Senin, 08 Januari 2018

It's Start with a Wrong Way to Love You~9


Part 9 ~ Rico POV

Hari ini gelagat Vicky begitu aneh, dia terlihat agak pucat bahkan dia enggan menyentuh makanan nya.

Aku terkejut saat Johanness, Lukas, Ethan dan Rey duduk di meja kami.  Oh tampan nya mereka.  Ish Rico apaan sih..inget Kenzo, lagipula mereka ber4 itu cowo straight.

Seperti biasa Vicky mampu mengecoh ke4 cowo itu dan kabur, namun Johanness menyadari nya sedetik kemudian dan menyusul Vicky.  Aku bersiap hendak bangun namun Lukas mencegah dan aku hanya dapat menatap dengan cemas kepergian kedua orang yang salah satu nya adalah sahabat ku Vicky.  Kalau saja Lukas tidak menahanku, aku berhasil menyusul mereka.   Ah! Ini ga bisa di biarkan, melihat tatapan Johanness yang aneh membuatku ngeri membayangkan apa yang akan dia lakukan.

" Gue ga bisa tenang..  Sori gue harus cari mereka." Kata ku sambil berdiri.  Terlihat raut muka Lukas yang tadi nya percaya diri berubah menjadi ragu-ragu.

" Kali ini gue setuju ama dia.. Lo tau sendiri Joe kalo marah bisa nekat." Shit perkataan Rey membuatku semakin cemas.
Hampir seluruh area sekolah ini kami sisir, namun keberadaan mereka tidak terlihat.  Sebenar nya kemana sih kebetadaan mereka.

" Eh kita belum coba di atap kan." Usul Ethan membuatku tersentak.  Tak lama aku mengikuti langkah mereka bertiga menuju atap.
Terkunci dari dalam. Ketiga orang itu masih saja ribut gimana cara membuka pintu itu, aku yang kesal langsung mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu.  Kalau kalian meragukan kekuatan ku karena aku gay kalian salah, biar begini juga aku sering latihan tinju minimal 1 jam setiap hari nya tentu saja di bantu dengan Kenzo.
Brakkk.. Pintu berhasil terbuka dan aku melangkah masuk, namun sialan pemandangan yang ku lihat ah ralat kami berempat lihat membuat emosi ku langsung memuncak, seragam beserta pakaian dalam Vicky bertebaran di mana-mana, untung nya dia duduk memunggungi kami sehingga rambut panjang nya menutupi ketelanjangan nya sementara Johanness, lelaki brengsek itu baru selesai memakai kaus dan celana panjang ny, seragam serta rompi nya masih tergeletak di lantai.

" BRENGSEK." Aku menerjang dan meninju muka nya, tak lama kemudian tubuh ku di pegangi oleh Ethan dan Rey.  Shitt dia memperkosa Vicky, ah aku segera tersadar dengan keadaan nya.  Oh double shit dia belum memakai seragam nya sementara banyak cowo di ruangan ini.
" EH BEGO..KALIAN SEMUA BALIK BADAN ." Teriakanku spontan membuat ku dan ketiga orang itu memunggungi Vicky aku melirik Johanness tidak ikut membalik badan nya.  Dasar brengsek, mentang-mentang udah liat semua dia cari kesempatan gitu.

" Are you oke, dear?" Tanya ku setelah melihat nya berdiri dengan pandangan kosong. Tak lama air mata nya mengalir, aku belum pernah melihat nya menangis dan serapuh ini, meskipun kehidupan nya jauh dari kata bahagia namun dia selalu tersenyum.  Hari ini aku gagal menepati janji ku untuk melindungi nya.  Kulit nya yang putih semakin menambah rona pucat di muka nya.  Sahabat ku jelas tidak baik-baik saja.

Tak lama dia mengguncang tubuh lelaki yang sudah merampas kesucian nya. Ada 5 menit dia berteriak sebelum akhir nya dia pingsan, untung lah Johanness dengan sigap menangkap tubuh nya namun sebelum aku sempat menggendong nya, lelaki itu sudah mengangkat Vicky dengan mudah nya  menggunakan gaya bridal style , jelas saja Vicky sangat mungil bila harus bersanding dengan nya.   Vicky 152 cm dengan berat 40 kilo.

"   Gue yang buat dia kayak gini.  Mulai sekarang dia tanggung jawab gue." Ada nada posesif dan penyesalan di kalimat nya.  Dia menatapku beberapa saat, oke tingginya 178 cm jauh lebih tinggi dari aku yang hanya 170 cm, ah setelah ini aku harus memasukkan renang sebagai list olahraga ku.  Aku merasa terintimidasi dengan aura Johanness.  Baiklah kali ini aku menyerah, ku biarkan dia membawa Vicky ke uks.

Astaga!!! Johanness menidurkan Vicky di ranjang uks dengan hati-hati seolah tubuh mungil itu terbuat dari kaca yang mudah retak, bahkan ketiga teman nya pun terkesiap.  Apa lelaki itu punya kepribadian ganda, tadi di kantin sifat nya masih menunjukkan permusuhan terhadap Vicky, sekarang dia memperlakukan gadis  eh, ralat bukan gadis lagi dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Aku menepis tangan nya yang hendak membelai muka Vicky, raut muka nya terkejut lalu terpancar kecemburuan saat aku mengelus rambut nya.

Tak lama Vicky bangun, mungkin mereka ber2 butuh bicara , maka setelah meyakinkan gadis itu bahwa aku stand by di luar uks, barulah Vicky agak sedikit tenang.

" Tenang lah temen lo ga bakal di 'tusuk' lagi.  Ini uks." What the hell Rey bicara nya vulgar banget.  Memang dasar play boy sejati lah.

" Jadi maksud lo kalo bukan uks.  Temen gue bakal di 'tusuk' lagi ama temen lo. Gitu." Aku mendesis marah kepada play boy sok ini.

"  Udah kalian berdua tenang dulu.  Joe  emang salah banget di sini .  Gue sebagai teman sekaligus supupu nya minta maaf banget atas perbuatan bejad nya." Suara bass itu menginterupsi kami yang sudah siap berdebat.  Aku melirik ke arah Lukas, lelaki ini mempunyai mata hitam yang teduh yang dapat menghipnotis lawan bicara nya.   Astaga Rico stop jangan berkhayal yang macam-macam inget lo punya Kenzo.

Teriakan dari uks menyadarkan lamunan ku.  Aku bergegas masuk ke dalam, syukurlah seperti nya Vicky sudah membaik dan apa-apaan itu rona merah di pipi nya.  Ckk, Johanness tipe lelaki tukang gombal juga ternyata.

What ke4 lelaki ini ingin ikut ke rumah ku.  Ish apa sih rencana mereka.  Benar saja ketika Vicky melangkah ke arah tangga, pandangan Joe mengikuti seakan berkata 'Gue pengen ikut masuk bareng Vicky.'

Dia tesentak saat aku menginterupsi nya, namun Rey keburu memanggilku dan menunjukkan minat nya pada game ku.   Entah bagaimana cara nya kami bermain berpasanganan.   Suara you lost yang menyadarkan ku kalau Joe tidak ada di ruangan ini.   Oh shit, dasar setia kawan sekali mereka.  Eh aku juga pasti akan melakukan apapun demi Vicky termasuk menjauhkan lelaki itu .

Saat menuju kamar yang biasa di gunakan Vicky saat menginap aku mendapati pintu terkunci dari dalam.  Ckk dasar otak mesum, untung lah aku punya cadangan kunci nya.  Dan benar saja saat pintu itu terbuka, aku melihat Joe sedang memeluk Vicky dan sedang bersiap atau malah sudah mencium bibir Vicky.

" Kata siapa lo cuma berdua.  Untung gue punya kunci cadangan nya.  Telat dikit lagi temen gue udah ronde kedua." Muka Joe terlihat menahan kesal.  Namun dia sadar di mana dia berada.  Setelah mengusir mereka berempat.  Aku mengantarkan  Vicky pulang, dia sudah tidak sekacau tadi namun aku mencemaskan cara berjalan nya yang aneh.  Memang sebesar apa sih punya nya lelaki itu.  Atau karena Vicky di jebol perawan nya dengan paksaan.  Oh oke, stop think about that Rico, otak ku sedikit korslet sampai membayangkan mereka melakukan ' itu' .

Setelah mengantarkan Vicky aku menelepon Kenzo untuk membicarakan tentang kejadian 'Vicky', sekitar 40 meniy Kenzo datang dan lelaki bermata coklat itu serius memperhatikan saat ku ceritakan detil nya.  Tampak dia mengetik sesuatu di iphone nya.

