Author POV
Setelah pak Tarjo mengantarkan Joe dan Vicky, supir keluarga itu pun balik ke kantor. Joe langsung menggendong Vicky ke kamar nya membuat 'gadis' itu tersentak lalu terkikik kemudian.
" Koko udah ga tahan sayang. Kamu seminggu ini di boikot mama terus." Kata Joe manja.
" Aih..Koko kenapa jadi manja gini sih." Vicky memeluk leher Joe sembari menghirup aroma alami lelaki itu. Maskulin batin Vicky. Tanpa sadar 'gadis' itu mengendusi leher dan dada Joe, membuat 'adik kecil' Joe makin tegang.
" Stop it. Sweety. Kamu buat koko makin horny." Suara Joe yang serak dan berat memancing gairah Vicky, dengan cepat dia menggigit puting lelaki yang tertutupi kemeja biru gelap itu.
" Oke dear.. Kamu yang mancing koko.. Jangan salahin koko kalo kamu ga bisa jalan nanti." Seusai berucap itu Joe membuka pintu kamar dan mengunci nya dengan Vicky yang masih ada dalam gendongan nya.
Dengan perlahan Joe menidurkan Vicky lalu menindih tubuh 'gadis' itu, kedua nya saling memandang netra masing-masing. Joe mencium kening Vicky lembut sebelum akhir nya mencium seluruh wajah Vicky. Suhu tubuh kedua nya memanas dan nafas mereka memburu. Joe melumat bibir Vicky dengan kasar dan buas mencecap rasa gadis nya. Lidah nya menyusup dan menjemput lidah Vicky kemudian memainkan nya. " Your lips it's yummy, sweety. It's taste like cherry." Kata Joe di sela ciuman mereka. Vicky memang memakai lipgloss rasa cherry tadi saat di rumah nya.
" And it's your." Vicky mendesah sembari mengalungkan tangan nya di leher Joe dan nembalas lumatan lelaki itu. Bibir Joe mulai bergerak turun ke leher, sesampai nya di payudara Vicky, lelaki itu menatap beberapa detik puting yang mencuat dan tegang itu. " And it's the sweeties milk i had drink." Kata Joe menggigit keras puting Vicky, menyesap cairan yang keluar dari gundukkan lembut itu. Vicky semakin terengah dan mengerang nikmat dengan perlakuan Joe atas tubuh nya. Nampak nya lelaki itu ingin bermain-main dulu sebelum ke menu utama mereka. Joe perlahan membalikkan tubuh Vicky menjadi tengkurap, menyibak rambut panjang nya ke samping. Vicky menggigit bibir nya menunggu reaksi Joe yang mungkin jijik melihat bekas luka nya. Di sisi lain Joe terdiam melihat nya sebelum akhir nya mengusap dan menciumi bekas luka yang sudah bertahun-tahun itu dan luka yang nampak nya baru beberapa hari membuat Vicky terkesiap dan menangis.
Joe mendudukkan Vicky menatap wajah sendu yang sedang terisak. Lelaki itu menghela nafas kasar sebelum akhir nya memeluk Vicky dan membisikkan kata. " Stttt. Jangan nangis sweety. It's oke. Koko di sini." Vicky balas memeluk Joe sementara lelaki itu mengusap punggung Vicky dengan lembut. Setelah cukup tenang, Joe kembali membaringkan tubuh mereka.
" Ahh. Koko...Joe.. Yes.. Di situ ahh.." Racau Vicky saat 2 jemari Joe mulai memainkan dan menusuk vagina nya.
" As your wish. Sweety." Jemari dan bibir Joe semakin brutal di vagina dan payudara Vicky hingga akhir nya . " ARRRGGGHHHHHHHHH." Vicky berteriak sambil melengkungkan tubuh nya meresapi orgasme yang di rasakan nya. Keringat membasahi seluruh tubuh nya.
" Koko bakal buat kamu multiple orgasme. Sweety. Jadi bersiap lah." 5 detik saat pelepasan itu Joe membuka kembali paha Vicky, wajah nya mendekati vagina Vicky yang masih basah karena cairan pelumas nya. Vicky mengerang kembali saat lidah Joe bermain di bagian intim nya, menggoda klitoris Vicky yang memerah dan membengkak. Gadis itu meremas rambut Joe, memperdalam lumatan lidah lelaki itu di vagina nya. " Koko... Ahh..Mau pipis..ah.."
" Cum it baby.. Keluarin biar kamu lega." Goda Joe. " Yes...good girl.." Lanjut Joe saat merasakan kedutan di lidah nya.
" Oke. Siap untuk menu utama. Sweety." Vicky hanya pasrah saat kejantanan Joe mulai memasuki liang milik nya yang terasa sakit akibat benda itu makin menerobos vagina nya. Setetes air mata pun membasahi pipi nya.
" Tahan sweety. Sebentar lagi pasti enak. Ahhh." Joe mendiamkan milik nya setelah beberapa saat pinggul nya bergoyang yang di sambut oleh Vicky.
" Ahh. Vivi...vagina mu masih sempit aja. Ahh." Kata Joe susah payah menahan cengkraman vagina Vicky pada penis nya. Mereka berdua saling bergerak dengan liar dan panas hingga pelepasan itu mendatangi Vicky di susul Joe semenit kemudian yang memuntahkan sperma nya ke dalam rahim Vicky lalu lelaki itu ambruk di tubuh Vicky yang penuh dengan kissmark.
Dan permainan panas itu terus berlangsung hingga subuh, namun satu yang mereka berdua lupakan malam itu adalah masa subur Vicky.
********************************
" Jadi itu yang nama nya Johanness Andreas Anthony. Not bad lah de. Ganteng manis kulit nya agak gelap, tinggi, badan atletis, jadi coklat susu de kamu ama dia." Kata Vito pagi itu saat mengantarkan Vicky ke sekolah. Vino ada kebetulan ada kuliah dan Viko meeting di kantor cab Singapura. Jam masih menunjukkan 6.40 masih ada cukup waktu untuk Vito berbincang dengan kekasih adik nya.
Vicky segera menggandeng Vito menuju tempat Joe, lelaki itu menghentikan motor nya saat dia melihat gadis yang di cintai nya.
Kedua lelaki beda usia itu saling menggenggam erat saat berjabat tangan saling meneliti kekuatan masing-masing.
Sekedar info untung lah Joe termasuk yang cepat pertumbuhannya sekarang tinggi nya 179 cm sementara Vito 186 cm kilo, Vino 185 cm dan Viko 187 cm, dan Joe masih bisa bertumbuh lagi mengingat dia baru 16 tahun. Sementara Vicky hanya 153 cm bisa di bayangkan bukan seberapa mungil gadis itu jika jalan berdua dengan Joe atau pun dengan ketiga koko nya. Oke back to topic.
' Haduhh...Gue di pelonco nih ama koko nya Vivi. Ayo Joe lo pasti bisa.' Batin Joe.
' Not bad lah tenaga nya buat remaja kayak dia. Tatapan nya tulus sama dede. Oke, kalau dia buat nangis dede dia akan tahu dengan siapa dia berurusan.' Batin Vito.
Vicky bukan nya tidak tahu apa yang di lakukan kedua lelaki itu. Dia masih mau mengamati kedua nya, karena jelas ga ada yang mau ngalah hingga.
Iphone Vito berbunyi, panggilan dari kantor. Joe lolos kali ini.
" De. Koko ke kantor dulu ya." Ucap Vito sambil mengecup sayang kening Vicky membuat gadis itu merona malu. Ada Joe yang melihat nya. " Joe. Kapan-kapan kita ketemu lagi. Kamu belum ketemu kan ama Vino dan Viko. Yuk duluan.." Vito menepuk bahu Joe yang menandakan restu dari dia sudah di dapatkan.
" Iya. Hati-hati ko." Sahut Joe sambil mendorong motor nya ke tempat parkir. Pikir Joe udah dekat ngapain mesti buang bensin. Vicky mengikuti nya sambil menggenggam 2 botol susu coklat.
" Mau ga ko?" Tawar Vicky.
" Minum aja dua-dua nya. Ntar koko bisa minum yang fresh langsung dari pabrik nya lebih manis lagi." Celetuk Joe membuat pipi Vicky merona dan spontan mencubit pinggang Joe membuat lelaki itu meringis.
" Koko mesum." Joe terkekeh melihat Vicky yang sedang merajuk. Saat memperhatikan Vicky dia melihat wajah kantuk yang luar biasa.
" Kamu antuk?" Tanya Joe.
" Iya nih banget. Padahal kemarin udah tidur cepet." Joe memarkirkan motor nya dan menggandeng tangan Vicky mengantar nya ke kelas gadis itu.
Bukan hal aneh melihat lelaki itu menggandeng Vicky, para gadis ganjen yang meneror Vicky juga ga berani karena Joe dan ketiga teman nya selalu memantau Vicky dan jangan lupakan Rico, sahabat Vicky. Rico dan Rey seperti tom dan jerry kalau sudah bertemu. Awal mengetahui prilaku menyimpang Rico, Joe sempat jijik bertemu dengan nya, namun lelaki itu menegaskan dalam hati nya kalau Rico telah banyak berjasa buat Vicky sebelum dia hadir.
Skip 20 menit sebelum istirahat. Guru yang ngajar uda keluar meninggalkan tugas yang harus di kumpul minggu depan.
" Dear, lo kelihatan pucet." Sahut Rico sembari memegang pipi Vicky.
" Gue antuk banget. Co." Sahut Vicky lirih.
" Kita ke uks yuk. " Ajak Rico sambil memegang tangan Vicky, dia mengerenyit sesaat. Napa Vicky makin kurus. Batin nya berkata.
Perjalanan ke uks melewati lapangan yang kebetulan kelas Joe sedang jam olahraga. Lukas memandang kedua sosok dari kejauhan sebelum akhir nya mencolek bahu Joe.
" Tuh cewe lo napa?" Kata Lukas menunjuk kedua nya. Joe langsung cemas dan meninggalkan lapangan menghampiri Vicky. Lukas menghela nafas dan memanggil Ethan dan Rey menyusul Joe.
UKS
Joe membaringkan Vicky dan melepas sepatu gadis itu. " Mau pulang aja ga?" Tawar Joe sembari menyelimuti Vicky.
" Ga usa ko. Cuma ngantuk dan cape rasa nya mau tidur bawaan nya." Kata Vicky lemah.
Rico hanya tersenyum melihat interaksi kedua nya. Joe terlihat gentle dan semakin menyayangi Vicky. KRIUKKKKK Suara perut Vicky membuat kedua lelaki itu terkekeh.
" Mau makan apa. Ntar gue beliin." Tawar Rico.
" Batagor ama pastel." Sahut Vicky tiba-tiba membayangkan kedua makanan itu.
" Mau dua-dua nya nih."
Vicky cemberut sebelum akhir nya berkata. " Uda sih beliin aja napa. Ga usa banyak tanya. Bawel lo." Upss Rico nyengir mendengar omelan Vicky sedetik kemudian dia keluar uks sambil berteriak. " Joe awas lagi moodian tuh dia. Ntar lo di makan." Joe terkekeh mendengar nya.
" Kamu ga enak ya badan nya?" Tanya Joe sembari mengusap perut Vicky, hal yang biasa di lakukan lelaki itu saat Vicky mengalami dismenor tiap bulan nya. Usapan Joe membuat Vicky rileks dan nyaman serta membuai nya ke alam mimpi.
" Eh tumben banget gue usap perut nya dia tidur." Saat itu Lukas, Rey dan Ethan masuk, mereka sudah mengganti seragam olahraga nya.
" Gue mau ganti baju dulu. Lo jagain Vivi.. Rico lagi ke kantin beli makanan buat Vivi." Kata Joe agak ga iklas, dia mau ganti baju nya ntar lagi cuma keringet membuat dia ga nyaman.
" Ya uda Joe. Lo ganti baju dulu sana." Sahut Rico sambil membawa 3 kantung plastik bening.
" Eh banyak amat lo beli makanan nya." Sahut Rey jail.
" Ga usa banyak bacod lo. Lo mau ntar di jutekin ama Vicky. Lagi moodian dia neh ari." Sahut Rico sinis. Kedua nya siap memulai perang mulut, jika tidak di cegah Lukas.
" Udah diem deh kalian. Ntar Vicky kebangun. Lo berdua yang kena getah nya. Mau lo pada rasain yang dulu. Hah."
Rico dan Rey langsung bergidik saat membayangkan tangan kecil Vicky yang sadis menjewer dan menarik-narik telinga nya.
" Koq kelihatan nya Vicky makin kurusan ya?" Celetuk Ethan tiba-tiba, Rico tersentak bearti bukan hanya dia yang merasa Vicky kurusan.
" HATCHIII. HOEK.." Parfum siapa sih nyengat amat. Vicky terbangun dan langsung ngedumel. Yeah mood 'gadis' itu parah banget hari ini.
" Vicky, ini batagor sama pastel nya." Sahut Rico sambil mengulurkan plastik yang di sambar langsung oleh Vicky.
" Thank. Koko Joe mana?" Tanya nya sambil mulai mengunyah pastel nya.
" Lagi ganti baju. Keringetan banget dia tadi pas praktek lompat jauh." Celetuk Lukas membuat Vicky mengangguk. Belum sempat mengunyah pastel yang baru. Vicky merasakan perut nya mual reflek dia menutup mulut nya.
" Kenapa. Vick?" Tanya Rico cemas.
" Mana sih koko lama banget. " Dumel Vicky.
" Koko di sini. Kenapa ada yang sakit?" Celetuk Joe sembari mengelus punggung nya, Vicky masih manyun dan 'gadis' itu sendiri ga tau dia mau apa. Pokok nya gajelas banget dah serba salah bawaan nya.
Lukas dan Rico yang menyadari raut muka Vicky langsung bergegas keluar dari uks tentu nya menarik Ethan dan Rey.
" Ada apa sweety?" Tanya Joe lembut namun Vicky hanya diam membuat Joe menghela nafas. Sabar Joe cewe pms emang nyeremin. Vicky hanya terdiam membuat Joe makin pusing. GREB. Lelaki itu memeluk Vicky dan mengusap perut Vicky lembut dan itu membuat perasaan Vicky membaik dan kali ini Joe merasakan perasaan lain saat mengusap peruy Vicky sesuatu perasaan yang tidak bisa Joe gambarkan. Inti nya kedua nya merasa nyaman. Just it.
*********************
Sabtu sore, Joe bersiap menghadapi peloncoan babak kedua dari koko Vicky. Kali ini Viko, lelaki itu berkeras ikut kencan Joe dan Vicky. Joe awal nya kesal karena sudah seminggu ga dapat 'jatah', cuma akhir nya dia niat buat buktiin ke si triplet kalo dia pantas bersanding dengan Vicky. Cinta perlu pengorbanan bukan.
Dan lagi-lagi Joe dejavu dengan hal ini. Dia dan Viko saling meneliti kekuatan masing-masing saat berjabat tangan, Viko yang sifat nya periang dan sporty melepas jabatan nya langsung mengajak Joe ke time zone. Vicky hanya mengikuti kedua nya sambil ngemil french fries big dan plastik besar berisi makanan cepat saji yang menyangkut di tangan kiri nya.
Vicky memperhatikan kedua lelaki itu yang cepat berbaur. Oke nampak nya restu dari Viko juga sudah di dapatkan oleh Joe.
" Oke. De. Koko pergi dulu udah di tungguin temen." Sahut Viko sambil mengusap rambut Vicky. Vicky mencelos dalam hati nya, dia tahu maksud temen yang di katakan Viko. Partner ONE NIGHT STAND lelaki itu, ketiga nya sudah mengetahui hobi aneh saudara nya dari 4 tahun yang lalu. Awal nya Vicky tidak mengerti arti ONS sampai Joe menodai nya, dari situ dia mulai mencari artikel tentang kegiatan reproduksi sepasang manusia itu dan yah Vicky mencibir saat mengetahui arti ONS, namun Vicky sadar dia tidak berhak melarang Viko dalam melakukan hobi nya karena gadis itu tahu seberapa besar sayang dan pengorbanan Viko untuk diri
nya.
Sepeninggal Viko, Joe mengambil alih kantung makanan cepat saji itu dan mengambil salah satu burger yang masih tersisa. Tiba-tiba HOEEEKKK. Vicky merasakan mual parah dan dia berlari ke toilet terdekat. Joe langsung menyusul kekasihnya.
Di depan toilet. Joe hanya menunggu sambil cemas. Memang tidak ada orang lain, namun tidak etis rasa nya kalau dia menerobos masuk toilet wanita. 15 menit kemudian Vicky keluar dengan muka pucat tanpa banyak kata dia menggendong bridal 'gadis' itu.
" Mau langsung pulang ato gimana?" Tanya Joe setelah mendudukkan nya di kursi penumpang.
" Mau di peluk." Rajuk Vicky membuat Joe kembali heran. Sedetik kemudian lelaki itu memeluk nya. Akhir-akhir ini Vicky memang suka menghirup dan mengendusi tubuh Joe, gadis itu merasa nyaman dengan aroma tubuh Joe.
Dan Joe harus 'berpuasa' lagi karena Vicky yang terlihat lelah dan mengantuk.
****************************
Siang itu setelah pulang sekolah, mereka berenam pergi ke mall. Ethan ulang tahun dan mentraktir kelima nya.
" Ayo pesen aja yang kalian mau. Yang banyak juga boleh." Kata Ethan sambil membolak balik menu. Setelah mencatat pesanan mereka berbincang.
" Jadi lo tetep mau deketin temen nya kakak lo. Dasar lo demen yang lebih tua." Sahut Rey membuat Ethan mencibir.
" Yaelah, beda cuma 1 tahun ini. Ya bis pas pertama kali liat dia rasa nya beda gitu." Jawab Ethan dengan wajar berbinar.
" Ya uda kalo lo yakin ya deketin aja." Sambar Lukas, lelaki itu memutus debat antara Ethan dan Rey.
Di tengah pembicaraan itu Vicky yang sedari tadi perut nya ga enak spontan meringis saat perut nya kram.
" Kamu kenapa?" Tanya Joe khawatir.
" Perut aku kram, ko." Sahut Vicky lirih peluh mulai menetes di dahi nya. Joe dengan lembut mengusap perut Vicky membuat gadis itu tiba-tiba mengantuk. Joe juga merasakan nyaman saat mengusap perut Vicky, seakan sebagian jiwa nya berada di dalam gadis itu.
Lukas tersentak melihat interaksi kedua nya, meskipun dia sering melihat Joe mengusap perut Vicky namun kali ini dia merasa ada yang aneh, namun dia tidak bisa menjelaskan apa yang di rasakan nya.
" Mau pulang aja ga , Vick?" Tanya Ethan.
Gadis itu menggeleng sebelum akhir nya berkata." Udah ga apa-apa kak. Mungkin abis makan mau langsung pulang. Ngantuk banget."
" Oh ya uda. Lo emang keliatan ngantuk berat sih." Kata Ethan maklum.
****************
Sudah pasti ada yang aneh. Rico merasa emosi Vicky yang labil, menangis tiba-tiba. Gampang emosian. Contoh nya saat ini. Kedua nya di rumah Rico menonton drakor dan Vicky yang notabene nya ga gampang baper, tiba-tiba mewek saat adegan sedih. Marah saat peran antagonis menyiksa sang first female, jujur Vicky jadi lebih 'lebay' di banding diri nya.
Kemana Joe, lelaki itu ada urusan dengan teman nya yang lain sekolah. Meninggalkan Vicky yang awal nya ga iklas, dengan rayuan dan bujukan Joe, 'gadis' itu sepakat menunggu lelaki itu di rumah Rico, asalkan Joe membelikan nya nasi padang.
" Vicky. Lo lebay banget ah. Masa adegan gini aja mewek." Ceplos Rico saat Vicky mulai mengambil tisu dan mengelap air mata nya.
" Ih Rico mah.. Beneran sedih banget tau..hiks...Itu cowo nya rela berkorban biar cewe nya hiks ...sembuh. huaaaaa.. Mana sih koko Joe. Hiksss... Koko.." Rico specchless melihat kelakuan Vicky yang meraung memanggil Joe. Dalam hati dia menyumpahi lelaki itu.
" Sabar Vick. Bentar lagi Joe datang. Dia kan mau jual hasil lukisan nya ke kakak temen nya. Cup.cup.cup." Bujuk Rico sambil memeluk Vicky dan lelaki itu tersentak karena badan Vicky lebih empuk buat di peluk. Eits meski dia gay, dia bisa membedakan tubuh perempuan, hanya miliknya yang tidak bisa bangun. Lain hal jika dia bersama dengan lelaki, khusus nya Ken. Kekasih nya.
" Masa lama amat sih. Udah 2 jam nih. Huaaaa." Rengek Vicky.
Di tengah kebingungan Rico dan Vicky yang semakin mewek sebuah suara memanggil mereka tepat nya Vicky. " Eh. Vivi...Kamu kenapa?" Joe langsung berlari dan mengambil alih memeluk Vicky yang masih terisak.
" Nyariin lo dari tadi, Joe. Lo tenangin dulu deh. Gue tinggal ke atas dulu." Rico langsung menuju ke kamar nya, menenangkan syaraf nya akibat kelakuan Vicky yang membuat nya pening. Kenapa sih dengan sahabat nya ini.
" Kenapa nyari koko. Koko kan lagi usaha sweety. " Ucap Joe sambil mengecup kening Vicky lembut.
" Pengen di peluk terus. Kangen ama wangi badan koko." Sahut Vicky di tengah isakan nya.
" Ya uda. Sekarang koko di sini. Peluk kamu. Kamu boleh cium wangi badan koko." Joe membelai kepala Vicky lembut, sebelum akhir nya mengusap perut Vicky. Kedua nya merasa nyaman saat Joe melakukan nya.
" Nasi padang nya bawa ga ko." Sahut Vicky tiba-tiba. Perut nya yang sekarang merengek meminta makanan padahal selama nonton Vicky sudah memakan cemilan yang cukup banyak.
GLEEEKK Mampus gue. Batin Joe menyumpah. Dia lupa dengan pesanan Vicky.
" Kita langsung makan di resto padang nya aja. Lebih banyak yang bisa kamu pilih dan bisa nambah kalo kurang." Ucap Joe tiba-tiba menarik Vicky berdiri, lelaki itu tidak mau mood Vicky makin jelek.
" RICOOOOOO...Gue sama Vivi balik dulu. Vivi mau makan nasi padang." Teriak Joe memanggil Rico turun.
5 detik kemudian Rico turun dan berkata.
" Serius lo mau makan. Ga begah apa perut lo. Dari tadi lo udah banyak ngemil."
KRIUKKKK Bunyi perut Vicky menjawab pertanyaan Rico, membuat Rico menganga.
" Ya uda. Co. Balik dulu ya." Sahut Joe sambil mengandeng tangan Vicky keluar.
" Ooooo. Ini gawat.. Gawat..." Sahut Rico syok.
TBC
Dengan perlahan Joe menidurkan Vicky lalu menindih tubuh 'gadis' itu, kedua nya saling memandang netra masing-masing. Joe mencium kening Vicky lembut sebelum akhir nya mencium seluruh wajah Vicky. Suhu tubuh kedua nya memanas dan nafas mereka memburu. Joe melumat bibir Vicky dengan kasar dan buas mencecap rasa gadis nya. Lidah nya menyusup dan menjemput lidah Vicky kemudian memainkan nya. " Your lips it's yummy, sweety. It's taste like cherry." Kata Joe di sela ciuman mereka. Vicky memang memakai lipgloss rasa cherry tadi saat di rumah nya.
" And it's your." Vicky mendesah sembari mengalungkan tangan nya di leher Joe dan nembalas lumatan lelaki itu. Bibir Joe mulai bergerak turun ke leher, sesampai nya di payudara Vicky, lelaki itu menatap beberapa detik puting yang mencuat dan tegang itu. " And it's the sweeties milk i had drink." Kata Joe menggigit keras puting Vicky, menyesap cairan yang keluar dari gundukkan lembut itu. Vicky semakin terengah dan mengerang nikmat dengan perlakuan Joe atas tubuh nya. Nampak nya lelaki itu ingin bermain-main dulu sebelum ke menu utama mereka. Joe perlahan membalikkan tubuh Vicky menjadi tengkurap, menyibak rambut panjang nya ke samping. Vicky menggigit bibir nya menunggu reaksi Joe yang mungkin jijik melihat bekas luka nya. Di sisi lain Joe terdiam melihat nya sebelum akhir nya mengusap dan menciumi bekas luka yang sudah bertahun-tahun itu dan luka yang nampak nya baru beberapa hari membuat Vicky terkesiap dan menangis.
Joe mendudukkan Vicky menatap wajah sendu yang sedang terisak. Lelaki itu menghela nafas kasar sebelum akhir nya memeluk Vicky dan membisikkan kata. " Stttt. Jangan nangis sweety. It's oke. Koko di sini." Vicky balas memeluk Joe sementara lelaki itu mengusap punggung Vicky dengan lembut. Setelah cukup tenang, Joe kembali membaringkan tubuh mereka.
" Ahh. Koko...Joe.. Yes.. Di situ ahh.." Racau Vicky saat 2 jemari Joe mulai memainkan dan menusuk vagina nya.
" As your wish. Sweety." Jemari dan bibir Joe semakin brutal di vagina dan payudara Vicky hingga akhir nya . " ARRRGGGHHHHHHHHH." Vicky berteriak sambil melengkungkan tubuh nya meresapi orgasme yang di rasakan nya. Keringat membasahi seluruh tubuh nya.
" Koko bakal buat kamu multiple orgasme. Sweety. Jadi bersiap lah." 5 detik saat pelepasan itu Joe membuka kembali paha Vicky, wajah nya mendekati vagina Vicky yang masih basah karena cairan pelumas nya. Vicky mengerang kembali saat lidah Joe bermain di bagian intim nya, menggoda klitoris Vicky yang memerah dan membengkak. Gadis itu meremas rambut Joe, memperdalam lumatan lidah lelaki itu di vagina nya. " Koko... Ahh..Mau pipis..ah.."
" Cum it baby.. Keluarin biar kamu lega." Goda Joe. " Yes...good girl.." Lanjut Joe saat merasakan kedutan di lidah nya.
" Oke. Siap untuk menu utama. Sweety." Vicky hanya pasrah saat kejantanan Joe mulai memasuki liang milik nya yang terasa sakit akibat benda itu makin menerobos vagina nya. Setetes air mata pun membasahi pipi nya.
" Tahan sweety. Sebentar lagi pasti enak. Ahhh." Joe mendiamkan milik nya setelah beberapa saat pinggul nya bergoyang yang di sambut oleh Vicky.
" Ahh. Vivi...vagina mu masih sempit aja. Ahh." Kata Joe susah payah menahan cengkraman vagina Vicky pada penis nya. Mereka berdua saling bergerak dengan liar dan panas hingga pelepasan itu mendatangi Vicky di susul Joe semenit kemudian yang memuntahkan sperma nya ke dalam rahim Vicky lalu lelaki itu ambruk di tubuh Vicky yang penuh dengan kissmark.
Dan permainan panas itu terus berlangsung hingga subuh, namun satu yang mereka berdua lupakan malam itu adalah masa subur Vicky.
********************************
" Jadi itu yang nama nya Johanness Andreas Anthony. Not bad lah de. Ganteng manis kulit nya agak gelap, tinggi, badan atletis, jadi coklat susu de kamu ama dia." Kata Vito pagi itu saat mengantarkan Vicky ke sekolah. Vino ada kebetulan ada kuliah dan Viko meeting di kantor cab Singapura. Jam masih menunjukkan 6.40 masih ada cukup waktu untuk Vito berbincang dengan kekasih adik nya.
Vicky segera menggandeng Vito menuju tempat Joe, lelaki itu menghentikan motor nya saat dia melihat gadis yang di cintai nya.
Kedua lelaki beda usia itu saling menggenggam erat saat berjabat tangan saling meneliti kekuatan masing-masing.
Sekedar info untung lah Joe termasuk yang cepat pertumbuhannya sekarang tinggi nya 179 cm sementara Vito 186 cm kilo, Vino 185 cm dan Viko 187 cm, dan Joe masih bisa bertumbuh lagi mengingat dia baru 16 tahun. Sementara Vicky hanya 153 cm bisa di bayangkan bukan seberapa mungil gadis itu jika jalan berdua dengan Joe atau pun dengan ketiga koko nya. Oke back to topic.
' Haduhh...Gue di pelonco nih ama koko nya Vivi. Ayo Joe lo pasti bisa.' Batin Joe.
' Not bad lah tenaga nya buat remaja kayak dia. Tatapan nya tulus sama dede. Oke, kalau dia buat nangis dede dia akan tahu dengan siapa dia berurusan.' Batin Vito.
Vicky bukan nya tidak tahu apa yang di lakukan kedua lelaki itu. Dia masih mau mengamati kedua nya, karena jelas ga ada yang mau ngalah hingga.
Iphone Vito berbunyi, panggilan dari kantor. Joe lolos kali ini.
" De. Koko ke kantor dulu ya." Ucap Vito sambil mengecup sayang kening Vicky membuat gadis itu merona malu. Ada Joe yang melihat nya. " Joe. Kapan-kapan kita ketemu lagi. Kamu belum ketemu kan ama Vino dan Viko. Yuk duluan.." Vito menepuk bahu Joe yang menandakan restu dari dia sudah di dapatkan.
" Iya. Hati-hati ko." Sahut Joe sambil mendorong motor nya ke tempat parkir. Pikir Joe udah dekat ngapain mesti buang bensin. Vicky mengikuti nya sambil menggenggam 2 botol susu coklat.
" Mau ga ko?" Tawar Vicky.
" Minum aja dua-dua nya. Ntar koko bisa minum yang fresh langsung dari pabrik nya lebih manis lagi." Celetuk Joe membuat pipi Vicky merona dan spontan mencubit pinggang Joe membuat lelaki itu meringis.
" Koko mesum." Joe terkekeh melihat Vicky yang sedang merajuk. Saat memperhatikan Vicky dia melihat wajah kantuk yang luar biasa.
" Kamu antuk?" Tanya Joe.
" Iya nih banget. Padahal kemarin udah tidur cepet." Joe memarkirkan motor nya dan menggandeng tangan Vicky mengantar nya ke kelas gadis itu.
Bukan hal aneh melihat lelaki itu menggandeng Vicky, para gadis ganjen yang meneror Vicky juga ga berani karena Joe dan ketiga teman nya selalu memantau Vicky dan jangan lupakan Rico, sahabat Vicky. Rico dan Rey seperti tom dan jerry kalau sudah bertemu. Awal mengetahui prilaku menyimpang Rico, Joe sempat jijik bertemu dengan nya, namun lelaki itu menegaskan dalam hati nya kalau Rico telah banyak berjasa buat Vicky sebelum dia hadir.
Skip 20 menit sebelum istirahat. Guru yang ngajar uda keluar meninggalkan tugas yang harus di kumpul minggu depan.
" Dear, lo kelihatan pucet." Sahut Rico sembari memegang pipi Vicky.
" Gue antuk banget. Co." Sahut Vicky lirih.
" Kita ke uks yuk. " Ajak Rico sambil memegang tangan Vicky, dia mengerenyit sesaat. Napa Vicky makin kurus. Batin nya berkata.
Perjalanan ke uks melewati lapangan yang kebetulan kelas Joe sedang jam olahraga. Lukas memandang kedua sosok dari kejauhan sebelum akhir nya mencolek bahu Joe.
" Tuh cewe lo napa?" Kata Lukas menunjuk kedua nya. Joe langsung cemas dan meninggalkan lapangan menghampiri Vicky. Lukas menghela nafas dan memanggil Ethan dan Rey menyusul Joe.
UKS
Joe membaringkan Vicky dan melepas sepatu gadis itu. " Mau pulang aja ga?" Tawar Joe sembari menyelimuti Vicky.
" Ga usa ko. Cuma ngantuk dan cape rasa nya mau tidur bawaan nya." Kata Vicky lemah.
Rico hanya tersenyum melihat interaksi kedua nya. Joe terlihat gentle dan semakin menyayangi Vicky. KRIUKKKKK Suara perut Vicky membuat kedua lelaki itu terkekeh.
" Mau makan apa. Ntar gue beliin." Tawar Rico.
" Batagor ama pastel." Sahut Vicky tiba-tiba membayangkan kedua makanan itu.
" Mau dua-dua nya nih."
Vicky cemberut sebelum akhir nya berkata. " Uda sih beliin aja napa. Ga usa banyak tanya. Bawel lo." Upss Rico nyengir mendengar omelan Vicky sedetik kemudian dia keluar uks sambil berteriak. " Joe awas lagi moodian tuh dia. Ntar lo di makan." Joe terkekeh mendengar nya.
" Kamu ga enak ya badan nya?" Tanya Joe sembari mengusap perut Vicky, hal yang biasa di lakukan lelaki itu saat Vicky mengalami dismenor tiap bulan nya. Usapan Joe membuat Vicky rileks dan nyaman serta membuai nya ke alam mimpi.
" Eh tumben banget gue usap perut nya dia tidur." Saat itu Lukas, Rey dan Ethan masuk, mereka sudah mengganti seragam olahraga nya.
" Gue mau ganti baju dulu. Lo jagain Vivi.. Rico lagi ke kantin beli makanan buat Vivi." Kata Joe agak ga iklas, dia mau ganti baju nya ntar lagi cuma keringet membuat dia ga nyaman.
" Ya uda Joe. Lo ganti baju dulu sana." Sahut Rico sambil membawa 3 kantung plastik bening.
" Eh banyak amat lo beli makanan nya." Sahut Rey jail.
" Ga usa banyak bacod lo. Lo mau ntar di jutekin ama Vicky. Lagi moodian dia neh ari." Sahut Rico sinis. Kedua nya siap memulai perang mulut, jika tidak di cegah Lukas.
" Udah diem deh kalian. Ntar Vicky kebangun. Lo berdua yang kena getah nya. Mau lo pada rasain yang dulu. Hah."
Rico dan Rey langsung bergidik saat membayangkan tangan kecil Vicky yang sadis menjewer dan menarik-narik telinga nya.
" Koq kelihatan nya Vicky makin kurusan ya?" Celetuk Ethan tiba-tiba, Rico tersentak bearti bukan hanya dia yang merasa Vicky kurusan.
" HATCHIII. HOEK.." Parfum siapa sih nyengat amat. Vicky terbangun dan langsung ngedumel. Yeah mood 'gadis' itu parah banget hari ini.
" Vicky, ini batagor sama pastel nya." Sahut Rico sambil mengulurkan plastik yang di sambar langsung oleh Vicky.
" Thank. Koko Joe mana?" Tanya nya sambil mulai mengunyah pastel nya.
" Lagi ganti baju. Keringetan banget dia tadi pas praktek lompat jauh." Celetuk Lukas membuat Vicky mengangguk. Belum sempat mengunyah pastel yang baru. Vicky merasakan perut nya mual reflek dia menutup mulut nya.
" Kenapa. Vick?" Tanya Rico cemas.
" Mana sih koko lama banget. " Dumel Vicky.
" Koko di sini. Kenapa ada yang sakit?" Celetuk Joe sembari mengelus punggung nya, Vicky masih manyun dan 'gadis' itu sendiri ga tau dia mau apa. Pokok nya gajelas banget dah serba salah bawaan nya.
Lukas dan Rico yang menyadari raut muka Vicky langsung bergegas keluar dari uks tentu nya menarik Ethan dan Rey.
" Ada apa sweety?" Tanya Joe lembut namun Vicky hanya diam membuat Joe menghela nafas. Sabar Joe cewe pms emang nyeremin. Vicky hanya terdiam membuat Joe makin pusing. GREB. Lelaki itu memeluk Vicky dan mengusap perut Vicky lembut dan itu membuat perasaan Vicky membaik dan kali ini Joe merasakan perasaan lain saat mengusap peruy Vicky sesuatu perasaan yang tidak bisa Joe gambarkan. Inti nya kedua nya merasa nyaman. Just it.
*********************
Sabtu sore, Joe bersiap menghadapi peloncoan babak kedua dari koko Vicky. Kali ini Viko, lelaki itu berkeras ikut kencan Joe dan Vicky. Joe awal nya kesal karena sudah seminggu ga dapat 'jatah', cuma akhir nya dia niat buat buktiin ke si triplet kalo dia pantas bersanding dengan Vicky. Cinta perlu pengorbanan bukan.
Dan lagi-lagi Joe dejavu dengan hal ini. Dia dan Viko saling meneliti kekuatan masing-masing saat berjabat tangan, Viko yang sifat nya periang dan sporty melepas jabatan nya langsung mengajak Joe ke time zone. Vicky hanya mengikuti kedua nya sambil ngemil french fries big dan plastik besar berisi makanan cepat saji yang menyangkut di tangan kiri nya.
Vicky memperhatikan kedua lelaki itu yang cepat berbaur. Oke nampak nya restu dari Viko juga sudah di dapatkan oleh Joe.
" Oke. De. Koko pergi dulu udah di tungguin temen." Sahut Viko sambil mengusap rambut Vicky. Vicky mencelos dalam hati nya, dia tahu maksud temen yang di katakan Viko. Partner ONE NIGHT STAND lelaki itu, ketiga nya sudah mengetahui hobi aneh saudara nya dari 4 tahun yang lalu. Awal nya Vicky tidak mengerti arti ONS sampai Joe menodai nya, dari situ dia mulai mencari artikel tentang kegiatan reproduksi sepasang manusia itu dan yah Vicky mencibir saat mengetahui arti ONS, namun Vicky sadar dia tidak berhak melarang Viko dalam melakukan hobi nya karena gadis itu tahu seberapa besar sayang dan pengorbanan Viko untuk diri
nya.
Sepeninggal Viko, Joe mengambil alih kantung makanan cepat saji itu dan mengambil salah satu burger yang masih tersisa. Tiba-tiba HOEEEKKK. Vicky merasakan mual parah dan dia berlari ke toilet terdekat. Joe langsung menyusul kekasihnya.
Di depan toilet. Joe hanya menunggu sambil cemas. Memang tidak ada orang lain, namun tidak etis rasa nya kalau dia menerobos masuk toilet wanita. 15 menit kemudian Vicky keluar dengan muka pucat tanpa banyak kata dia menggendong bridal 'gadis' itu.
" Mau langsung pulang ato gimana?" Tanya Joe setelah mendudukkan nya di kursi penumpang.
" Mau di peluk." Rajuk Vicky membuat Joe kembali heran. Sedetik kemudian lelaki itu memeluk nya. Akhir-akhir ini Vicky memang suka menghirup dan mengendusi tubuh Joe, gadis itu merasa nyaman dengan aroma tubuh Joe.
Dan Joe harus 'berpuasa' lagi karena Vicky yang terlihat lelah dan mengantuk.
****************************
Siang itu setelah pulang sekolah, mereka berenam pergi ke mall. Ethan ulang tahun dan mentraktir kelima nya.
" Ayo pesen aja yang kalian mau. Yang banyak juga boleh." Kata Ethan sambil membolak balik menu. Setelah mencatat pesanan mereka berbincang.
" Jadi lo tetep mau deketin temen nya kakak lo. Dasar lo demen yang lebih tua." Sahut Rey membuat Ethan mencibir.
" Yaelah, beda cuma 1 tahun ini. Ya bis pas pertama kali liat dia rasa nya beda gitu." Jawab Ethan dengan wajar berbinar.
" Ya uda kalo lo yakin ya deketin aja." Sambar Lukas, lelaki itu memutus debat antara Ethan dan Rey.
Di tengah pembicaraan itu Vicky yang sedari tadi perut nya ga enak spontan meringis saat perut nya kram.
" Kamu kenapa?" Tanya Joe khawatir.
" Perut aku kram, ko." Sahut Vicky lirih peluh mulai menetes di dahi nya. Joe dengan lembut mengusap perut Vicky membuat gadis itu tiba-tiba mengantuk. Joe juga merasakan nyaman saat mengusap perut Vicky, seakan sebagian jiwa nya berada di dalam gadis itu.
Lukas tersentak melihat interaksi kedua nya, meskipun dia sering melihat Joe mengusap perut Vicky namun kali ini dia merasa ada yang aneh, namun dia tidak bisa menjelaskan apa yang di rasakan nya.
" Mau pulang aja ga , Vick?" Tanya Ethan.
Gadis itu menggeleng sebelum akhir nya berkata." Udah ga apa-apa kak. Mungkin abis makan mau langsung pulang. Ngantuk banget."
" Oh ya uda. Lo emang keliatan ngantuk berat sih." Kata Ethan maklum.
****************
Sudah pasti ada yang aneh. Rico merasa emosi Vicky yang labil, menangis tiba-tiba. Gampang emosian. Contoh nya saat ini. Kedua nya di rumah Rico menonton drakor dan Vicky yang notabene nya ga gampang baper, tiba-tiba mewek saat adegan sedih. Marah saat peran antagonis menyiksa sang first female, jujur Vicky jadi lebih 'lebay' di banding diri nya.
Kemana Joe, lelaki itu ada urusan dengan teman nya yang lain sekolah. Meninggalkan Vicky yang awal nya ga iklas, dengan rayuan dan bujukan Joe, 'gadis' itu sepakat menunggu lelaki itu di rumah Rico, asalkan Joe membelikan nya nasi padang.
" Vicky. Lo lebay banget ah. Masa adegan gini aja mewek." Ceplos Rico saat Vicky mulai mengambil tisu dan mengelap air mata nya.
" Ih Rico mah.. Beneran sedih banget tau..hiks...Itu cowo nya rela berkorban biar cewe nya hiks ...sembuh. huaaaaa.. Mana sih koko Joe. Hiksss... Koko.." Rico specchless melihat kelakuan Vicky yang meraung memanggil Joe. Dalam hati dia menyumpahi lelaki itu.
" Sabar Vick. Bentar lagi Joe datang. Dia kan mau jual hasil lukisan nya ke kakak temen nya. Cup.cup.cup." Bujuk Rico sambil memeluk Vicky dan lelaki itu tersentak karena badan Vicky lebih empuk buat di peluk. Eits meski dia gay, dia bisa membedakan tubuh perempuan, hanya miliknya yang tidak bisa bangun. Lain hal jika dia bersama dengan lelaki, khusus nya Ken. Kekasih nya.
" Masa lama amat sih. Udah 2 jam nih. Huaaaa." Rengek Vicky.
Di tengah kebingungan Rico dan Vicky yang semakin mewek sebuah suara memanggil mereka tepat nya Vicky. " Eh. Vivi...Kamu kenapa?" Joe langsung berlari dan mengambil alih memeluk Vicky yang masih terisak.
" Nyariin lo dari tadi, Joe. Lo tenangin dulu deh. Gue tinggal ke atas dulu." Rico langsung menuju ke kamar nya, menenangkan syaraf nya akibat kelakuan Vicky yang membuat nya pening. Kenapa sih dengan sahabat nya ini.
" Kenapa nyari koko. Koko kan lagi usaha sweety. " Ucap Joe sambil mengecup kening Vicky lembut.
" Pengen di peluk terus. Kangen ama wangi badan koko." Sahut Vicky di tengah isakan nya.
" Ya uda. Sekarang koko di sini. Peluk kamu. Kamu boleh cium wangi badan koko." Joe membelai kepala Vicky lembut, sebelum akhir nya mengusap perut Vicky. Kedua nya merasa nyaman saat Joe melakukan nya.
" Nasi padang nya bawa ga ko." Sahut Vicky tiba-tiba. Perut nya yang sekarang merengek meminta makanan padahal selama nonton Vicky sudah memakan cemilan yang cukup banyak.
GLEEEKK Mampus gue. Batin Joe menyumpah. Dia lupa dengan pesanan Vicky.
" Kita langsung makan di resto padang nya aja. Lebih banyak yang bisa kamu pilih dan bisa nambah kalo kurang." Ucap Joe tiba-tiba menarik Vicky berdiri, lelaki itu tidak mau mood Vicky makin jelek.
" RICOOOOOO...Gue sama Vivi balik dulu. Vivi mau makan nasi padang." Teriak Joe memanggil Rico turun.
5 detik kemudian Rico turun dan berkata.
" Serius lo mau makan. Ga begah apa perut lo. Dari tadi lo udah banyak ngemil."
KRIUKKKK Bunyi perut Vicky menjawab pertanyaan Rico, membuat Rico menganga.
" Ya uda. Co. Balik dulu ya." Sahut Joe sambil mengandeng tangan Vicky keluar.
" Ooooo. Ini gawat.. Gawat..." Sahut Rico syok.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar