bisa kita mulai makan sekarang?" Tanya Joe mengalihkan perhatian mereka .

" Ah ini enak sekali." Puji papa Martin saat mengunyah steak salmon nya.

" Itu Vicky yang masak loh pa. Kayak nya mama sih yes aja pa. Kalau Joe langsung nikah gitu mereka lulus sma." Ucapan mama Sisca membuat Vicky tersedak minuman nya , reflek Joe mengelus punggung nya.

" Ma..mereka masih sekolah. Masih lama banget buat kita bila membicarakan pernikahan." Tegur papa Martin membuat wanita itu cemberut. " Nak Vicky maafin atas perkataan mama. Oh iya panggil papa aja." Ucap papa Martin melanjutkan. Vicky tersentak atas panggilan itu. Orang tua Joe meminta nya memanggil mama papa. Tanpa terasa air mata Vicky mengalir.

" Vicky kenapa kamu nangis nak. Ada yang sakit?" Tanya mama Sisca sambil memegang dahi Vicky.

" Ga ada Ai..eh mama . Maaf kebawa suasana. Mama meninggal saat lahirin aku, jadi aku ga tau rasa nya punya mama.  Sekarang rasa nya seperti mimpi aku punya seseorang yang bisa ku panggil mama." Ucap Vicky bergetar menahan agar tangis nya tak semakin pecah.

" Oh sayang..sini mama peluk." Ucap mama Sisca sambil memeluk kekasih putra nya .  Dari awal ketemu, dia sudah menyukai Vicky. Wanita itu benar-benar berharap Vicky akan menjadi menantu nya.  Sementara kedua lelaki Anthony  saling berpandangan , belum pernah mereka melihat nyonya besar mereka dekat dengan seorang gadis. Bahkan pacar koko nya Joe di buat kapok saat pertama kali bertemu dengan nya, ah nampak nya Vicky sudah mengambil hati calon mama mertua.  Hati Joe menghangat saat melihat perlakuan mama nya kepada Vicky.

Selanjut nya selama seminggu Joe harus membawa Vicky ke rumah nya karena mama Sisca ingin memasak berdua dengan Vicky, membuat mbo Mirna sedikit lega karena dapur nya tidak akan seperti kapal pecah.

Hari terakhir orang tua Joe berada di Bandung sebelum pergi ke Jerman.  Vicky sedang berada di dapur mereka bedua berniat membuat chessecake dan tiramisu.
" Sayang besok kami harus pergi ke Jerman, nemenin Sam dan meninjau perusahaan yang ada di sana." Ucap mama Sisca sedih.

"  Ma...nanti kan kita bisa ketemu lagi. Lagipula anak mama ada 2 jadi ya harus di bagi-bagi kan waktu nya." Ucap Vicky sambil mengaduk adonan chessecake nya.

" Kamu bijak banget Vicky...ga kayak kebanyakan cewe pada umum nya. Mama senang Joe bisa ketemu sama kamu." Ucap mama Sisca menuang adonan tiramisu di loyang.

" Maaaa...Udah belum sih masak nya?" Suara Joe membuat kedua wanita berbeda usia itu menoleh . Joe nampak kesal karena mama nya memonopoli kekasih nya dan lebih sayang pada Vicky di banding diri nya yang jelas-jelas anak kandung nya.

" Aduh anak mama.. Sabar dong, mama kan juga lagi belajar masak nih ama calon mantu mama.  Masa mama ga bisa masak terus sih. Sekali-kali mau masakin papa juga.  Kamu enak sering di masakin ama Vicky." Rajuk mama nya membuat Joe agak menyesal karena memasang muka jutek selama seminggu ini.

Vicky tertawa kecil melihat interaksi ibu dan anak itu.

" Abis mama monopoli Vicky .terus.  Aku kan kangen mau manja-manja ama Vicky." Sahut Joe membela diri.  Vicky tahu persis arti kata manja yang di maksud lelaki nya.  Manja yang membuat dia tidak bisa bangun selama beberapa jam tanpa sadar dia meringis.

" Kan besok kamu bisa manja-manja lagi. Tapi inget jaga batas." Ucapan mama Sisca membuat Joe yang sekarang meringis.  Kalau papa atau mama nya tahu Joe udah 'iya-iya' sama Vicky, bisa habis di bantai dia.

Tring. Bunyi oven mengalihkan perhatian mama Sisca dan membuat kedua nya menghela nafas lega.  Wangi harum chessecake memenuhi dapur membuat Joe keroncongan.

" Wah enak banget kue nya. Lembut banget ." Sahut mama Sisca dan Joe bersamaan.  Rupa nya kedua nya menyukai kue yang manis.
" Udah mama catet kan resep nya? Kapan-kapan bisa kan buatin papa?" Tanya Vicky sambil meneguk pocari dingin.

" Udah.  Makasih yah sayang.  Mama jadi bisa masak dikit-dikit." Ujar mama Sisca dengan binar kebahagiaan.

" Ma. Pulang dulu ya. Udah sore ntar keburu di cari orang rumah." Sahut Vicky sambil menarik tangan Joe agar berdiri.

" Ya udah ma. Joe antar Vicky pulang dulu ya." Ucap Joe sambil mengecup pipi kiri mama nya.

" Koko seneng banget kamu deket sama mama." Kata Joe saat mereka di mobil.

" Mama orang nya simple ya. Ga yang neko-neko dan yang terpenting mama nya koko baik banget sama aku." Sahut Vicky sambil mengelus punggung tangan Joe.

" Iya mama berharap banget kamu jadi menantu nya." Ucapan Joe membuat pipi Vicky memerah. " Vi...koko tau kita baru sebentar menjalin hubungan dan apalagi kita juga sering lakuin 'itu' koko pasti berjuang buat masa depan kita." Ucap Joe yakin.

" Terima kasih ko." Ucap Vicky malu-malu.

" Vi...koko sayang kamu." Ucap Joe sambil mengecup tangan kanan Vicky.

" Aku juga sayang koko."

***

Mereka berdua di tambah supir perusahaan papa Martin mengantar orang tua Joe ke bandara.  Joe tidak di izinkan untuk membawa mobil bila bepergian jarak jauh karena belum 17 tahun.

" Den. Mau kemana lagi?" Tanya Pak Tarjo supir perusahaan plus keluarga Joe setelah keluar dari bandara.

" Pulang dulu ke rumah.  Saya mau ambil motor dulu." Ucap Joe singkat.

" Den abis ini saya langsung ke kantor ya." Kata Pak Tarjo.


Tbc

Sabtu, 18 November 2017

It's Start with A wrong way to love you~7

Part 7~ The Truth

Author POV

Vicky terbangun karena panggilan alam yang mendesak, namun sesuatu yang berat menahan perut nya.  Joe memeluk nya dengan erat sekali, sekeras apapun dia berusaha lelaki itu tidak mengendurkan pelukan nya.

" Koko..bangun dong aku kebelet pipis." Rajuk Vicky di telinga Joe sembari menghembuskan nafas.  Berhasil Joe menggeliat dan melepaskan pelukan nya.

" Emh jam berapa ini?" Tanya Joe dengan suara serak khas bangun tidur.  Vicky yang mendengarnya otomatis mendesah, dia melupakan niat nya untuk ke kamar mandi.
Joe yang mendengar suara desahan Vicky otomatis menoleh dan mendapati wanita nya sedang memejamkan mata sambil menggigit bibir bawah nya.   Oh shit junior nya kembali menegang tanpa banyak kata Joe langsung menyibak selimut yang membungkus tubuh polos mereka dan menindih Vicky.

" Horny melihat koko bangun tidur eh?" Tanya Joe menggoda. Vicky yang tidak siap dengan 'serangan' Joe hanya pasrah ketika lelaki itu mulai menciumi seluruh tubuh dan menyatukan tubuh mereka.  Erangan dan desahan keluar dari mulut mereka berdua hingga akhir nya pelepasan itu menghampiri mereka dan  Joe ambruk di tubuh Vicky.

Vicky sudah mengantisipasi kalau-kalau Joe ingin mandi berdua.  Dengan sedikit trik Vicky bisa mengunci pintu kamar mandi sebelum lelaki itu menyusul nya.  

Vicky sudah sangat lapar saat dia selesai mandi dan berpakaian. " Ko..lapar.." Bukan nya 'gadis' itu menolak memasak, hanya dia sudah terlalu lelah akibat pertempuran mereka, bahkan vagina nya terasa perih dan panas.

" Oke tunggu ya kita keluar makan." Sahut Joe sambil mengambil kunci motor.

" Koko..bisa ga naik mobil aja..Soal nya punya ku perih." Ucap Vicky sambil menunduk malu.

Joe terdiam dan melihat Vicky yang memang kesulitan berjalan.  'Apa aku begitu kasar sampai dia kesakitan.' Batin Joe bertanya.  Dengan cepat dia mengambil kunci mobil dan menggendong Vicky ala bridal style.

" Maaf ya kalau koko kasar main nya." Ucap Joe dengan nada penyesalan.

" Koko main nya lembut koq, ga kasar cuma terlalu banyak kita main nya." Jawab Vicky sambil mengalungkan tangan nya di leher Joe.

" Maaf sweety, abis nya kamu nikmat banget." Ucap Joe sambil menuruni tangga, untung lah tidak ada yang melihat nya, kalau tidak bisa habis di hajar papa nya karena macem-macemin anak orang.

" Emang nya aku makanan apa? Nikmat.  Koko mah enak yang punya pedang nya. Nah aku yang kesakitan pas masuk nya." Dumel Vicky.

" Hahahaha.. Sakit tapi enak kan. Bukti nya kamu nagih terus." Vicky hanya cemberut saat Joe mendudukkan dan memasangkan silt belt saat di mobil.

" Auh ah.." Kata Vicky sambil membuang muka ke jendela saar Joe menyalakan mesin mobil.

" Mau makan apa?" Tanya Joe sambil mengusap lembut rambut Vicky yang setengah basah.

" Apa aja.." Setelah itu sunyi terasa di mobil, setengah jam kemudian Joe menghentikan mobil nya dan melepaskan silt belt Vicky.  Lelaki itu menangkup wajah Vicky.

"Hey sweety, kamu marah ama koko?" Vicky masih memasang muka jutek nya.
Joe hanya menghela nafas lalu mencium bibir Vicky, awal nya lembut namun lama-kelamaan Joe melumat kasar bibir Vicky, mereka berciuman hingga kedua nya melepaskan nya karena butuh oksigen.

" Maaf ya." Ucap Joe masih menempelkan kening mereka berdua.

" Koko...Aku..malu." Ucap Vicky terbata-bata , pipi nya memerah padam.

" Koko udah liat semua nya. Pain lagi kamu harus malu." Kata Joe lagi.  Kriukkkkkkk Suara perut Vicky mengacaukan suasana romantis yang tercipta. Mereka berdua tetawa bersamaan.

" Bisa jalan ga?" Vicky hanya mengangguk pelan mendengar pertanyaan Joe.

" Tapi pelan-pelan aja ya." Sahut Vicky sambil memegang lengan Joe.

**************************

Sesuai prediksi Joe dan Vicky berada dalam 1 tim di tambah 1 orang cewe kelas 3 ipa 1 bernama Rena Agustina.   Ada 4 tim yang mengikuti lomba fisika yang di adakan bulan depan.  Sepulang sekolah mereka ikut pelatihan selama 2 jam.

Sementara 10 orang lain nya kepayahan mengerjakan soal-soal yang membuat stroke mendadak, Joe dan Vicky mengerjakan nya dengan santai.

Siang itu setelah 2 minggu pelatihan, Joe melihat ada yang aneh dengan Vicky.  Gadis itu sering tertidur di mana pun dan tubuh nya terlihat lebih kurus.

" Vi..Kamu koq keliatan lebih kurus.. Ada apa sayang?" Tanya Joe di kamar nya. Vicky sedang membaca soal yang tadi di ajarkan.
" Mungkin aku kecapean ko, belajar terus sampe lupa makan." Ucap Vicky santai namun Joe tau bahwa gadis nya menyembunyikan sesuatu.

" Koko pijat ya?" Ucap Joe meletakkan soal yang di pegang Vicky dan merebahkan tubuh gadis itu di ranjang. " Tengkurep sayang." Joe mulai memijat bahu Vicky dengan lembut. Entah karena kelelahan atau terbuai pijitan Joe, tak lama Vicky tertidur.  Joe membalikkan tubuh Vicky dan menyelimuti nya, meski pun dia ingin menyatukan tubuh mereka berdua namun melihat wajah Vicky yang lelah Joe mengurungkan niat nya.  Lelaki itu tidak ingin Vicky jatuh sakit karena kelelahan.

" Shit...Gue mesti nenangin Joe junior. " Umpat Joe sambil menuju kamar mandi.

" Hoammm." Vicky menggeliat saat membuka mata nya.  Gerakan itu membuat Joe kembali bernafsu, jika tidak terbentur waktu, lelaki itu ingin menerjang tubuh Vicky yang masih menggerakan tubuh nya.  Joe segera tersadar bahwa dia harus mengantar pulang Vicky.  Apalagi sekarang sudah jam 7 malam.

" Cuci muka dulu sweety.  Koko antar pulang udah jam 7 malam.  Ntar kamu.di cariin orang rumah." Kata Joe dengan suara bergetar dan serak menahan gairah nya yang kembali timbul.

Sebelum Vicky menjawab iphone nya berbunyi. Ko Viko Calling. Vicky mengusap tombol jawab dan berkata.
" Ya ko."
" De... Kamu jangan pulang dulu malam ini.  Di rumah ada pesta dadakan buat relasi papa.  Besok siang aja yah pulang nya. Papa juga langsung terbang ke Belanda sama Ko Vito.  Belum tau berapa lama.  Udah dulu ya. " 

Vicky menutup sambungan telepon nya kemudian mendesah.  Joe yang melihat nya langsung bertanya. " Ada apa?"

" Di suruh pulang besok siang. " Jawab Vicky singkat .  Memang bukan pertama kali Vicky menginap di rumah Joe, namun lelaki itu merasa janggal dengan telepon itu.

Mungkin dia harus menyelidiki kalau gadis nya ini tidak mau memberitahukan apa yang terjadi.  Sedetik kemudian Joe menyeringai . Vicky yang menyadari arti tatapan Joe pun merentangankan tangan nya, mengundang Joe ke pelukan nya yang tentu saja langsung di sambut lelaki itu dengan menubruk tubuh mungil Vicky dan menindih nya.

" Kamu tau tidak sedari tadi koko berusaha menahan nya.  Koko ga mau kamu cape terus sakit." Ucap Joe serak sambil membimbing tangan Vicky menyentuh kejantanannya yang sudah menegang.

" Terima kasih koko udah peduli sama aku.  Ga mementingkan kebutuhan koko meski pun koko bisa." Balas Vicky sambil meremas bukti kejantanan Joe membuat lelaki itu mengerang.

Selanjut nya Joe mencium bibir Vicky dengan lembut namun ciuman itu perlahan berubah menjadi lumatan penuh gairah saat lidah mereka bertemu dan bertukar saliva.  Bibir dan tangan Joe turun ke dua gundukan daging kenyal milik Vicky dan melahap nya dengan rakus membuat Vicky mengerang hebat.

Setelah puas dengan payudara Vicky, Joe membenamkan wajah nya di antara paha Vicky membuat gadis itu menggeliat kencang di sertai desahan yang seksi di telinga Joe.  Lidah lelaki itu menyentuh klitoris nya dan menjilat nya seperti eskrim yang lezat, membuat kewanitaan Vicky semakin basah.

" Seperti nya kamu sudah basah dan siap untuk ku." Sahut Joe saat vagina Vicky mengedut dan mengeluarkan cairan nya.

" Bersiap lah sayang." Kata Joe sambil menghentakkan milik nya ke dalam milik Vicky yang masih terasa sempit dan menggigit junior Joe. " Oh Vivi. Punya kamu masih sempit aja. Oh kamu nikmat banget."
Vicky hanya pasrah di bawah tubuh Joe saat lelaki itu menggoyangkan pinggul nya dengan kuat membuat vagina Vicky seakan di aduk dan 'gadis' itu berteriak saat mencapai orgasme nya.

" Koko...Jangan tembak di dalem. Aku...lagi..masa subur." Kata Vicky tersengal-sengal di selingi tusukan junior Joe yang makin menggila. Membuat Vicky mengerang dan menggigit dada Joe untuk meredam gairah nya yang kembali timbul.  Setelah multiple orgasme yang di rasakan Vicky akhir nya Joe merasa kejantanan nya berkedut dan sesuai permintaan Vicky, lelaki itu mengeluarkan pelepasan nya di atas perut rata Vicky.

Orang tua Joe sedang sibuk-sibuk nya mengurus perusahaan yang mulai berkembang pesat.  Jadi jangan heran kalau mereka jarang berada di Bandung, sementara , Samuel , kakak lelaki Joe yang berusia 20 tahun sedang berkuliah di Jerman, mengambil jurusan bisnis sembari mengurus anak cabang perusahaan yang berada di sana.  Maka jangan heran kalau Joe leluasa melakukan yang 'iya-iya' sama Vicky.

Setelah pertempuran panas mereka yang menghabiskan waktu 50 menit. Kedua nya merasa lapar.  Akhir nya setelah mandi dan memakai baju. Joe memutuskan untuk mengajak dinner Vicky.  Awal nya Joe ingin mengajak nya ke resto mahal yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Vicky karena yang di inginkan oleh gadis itu adalah ramen.  Membuat Joe makin mengaguminya.  Seorang anak orang super tajir namun gaya hidup nya sederhana, bahkan Vicky pernah merengek pada nya untuk memakan otak-otak abang bersepeda yang sedang mangkal,  karena tidak tahan dengan cacing di perut nya yang mulai berdemo.

************************

Tiba saat nya hari perlombaan.  Tim yang di pimpin Joe meraih juara 1, sedangkan teman-teman nya paling barter juara 3. Sedang dua tim lain nya tersisih di perempat final.

Vicky sudah merasakan gelisah saat lomba di mulai. Namun dia menepis kegelisahan nya dan menfokuskan pada soal yang di tanyakan.

Bahkan setelah tim mereka di nyatakan sebagai pemenang dan mereka akan maju menerima medali dan piala. Vicky semakin pucat dan gelisah.

" Vicky...Ayo kita makan di resto jepang buat merayakan kemenangan tim kita dan tim Abigail yang dapat juara 3.  Tim Thomas dan Ben yang masuk perempat final." Kata Rena sambil menarik tangan Vicky.

" Maaf kak. Aku...langsung balik aja.." Jawab Vicky terbata-bata.

" Ga di cariin Joe kalo balik sekarang?" Tanya gadis itu heran.

" Ntar aku sms aja. Duluan ya kak." Sebelum Rena sempat bicara Vicky langsung berlari.

" Ada yang aneh... Gue harus kasih tau Joe." Ucap nya sambil mencari-cari keberadaan lelaki berkulit agak gelap itu.

" Joe.....Hosh...Cewe lo aneh banget " ucap Rena tersengal-sengal.

" Aneh kenapa kak?" Tanya Joe balik.  Rena menceritakan pembicaraan nya dengan Vicky di toilet.  Joe tercenung mendengar nya. Jadi ada yang di sembunyikan Vicky dari nya tapi apa?  Batin Joe berbicara.

" Thanks ya kak. Kita juga duluan deh." Ujar Lukas menarik tangan Joe menyadarkan lelaki itu.

" Joe. Gue baru install aplikasi gps tuk lacak orang. Sekarang masukin no handphone Vicky." Perintah Lukas sembari menyodorkan ipad nya.

" Oke kita ikutin Vicky." Kata Lukas kepada ketiga cowo di depan nya( Joe Ethan dan Rey).  Baru mereka mau pergi Rico berlari ke arah mereka

" Kalian mau cari Vicky kan. Ayo cepetan." Ucap nya sambil menarik nafas.

" Emang kenapa sih?" Tanya Rey kepo

" Ish..Buru ga pake lama ." Kata Rico. Kentara sekali dia begitu cemas.

" Titik nya makin kenceng di sini. Seperti nya Vicky ada sekitar sini." Ujar Lukas mengarahkan Joe yang mengemudi. Di belakang nya Rico terlihat semakin gelisah. Sementara Ethan dan Rey lebih memilih membuka sosmed di smartphone nya.

" Ayo turun parkir mobil nya jangan keliatan. " Kata Rico menunjuk sebuah gudang baru yang belum beroperasi.

Kelima cowo itu pun mengendap-endap. Saat melihat seorang pria berumur 40tahunan memakai seragam supir sedang membelakangi mereka seakan lagi mengintip di celah kecil. Rico menghela nafas kasar. Membuat  keempat nya terpusat ke arah nya.

Dengan perlahan Rico mendekati sang supir dan menepuk pelan bahu pria itu.
" Mang Imron.. Udah lama di sini?"

" Eh den Rico..Ada den Johanness juga.  Udah 15 menit.."

" SIAPA YANG SURUH LO IKUT LOMBA..MAKSUD NYA APA..LO MAU NGAKU KALO LO ANAK GUA..DASAR ANAK SIAL..." Teriakan seorang pria mengagetkan semua nya. Dan dari celah pintu terlihat seorang pria sedang memukuli seorang gadis dengan gesper.

Joe yang melihat langsung jatuh terduduk , gadis nya sedang di siksa habis-habisan baik fisik maupun mental oleh ayah nya  sendiri.  Tidak ada teriakan atau air mata yang keluar hanya tubuh kecil yang pasrah menerima semua pukulan bertubi-tubi.  Saat Joe akan merangsek masuk. Rico menahan nya dan berkata.

" Kalau lo masuk sekarang memang Vicky akan berhenti di pukuli. Namun lain kali dia akan lebih parah di siksa nya .  Please Joe. Lo masih mau lihat Vicky hidup kan?"
Joe terkesiap mendengar nya.

" Sekarang kita keluar dulu. Sebab kalo sampe papa nya Vicky liat kita itu bahaya buat Vicky ke depan nya. Nanti setelah Vicky di obati gue bakal cerita ke lo."

Ucapan Rico membuat Lukas menarik tangan Joe agar bergegas keluar dari gudang dan menunggu di mobil.  Sekitar 20 menit yang menyiksa bagi Joe akhir nya, pria tua baya yang terkenal di dunia bisnis Wilson Christoper keluar dari gudang itu di susul dengan mang Imron yang terlari-tari kecil menuju mobil Alpard hitam seakan mendahului bos nya , kemudian membuka pintu mobil itu .  Tidak lama kemudian mobil itu meninggalkan gudang.  Barulah kelima pemuda itu berlari masuk ke dalam.

Joe terisak saat melihat tubuh kecil itu mencoba bangkit, tidak memperdulikan rasa sakit yang pasti terasa akibat penyiksaan brutal itu.

" Vi..." Panggil nya lirih. Membuat Vicky mengarahkan pandangan nya. Saat itu lah mata hitam Vicky bertemu dengan mata coklat milik Joe. Selanjut nya tanpa dapat di cegah air mata nya mengalir deras.  Lelaki itu menghampiri Vicky dengan perasaan sesak kemudian merengkuh gadis itu dalam pelukan nya , membuat kedua nya terisak.

Rico tersentak melihat pemandangan itu.  Vicky tidak pernah menangis setelah di pukuli, namun hari ini seorang Joe mampu membuat gadis itu meluapkan kan emosi nya.  Joe mampu menerobos ke dalam hati Vicky yang terdalam.

Lukas juga terkesiap melihat nya. Selama ini sepupu nya tidak pernah menangis, dan hari ini Joe menangis untuk seseorang. Vicky pasti sudah membuat Joe merasa terikat begitu dalam nya pada seorang gadis.

Ethan dan Rey pun merasa terharu karena kedua nya saling mencintai, meski di awali dengan cara yang salah.



Tbc

Kamis, 26 Oktober 2017

It's Start with A Wrong way to love you~ 6

Part 6~ Makin mengenal dan dekat satu sama lain.

Author POV

" Minggu ini ikut gambar ga?" Tanya Joe pada Victoria.

" Ikut lah ko sekalian kita izin dulu kan sampai kelar lomba." Ucap gadis itu sambil mengunyah batagor nya.

" Eh ko kasih hadiah yuk ama kakak-kakak itu." Usul Victoria yang mendapat tatapan bingung dari Joe. " Ya kan kita bisa keluar tiap minggu dan makin deket juga karena komunitas gambar ko.  Pengen aja kasih kado."

" Ya udah ntar pulang ya."

Flashback on

Johanness dan Victoria baru jadian beberapa hari saat lelaki mengajak gadis nya untuk ke suatu tempat.

" Vivi, mereka baik-baik koq ga usah takut ya." Ucap nya menenangkan Vicky.

" Iya koko...ga usah cemas gitu ya." Ucap gadis itu sambil tersenyum.

Joe menuntun gadis nya ke sebuah ruangan dan membuka handle pintu.

" Selamat datang Joe..Eh si cantik Victoria loh koq kalian bisa barengan." Sambut seorang pria yang berkacamata. Membuat Joe reflek mengetatkan genggaman nya di jari gadis itu.

" Iya kak. Kenalin semua ini Victoria . Dia pacar aku."  Sahut Joe memproklamirkan Victoria membuat gadis itu tersipu dan semua yang ada di ruangan itu tertawa.

" Oh gitu. Eh iya kamu koq ga telepon kakak sih setelah itu.  Padahal kita mau ketemu kamu lagi loh." Kata lelaki itu membuat Joe kaget.  Setelah memberitahu nama masing-masing dan menjelaskan tentang pertemuan di taman musik Joe pun mengangguk paham.

" Nurbianto." Lelaki berkacamata dan bertubuh tinggi.  Mahasiswa Senirupa
" Aurin." Wanita yang di cat pirang dan tinggi untuk ukuran wanita.  Mahasiswi Senirupa.

" Raditya." Lelaki berpipi chubby dan cukup tinggi. Pekerja kantoran.

"  Karenina." Wanita nyentrik berkacamata manager toko pakaian.

" Gilang." Mahasiswa hukum dan pekerja part time.

"  Kayla." Anak pemilik toko barang antik.

" Maaf kak belum sempat ngabarin padahal aku mau loh ikut komunitas ini."  Kata Victoria lagi.  Mereka udah duduk di sebuah meja panjang.

Flashback off


Joe melihat Vicky duduk nya gelisah sesekali memegang kepala nya.

" Kenapa Vi?" Tanya Joe berbisik di kuping Vicky.

" Shhh.. Geli ah ko." Sahut nya sambil mengigit bibir bawah nya.  Ga lama 'gadis' itu berdiri meninggalkan kantin.

" Eh mau ke mana?" Sahut Joe menyusul gadis nya.

" Kepala ku pusing ko." Rajuk Vicky pada Joe.  Mereka lagi di perpus perlahan Joe memijit bahu 'gadis' itu.  Namun itu malah membuat Vicky semakin gelisah.

" Ah ke kantin lagi aja lah beli yang dingin-dingin." Ucap Vicky beranjak dari duduk nya meninggalkan Joe dalam kebingungan.

" Vi tunggu..." Kejar Joe.

" Kamu kenapa sih?"  Tanya Joe begitu 'gadis' itu mengambil dua botol minuman ion dingin dari mba kantin.

" Ga tau ko. Pusing bawaan nya dan gerah.." Sahut Vicky sambil membuka tutup botol dan meminum isi nya. " Ish jangan deket-deket. Geli nih." Usir Vicky saat Joe akan merangkul nya yang membuat lelaki itu heran.

" Kenapa sih?" Tanya Joe yang di jawab gelengan kepala 'gadis' itu.

" Ya udah besok kan libur ini kita jalan aja ntar pulang sekolah sekalian beli kado." Bujuk Joe namun Vicky masih merasa gerah dan pusing.

" Ya udah sekalian beli buku ya?" Tanya Vicky lagi yang di jawab anggukan oleh Joe.

Skip pulang sekolah dan di mall saat sedang memilih baju iphone iphone Vicky bergetar pertanda ada pesan masuk.

From Ko Viko
De..kamu nginep di rumah temen aja ya lusa sore sebelum magrib baru balik. 
To Ko Viko
 Iya ko.dede ngerti lusa sebelum magrib dede udah di rumah.

Vicky mendesah saat memasukkan iphone nya kembali ke saku rompi.

" Ada apa?" Tanya Joe pada gadis nya.

" Ntar anterin ke rumah Rico ya ko. Aku nginep di sana sampe lusa." Ucap Vicky lirih.

Joe POV

What dia mau nginep di tempat Rico. Ish apa dia ga tau kalo aku cemburu.  Gadis ini benar-benar deh sekarang dia menuju stand produk perawatan tubuh dia melihat ada diskon 50% perpaket setelah membeli 2 paket yang berbeda di tambah sebotol minyak yang aku tidak tahu apa nama nya dia melirik stand produk perawatan rambut di sebrang ah rupa nya di mall ini ada ada bazzar dan diskon berbagai produk.

Ternyata meski dia terlahir di keluarga super tajir, dia tidak segan untuk membeli produk yang tidak terlalu mahal, sesuai lah dengan kemampuan ku bila ingin membelikan nya. Tadi nya aku mau membayar belanjaan nya namun dia sudah menyodorkan kartu gold milik nya ke kasir. Ya sudahlah next time aku akan membelikan nya sesuatu.

" Koko.. makan dulu yuk. Laper." Ucap nya sambil menarik tangan ku yang penuh barang.  Untung lah aku membawa mobil jadi tidak ada kesulitan untuk membawa semua belanjaan kami.

Rico's House

" Vi. Perasaan Rico ga punya moge kayak gini deh?"Tanya ku saat melihat motor ninja hijau yang nangkring di parkiran rumah nya.

" Oh punya kak Kenzo." Sahut nya datar ada apa ya koq tiba-tiba aku jadi merinding.
Aku menajam kan telinga saat mendengar sesuatu dari atas. Kami menaiki tangga dengan pelan-pelan . Oh shit gilaaaaaa.  Rico berciuman di bibir dengan seorang lelaki dan gila nya mereka saling meraba tubuh pasangan nya. Tubuh atas mereka sudah naked pria itu atletis juga Rico mah kurus gitu.  Gadis ku berdecak pelan lalu menutup pintu kamar Rico dengan pelan dan menarikku keluar dari rumah Rico.

" Sekarang koko tau kan. Rico kayak apa.  Jangan cemburu lagi. Please diem aja ya ko." Sahut Vivi saat kami di mobil dan sempat terdiam beberapa saat.  Jujur aku masih syok dan merasa merinding melihat pemandangan tadi.  Chupp aku menoleh saat dia mengecup pipi kiri ku. Wajah nya memerah oh rasa nya aku mengerti mengapa dia mengeluh panas dan pusing.

" Iya Sweety koko ga bakal bilang siapa-siapa.  Cuma kalo mereka kayak gitu terus ya lama-lama ketauan lah." Sahut ku sambil menangkup wajah nya yang mulai memerah.  Aku mencium lembut bibir nya yang di balas lumatan penuh nafsu oleh nya, oke aku mulai ga tahan ku gigit bibir bawah nya dan dia mendesah. Bibir nya yang manis dan aroma tubuh nya yang manis memabukkan ku.  Tangan ku turun ke bawah dan meremas payudara nya.  Dia mendesah di sela ciuman panas kami.  Tangan nya meremas junior ku.

" Jangan bangunin singa tidur." Ucap ku sambil melepas pagutan bibir kami.  Bibir nya sudah membengkak dan makin memerah.

" Jadi aku nginep di mana?" Tanya nya sambil mengambil nafas.

" Rumah koko aja.  Tenang orang tua koko lagi di London dan mbo Mirna (art ku) lagi izin 3 hari. Cuma ada security kampret." Ucapku yang di tanggapi tawa oleh dia.

" Kira-kira lusa udah ada belum ya pembagian tim nya?" Tanya nya sambil memainkan rambut mata nya fokus ke depan.  Aku jadi ingin menyatukan tubuh kami berdua lagipula ini sudah 2 bulan lebih kami tidak melakukan nya.

" Udah. Tenang aja kita pasti satu tim koq." Kata ku sambil mengelus rambut nya. Wow halus banget di tangan ku.

" Ko, ngantuk." Ucap nya manja.

" Tidur aja ntar koko bangunin." Kata ku sambil menghidupkan mesin mobil.

Aku sudah sampai rumah tadi nya ingin ku bangunkan cuma melihat wajah lelah nya aku tidak tega.  Akhir nya ku gendong dia kekamarku dia begitu ringan dan kecil dalam gendongan ku.  Aku mencopot sepatu dan kaus kaki nya setelah meletakkan nya di kasur, iphone nya juga sudah kukeluarkan dari saku rompi nya. Aku harus ke mobil ku lagi untuk mengambil barang-barang kami.

Setelah kembali kekamar  aku melihat paha nya tersingkap karena dia bergerak dalam tidur nya.  Glekk adik ku yang dari tadi mulai ereksi semakin terasa sesak saja. Oke ku kunci pintu kamar ku dan ku hampiri dia.  'Cantik' batin ku berkata aku ga sabar untuk meminum susu nya. Aku merebahkan tubuhku di samping nya dan mulai menciumi wajah nya berhasil dia membuka mata nya dan mulai menggeliat kegelian.

" Kokoooo." Rengek nya pada ku saat tangan ku mulai membuka seluruh baju nya.

" Koko tau kamu pusing dan gerah karena kepengen kan?" Tanyaku sambil meremas payudara nya. Dia mulai mendesah dan mengerang karena sentuhan tanganku.

Setelah kami berdua full naked aku menindih tubuh nya dan melumat bibir nya dengan nafsu.  Aku menurunkan bibir ku ke tulang selangka nya dan membuat kissmark di sana. Erangan dan desahan nya membuat junior ku makin menegang.  Susu nya keluar saat ku isap kuat. Dia semakin menggila di bawah ku, setelah puas menyusu di kedua payudara nya aku menuju vagina nya sudah sangat basah rupa nya, aroma khas nya membuat ku ingin mencicipi nya.

" Ahhh koko..ahh koko.." Dia menekan kepala ku untuk memperdalam jilatan ku di klitoris nya.  Lidahku terjepit saat dia mencapai puncak nya.

" Hey sweety.  Giliran mu untuk memuaskan ku." Dengan rambut acak-acakan dia mendorong tubuh ku dan mulai dia mulai merangkak ke arah junior ku.  Awal nya dia hanya menyentuh dengan bibir nya lalu dia mulai memasukkan  dan mengulum junior ku.

" Babe jangan pake sshhh gigi. yes begitu sweety." Ucapku sambil mendorong tengkuk nya memperdalam kuluman nya di milikku. Crott dia berhasil melepaskan junior ku sehingga air mani ku mengenai sprei. Oh aku harus memasukkan nya ke mesin cuci nanti.

" Sudah siap sayang?" Tanya ku sambil memegang junior ku agar kembali ereksi. Dia mengangguk sekarang ku rebahkan tubuh nya dan mulai menciumi tubuh nya memberi tanda kiss mark di tempat tersembunyi.

" Koko...please udah ga tahan lagi." Kata nya sambil menggesekkan juniorku ke vagina nya. " Ahhh...Sakitt.." Dia menjerit saat punya ku baru setengah memasuki nya. Ku cium bibir nya agar dia merasakan rileks, memang sempit banget vagina nya. Bless " Ahhhhh." Dia menjerit dan meneteskan air mata saat aku berhasil  menancapkan seluruh junior ku. Ku kecup pipi nya lembut dan setelah beberapa saat aku mulai menggerakan pinggul ku.

" Vi....Kamu sempit banget oh nikmat banget."  Aku merasakan vagina nya berkedut dan sesuatu yang hangat menyiram junior ku. Udah orgasme rupa nya.  " Cape?" Tanya ku sambil membelai wajah nya, dia hanya mengangguk. " Biar koko yang goyang aja kamu cukup diam aja." Kata ku sambil mengenjot junior ku ke dalam vagina nya dengan cepat yang membuat nya semakin mengerang dan meracau tak jelas.

Tangan nya menarik kepala ku ke leher nya. Oh minta di cium di leher rupa nya. Desahan rintihan jeritan terus keluar dari mulut nya, gairah nya memuncak kembali di sertai goyangan pinggul nya yang kencang.  Ah sebentar lagi aku ingin keluar.  " Sweety..Vi...  Ahhh kamu nikmat banget. Aaaahhhhhhh" Setelah itu kami berdua mengerang bersamaan dan aku ambruk di tubuh nya.

" Koko.  Aku mau rileksasi jadi jangan gedor-gedor pintu kamar mandi kalo 1 jam aku belum kelar." Kata nya sambil membawa seplastik produk yang tadi dia beli.  Oke sekarang aku harus membersihkan bukti pertempuran kami di sprei.  Segera ku copot sprei beserta sarung bantal dan mengganti nya dengan sprei dan sarung bantal bersih yang memang ada beberapa di lemari pakaian ku. Setelah itu aku membawa nya ke ruang cuci yang berada di samping dapur.  Aku memang terbiasa mencuci sendiri sprei dan sarung bantal ku toh pakai mesin cuci ini.

Setelah membilas dan memasukkan pewangi aku merasa lapar sambil menunggu mesin pengering nya bekerja aku menuju dapur. Hanya ada sosis nugget dan telur yang bisa ku masak di antara bahan yang lain.  Ya sudahlah aku buat telur ceplok saja.

Aku sudah menjemur sprei dan sarung bantal yang setengah kering itu. Waktu nya makan sekarang.  Oke Joe kita lihat apa dia udah kelar mandi.  Aku membuka pintu kamar ku dan melihat dia sedang kesulitan menyisir rambut panjang nya. Akhir nya dia memakai jari nya, aku tertawa kencang.

" Ih koko mah ketawa nya kayak gitu." Rajuk nya yang membuat dia terlihat manis.  " Abis kamu lucu banget. Makan yuk koko udah lapar nih." Sahut ku menarik nya berdiri. Wangi tubuh nya beraroma lembut.

Dia hanya bengong saat melihat telur ceplok di piring kami. " Kaga salah ko. Ini yang koko bilang masak?" Tanya nya sambil membuka isi kulkas.  Aku mengajak nya makan di dapur karena praktis ada dispenser dan minuman ringan serta cemilan di  kulkas .  Aku memperhatikan Vivi yang sedang berkutat di kompor.  Rasa nya aku makin sayang saja udah cantik bisa masak pula.

" Koko..Makan yuk. Spageti nya udah mateng." Sahut nya membuyarkan lamunan ku.

" Enak banget." Wau aku ga nyangka deh ternyata masakan nya enak sekali tadi nya ku pikir cuma sekedar bisa.  Ah calon istri banget ini mah.  " Vi. Mau dong sering di masakin sama kamu."
" Iya gampang. Ntar aku masakin macem-macem. Hoamm." Setelah mengatakan itu dia menguap.

" Ngantuk? Ya udah makan dulu dikit ntar koko yang cuci semua ya. Kamu tidur aja dulu ntar koko nyusul."

" Iya. Ko mana teko ama gelas?" Tanya nya lagi aku menunjuk dengan jari ku. Dia mengambil nya dan mengisi teko hingga hampir penuh. " Buat jaga-jaga kalo ntar malem haus." Kata nya lagi.

Setelah makan aku mencuci piring dan menyusul Vivi di kamar ku. Dia sedang membaca hingga tidak menyadari kehadiran ku. "Vi." Panggilku lembut dia menoleh dan meletakkan buku di meja. " Kata nya ngantuk koq belum tidur?" Tanya nya lembut.

" Masih jam 8 kurang 15 ntar kebangun tengah malam kalo tidur sekarang." Jelas nya sambil membaca buku filsafat yang baru ku beli kemarin.  Ah jadi dia yang baca duluan, aku beruntung memiliki pacar yang minat dan hobi nya sama setidak nya tidak susah untuk di ajak diskusi.

"  Hmm Vi..Tadi saat di rumah Rico.. emmhh..sudah lama kamu tahu dia 'beda'? " Tanya ku hati-hati, takut nya menyinggung perasaan nya.

Dia tampak terkejut dan melihat ke arah ku. " Udah dari 2 tahun yang lalu ko. Awalnya juga kayak gitu dia ciuman ama cowo. Aku maki-maki aja abis nya mereka ciuman di sekolah dan cowo itu bukan kak Kenzo. "

Dia mulai menceritakan tentang Rico, pantas saja mereka berdua terlihat kompak dan saling melindungi. Ternyata cowo pertama Rico bajingan dan untung nya Vivi bisa membuka kedok nya.  Dan sebagai ganti nya cowo itu melindungi Vivi dari semua bahaya.

" Cuma ko. Aku ga tau kalo mereka sejauh ini. Mereka udah kebablasan.." Lanjut nya lagi.

" Kayak kita ga aja..." Ucapku memotong perkataan nya.

" Kan awal nya koko yang perkosa aku.. Koko tau ga sakit nya masih berasa sampai besokan hari nya." Ucap nya sambil merenggut.  Oh dia sungguh manis banget.
CHUPPPP. Ah bibir nya sungguh manis dan lembut

" Koko.." Dia hendak protes namun tanganku kembali meremas payudara nya dan dia mendesah, aku memanfaatkan itu untuk memperdalam ciumanku dan melucuti baju nya.  Aku tidak tahu siapa yang membuka baju ku yang jelas sekarang kami sudah sama-sama naked dan milik ku sudah siap masuk ke sarang nya. Butuh usaha extra karena vagina nya yang masih terasa sempit bagiku bahkan Vivi saja sampai kesakitan awal nya.  Kami melakukan nya sebanyak emhh 4 atau 5 ronde , niatku yang ingin tidur di kamar tamu gagal karena aku sudah kelelahan akibat pertempuran kami.

Victoria POV

Kenapa koko Joe tau aku pusing karena kepengen, apalagi kami sudah 2 bulan tidak melakukan 'itu' .  Bibir nya lembut dan terasa geli saat kami berciuman, eh tangan nya meremas payudara ku yang ku rasakan makin montok saat aku bercermin.  Apa ini efek sering di remas ya?

Bibir nya makin turun ke leher ku dan aku tidak tahan dengan rasa geli dan nikmat yang kurasakan.  Terkutuklah mulut sialan yang terus mendesah dan mengerang saat bibir dan tangan nya menggeranyangi tubuh ku. " Ahhh...ahhhh.." Semakin kuat aku mengerang semakin kuat dia menyusu pada ku dan sebelah tangan nya mengocok vagina ku.  Oh shit , lidah nya sekarang yang berada di vagina ku, lihai sekali lidah dan tangan nya mempermainkan inti diri ku.  Aku tidak tahu berapa banyak desahan dan erangan yang keluar dari mulut ku yang terpenting ini nikmat banget.  Setelah sekian lama aku merasa ada yang mendesak keluar, koko Joe semakin intens saja menjilati vagina ku. " Arggghhhhhh!" Teriakan panjang akhir nya keluar dan aku merasa lemas sekarang.

" Hey sweety, giliranmu untuk memuaskan ku." Aku tau maksud nya apa, dengan sisa-sisa kekuatan aku dorong tubuh nya agar tiduran untunglah kasur milik nya berukuran king size sehingga kami leluasa melakukan olahraga ranjang kami.  Setelah aku merangkak ke arah junior nya, aku pernah mencari artikel tentang ukuran standar pria dan ya aku cukup tercengang karena milik nya termasuk jumbo di usia nya yang masih remaja, aku tak tahu apa milik nya bisa berkembang lagi tapi yang ku tahu aku mulai ketagihan untuk bercinta apalagi rasa nya nikmat saat kedua kali kami melakukan nya.  Oh sudah lah aku mulai memegang dan memasukkan miliknya ke mulut ku, agak aneh awalnya namun koko Joe sudah memuaskan ku kenapa aku tidak mau melakukan yang sama dengan nya.

" Babe jangan pake sshhh gigi, yes begitu sweety." Ucap nya parau sambil memegang tengkuk ku, aku masih asyik mengulum batang nya seperti aku mengulum loli pop. Eh seperti nya dia akan keluar, dari tanda-tanda yang ku baca dari berbagai sumber.  Segera ku tarik mulut ku dari batang nya, aku tidak ingin menelan air mani nya.  Dan benar saja dia segera menyemprotkan milik nya di kasur, astaga banyak nya ga kebayang kalo sampe ketelen bisa-bisa muntah aku.

" Sudah siap sayang?" Tanya nya sambil memegang milik nya yang sudah menegang.  Aku selalu merasa gugup saat akan memulai nya.  Dia menindih tubuh ku dan menggodaku dengan menempelkan lalu menjauhkan milik nya ke vagina ku.

" Please ko..aku udah ga tahan lagi." Aku memohon sambil memegang milik nya dan menggesekkan nya ke vagina ku.  Ah rasa nya enak dan nikmat sekali.

" Ahh..Sakittt..." Aku menjerit saat milik koko Joe mulai menembus vagina ku. Tidak sia-sia aku rutin meminum ramuan untuk merapatkan vagina dan mengencangkan payudara yang ku lihat dari buku resep herbal yang iseng ku beli sejak perawan ku jebol 2 bulan yang lalu terbukti punya ku masih terasa sempit saat kejantanan nya mencoba masuk ke liang kenikmatan ku.  Rupa nya koko Joe sudah tidak sabar lagi jadi dia menghentakkan pinggulnya dengan keras. Bless, berhasil milik nya sudah tertancap di vagina ku yang masih terasa nyeri.  Dia mencium bibir ku dengan lembut untuk mengurangi nyeri yang ku rasa.

" Vi...kamu sempit banget." Racau nya mulai menggoyang pinggul nya.  Koko Joe sangat lembut dalam bercinta, tidak saat pertama kali ah tepat nya dia memperkosa ku.  Sekarang dia sangat tahu kapan harus menggerakkan junior nya dan wow genjotan nya membuatku meracau dan bergerak liar di bawah nya akhir nya aku merasa sesuatu di bawah ku siap meledak.

" Argggghhhh.." Teriakku sambil memegang bokong nya dengan kedua tangan ku.

 Aku merasa kepala ku di penuhi dengan bintang-bintang dan nafasku tersenggal-senggal. " Cape?" Tanya nya dan aku hanya mengangguk pelan, terserahlah dia mau ngapain yang penting aku udah puas.

"Biar koko yang goyang kamu diam aja." Oh shit goyangan dan tusukkan nya makin gila aja tenaga nya kuat juga.  Aku melirik jam dinding sudah 30 menit dia menyetubuhi ku dan 15 menit sejak aku orgasme tadi dan dia masih kuat aja sementara aku merasa gairah ku mulai bangkit lagi aku mulai menggoyang kembali pinggul ku sambil sesekali melakukan gerakan kegel berhasil koko Joe merem melek akibat tindakan ku.  Kami bergoyang dengan liar dan cepat hingga kami berdua mengerang bersamaan dan aku merasa dia memuncratkan sperma sekitar 9 x di dalam rahim ku setelah itu dia ambruk di tubuhku.

Tbc
















Rabu, 11 Oktober 2017

It's Start with A Wrong way to love you~5

Part 5~ Spring for Jovi

Johaness POV


Pipi nya memerah saat aku menanyakan itu.  Oh lord rasa nya aku mulai menyukai menyukai gadis ini meskipun awal nya ku bilang akan bertanggung jawab pada nya.  Tidak ada salah nya mencintai nya meski harus di awali dengan kesalahan yang fatal.

" Victoria Christoper Jacobus maukah kamu menerima Johanness Andreas Anthony sebagai pacar?"

" Koko nembak aku kayak ngelamar nikah aja." Sahut nya protes aku masih berada di atas  tubuh nya.

" Ya nanti juga kita bakal nikah gitu pas lulus." Sahut ku yang mendapat cubitan pedas dari nya di pinggangku.

" Ngaco aku masih kelas 1 kali ko. Jauh banget pikirannya ke nikah." Ucap nya sambil memanyunkan bibir seksi nya.

Segera saja ku lumat bibir nya, oh shit milik ku tegak lagi. " Ya ga apa-apa kali toh kita udah lakuin 'ini' " Ucap ku sambil mencium leher nya. Desahan dan erangan nya begitu seksi di telinga ku.  Bibir ku turun ke payudara nya dan mengisap nya kuat eh terasa manis di lidah ku. Apa susu nya keluar ya, aku semakin kuat saja menyedot puting nya untuk memuaskan dahaga ku akan rasa manis itu, Vivi semakin berteriak dan menjambak rambutku, aku sih tidak takut karena art ku tidur di bangunan terpisah, kamarku sudah ku kunci mau teriak sekeras apa pun tidak akan kedengaran karena ujan yang deras plus petir sahut-sahutan.  Setelah susu nya tidak keluar aku beralih di payudara satu nya lagi ah keluar juga setelah di hisap kuat. Vivi bergerak tidak karuan di bawah ku.  Bless masih sempit aja punya nya Vivi.

" Ahhh koko...ahh lebih cepat ko yang dalem koko.. ah ahh ahhh." Wow goyangan dan racauan nya makin gila saja. Kuku nya pun menancap di punggung ku, agak perih  ku rasakan. " KOKOOOOO..." Jerit nya saat mencapai kepuasan , kemudian ku rasakan vagina nya meremas kuat milik ku yeah sebentar lagi aku juga akan sampai. " Ahhhh..." Lenguh ku kemudian ambruk di tubuh mungil nya.

" Koko..bangun dari badan ku berat...aku mau pulang..." Rajuk nya sambil menggoyang badan ku.

"  Oke..Ä·oko bangun." Aku mencuri ciuman di bibir nya.  Untung aku meninggalkan jejak kissmark di tempat yang tersembunyi, bisa-bisa di sidang orang tua atau guru kalau melihat bukti keganasan ku di tubuh nya.

" Setelah memakai seragam nya dan merapikan penampilan nya yang acak-acakan aku mengajak nya turun.  Sekarang tinggal gerimis aku memutuskan untuk mengambil kunci mobil.

" Emang udah punya sim, ko?" Tanya nya heran.

" Udah cuman nembak ya udahlah ntar keburu malam." Kata ku sambil menklakson agar security ku membuka pagar.

" Iya sih udah jam haaaaa jam 6. Ish bakal begadang aku deh ngerjain peer." Dumel nya sambil mengambil what iphone warna marron.  Iya tau dah yang super tajir keluarga nya.  Ah kapan-kapan aja lah ku balikin iphone nya kalo sekarang dia bakal marah lagi pada ku.

" Susah peer nya? Sini koko bantuin sekalian kenalan ama papa mama kamu." Gadis ini tiba-tiba terdiam saat aku mengatakan itu ada yang salah. Iya aku tau itu.

" Peer nya gampang ko. Cuma Sabtu kemarin aku lupa ngerjain ternyata di kumpul besok." Oke nada suara nya udah ceria lagi, mungkin aku harus mencari tahu tentang nya.

" Makasih ko." Ucap nya sambil di payungin security di depan rumah nya.

" Iya sana mandi istirahat terus buat peer ntar koko chat." Eh aku nyebut diri koko , biar deh lah dia aja panggil koko ke aku.  Dia menggangguk lalu masuk ke rumah sambil mengambil alih payung nya.

" Hati-hati den nyetir nya jalanan licin." Security yang tadi mengingatkan ku. Ramah banget ya security nya ga kayak security kampret di rumahku.  Kerja pada ga becus makan ati bawaan nya.

" Weii dari mana lo? Tumben bawa mobil?" Tanya Lukas udah nangkring cantik di ranjang yang tadi ku pakai buat nidurin Vivi, untung udah ku rapikan tadi,  mau numpang makan ato jangan-jangan..

" Lo mau nginep di sini?" Tanya ku yang di sambut cengiran nya.

" Lo harus cerita kenapa sabtu bisa lepas kendali. Kemarin-kemarin ada si duo gesrek jadi ga mungkin gue tanya detil nya. Ya meski pun mereka udah tau perbuatan lo ke Victoria." Yah dia mulai sodara-sodara.

" Gue baru anter Vivi..Victoria balik..and guess what gue rasa gue jatuh cinta ama dia bukan hanya gue ngerasa harus tanggung jawab juga ke dia." See Lukas menganga pas aku bilang itu.

" Serius lo Joe?" Tanya nya lagi.

" Gue serius Luke..Dan gue udah nembak dia tadi yang di jawab iya sama Vivi." Sahut ku lagi.

" Congrats bro..Victoria cewe yang cantik denger-denger nih dia juga pintar..  Mudah-mudahan tahun ini lo bisa ikut lomba sama dia." Sahut nya sambil meninju lengan ku pelan. " Tapi lo belum cerita napa bisa lepas kendali."

" Awal nya gue benci ama dia apalagi pas liat mata nya ngingetin gue ama gadis masa kecil gue."

" Yang lo bilang rambut nya panjang. 'Rapunzel' lo ." Sambar nya membuatku kesal.

" Jangan di potong cerita gue dodol.  Iya Rapunzel gue yang ngilang gitu aja.  Pas gue liat Vivi mata mereka berdua sama. Dan sabtu kemarin sebener nya gue mau ngerjain dia aja eh ternyata cewe gue cantik banget dan dia gerak-gerak di bawah gue yang buat gue on." Jelas ku panjang lebar.  Aku membayangkan kembali 'Rapunzel'ku. Gadis kecil berkulit putih dengan trade mark kepang samping yang menyentuh panggul.  Gaun berwarna pastel dan flat shoes senada yang sering dia pakai membuat nya makin imut dan manis.  My Rapunzel di mana kamu.  Maaf tidak dapat memenuhi janji ku untuk mencari dan menikahi mu saat dewasa kelak.

" Ya lo nya, udah tau hormon remaja apalagi lo lagi berduaan gitu, ya bablas lah lo nya.  Dia mau ngelawan juga ga sebanding ama badan lo yang gede." Celetuk nya lagi membuyarkan lamunanku.

" Lo tadi ngapain ama Victoria?" Tanya nya to the point tapi mata nya itu loh ngedip sebelah. Aku langsung menimpuk nya dengan bola basket yang memang dekat dengan ku. " Udahlah ngaku aja lo. Nih wangi parfum cewe nempel di kasur lo." Aku langsung meninggalkannya ke kamar mandi terdengar suara tawa yang menggelegar.

" LUKASSSSSS!" Aku berteriak untuk menghentikan godaan nya.

Setelah makan, belajar sebentar. Lukas dan aku berbincang di kamar tamu, aku merasa risih mengajak Lukas ke kamar ku setelah aku meniduri Vivi di ranjang ku. Hanya boleh Vivi yang berada di kamar ku sekarang.

" Bro..Lo akhir nya ga jomblo juga ya meski cara nya salah." Ucap nya berkelakar.
" Yeah...Gue juga beruntung perjaka gue di tukar ama perawan Vivi. Mungkin dari sekarang gue harus belajar bisnis buat nerusin perusahaan bokap." Ucapku menewarang.

" Ada angin apa lo mau belajar bisnis dan nerusin perusahaan Aqiu Chandra ( kakak laki-laki mama)." Kata nya kaget.

" Lo tau kan rumah gue ama Vivi jauh banget beda nya. Paling ga gue harus memantaskan diri kalo mau nikah ama dia." Kata ku serius.

" Yeah gue tau bro. Meski pun perusahan bokap gue dan aqiu Chandra lagi berkembang di satuin, kita ga bisa pungkiri kalo keluarga Victoria jauh di atas kita. Yah mungkin gue bisa bantu lo juga dengan nerusin usaha bokap gue jadi kita bisa duet maut buat ngembangin usaha ortu kita.   " Ya meski ngeselin Lukas memang ngertiin aku banget.

" Ya udah gue mau chat cewe gue dulu." Ucapku mengambil iphone.

" Eh bukan nya iphone dia masih di lo?" Tanya nya kaget.

" Dia udah ada ganti nya iphone juga keluaran terbaru pula." Ucapku sambil mengetik pesan wa.

To: My princess
Hai sweety lagi apa?

5 menit kemudian iphone ku berbunyi pesan wa ku bunyi.

From: My princess
Baru abis ngerjain peer,ko. Sekarang lagi baca sejarah majapahit. 
                                                         Ada tugas?
Ga ada ko, cuma iseng aja baca nya .
                     Next sama koko ya belajar nya
Iya atur aja ko.  Ya udah aku lanjut baca ya,jangan malam2x tdr nya. Nite. 
                                          Nite to you😘. sweety

" Senyum-senyum aja lo kayak orang gila. Tau deh yang lagi fall in love." Ucapan Lukas membuyarkan lamunanku.

" Makanya cari pacar sana." Balasku.

" Ga dulu deh yah.. Ntar kebablasan lagi kayak lo." Sindir nya.

" Ya udah tidur udah malam. Besok ulangan matematika." Kata ku sambil memejamkan mata dan semua nya ringan.

Pagi-pagi kamar tamu heboh ya..Aku dan Lukas lupa pasang alarm untung kami masih punya waktu 1 jam sebelum kelas pertama di mulai.  Dengan kehebohan kami mbo Mirna art ku cuma mesem2x ga jelas .  Papa dan mamaku lagi di Batam ngurus pembukaan cabang perusahaan di sana.

" Hoii tumben lo berdua dateng nya mepet?" Tanya Ethan pas kami duduk di kursi depan mereka berdua.

" Nih si kampret ngajakin begadang." Semburku kesal.

" Siapa juga yang ngajak lo begadang lo chatingan ama cewe lo juga udah malem dodol." Kata nya ga mau kalah dari ku.

" Apa chatingan? Cewe? Lo udah jadian?" Tanya Rey kepo.

KRINGGGGGGGG ah save by the bell.

Ibu Adelia masuk ke kelas dengan dandanan yang yah cukup menor. Banyak teman ku yang naksir sama dia cuma ya hanya di anggap angin lalu.

Oke kertas ulangan sudah di bagikan 20 soal ini mudah bagi ku. 30 menit kemudian aku mengumpulkan nya dan keluar.  Perpustakaan menjadi tempat favorit ku.

Aku menangkap sesosok gadis yang ku kenal dia kesulitan untuk mengambil buku di rak teratas, sangat menggemaskan .

" Hffttt kenapa sih mesti di taro di tempat yang paling tinggi. Ga tau ya susah ambil nya." Dia masih mendumel ga sadar aku udah di belakang nya.

" Hey sweety...jangan marah-marah cepet tua loh." Ucapku menggoda, tangan ku mengambil buku yang di cari nya.

" Koko..ngagetin aja." Ucap nya sambil memegang dada nya dengan tangan kanan nya.  Ah manis sekali gadis ku dengan kepang samping kiri dan jepit bunga yang menghiasi kepala nya.  Rasa nya ingin ku terkam tubuh mungil nya sekarang juga.  Tahan Jo ini perpus. Batin ku berteriak.

" Sory sayang...abis kamu gemesin sih " ucapku sambil mencubit pipi nya gemas.

" Koq ke perpus ga ada guru emang nya?" Tanya nya sambil duduk di meja kursi yang udah tersedia.

" Tadi ulangan matematika. Koko udah kelar jadi keluar dulu masih ada waktu 40 menit lagi. Kamu sendiri?" Tanya ku duduk di depan nya.

" Miss Clara ada ulangan mendadak dan tau tuh patroli nya di tempat duduk aku mulu. Jadi nya aku ga bisa bantu Rico." Jelas nya. Entah kenapa aku kurang suka saat nama Rico di sebut. " Suatu saat koko akan tau semua nya. Jangan cemburu ama Rico." Ucapan nya tegas dan jelas seperti tau pikiranku.

" Oke sweety. Mau belajar apa?" Tanya ku mencairkan situasi.  Dan ga lama kami terlibat diskusi menarik bahkan Lukas saja tidak bisa mendebat dan menjawab ku sehebat gadis ini.

Kudengar kasak kasuk. Semua orang memandang kami takjub aku mendengar selintas. Duet maut badass.
KRINGGG Bel pergantian pelajaran berbunyi kami keluar dari perpus menuju kelas masing-masing.  Eitsss tentu nya aku mengantar gadis ku dulu ke kelas nya.

Ethan dan Rey menatap ku nakal saat aku kembali ke kelas.

" Congrats bro udah jadian. Traktir dong." Wah Rey cari kesempatan buat jebolin dompet aku dia.

" Liat ntar." Jawab ku malas sembari membuka buku sketsa ku dan mulai menggambar.  Aku hobi menggambar dan udah banyak hasil lukisan ku.  Kadang aku dapat uang dari hasil penjualan kadang tidak karena aku sumbangkan  ke acara pengumpulan dana.

Istirahat tiba Ethan dan Rey udah narik aku dan Lukas ke kantin udah kelaparan mereka dan stress liat soal yang rumit dasar mereka yang payah aja.

" Joe ntu cewe lo samperin yuk." Tarik Ethan menuju ke arah Vivi dan Rico.

" Mau makan? Udah pesan belom?" Tanya ku sambil mengusap lembut kepala nya.

" Belom. Lapar banget nih." Rajuk nya sambil memegang perut nya.

Suara dehemam menyadarkan ku pelaku nya ya ke4 cowo yang berasa di kacangin karena sikap ku kepada Vivi .

" Ayo duduk pegel nih gue." Celetuk  Lukas mengarahkan bokong nya ke bangku yang kosong.

Pesanan kami udah datang tapi apa ini gadis ku memesan 1 mangkok mi ayam 1 mangkok bakso dan bermacam gorengan.  Kalo dia makan nya segini banyak kemana lari nya tuh makanan. Badan nya masih kurus gitu.

" Ga usah heran kalo liat Vicky makan nya banyak di hari-hari tertentu, bulan depan juga kayak gini lagi koq." Ceplos Rico tiba-tiba. Dia sedang mengunyah bakso nya.  Oh siklus bulanan toh bearti dia ga hamil dong.
" Ricoooooo." Bentak Vivi.  Mata nya serem juga yah kalo lagi marah.

" Ya udah sih lagian udah sma kita. Udah tau tentang reproduksi.  Malahan lo berdua udah praktek juga kan." What the hell.  Rey ngomongan nya ga bisa di jaga.  Aku, Lukas, Ethan dan Rico udah merasa seram saat melihat muka gadis ini.  Rey ini emang goblog ga pekaan.  Oh lihatlah cara megang garpu udah kayak mau nusuk orang aja.  Ya Rey emang diem akhir nya, itu juga setelah di bekap  sama Ethan.  Kami menunggu gadis itu selesai makan .

Dia tiba-tiba berdiri ke arah Rico dan menjewer nya habis-habisan.

" Rico begooooooo.....bego." Aku meringis melihat keanarkisan Vivi sekilas aku melihat ke arah Rey yang memucat seperti nya dia mulai menyadari kesalahan nya.  Menggoda perempuan PMS.

" Iya ampun Vicky....Lagian kan dia cowo lo sekarang." Rico masih mengeluarkan pembelaan nya.

" Iya gue tau Ricooooo.....Cuma kan gue sendiri cewe di meja ini..." Ucapnya masih menjewer kuping Rico .

" Victoria... Itu Rico nya di lepasin dulu kali.  Sakit kan dia." What the fu*k. Rey mencoba belain Rico, Vivi menghentikan jeweran nya dan beralih menatap tajam Rey.
' Bego lo Rey. Kata nya play boy.' Umpat ku dalam hati.

"  Oh kasihan Rico nya ya. Oke sekarang kakak yang gantiin Rico. " Ucap nya langsung menjewer Rey. Kami ber4 meringis saat melihat nya di jewer.
'Sukurin lo Rey. Bacod lo ember sih.' Aku ngomong dalam hati.

Ga bisa di biarin ini sih. Aku bergegas menuju penjual jus dan memesan jus stoberi.  Cukup dingin aku menempelkan gelas plastik itu di pipi nya dan berkata
" Minum dulu biar adem kepala nya." Bodo amat lah kali ini aku yang jadi sasaran ke brutalan nya.

" Ya udah. " Ucap nya sambil berlalu dari kantin.  Eh mau kemana dia ya. Aku susul aja deh.  Dia ternyata ke atap sekolah tempat bersejarah kami.  Dia duduk sambil menutup kedua wajah nya dengan tangan nya.

" Vivi." Panggil ku sambil memeluk perut nya. Dia masih tidak mau menatap wajah ku.

" Koko.." Lihat dia pasti bereaksi saat aku mencium leher nya. " Aku malu." Sahut nya sambil membenamkan muka nya di dada ku. Aku hanya bisa mengelus punggung nya.

" Ga apa-apa. Vi.. Itu hal yang normal kan? Jadi kapan dapet nya? Kan kemaren koko masih main sama kamu.  Adaaaauu." Dia mencubit ku setelah kata terakhir yang ku ucapkan.

" Koko jangan mesum di sekolah.  Subuh tadi pas kebangun mau pipis langsung keluar banyak." Oke dia mulai terbuka dan nyaman. Yah aku tidak bisa menyentuh nya dalam beberapa hari ke depan.

" Jadi kalo bukan di sekolah mau nih." Mata nya melotot pas mendengar perkataan ku. Ah ga tahan langsung ku cium dia.  Bibir nya semanis buah cherry dan menggoda, tak sadar dia mengalungkan tangan nya di leher ku. Kami berciuman lama sekali sampai.

KRINGGGGGG bel masuk menyadarkan kami berdua.

" Ayo ke kelas.  Jangan marah-marah lagi ya." Ucapku membantu nya berdiri.

" Iya ko." Sahut nya singkat.

*****************************************

Udah hampir 2 bulan aku pacaran dengan Vivi dan aku tidak pernah memasukan junior ku ke vagina nya semenjak aku membawa nya pertama kali ke rumah.  Ya aku hanya mau menahan nafsu ku selama mungkin untuk membuktikan bahwa aku serius sayang dia bukan hanya ingin pake tubuh nya.  Mudah-mudahan bisa, ya karena aku hampir lepas kendali kalo berduaan sama Vivi.  Ciuman pasti lah ya dan tangan nakal ku meremas payudara nya yang kenyal. Hanya sekedar foreplay tidak sampai main course.  Untung saja aku masih bisa menahan nya sejauh ini.

Ga kerasa juga sudah ujian tengah semester.  Aku ga perlu repot-repot melihat hasil nya karena Rey itu kayak wartawan.
" Joe congrats bro lo juara umum dengan nilai sempurna.  Cewe lo.Victoria  juga juara umum dengan nilai sempurna.  Emang lo berdua duet maut lah ya."

PENGUMUMAN UNTUK SISWA/SISWI YANG DI PANGGIL NAMA NYA HARAP KE RUANGAN GURU. VICTORIA CHRISTOPER JACOBUS  ...........JOHANNESS ANDREAS ANTHONY.... " Aku tidak memperhatikan nama yang lain hanya nama ku dan Vivi.  Langsung aku pergi ke ruangan guru.

Di ruang guru.

Vivi dan 10 orang sudah duduk sofa aku duduk di samping gadis ku yang mendapat sorakan yang lain.  Pak kepsek memberitahukan bahwa kami harus menjawab 10 lembar soal untuk menentukan tim yang akan ikut lomba.
Aku dan Vivi terlebih dahulu menyelesaikan soal-soal itu dan pamit keluar meninggalkan Rachel, Timoty dan Alexander teman seangkatan ku serta 7 orang lain nya yang bingung dengan speed otak kami.

" Mau kemana nih masih ada waktu 1 jam di tambah ama istirahat?" Tanya ku sambil menggenggam tangan nya.  Satu sekolah udah tau kami jadian seminggu setelah aku nembak dia.

" Makan aja ya ko. Belum sempet sarapan." Jawab nya singkat.

" Oke. " Kami berjalan sambil berbincang tentang soal-soal yang tadi.  Aku udah pegang kopian soal tadi ntar setelah makan kami mau lanjut diskusi di perpus.

" Ko...ntar kalo jadi pulang cepet mau makan ramen." Aku hanya mengangguk tidak berani membantah saat dia sedang PMS saat ini bisa-bisa bernasib sama aku kayak Rico dan Rey membayangkan nya membuatku meringis.

Tbc











Jumat, 06 Oktober 2017

It's Start with A wrong way to love you~ 4


Part 4 ~ Biarkan semua nya mengalir

Victoria POV

Apa-apaan itu bisa-bisa nya lelaki itu  menggoda ku.  Masa iya aku jatuh dalam pesona nya setelah dia mengambil kesucian ku yang harus nya ku persembahkan kepada suami ku kelak.  Mengingat itu rasa nya aku tiba-tiba sedih.

" Vicky...." Suara Rico menyadarkan ku " Di makan ramen nya ntar keburu dingin."

" Rico .. Gue merasa kotor..." ucap ku lirih.

" Vicky...Gue tau ini berat dear, dan gue yakin lo pasti bisa lewatin semua ini.  Johanness juga udah bilang bakal tanggung jawab ama lo." Ucapan nya memang benar . Ah sekarang yang paling penting makan dulu, ramen pedas ini sangat menggoda di tambah dengan tempura udang yang crispi saat semua nya habis aku mencomot lagi tempura milik Rico yang di maklumi oleh nya.

Tak terasa motor Rico memasuki gerbang komplek perumahan tempat tinggal ku.  Aku merasa ingin tidur untuk waktu yang lama, untung lah besok hari minggu dan aku tidak perlu bangun pagi.

" Vicky masuk lah. Istirahat yang cukup." Ujar Rico saat menghentikan motor nya di depan gerbang rumah ku. Pintu gerbang  membuka otomatis aku yakin pak Amin , 1 dari 10 security yang di rekrut papaku untuk menjaga rumah yang seperti istana di negeri dongeng.

 Pak Amin pasti sudah melihat wajahku dari monitor cctv di depan gerbang rumah papaku.

" Mau makan apa non?" Tanya bi Sumi art berusia 50 tahun yang separuh umur nya di abdikan untuka mengurus keluarga ini.

" Tidak usah bi. Aku baru makan." Aku menolak namun bi Sumi seperti hendak mengatakan sesuatu.

" Ayolah non, mumpung non bisa beristirahat dengan tenang." Raut muka nya menyiratkan kesedihan.

Aku menghela nafas dan berkata " Baiklah buatin aku apa aja. Aku ganti baju dulu bi."

Aku sedang membaca buku saat ko Vino masuk ke kamar ku. " De..ini iphone baru dede. Nomor nya sama yah.koko udah urus di gerai operator nya." Sahut nya sambil menyodor kan sebuah kotak. Kakak ku yang satu ini saat royal dalam memberikan ku apa saja ketimbang ke2 kakak ku yang lain.

" Makasih ko." Ucap ku sambil memeluk dan mencium pipi kiri nya meski agak susah karena tubuh ku yang pendek ini.

" De..maaf tadi ga bisa jemput ada meeting mendadak setelah koko pulang kuliah." Raut muka nya menunjukkan kelelahan , aku tau kalo ko Vino tidak menyukai kerja di kantoran dia ingin menjadi dokter namun karena aku dia tidak dapat meraih cita-cita nya meskipun papa mengizinkan ko Vino untuk mengambil kuliah kedokteran.

" Ga apa-apa ko. Dede tadi main dulu di rumah Rico."

" Rico, dia memang bisa di andalkan." Kata kakak ku lagi.  Ingin rasa nya aku menceritakan tentang kejadian ini pada ko Vino namun melihat muka nya lidahku terasa kelu.

" Dede. Ada apa?" Tanya ko Vino rupa nya aku menghela nafas cukup keras.

" Ko, kalau ada seseorang yang tadi nya benci koko terus akhir nya orang itu sadar kalo udah nyakitin koko terus dia mau minta maaf. Koko bakal maafin ga?" Tanya ku memberi perumpamaan.

" Kalau orang itu tulus dan menyadari kesalahan nya. Dia layak untuk di maafkan." Kata nya sambil mengelus kepala ku.

" Ko, besok dede mau ke mall ganti kacamata beli buku dan cuci mata " kata meminta izin.

" Oke tapi jangan kemalaman ya." Aku mengangguk saat ko Vino memberikan izin.

" Oh iya ini buat jajan dede." Sahut nya sambil memberi amplop coklat aku membelalakan mata melihat lembar seratus ribu yang segepok itu. " Terima de mumpung profit perusahaan lagi bagus itu koko dapat bonus yang banyak koq. De bersabar ya sebentar lagi koko koko mu pasti berhasil." Ucap nya lagi.

" Terima kasih ko." Ah semoga bank ada yang membuka layanan weekend nya. Ini sangat banyak untuk sekedar jajan.

Aku bersiap setelah memakan sarapan ku . Rasa nya celana legging panjang hitam di padukan kaus sweater marron paduan yang pas di tambah tas selempang sedang dan flat shoes berwarna senada dengan sweater longgar ku itu didalam nya aku mengenakan tanktop untuk mencegah hal-hal yang tidak ku inginkan.

" Non saya antar ya?" Tawar pak Imron supir pribadi keluarga ku dia juga suami bi Sumi mereka tinggal di sini hanya terpisah dari bangunan utama.

" Nanti merepotkan bapak saja." Tolak ku halus .

" Ga apa non sesekali ini. Lagian tuan besar juga lagi ga ada kan?" Ah pak Imron masih memaksaku rupa nya aku mengangguk lalu masuk ke mobil ko Vito.

" Mau di jemput non?" Tanya pak Imron begitu sudah sampai.

" Tidak usah pak. Nanti saya pulang sendiri." Ucapku lalu keluar dari mobil.

Urusan kacamata selesai aku harus menunggu besok untuk mengambil nya. Beli buku makan juga sudah, untunglah ada layanan weekend perbankan di bank ini jadi aku menabung uang yang semalam di berikan Ko Vino menyisakan 6 lembar di dompet ku. Masih jam 1 siang mau ke tempat Rico pasti dia udah ada janji dengan kak Kenzo kesayangan nya.

Jujur awal aku sempat kaget saat menemukan Rico berciuman dengan sesama lelaki kayak ga ada cewe yang mau ama dia aja, namun ya sudahlah itu hak nya dia. Ngomong-ngomong soal ciuman aku teringat saat bibir Johannes yang menyentuh bibir ku rasa nya lembut dan kenyal dan milik nya yang besar memenuhi kewanitaan ku.  Ah Victoria kenapa kamu jadi mesum sih ingat dia udah perkosa lo. Lo harus jual mahal ga kelihatan murahan juga kan di depan dia. Ya begitu lah aku berperang dengan hati ku.

Aku ke taman musik saja sekalian bersantai dan cuaca nya juga mendukung tidak terlalu terik juga.  Banyak hal yang bisa ku lakukan di sana mengambil foto dengan iphone baru ku, menikmati pertunjukan daerah atau hanya sekedar bersantai oh iya aku harus membeli minum dan cemilan untuk bekal ku di sana.

Sebotol air mineral, minuman ion dingin dan beberapa cemilan sudah di tangan ku, saat nya meluncur. Ah agak  ramai karena hari sabtu banyak orang yang kemari, setelah meletakkan bokong ku, di tempat yang masih tersedia aku mengambil iphone ku dan mulai mengambil foto. Eh ini iphone keluaran terbaru lagi aku baru sadar saat membuka aplikasi di dalam nya. Ko Vino memang benar-benar....

Setelah puas mengambil foto aku menyimpan iphone ku di saku sweater dan menseleting nya. Aku lebih suka menyimpan iphone di saku baju dari pada di tas karena alasan keamanan.  Aku mengambil sebotol minuman ion yang sudah tidak terlalu dingin dan menyisakan setengah isi nya.

Saat aku lagi asyik mengunyah wafer, bahuku di tepuk oleh seorang...pria berkacamata mungkin usia anak kuliahan.

" Dek..mau bantu kakak ga?" Tanya nya.

" Bantu apa kak?" Tanyaku sambil mencari karet gelang untuk menutup plastik wafer, aku selalu menaruh beberapa di tas.

" Jadi model kakak dan teman-teman kakak." Ucap nya sambil menunjuk 5 orang ah 3 laki-laki dan 3 perempuan kayak berpasangan aja.

" Kakak yakin mau aku jadi model, aku ga gitu tinggi kak." Aku udah pewe dengan posisi ini jadi aku memberikan alasan itu.

" Ga apa-apa kamu bisa dan cocok. Teman-teman kakak bilang kamu cantik sekali." Moduskah pria ini? Namun di lihat dari mata nya dia serius.

" Oke aku mau." Sahut ku sambil mencoba berdiri .  Pria ini memberikan tangan nya membantuku berdiri aku berterima kasih atas bantuan nya.

" Siapa nama nya dek?" Tanya nya lagi.

" Victoria Christoper Jacobus." Sahutku memperkenalkan diri dan mengikuti langkah nya.

" Nama yang bagus. Nama kakak Nurbianto panggil aja Anto. Hey guys dia mau oh ya nama nya Victoria." Ucap nya sambil memperkenalkan diri ku.

3 perempuan dengan rentang umur 20-30 tahun itu bersorak riang saat itu juga semetara 2 pria itu hanya terdiam.

" Oke Victoria kamu cukup berdiri di sini. Emhh pakai ini biar sinar matahari tidak mengenai rambut mu." Ujar nya sambil menyerahkan sapu tangan lebar yang masih terbungkus plastik itu segera ku buka plastik itu dan mengenakan nya seperti bandana. Ah warna nya marron seperti sengaja di sesuaikan dengan sweater ku.  Aku menaiki podium kecil dan memberi senyuman terbaik . Sedetik kemudian aku menyadari seluruh mata di taman ini tertuju pada ku.

" Kakak..Sudah bisa di mulai keburu sore." Teriakku memecahkan keheningan.

Mereka ber6 meminta maaf pada ku lalu mulai menggambar . Coba aku juga membawa peralatan gambarku, aku pasti akan menggambar di sini. 3 menit terlalui dan satu persatu memberi ucapan selamat dan terimakasih serta memberikan gambar mereka pada ku yang langsung ku masukkan ke tas ku . Setelah melihat jam dinding yang tergantung di salah satu sisi aku mohon pamit kepada mereka aku masih dapat mendengar sayup-sayup suara mereka yang mengatakan aku cantik.

" Eh sapu tangan nya." Aku menggumam di taxi saat menyadari di kepalaku masih bertengger sapu tangan pria itu .

" Ada apa neng?" Tanya supir taxi itu rupa nya dia mendengar gumaman ku.

" Tidak apa-apa,pak " Ya sudah nanti aku cuci dan kembalikan saja kalau ketemu kakak itu lagi.

Seperti biasa bi Sumi menawariku makan yang kali ini ku iyakan dengan cepat. Setelah makan aku menaiki tangga menuju kamar ingin cepat mandi rasa nya.  Setelah aktivitas mandi kelar aku nengeluarkan isi tas selempang ku di kasur dan menyimpan nya di lemari. Aku melihat satu persatu gambar diri ku yang tadi sore di lukis oleh ke6 orang itu.  Ada yang lucu ada yang bagus campur campur lah pokok nya.   Tangan ku menyentuh nomor telepon yang tertulis di bawah berserta pesan yang berbunyi

Kami selalu mengadakan pertemun setiap hari minggu untuk melukis.  Jika tertarik untuk ikut bisa hubungin aku. Nurbianto 0812xxxxxxx.


Ah aku merasa di modusin lagi. Cuma saat melihat keenam nya aku tidak merasakan aura jahat pada mereka. Oke aku tau kalian bingung dari dulu aku mempunyai feeling yang kuat dapat merasakan apa seseorang itu baik atau tidak dan percayalah itu sangat-sangat-sangat membantuku dalam menilai seseorang.

Ku raih iphone ku yang tinggal 10 %  lagi batere nya, aku harus mencharge nya setelah memasukkan nomor itu di kontakku.

Alarm membangunkan ku pukul 5 pagi. Mungkin karena tidurku nyenyak dari hari sabtu kemarin sehingga aku merasa segar.

Aku menyelesaikan mandi dalam waktu 20 menit.  Aku melilitkan handuk di kepala saat memakai seragam kulirik masih pukul 5 30 masih ada waktu sedikit untuk mengeringkan rambut ku.  Pukul 6.00 aku turun dan memakan sarapan dengan ko Vino.

" Udah kelar de. Ayo koko antar." Ucap nya setelah aku meneguk susu coklat ku.

" Bentar minum air putih dulu." Aku selalu minum air setelah minum susu untuk menghilangkan rasa manis di mulutku walau ga gitu ngefek karena seteguk aja yang ku minum.

Tepat pukul 7.00 5 menit sebelum gerbang di tutup. Setelah menaruh tas aku menyusul Rico di lapangan untuk upacara kenaikan bendera.  Meski sekolahku bertaraf internasional setiap senin pasti di adakan upacara alasan nya sih untuk meningkatkan rasa nasionalisme terhadap negara.

Masih ada 30 menit sebelum pelajaran di mulai, Rico menarikku ke kantin rupa nya dia melewatkan sarapan nya.

" Mau makan apa?" Tanya nya sambil menarik ke arah meja yang kosong.

" Tadi gue udah makan masih kenyang." Jawab ku lagi setelah itu dia melesat dengan cepat ke tukang soto ayam.

2 mangkok soto dan 1 piring nasi serta 2 es teh sudah tertata rapi meja kami. " Rico lo mau makan semua nya?" Tanya ku lagi.

" No, dear. Yang 1 ini buat lo." Sahut nya menyodorkan mangkok ke arahku.

" Gue masih kenyang. Rico." Rajukku kepada lelaki yang sebenar nya tampan cuma 'belok' ini.

" Gue ga mau tau lo makan lagian ga gitu banyak koq. Kalo ga abis gue yang abisin." Putus nya, mau ga mau aku memakan nya.
Tiba-tiba kantin berubah lebih ramai dari sebelum nya.

" Eh Ric. Koq kantin jadi rame?" Ucapku heran.

" Ya lah rame tuh pangeran lo dateng." Tak lama setelah Rico mengucapkan nya. Johannes duduk di samping kiri ku, sedangkan Lukas di samping kanan ku. Rey dan Ethan mengapit Rico yang ada di depan ku. Wew jangan sampe Rico kesemsem ama salah satu di antara 3 cowo ini mau di kemanain juga kak Kenzo nya.

" Koq ga di habisin soto nya?" What aku makin merinding mendengar nya semanis ini.  Aku hanya terdiam sambil meminum es teh ku.

" Pagi-pagi udah minum es. Ga baek itu. " Well kesabaran ku udah mulai habis namun aku masih menahan nya.

" Terserah." Jawab ku singkat namun sebuah rangkulan di pinggang membuatku terkejut. Segera ku injak kaki nya dan meninggalkan kantin dengan kesal.  Terdengar tawa yang keras saat aku menjauh.

" Ish Vicky....lo ninggalin Joe gitu aja." Cerocos Rico saat mendudukkan bokong di kursi.

" Lo sejak kapan ce.es.an ama dia?"

" Lo ngambek nih cerita nya." Sahut nya menggoda ku. " Padahal dia keliatan nya serius loh."

KRINGGG Thanks God aku terselamatkan oleh bel.  Setelah menyalin 10 soal dari buku Rico aku mengerjakan soal-soal itu selama 15 menit lalu mulai mengambil kertas hvs untuk mengambar. Rico hanya menggelengkan kepala saat melihat ku.

Skip pulang sekolah.

Untung 30 menit yang lalu aku izin ke toilet sehingga tidak menyusahkan perjalanku ke mall untuk mengambil kacamata. Aku pergi naik taxi.  Rico ya sudah janji untuk ke apart kak Kenzo, mudah-mudahan mereka ga berbuat macam-macam , berdua satu ruangan apalagi mereka lagi fall in love.

Untunglah kacamata ku sudah jadi segera ku pakai sudah pas tidak ada yang perlu di betulkan. Setelah membayar kekurangan nya aku melangkah keluar dari optik. Tiba-tiba tangan kanan ku di pegang aku reflek menoleh ah ternyata..

" Kenapa ga minta di anterin sama aku?" Tanya nya membuka percakapan .

" Males..." Aku menjawab singkat tiba-tiba kriukkk Dasar perut pengkhianat bisa-bisa nya berbunyi saat ini.

" Ayo makan." Ucap nya menarik tangan ku ke resto jepang. Ah dari mana dia tau aku sangat menyukai ramen udon dan sejenis nya. Aku baru sadar dia hanya sendiri tumben banget.

" Mau pesan apa ade yang ganteng dan cantik?" Oh waitress itu juga seakan menggoda ku.

" Ramen pork level 3 minum nya ocha dingin." Sahut ku.

" Samain aja mas." Kata lelaki itu lagi." Eh tambahin tempura 2.

" Oke ramen pork level 3 nya 2  tempura udang 2 ocha dingin 2." Ulang mas waitress itu menyakinkan pesanan kami.

Aku merasa risih saat makan makan panas berkuah dengan kacamata maka itu aku menyimpan nya kembali ke dalam kotak nya dan menaruh ke dalam tas.  Mata ku masih bisa untuk melihat jarak dekat dan itu ga masalah bagi ku.

" Koq di lepas?" Tanya nya heran.

" Berembun."


" Vivi...Mungkin kamu masih marah sama aku sekarang namun ga lama lagi aku bakalan dapetin hati kamu." Ucapnya narsis aku hanya mendesis saat mendengar nya.

" Permisi pesanan nya datang." Sahut waitress memecahkan suasana. Ah ramen di depan ku lebih menggoda di banding lelaki di depan ku.

 " Ga takut gemuk." Suara nya mengganggu saja, ramen ku tinggal setengah padahal aku langsung melotot kepada nya menginsyaratkan agar dia diam dan melanjutkan makan kami.

Dengan sedikit paksaan dia berhasil membujukku untuk di antar oleh nya. CTARRR. What the hell, mau ujan pula mana jarak rumah ku masih jauh. Lelaki ini mengebut sehingga membuat ku memeluk pinggang nya. Eh perasaan apa ini kenapa pinggang nya terasa nyaman di tangan ku aku memajukan badan ku hingga ckittt dia mengerem saat lampu merah, jarakku yang terlalu dekat membuat payudara ku menempel di punggung nya. Ahhh aku memekik pelan. Saat akan menarik tubuh ku dia malahan memegang jemari ku yang ada di perut nya.

" Vi..ke rumah aku dulu yah. Liat makin gelap takut nya ujan nya turun pas di jalan. Rumah ku bentar lagi sampe. Ok sweety." Apa-apaan itu seenak nya saja memutuskan sesuatu.  Memang sih yang di katakan nya benar.

Dia memasukkan kode pasword dan pintu gerbang terbuka. Ada pos satpam namun pada tidur security macam apa itu. Rumah nya sedikit lebih bagus dari rumah Rico. Dia memegang tangan ku menariknya ke lantai 2 menuju KAMAR.. Serius nih kamar, dia mau ngapa-ngapain aku lagi dong.  Baru tadi mikirin Rico dan kak Kenzo sekarang aku kena batu nya.

 Eh kamar nya rapi juga dan lihat lah buku-buku itu dari mana dia mendapatkan nya padahal sudah lama dan langka. Otomatis aku membuka sepatu dan kaos kaki ku dan meletakkan di pinggiran agar tidak tertendang kaki nakal.

Perlahan aku mengambil 1 buku dan membaca nya, tiba-tiba dia menciumku di dahi.  Apa maksud nya itu. " Aku ga suka kamu cuekin karena buku." Oh lihat dia menarik buku itu dan menaruh nya kembali ke meja.

" Vi.." dia menarik tubuh ku hingga berdiri lalu memeluk pinggang ku. "Vi. aku mau kita memulai nya dengan baik."

" Kata siapa koko udah aku maafin." Ucapku ketus namun dia hanya tertawa.
Aku harus mendongak karena dia tinggi. Entah dia sadar ato ga dia melepaskan pelukan nya dan mendudukkan ku di tepi ranjang. Dia berlutut menyamakan posisi wajah kami ah ranjang nya pendek sehingga dia bisa melakukan itu.

Melihat nya dari sedekat ini membuat jantungku ga karuan,  tampan juga dia apalagi dengan kulit gelap khas terkena matahari membuat nya terlihat lebih emh.. macho?  Aku ga tahan berlama-lama menatap nya hingga aku membuang muka namun pipi ku di tangkup oleh kedua tangan nya yang hangat.  Dia memaksaku untuk menatap wajah nya. Deg .deg.deg...  Jantung ku makin berpacu hingga Johanness mencium bibirku lembut, ah rasa nya sungguh lembut dan nikmat. " Aaahhh.."  Dia memanfaatkan desahanku untuk menyusupkan lidah nya ke mulut ku.  Aku merasa lemas dan mencari-cari pegangan. Aku merasa tangan nya memegang tengkuk ku untuk memperdalam ciuman kami.  Ini bahaya ciuman nya semakin turun ke leher aku ingin berteriak namun tubuhku bereaksi lain.

" Hhhh hhh kamu ga bisa kan nolak waktu aku cium bukti nya kamu mendesah." Kata nya sambil mengambil nafas dan itu menyadarkan ku dari buaian ini "Adaaaauu." Biarin aja dia kesakitan karena aku cubit perut nya abis ngeselin banget sih.

" Vivi sakit nih di cubit." Eh mulai merajuk rupa nya. Aku hanya cemberut hingga tak menyadari kalau dia memeluk perut ku dan meletakkan dagu nya di leher ku. Aku mencoba meronta namun kekuatan ku tak sebanding akhir nya aku terdiam.

" Nah gitu dong kamu diem pas aku peluk." Bukan perkataan nya yang buat merinding namun hembusan nafas nya di leherku yang buat aku kegelian.

" Vivi, please sweety kasih aku kesempatan buat nebus semua nya." Kata nya di ceruk telinga ku. Aku makin kegelian sekaligus nikmat.  Desahan sialan meluncur mulus dari bibir ku.  Berduaan dengan lawan jenis di ruangan tertutup terlebih lagi di luar hujan mulai turun dengan deras nya sangat berbahaya.

Perlahan dia membalik tubuh ku dan mata kami saling bertatapan.  Ah dia punya mata coklat yang indah.  What indah aku kagum ama dia? Ga mungkin.  Dan bibir nya mulai melumat kembali bibir ku awal nya aku tidak merespon namun sentuhan tangan nya yang menyusuri tubuh ku begitu nikmat sehingga aku menginginkan lebih.
" Ahhhhhhhh." Desahan panjang meluncur dari bibir ku, aku merasa badan ku melayang dan Johanness menindihku.

" Kamu boleh bilang aku brengsek Vi.  Bibir kamu menggoda untuk di cium dan itu membangunkan 'dia'.  Aku hanya melakukan ini sama kamu." Ucap nya sambil membimbing tangan ku ke milik nya yang sudah mengeras, entah karena ingin atau penasaran sehingga aku meremas nya dari balik celana nya.

" Vivi...stop it sweety atau kamu akan menyesali nya." Suara parau itu membuat vagina ku gatal , panas dan basah, tanpa sadar aku menggeliat di bawah tubuh nya.

" Oke kamu yang menginginkan nya." Ucap nya lalu menciumi seluruh wajah ku sedang tangan nya membuka seluruh seragam ku.  Aku sudah telanjang sekarang, remasan dan isapan bergantian ku rasakan di kedua payudara ku. Aku semakin mendesah saat tangan nya membelai vagina ku yang sudah semakin basah.  Teriakan ku semakin menggila saat lidah nya menyapu klitoris ku hingga aku orgasme dan menjepit lidah nya dengan milikku.

" Nanti lakukan yang sama dengan punyaku." Setelah mengatakan itu bless dia menancapkan junior nya dalam milikku yang masih terasa sakit.  " Oh sempit banget Vi punya kamu." Racau nya sambil menggoyang pinggul nya.

"Sakit?" Tanya nya lembut aku menggeleng dan menjawab." Nikmat ko. Lebihh cepat...ahhh..ko..yang dalem ko tusuk nya." Oh lihat lah aku seperti jalang saja saat melakukan hubungan intim dengan nya.

" As you wish." Erangan teriakan keluar dari tubuh ku sampai aku menjambak nya saat pelepasan ku tiba. " Oh Vi. Punya kamu menjepit kuat. Oh sweety. Kamu nikmat banget." Terserah lah mau ngapain lagi dia aku udah cape melayani nafsu nya.  Tak lama kami berdua mengerang kembali dan dia ambruk di tubuh ku.

" Ko.." Panggil ku saat nafas kami sudah teratur.

" Ada apa?" Tanya nya masih berada di atas ku dia menyangga tubuh nya dengan lengan agar bisa melihat wajahku.

" Koko.. Ga boleh tinggalin aku. Ga mau tau." Kata ku sambil membuang muka.

" Jadi kamu udah maafin koko dan terima koko?"

" Kapan koko nembak nya? Koq aku ga berasa di tembak ya?" Sindir ku.

" Jadi mau di tembak nih ?" Tanya nya menggoda, aku hanya menggangguk lemah mungkin pipi ku sudah memerah.

Tbc