" Oke kita liat dulu perkembangan nya.  Kalau orang yang bernama Johanness menyakiti Vicky, dia akan tahu dengan siapa dia berhadapan." Ucap Kenzo dengan penuh aura intimidasi.

*****************************************

Hari sudah berlalu dan sekarang hari senin. Huftt upacara bendera yang jadi rutinitas awal minggu, bukan nya aku tidak suka upacara, hanya pidato yang di sampaikan kepsek tua ini begitu membosankan.  Untunglah hujan turun tepat saat bendera di kibarkan dan masih ada waktu untuk sarapan.  Perut ku sedari tadi konser, inilah akibat nya maraton nonton drakor.   Vicky sampai kesal dengan kebiasaan ku, kadang aku bingung di sini yang jadi cewe siapa.  Aku atau dia, bukan bearti dia anti menonton tayangan dari negara gingseng itu.  Segala jenis film dia tonton, mulai dari action, drama, sejarah, pembunuhan. Hanya satu yang tidak akan di tonton oleh gadis itu, horror.  Dia terlalu takut saat hantu nya muncul, pernah aku sampai di cekik saat menonton film horror di rumah ku. Ah , aku sudah terlalu banyak bicara sekarang back to topic.

Tersisa beberapa meja kosong, aku menarik Vicky ke salah satu meja dan mendudukkan nya.   Lihatlah dia menolak, untung saja aku sudah tau cara membujuknya.  Berhasil dia menyuapkan soto ke mulut nya, baru beberapa suap dia makan, kantin berubah ramai aku melihat Joe, Lukas, Ethan dan Rey menuju meja kami, Vicky tidak menyadari nya karena membelakangi mereka.  Dari mata nya , aku dapat melihat kesungguhan lelaki itu.

" Ada apa Co. Koq kantin ribut?" Tanya gadis itu sambil meremas plastik emping lalu memasukkan emping itu ke kuah soto nya.  Sudah banyak makan tapi masih kurus aja badan nya.

" Itu pangeran lo dateng." Sahut ku menggoda nya, hey pipi itu tiba-tiba memerah orang bisa salah menyangka gadis itu memakai blush on.

" Koq ga di abisin makan nya?" Tanya Joe saat lelaki itu sudah duduk di samping Vicky yang hanya di respon diam.

" Masih pagi koq minum es. Ntar sakit loh." Fixed.. Vicky mulai kesal dan kau Joe rasakan akibat nya  ... AUUUU dan benar saja Vicky menginjak kaki Joe dan berlalu dari kantin.

" Ketauan banget sih lo masih amatir deketin cewe.  Apalagi lo punya dosa besar ama dia." Cerocos Rey . Oh yeah benar-benar playboy sejati, kami berdua tidak pernah akur.

" Gue kasih lo kesempatan.. Tapi kalau sampe Vicky netesin air mata nya karena lo.  Lo berhadapan sama gue." Ucapku menatap mata nya seakan menantang nya.

" Thanks.. Gue bakal perbaiki kesalahan gue sama Vivi...Victoria.." Oh cute juga dia mempunyai nama panggilan untuk Vicky.  Aku mengangguk lalu berdiri dan meninggalkan kantin.

******************************************

Vicky tersenyum seakan bunga-bunga bertebaran di sekeliling nya saat masuk kelas pagi ini.  Ah lelaki itu cepat sekali meluluhkan hati gadis ini.  Rasa nya sekarang aku mengerti perasaan seorang ayah saat anak perempuan nya berpacaran.  Walau tidak dapat mengurangi beban Vicky, semoga Joe dapat mengurangi kesedihan Vicky, terlalu banyak hal yang di lalui untuk gadis semuda ini.

" Co. Buruan dong gue laper banget nih." Rengek Vicky saat 10 menit lagi bel berbunyi.  Guru yang mengajar kami keluar lebih awal karena ada urusan mendadak.

Ah.. 1 mangkok mie ayam, 1 mangkok bakso dan macam-macam gorengan, dia sedang dalam periode nya ternyata.  Kalau begini lebih baik diam, karena you know cewe pms nyeremin dan itu terbukti. Aku pernah di gaplok karena salah ngomong ke dia.

Yeah ke4 lelaki itu duduk di meja yang kami tempati sekarang.  Joe tampak terkejut saat melihat porsi makan Vicky.

" Ga usah kaget kalo liat Vicky makan di waktu tertentu." Oh shit, dia mendelik pada ku.  Siap-siap lah aku menerima akibat nya.

" Ricooooo.."  Vicky mulai marah dan ini bukan hal baik.

" Ya udah sih.  Kita udah sma juga dan lo berdua juga udah praktek tentang reproduksi juga." Double shit. Sautan Rey membuat Vicky semakin marah.  Ku lirik Rey memucat di tempat nya saat mulut ny di bekap oleh Ethan.  Good, lo udah bangunin macan betina tidur Rey.

Kami berlima terdiam menanti Vicky makan dengan brutal.  Dia menusuk bakso seperti orang menusuk errrggghh, you know what i mean.  Dan benar saja setelah selesai makan dia berdiri melangkahi bangku dan menuju ke arahku.

" Rico begoooooo....bego." Aku tidak memperhatikan omelan nya karena dia berdiri di belakang ku dan menjewer kedua telinga ku. Perih panas, aku hanya pasrah.

" Vicky. Kasihan Riconya." Entah apa yang di katakan Rey sekarang dia melepas jeweran ku dan melakukan hal sama kepada Rey. Membuat lelaki itu meringis.. Rasakan itu play boy, jadi cowo koq lemes banget mulut nya.

" Oh jadi kasihan Rico nya ya."  Vicky kembali mengomel sementara aku mengusap-usap telinga ku yang jadi korban kebrutalan gadis itu.   Joe menempelkan gelas plastik berisi jus stoberi ke pipi Vicky dan yang pasti gadis itu diam lalu berlari meninggalkan kantin.

" Eh pea. Cewe lagi pms jangan di komporin." Desisku menunjuk Rey yang juga mengusap telinga nya.

" Eh koq gue.. Kan yang mulai duluan kan lo." Tuding nya menunjukku .

" Eh anjirr... kata-kata gue masih alus ya. Kata-kata lo tuh vulgar banget." Balasku tak mau kalah.

" Udah deh kalian berdua.  Jangan ribut mulu.. Sekarang kita harus pikirin nasib Joe." Kata Ethan menengahi.

" Udah tenang aja.  Vicky udah mereda. " Kata ku sambil beranjak keluar kantin tanpa pamit dan berbasa basi pada ketiga nya.

******************************************

Ternyata Joe sangat serius terhadap Vicky ini sudah berjalan 2-3 bulan mereka berpacaran, semakin mesra mereka kelihatan nya dan membuat satu sekolah iri dengan perhatian Joe pada gadis itu. Vicky tidak pernah menginap di tempat ku lagi.  Yeah di mana lagi kalau bukan di rumah Joe.

Ini buruk, muka Vicky gelisah di sepanjang lomba... Yah aku tahu apa di takutkan nya.  Maka itu lomba usai dan dia izin ke toilet firasat ku makin tidak enak.

Aku menghampiri ke4 lelaki itu dan mencari Vicky.  Lukas dengan ide briliant nya melacak sinyal ponsel Vicky dapat.  Benar saja Vicky sedang di seret oleh seorang pria berjas sementara pria yang memakai seragam supir tampak cemas takut dan tak berdaya menolong Vicky.

" Jangan masuk..Kalo lo masuk sekarang emang Vicky berhenti di pukulin.  Tapi nanti nya papa nya bakal lakuin yang lebih dari ini." Ucap ku mencegah keempat nya mendobrak pintu.  Joe tampak kalut melihat kekasih nya di aniaya tanpa dapat melakukan apa-apa.

Aku menarik mereka saat ku rasa papa Vicky akan menyelesaikan penyiksaan nya.  Kami bersembunyi sampai mobil porche itu melaju dan tidak kelihatan lagi.

" Vivi..." Joe memanggil Vicky dan gadis itu mendongak.  Air mata nya menetes, sedetik kemudian Joe memeluk nya dan tangis mereka berdua pecah, tangisan yang memilukan hati siapa yang mendengar nya.  Aku dapat melihat Joe tampak menguasai diri nya dengan menghentikan tangis nya dan memberikan sandaran bagi Vicky.  Yeah Joe you get her body dan now you get her heart.  Vicky sudah mempercayakan hati  nya pada Joe.  Aku sudah tenang juga mempercayakan Vicky pada lelaki ini yang telah mencintai nya walau di mulai dengan cara yang salah.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar