Senin, 30 Januari 2017

Like Romeo & Juliet part 6

Hai3x balik lagi dengan author gaje. Udah ga usah panjang-panjang mari di cek.

CRAGI yang mendengarkan pembicaraan Rezky dan Vivi pun tersentak. Saat Rezky berbalik dia pun ikut terkejut ga lama dia berkata ." Kalo lo emang serius ama Vivi lo harus kasih dia keyakinan bahwa Ferdy ga bakal ngacauin hidup dia lagi dan untuk urusan Doni meskipun dia sahabat gue dia sudah meninggal sedangkan Vivi  masih hidup." Setelah berkata itu Rezky menepuk bahu Iwan tanda dia menyetujui Iwan dengan Vivi.

@kantin Vivi menyusul SISA yang sudah terlebih dulu di sana. HATCHII HATCHI HATCHI Vivi terus bersin sampai Agni harus mengulurkan kotak tisu.
" Lo sih keramas pagi-pagi udah tau kemarin kecebur terus dari subuh ujan terus ya masuk angin lah lo." Cerocos Via sampai-sampai dia ga sadar kalo CRAGI udah duduk di hadapan SISVA.
" Kan gue udah bilang tadi kena air kolam rambut gue agak gimana gitu HATCHI." Sahut Vivi sambil menutup hidung nya.
" HATCHI HATCHI HATCHI." Oooo Iwan juga ikutan bersin-bersin. Kedua nya saling menatap dan pipi kedua nya memerah sebelum akhir nya Vivi memalingkan muka ke arah lain.
" Eh koq lo berdua bisa pilek barengan sih." Goda Cakka sambil menaik turunkan alis nya kepada IVi.
" Muka lo berdua napa koq merah sih..." timpal Alvin soal nya muka kedua nya makin kayak tomat merah.
" HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHIIIII." Bersin Vivi yang beruntun membuat CRAGI dan SISA bengong. Vivi langsung bergegas ke penjual minuman agar di buatkan 2 gelas jeruk anget. Tak lupa dia membeli 2 jamu tolak an*in dan 2 jamu tolak f*u.  Vivi melemparkan masing-masing jamu ke arah Iwan . Setelah itu Vivi meminum nya sekaligus membuat semua orang bingung.  Vivi hanya memandang tajam Iwan yang tak kunjung meminum jamu nya. Tak lama pesanan nya pun datang setelah selesai meminum jeruk hangat Vivi mulai berkeringat.
" Gue ke toilet dulu." Sahut Vivi beranjak dari kursi. Via meminta izin untuk menemani Vivi.
" Lampu hijau tuh Wan. Dia peduli ama lo." Sahut Rio.
" Masa sih , kenapa sih pikiran seorang cewe sulit di tebak ga kayak ilmu pasti." Sahut Iwan sambil mengelap hidung nya dengan tisu.
" Karena cewe itu unik." Sahut SIA kompak ketiga nya langsung tertawa membuat Rio Alvin dan Cakka terpesona akan ketiga nya. Iyel menyadari perubahan raut muka ketiga nya pun langsung tersenyum.
Oh Rio suka Ify terus  Cakka juga suka ama Agni kalo Alvin sih udah jelas dia suka Shilla. Batin Iyel berimajinasi.
" Eh itu mereka balik." Sahut Rio menunjuk Via dan Vivi.

Vivi yang merasa kan ada yang mau mengerjai nya pun celingak celinguk saat memasuki kantin. Shit mereka ngepung nih cerita nya kalo gue lewat Via juga kena . Vivi melihat para cewe membentuk formasi yang aneh dan semua nya memegang gelas atau mangkok berisi makanan.
" Via sms kak El suruh semua keluar kita ga bakal bisa masuk udah di kepung ama cewe gila." Ujar Vivi menarik Via keluar. Via melihat tidak ada yang salah, namun Via mengikuti insting Vivi.

" Eh koq mereka keluar lagi." Sahut Cakka bingung bertepatan dengan itu smartphone Iyel bergetar.
From ViamyPrincess
Kak keluar ya kita ga bisa masuk. Vivi curiga ama cewe-cewe yang ada di kantin.
Setelah membaca wa itu Iyel menunjukkan kepada CARI dan SIA dan mereka beranjak keluar kantin meninggalkan para cewe yang rencana nya GATOT.

Di ruang osis masih tersisa 10 menit sebelum bel masuk.  CRAGI dan SISVA berkumpul. Vivi yang duduk pun langsung tertidur .  Mereka memandang Vivi dengan miris . Benar saja kata gadis itu kecantikan nya bagai dua sisi mata uang anugerah dan kutukan.  Via menjelaskan kecurigaan Vivi pada semua nya.
" Wan lo mesti jadiin dia pacar lo biar ada yang jagain dia." Sahut Rio tegas. Iwan terdiam memikirkan cara nya agar gadis itu menyerah pada nya. Tuing sebuah ide muncul di kepala nya dia akan melakukan nya dengan resiko siap di pukul Vivi lagi.
" Eh nih anak malah nyengir ga jelas." Kata Rio menunjuk Iwan yang tersenyum melihat Vivi yang tertidur.
" Siapa yang makan coklat nih koq bau nya sampe kemari?" Sahut Cakka enteng dan mendapat tertawaan dari SISA.
" Tadi lo Ag yang bilang gitu sekarang kak Cakka emang jodoh lo berdua." Kata Ify yang langsung mendapat toyoran dari Agni. Cakka hanya salting denger nya.
" Sembarangan aja lo jodoh ama playboy cap cicak ini." Sahut Agni kesal Cakka pura-pura marah menutupi ke saltingan nya.
" Eh cewe jadi-jadian siapa juga yang mau ama lo." Sahut Cakka membentak.
" Berisik lo pada gangguin orang tidur aja." Lerai Ify garang membuat Cagni jiper.
" Eh itu Vivi keramas pake produk berbahan dasar coklat maka nya ntar kita mau jalan. Shilla mau nyari tuh barang terus Vivi mau ke optik." Jelas Via pada CRAGI.
" Lah jadi tadi tuh anak gimana liat papan nya?" Tanya Alvin.
" Oh Tommy yang tulisin soal udah gitu Vivi kerjain sendiri. Lagian tuh anak juga biasa ya kebanyakan ga dengerin guru gambar mulu kerjaan nya Cuma pas di suruh maju tuk kerjain soal bener semua jawabannya sampe bu Winda aja nyerah ama dia." Jelas Ify.
CRAGI melongo dengar nya siapa sih yang ga kenal bu Winda guru terkiller tapi bu Winda aja sampe nyerah ngadepin Vivi, nih cewe ajaib bener.
TEEETTTT bunyi bel berbunyi .
" Gimana mau di bangunin ga?" Tanya Ify karena Vivi masih terlelap.
" Sekarang guru-guru rapat untuk 1 jam mending ga usah bangunin dulu deh." Kata Rio. " Eh Vivi nya mana? Lah Iwan juga ga ada." Sahut Rio syok karena IVi udah ga ada di ruangan OSIS.
" Gile temen lo kak cepet aja dia bawa temen gue." Sahut Ify jengkel.
Alshill Siviel dan Cagni menggelengkan kepala melihat tingkah Iwan.

Iwan membawa Vivi yang tidur ke atap sekolah yang memang selalu sepi, dia mendudukkan gadis itu dengan perlahan  dan dia memposisikan dada nya sebagai sandaran Vivi, wangi coklat yang tercium dari rambut Vivi membuat Iwan mencium puncak kepala gadis itu. Vivi yang merasakan ada yang errhh empuk di punggung nya pun membuka mata dan dia terkejut saat melihat ada tangan yang melingkari pinggang nya baru aja dia mau menjerit Iwan menghadapkan muka nya ke arah nya.  Untuk kesekian kali mata Iwan mengunci mata Vivi. Dia berusaha meyakinkan gadis itu kalo dia serius. Vivi berusaha memalingkan muka nya namun Iwan dengan sigap menangkup wajah nya dan Lagi-lagi Iwan mencuri ciuman nya Vivi terkejut dan berusaha melawan, namun tubuh nya yang jauh lebih kecil membuat tenaga nya terkuras. Iwan mencium nya dengan paksa lidah nya berusaha memaksa masuk ke dalam bibir Vivi yang masih terkunci.
" Maaf karena gue harus memakai cara ini buat meyakinkan lo." Sahut Iwan lalu dia melanjutkan ciuman nya kali ini dia melakukan nya dengan lembut hingga tanpa sadar Vivi mendesah dan Iwan memanfaatkan nya untuk masuk dan lidah mereka pun saling bertaut.  Iwan menyadari Vivi menangis karena ciuman mereka tercampur dengan air mata Vivi yang terasa asin dan dia mengakhiri ciuman mereka.
" Kenapa lo selalu nangis saat gue cium padahal lo juga menikmati ciuman ini?" Tanya Iwan lembut. Seperti kebiasaan mereka dia merangkul pinggang Vivi dan Vivi mengalungi leher nya.
" Gue ga tau jadi jangan paksa gue karena gue beneran ga tau." Ujar Vivi sambil terisak.
" Bisa lo berhenti nangis gue bisa di kira ngapa-ngapain lo." Pinta Iwan lagi. " Atau lo mau gue cium lagi." Sahut Iwan jail dan membuat Vivi reflek memalingkan muka nya. Iwan hanya tersenyum melihat reaksi Vivi dan dia menghapus air mata Vivi dengan lembut. Walaupun awal nya melawan akhir nya lo nyerah juga Vi pas gue cium. Batin Iwan berkata. Meski dia tau kalau cara ini agak frontal dan dia takut lepas kendali hanya ini satu-satu nya cara yang berhasil membuat Vivi takluk pada nya.

Skip pulang sekolah mall Rify ( ikutin contoh yang ada ngarang .com)
" Eh optik dulu ya." Sahut Vivi menarik SISA . CRAGI pun ikut jalan dengan mereka.
Setelah mata Vivi di periksa mereka harus nunggu sore baru kacamata nya kelar.
" Buset minus lo lumanyan juga." Decak Ify pas mereka ber10 kuar optik. Ya mata kanan 350 mata kiri 325 belum termasuk silinder.
" Gue suka baca sih ya maka nya nambah mulu minus nya." Sahut Vivi lagi.
" Vi disini salon nya pake produk maka*i*o tanya yuk." Sahut Shilla sambil menarik Vivi masuk.
" Kak El kakak ama yang lain pergi kemana dulu kek." Sahut Via lalu menyusul Ify yang menarik Agni.
" Lah kita berlima di tinggal." Sahut Cakka.
" Ikut masuk ga nih?" Tanya Alvin.
" Lo kalo mau masuk berempat aja gue ogah." Sahut Iyel dia kapok waktu nemenin Via perawatan rambut di salon yang makan waktu hampir 4 jam. Dasar cewe padahal before after nya ga jauh beda nyaris sama.
" Mang napa?" Tanya Rio.
" Kalo lo penasaran lo ikut masuk sana gue mau ke toko buku dulu." Sahut Iyel sambil ngacir.
" Lah kita nyusul Iyel ato ikut masuk nih." Tanya Alvin.
" Ikut Iyel aja deh." Sahut Iwan sambil jalan nyusul Iyel di ikuti Rio Alvin kemudian Cakka.

@ Salon RianMey ( anggap aja ada)
SISVA yang baru masuk di sambut oleh mba yang ada di salon. Vivi pun mejelaskan maksud mereka.
" Kebetulan di sebelah salon ini jual semua produk rambut merek ini. Siapa tau aja ada yang di cari." Kata mba salon sambil menunjukkan jalan ke SISVA. SSI langsung sumringah pas liat berbagai macam produk. Agni hanya geleng-geleng kepala melihat ketiga nya.  Setelah mencari cari akhir nya Vivi menunjukkan produk yang di maksud.
" Eh Shill liat deh kalo beli perpaket diskon 30 persen." Kata Vivi ke Shilla.
Ify dan Via yang awal nya ga mau beli pun tertarik beli karena lagi ada promo untuk semua item. Agni? Jangan di tanya dia udah cemberut aja ngeliat SSVI yang ga kelar-kelar melihat.  Setelah 30 menit SSVI menuju kasir untuk membayar belajaan mereka. Ssssttt mata Shilla menangkap ada diskon untuk segala jenis perawatan rambut untuk pelajar dan dia nenarik Via dan Ify agar ga beranjak keluar.  Vivi yang sejajar dengan Agni merasa aneh karena suara ketiga nya lenyap dan dia menarik Agni agar berhenti.
" Ada apa?" Tanya Agni.
" Lo mau ikut krimbath ga? Mereka bertiga kayak nya mau nyalon dulu nih.  Gue kebetulan mau potong rambut udah kepanjangan." Tawar Shilla.
" Ha, jangan becanda lo masa gue lo suruh krimbath." Tolak Agni mentah-mentah.
" Sesekali lah lo krimbath. Tuh rambut lo kasihan banget. Gue nyusul mereka dulu ya." Sahut Vivi sambil ngeloyor pergi ninggalin Agni yang dongkol. Akhir nya dia mau juga setelah di bujuk Via.
Karena rambut Agni sebahu dan paling pendek di antara kelima nya, dia yang paling singkat waktu nya di susul Via. Shilla dan Ify barengan dan terakhir Vivi karena rambut nya yang paling panjang dan tebal. Vivi memotong rambut nya yang sepanggul sebanyak 7 centi.

Kita beralih ke CRAGI, sudah 2 jam mereka ngiterin mall tapi tak ada tanda hp El bergetar tanda nya para gadis belum menyelesaikan urusan nya.
" Mereka masih lama ga sih?" Tanya Alvin dia sudah lapar soal nya karena tadi cuma cemilin roti.
" Lo kira lo aja yang lapar. Gue juga cuma Via belum ngabarin ya pasti belum kelar lah." Kata Iyel pasrah.
" Ishh ya udah sih susulin mereka aja." Sahut Cakka dan Rio kompak . Nampak nya cacing-cacing di perut mereka udah konser. Iwan Alvin dan Iyel pun menyusul mereka ke salon.

" Masuk ga nih?" Tanya Cakka namun sebelum ada yang menjawab Agni sudah keluar saat dia ngeliat CRAGI gadis itu menghampiri CRAGI. DEGGGG Cakka yang baru pertama kali melihat rambut Agni tergerai dan dengan style khas salon pun terpana sampe-sampe dia nganga. Rio yang ngeliat tingkah Cakka pun menginjak kaki nya. ADAUUUUUU jerit Cakka.
" Ga sekali lagi dah gue ke salon.  Lama banget." Keluh Agni.
" Eh koq lo udah keluar Ag yang lain mana?" Tanya Alvin.
" Masih di dalem lah. Rambut gue paling pendek ya cepet lah. Tuh Vivi tuh pasti lama banget." Cerocos Agni hingga ga sadar Via udah keluar Iyel yang tadi nya agak kesel pun menguap marah nya karena tampilan Via yang cantik.
" Gimana Ag, enak ga di krimbath?" Tanya Via jail dan Agni langsung mengeluarkan uneg-uneg nya. Kedua nya berdebat membuat CRAGI pusing. Untunglah Ify segera keluar DEGGGG.  Kali ini Rio yang terpana, yang tadi nya mau ngamuk jadi membisu melihat tampilan Ify.
" Belom kelar juga tuh anak?" Tanya Via.
" Belom lah lo tau ndiri rambut Vivi panjang gitu dan mba nya seneng banget tuh megang rambut Vivi kata nya ikal halus hitam , mau di kasih bonus extra blow ama mba nya. Gue udah ga tahan ama wangi di dalem. Jadi Shilla aja yang nemenin di dalem" Jelas Ify.
Buset dah masih lama ternyata. Sahut CRAGI dalam hati. Emmhh 15 menit kemudian Shilla keluar DEGGG Alvin yang berdebar dan the last Vivi yang keluar.  Semua mata di dalam mall itu terpana nelihat Vivi. Buset tuh anak cantik banget. Gitu kasak kusuk para kaum adam. CRAGI yang sempat terpana pun mendorong Iwan ke arah Vivi karena jarak nya dekat hampir saja dia terjatuh namun tangan nya sempat meraih tangan Vivi dan menimbulkan posisi seakan dia memeluk gadis itu. Wah yang cowo ganteng yang cewe nya cantik cocok banget. Lagi-lagi semua kasak kusuk mengenai IVi.  Iwan yang menyadari posisi nya langsung melepaskan tangan nya.  Siapa sih yang bisa marah kalau tampilan nya cantik gini.
" Makan yuk. Perut gue udah lapar." Tawar Alvin.

" Sori ya lama banget. Next gue sendiri aja ke salon nya." Sahut Vivi saat mereka sudah di resto.
" Ga apa-apa koq Vi nyantai aja." Kata Rio.
" Eh ya Ag. Nih buat lo." Sahut Vivi sambil menyerahkan plastik ke Agni.
" Apaan nih." Sahut Agni sambil mengeluarkan isi nya yang ternyata shampo, jar dan kotak persegi berwarna oren cerah.  CRAGI bingung karena ga ngerti pembicaraan cewe. Tapi yang mereka tangkep Vivi juga cewe pada umum nya yang suka merawat diri bukan tipe kutu buku aja.
" Gue tau lo paling males perawatan . Jadi gue pilihin yang praktis. Ini shampo udah plus pelembab dan krim nya praktis pke nya kayak pake conditioner aja. Nah itu yang di dalem kotak vitamin rambut. Pakein dikit di ujung ." Jelas Vivi.
" Ga usa protes lo. Meski pun lo tomboy tapi lo tetep harus rawat rambut lo. Karena rambut lo tampilan diri lo. Ga mau kan kesan pertama orang liat lo lusuh karena rambut lo merah dan becabang. Ini gue pilihin paling praktis loh. Ga abisin waktu banyak." Kata Vivi lagi saat Agni mau berargumen.
" Kayak lo ngelakuin perawatan aja." Sahut Agni sinis.
7" Lo kira karena gue pinter gue ga rawat diri. Lo salah Ag. Malah gue pake yang bener-bener tradisional. Cantik itu relatif namun ga bisa instan juga. Ya gue menghargai diri gue dengan perawatan seminggu sekali. " Kata Vivi lagi.
" Tuh Ag. Yang ngomong Vivi lo masih ga percaya juga." Timpal Shilla.
" Ya udah sih tinggal di pake aja." Ujar Ify.
" Vi lo beneran perawatan seminggu sekali di mana?" Tanya Shilla kepo.
" Di rumah lah. Males juga perawatan di salon, nah karena itu koko gue ngirimin tuh produk rambut. " jelas Vivi.
" Lo ga pake yang lain?" Tanya Shilla lagi.
" Besok aja lah gue bilangin di kelas. Lo ga kasihan tuh ama mereka ga ngerti yang kita omongin." Sahut Vivi sambil nunjuk CRAGI yang nyengir ga jelas.
" Thanks ya Vi. Gue coba pake deh." Kata Agni.
Setelah selesai makan mereka menuju ke optik untuk mengambil kacamata Vivi
" Nah ini baru pas kacamata nya buat lo. Ga buat lo culun lagi." Sahut Via antusias Vivi hanya tertawa sambil mencoba kacamata baru nya setelah memastikan jalan nya lurus dia memasukkan kotak kacamata nya ke dalam tas nya.
" Lo pusing ga?" Tanya Ify. Vivi menggeleng.
" Eh kalian kalo mau pulang duluan aja . Gue masih harus belanja buat koko gue makan." Sahut Vivi sambil melangkah masuk ke supermarket. Meninggalkan CRAGI dan SISA yang bengong.
" Gue aja yang nemenin dia. Kalo lo pada mau pulang pulang duluan aja ini udah sore." Sahut Iwan menyusul Vivi masuk.
SISA melihat muka CRAG kusut pun mengajak mereka pulang meninggalkan IVi berdua.
Iwan membantu menbawakan belanjaan Vivi yang lumanyan banyak itu.
" Lo yang masak ya?" Tanya Iwan kepada Vivi yang memilih lemon.
" Iya, koko gue agak rewel untuk urusan makan mau nya masakan gue." Jawab Vivi singkat dan menuju kasir untuk membayar belanjaan nya.
" Ayo gue anter pulang udah sore." Tawar Iwan.
Mereka hanya diam selama di perjalanan.
" Koko lo belum pulang?" Tanya Iwan sambil melirik arloji nya sudah pukul setengah 6.
" Koko gue agak malam hari ini pulang nya." Jawab Vivi.
" Eh jadi lo sendirian?" Tanya Iwan lagi.
" Iya ." Sahut Vivi singkat .
" Gue temenin lo sampe koko lo pulang."sahut Iwan lagi.
" Gue mau beberes dan masak jangan ribetin gue." Sahut Vivi lagi namun pelototan dari Iwan membuat nya membiarkan Iwan menemani nya.
" Terserah lo dah, gue mau mandi dan beberes dulu." Sahut Vivi lagi. Setelah 1 jam Vivi keluar dan menuju dapur untuk memasak.
" Ga di cariin ortu lo ko." Tanya Vivi lagi.
" Gue udah ngabarin orang rumah bakal pulang malam.." jawab Iwan lagi.
Iwan melihat Vivi yang terlihat cantik saat memasak. Rambut nya di ikat satu dan tidak mengenakan kacamata. Peluh menghiasi dahi gadis itu.
" Nih gue masakin spageti." Sahut Vivi sambil memegang dua buah piring.
" Masakan lo enak." Puji Iwan.
" Basi lo ko." Cibir Vivi.
" Beneran enak koq." Bertepatan dengan itu bel berbunyi Vivi membukakan pintu untuk Vito.
" Sori de koko kemaleman. Eh ini siapa?" Tanya Vito begitu melihat Iwan keluar dari dalam.
" Iwan Tjajadi saya kakak kelas Vivi kelas sebelas." Ujar Iwan langsung memperkenalkan diri. Mata kedua cowo itu saling menatap seperti saling meneliti masing-masing.
" Ko Vito. Ko Iwan mau pulang." Sahut Vivi memecahkan kosentrasi kedua nya.
" Eh iya hati-hati ya." Sahut Vito sambil terus menatap mata Iwan.
" Iya makasih ya. Saya pulang dulu ko." Iwan balas menatap mata Vito setelah itu dia menuju motor nya.

" Jadi itu pacar dede?" Tanya Vito sambil memakan spageti nya.
" Cuma temen." Jawab Vivi singkat.
" Tapi keliatan nya dia suka ama dede." Kata Vito lagi membuat Vivi terdiam. Jujur dia tidak tahu perasaan apa yang dia miliki untuk Iwan. Vito yang menyadari adik nya hanya diam pun berkata. " Kalau dede masih ragu biar koko yang urus."
" Maksud koko apa?" Tanya Vivi lagi.
" Tenang aja de ini bagian koko." Sahut Vito tersenyum misterius. " Oh ya de koko harus ke Batam dulu 3 hari dede ga apa-apa koko tinggal sendirian?" Tanya Vito lagi
" Ga apa-apa ko. Dede bisa sendirian koq." Jawab Vivi.

Skip esok hari nya. Vivi berangkat sendiri tentu aja dengan jasa ojek online. Saat memasuki gerbang sekolah semua perhatian tertuju pada nya.  Kaum adam memuji nya sedang kaum hawa iri pada nya.
" Vivi ini bunga dan coklat buat kamu." Ujar seorang cowo berkulit hitam dengan dandanan sok playboy.  Vivi mendesah lalu memutar arah meninggalkan cowo yang masih belum tersadar dari lamunan nya.  Via dan Iyel  tertawa melihat Vivi yang di kejar-kejar cowo.
" Ya Vivi koq ga di ambil sih bunga dan coklat nya?" Tanya Via ketika Vivi menghampiri Siviel.
" Ga mau gue terima tuh barang nanti ke depan nya ada apa-apa." Jawab Vivi singkat.
" Bener yang Vivi bilang kalo dia terima ke depan nya pasti ada apa-apa.  Tuh cowo kayak nya kelas dua belas deh cuma gue lupa nama nya." Sahut Iyel.
" HATCHII" Vivi kembali bersin membuat Siviel menoleh ke arah nya.
" Masih pilek lo?" Tanya Via. Vivi hanya mengangguk sambil mengelap hidung nya dengan tissu.
" Minum yang anget aja Vi." Usul Iyel.
" Atau minta di peluk aja ama Iwan." Sambar seorang cowo.
" Ka Cakka apa hubungan nya pilek ama di peluk?" Tanya Via polos membuat Cakka Iyel tepok jidat sementara muka Vivi memerah antara nahan malu ama pusing karena pilek.
" Yel cewe lo polos atau gimana sih?" Tanya Cakka sambil geleng-geleng kepala
" Justru sifat Via yang kaya gini buat gue sayang ama dia." Jawab Iyel sekena nya. BLUSHH muka Via yang gantian memerah sedetik kemudian dia lari ke kelas nya di susul Vivi yang mengejarnya. Cakka ngakak abis liat kelakuan Via dan Iyel cuma bisa mesem-mesem sendiri hingga.
" Hoy lo berdua ngapain masih di sini ga masuk kelas lo?" Tanya Rio sambil menepuk bahu kedua nya.
" Tadi si Iyel abis gombalin neng pia lucu banget dah muka nya merah maka nya langsung ngacir ke kelas." Terang Cakka masih sambil ngakak.
" Ooo si Via emang paling polos sih di antara semua nya maka nya jadi inceran Iyel." Sahut Rio.
" HATCHIIII HATCHIII." Suara bersin membuat ketiga nya menoleh ke sumber suara yang ternyata Iwan yang sedang mengelap hidung nya dengan tissu ( sehati nih ya ama Vivi 😆😆😆😆😆) sementara Alvin yang ada di samping nya membantu membawakan buku cetak fisika.
" Weitss my bro Iwan lo kenapa sih dari kemarin barengan pilek nya ama Vivi?" Ceplos Cakka.
" Ya bisa lah kemarin pas abis cium dia gue di semprot pake bersin nya." Sahut Iwan enteng dia ga nyadar klo CRAG memandang nya cengo.
PLETAKKKK " Adaauuu Yo..Kepala gue sakit, pesek,  lo jitak." Dumel Iwan pada Rio.
" Eh dodolllll gue udah bilang jangan rusakin anak orang. Lo main nyosor aja." Omel Rio sambil merendahkan suara nya takut kedengeran yang lain.
" Eh gue emang bilang apa tadi?" Tanya Iwan sambil menggaruk tengkuk nya yang ga gatal karena salting dan mendapat pelototan dari RAG sementara Cakka cuma cengengesan aja denger pengakuan Iwan tadi. Seplayboy nya Cakka dia belum pernah ciuman ama mantan pacar mana susah pula gebetin Agni padahal dia udah putusin semua pacar nya.  Ini Iwan yang juara 1 paralel malah lebih canggih dari dia  untuk urusan ini.
" Eh pea kalo mau ngomong gituan liat tempat dong." Sahut Alvin akhir nya.
Kring bunyi bel membuat kelima nya bergegas ke kelas karena pelajaran pertama adalah bu Winda terkenal paling killer.

Di kelas SISVA Vivi sibuk menahan pusing karena pilek dan karena pelajaran sejarah dari Pak Kantono membuat dia serasa di dongengin untung lah dia sudah membaca bab yang akan di ajarkan semalam hingga ga gitu blank. Tommy yang duduk di sebelah nya pun agak cemas juga liat Vivi yang terus bersin dan hidung nya meler terus.  Untung lah pak Kantono lagi baik dia menyudahi dongengan nya dan memberikan tugas untuk mencari pahlawan dari seluruh propinsi di Indonesia beserta cv nya masing-masing 2 halaman untuk satu pahlawan di kumpulkam minggu depan seluruh kelas pun mencelos dengan tugas yang terbilang banyak itu setelah itu Pak Kantono pun keluar dari kelas Vivi yang udah pusing berat pun tepar alias menidurkan diri dengan beralaskan buku. Untung lah 15 menit lagi bel istirahat jadi SISA menarik Vivi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar.

" Untung aja belom istirahat masih agak sepi." Kata Ify saat mereka duduk di kantin.
" Gue pesenin bakso ama lemon tea panas ya Vi." Tawar Shilla. Vivi hanya mengangguk.
" Eh gue ama Via bakso ama es teh ya." Kata Agni sambil memainkan smartphone nya
Ga lama Shilla dan Ify datang membawa nampan pesanan mereka.  Belum lagi Vivi menyuapkan makanan tiba-tiba gerombolan cowo datang menghampiri meja mereka dan memberikan hadiah kepada Vivi. Sontak saja Vivi merasa kesal akan para cowo modus itu.
" Hoyyy pada ngapain lo semua bubarrrr sana." Teriak Cakka menggelegar menuju meja SISVA di ikuti RAGI di belakang nya.  Para cowo modus itu pun langsung membubarkan diri.  Vivi yang udah kepalang kesal hanya terdiam rasa lapar nya hilang begitu saja.  Sedetik kemudian dia mengambil mangkok sambel dan menuangkan 4 sendok makan ke dalam bakso nya membuat CRAGI dan SISA terkejut. Vivi benar-benar seram hingga tidak ada yang bersuara untuk protes.  Vivi terus memakan bakso pedas itu hingga keringat nya bercucuran dari dahi dan hidung nya tambah meler.
Lo kenapa sih Vi? Batin Iwan berkata sambil memandang Vivi dengan cemas.
Drrttt drrtt Vivi merasa hapenya bergetar dan dia melihat nama Kak Lita calling
" iya kak ..oh iya aku ijin dulu ya seminggu lagi pilek . Iya makasih ya kak Lita. See you ya." Tadi pagi Vivi meng sms kak Lita kalo dia mau izin seminggu tidak latihan balet.
Srottt Vivi menyeka hidung nya yang semakin meler seluruh tubuh nya panas akibat bakso pedas itu.
" Hatchi hatchi hatchi." Vivi bersin lagi meskipun intensitas nya berkurang. Vivi memegangi kepala nya yang pusing karena hidung nya kembali mampet.
" Ke uks yuk. Biar lo bisa tiduran . " Sahut Iwan sambil membantu Vivi berdiri dan merangkul bahu gadis itu agar tidak terjatuh. CRAG dan SISA hanya terdiam melihat nya.
" Mereka udah pacaran ya?" Tanya Via polos membuat Ify ga tahan untuk menoyor kepala nya.
" Eh bakpia kalo mereka udah jadian ngapain juga tuh cowo modus pada antri kasih hadiah." Sahut Ify sewot.
" Sakit Ipy dodol." Sahut Via sambil manyun.
" Koq mereka mesra gitu sih?" Tanya Agni.
" Ya kan ko Iwan gitu nyosor mulu." Sahut Shilla sekena nya. Membuat Alvin yang sedang minum tersedak sampe Rio harus mengelus punggung nya.
" Napa lo ko Alvin. Minum nya slow aja dong?" Tanya Agni lagi.
" Eh maksud nya nyosor apaan lo kata temen gue soang apa nyosor mulu." Timpal Cakka padahal dia tau maksud nya.
" Ya lo pikir aja ndiri Vivi nya ga mau di pepetin mulu apa ga nyosor nama nya." Sahut Shilla.
" Ah lo pada ga mau liat Vivi apa?" Tanya Ify sambil ngacir setelah makan nya selesai.
" Eh iya ya ntar di  sosor mulu lagi ama ko Iwan." Jawab Agni sekena nya lalu menyusul Ify di ikuti Shilla dan Via. CRAG pun ikut menyusul ke uks.

@ uks  Dokter Dean dokter yang bertugas hari yang merasa perna melihat Vivi pun pun terkejut karena Iwan menggendong Vivi yang sudah lemas, di termometer panas Vivi 39.6 derajat.  Setelah dokter uks menyuntikan vitamin dan obat untuk menurunkan panas nya Vivi pun tertidur.
" Dia akan tertidur beberapa jam setelah bangun panas nya pasti turunan. Dia cuma kecapean dan makan nya ga teratur. " ujar dokter Dean sembari mengingat-ngingat wajah Vivi. Dan dia terbelalak saat mengingat siapa Vivi. Dunia ini beneran sempit ckckckck padahal kemarin gue baru teleponan ama Vito.batin Dean

Flashback on

Viko membawa Vivi yang tak sadarkan diri setelah gadis itu mengiris tangan nya.  Di rumah sakit kebetulan Vino sedang pelatihan koas di ugd.
" Dede sadar dong ada ko Vino ama ko Vito kalau ada apa-apa sama dede nanti koko berdua di marahin ko Vito." Ujar Vino dia udah syok liat ade nya koma sampe-sampe residen nya dokter Bayu memarahi nya.
" Dokter Vino tolong profesional nya.  Saya tau dia adik kamu namun kalau kamu cengeng cepat keluar dari ruangan ini."
Vino yang masih syok dan bengong pun di tendang lutut nya oleh Dean sesama coas yang juga sohib Vino.
" Vin dengerin kata dokter Bayu lo tenangin diri lo baru lo bisa nolongin adik lo." Sahut Dean setengah bentak sementara coas lain sibuk menolong Vivi.  Vino pun segera bertindak untuk ikut menyelamatkan adik nya.
Setelah berjuang beberapa jam akhir nya nyawa Vivi masih tertolong,  di periksa Vivi menderita depresi hebat setelah kematian Doni dan penyiksaan yang terus di alami nya.
" Maafin dede ko Vin, Ko Vit. Dede udah buat koko cemas. Dede ga tau kenapa dede bisa bertindak bodoh." Kata Vivi setelah sadar.
" Ga apa-apa yang penting dede udah sadar. Dede jangan sedih lagi ya ada ko Vino ama ko Vito di sini." Ucap Vito sambil memeluk adik nya. Ga lama Vino beserta Dean dan coas yang lain masuk ke ruangan Vivi. DEEGGGG para coas cowo tertegun melihat wajah Vivi yang cantik banget.
" Woy pain lo pada liatin ade gue kayak gitu." Sahut Vino membuyarkan lamunan teman-teman nya.
Vino ternyata sayang banget sama ade nya meskipun dia cuek banget ama cewe. Kata Dean dalam hati saat melihat Vino mengecup kening Vivi.
" Abis nya ade lo cantik banget kayak bidadari yang lagi nyasar di bumi." Ucap salah seorang teman coas Vino.
Vino dan Vito reflek memelototi coas itu sampe dia jiper.
" Eh tapi beneran kan cantik banget ade lo Vin." Ucap coas itu lagi sambil menggaruk tengkuk nya yang ga gatal membuat semua coas tertawa. Ga lama seorang dokter residen masuk dan Vino memanggil nya dokter Dimas.
" Dok adik kami dari kecil terus di siksa papa kami.  Jujur saja kami tidak sanggup melawan papa kami karena beliau punya kekuasaan dan koneksi yang kuat di dalam mau pun luar negeri." Jelas Vino.
" Baik lah saya mengerti.  Saya akan membantu mudah-mudahan jejak adik mu tidak terlacak papa kalian. Mungkin kalian harus sering berpindah tempat tinggal." Ujar dokter Dimas lagi.  dr Dimas Prasetya SPPD KPTI Finansim, dokter yang memiliki banyak gelar berusia 50an tahun dokter yang berbakat tegas namun adil. Saat mendengar kasus Vivi diam menutuskan untuk menangani nya.
 Setelah melakukan perbincangan antara Vino dan Vito dokter Dimas yang ternyata spesialis dalam merujuk untuk ke psikiater.  Dokter Dimas melihat luka sayatan Vivi yang mulai mengering.
Setelah Vivi tuntas berobat untuk depresi nya dia menyibukkan diri dengan berbagai les agar tidak timbul niat untuk bunuh diri lagi dan di situlah Vivi bertemu dengan Via meskipun tidak satu smp .  Vito pun memutuskan untuk pindah rumah setelah Vino dapat penugasan 2 tahun di Papua setelah mendapat gelar dokter umum sebelum melanjutkan spesialis nya.

Flashback off

" Saya tinggal dulu kalo ada apa-apa saya di depan." Sahut dokter Dean.
" Terima kasih dok." Jawab Iwan setelah itu dia duduk di kursi samping ranjang.
Cantik sekali ujar Iwan sembari mengelus wajah dan rambut Vivi, terakhir dia mengusap bibir Vivi dengan telunjuk nya.  Iwan tersentak saat Vivi gelisah dalam tidur nya dan mengigau " Ampun pa..Sakit Ampun sakit pa."
Deggg hati Iwan terasa sakit mengetahui kalau gadis yang di sayangi nya menerima perlakuan semena-mena. Iwan mengusap air mata yang keluar dari mata Vivi dan menggenggam tangan mungil yang terasa dingin. Perlahan Vivi mulai tenang dalam tidur nya. Iwan mengusap kembali bibir Vivi dengan telunjuk nya dan mengecup kening gadis itu.
" Woyy main nyosor aja lo." Sahut Rio mengejutkan sambil menjitak kepala Iwan. Cowo itu hanya terdiam melihat CRAG dan SISA masuk ke ke uks.
" Liat-liat tempat dong kalo mau gituan." Sahut Alvin.
" Napa ga cium bibir nya aja. Kayak putri tidur tuh." Sahut Iyel santai membuat CARI cengo denger nya sementara Via mesem-mesem sendiri.
" Yel lo napa jadi terkontaminasi sih. Masa cowo cool kayak kita masih aja baca dongeng kayak gitu." Sahut Cakka sambil geleng-geleng kepala.
" Cool apaan lo.lo mah kulkas." Celetuk Agni membuat Cakka diem. SSI dan RAGI pun tertawa melihat kelakuan Cakka yang mulai jinak ama Agni.
" Hmmmm." Deheman dokter Dean mengalihkan perhatian semua ." Kalian teman nya Vivi ya?" Tanya nya lagi membuat semua nya kaget. " Saya teman Vino kakak nya Vivi." Jawab dokter Dean saat di lihat raut muka kebingungan.
" Eh iya dok kita temen nya tapi yang ini calon pacar nya." Ceplos Cakka sambil menunjuk Iwan sontak saja Iwan jadi salting.
" Panas nya udah mendingan.  Dari dulu fisik nya memang lemah. Tolong jangan buat dia stress." Kata Dean sambil mengukur panas Vivi ." Buat dia merasa nyaman dan terlindungi." CRAGI terutama Iwan merasa aneh dengan perkataan dokter Dean yang terakhir. SISA hanya memperhatikan dokter Dean yang memeriksa tensi Vivi " 90/65. Apa Vivi masih kurang makan protein nya?" Tanya Dean lagi. " Emang dok.seinget saya sih paling kurang makan daging dok.  Jarang dia makan nya." Sahut Ify sambil mengingat-ingat. Rio yang memperhatikan tangan kiri Vivi yang sedang di tensi pun terkejut saat melihat sekilas bekas luka sayatan dekat dengan nadi.  Selama ini gadis itu selalu menutupi nya dengan jaket atau pun band aid(kaos untuk cedera author ga tau apa nama pasti nya).
Apa ini kemarin lebam sekarang bekas sayatan apa gadis ini pernah mencoba bunuh diri. Pikiran Rio berkecamuk.
" Saya tuliskan resep biar di tebus di apotik."
KRINGGGG Bel masuk berbunyi mengharuskan CRAGI dan SISA beranjak menuju kelas.
" Biar saya yang jaga. Kalian masuk kelas aja. Kalau ada apa-apa saya langsung kabari koko nya." Sahut Dean akhir nya.
" Kamu ga ikut masuk ? Bel udah bunyi loh." Tanya Dean lagi saat Iwan masih belum beranjak dari kursi nya.
" Eh iya saya masuk dulu Permisi dok." Ucap Iwan akhir nya.
Hmmm apa ini cowo yang di ceritain Vito . Ciri-ciri nya sih mirip. Emh Dia kayak nya yang juara 1 palarel itu. Kelihat nya baik . Bearti cocok lah buat Vivi.  Vito terlalu cemburu ade nya di rebut. Hahahaha. Dean mendeskripsikan Iwan melalui pembicaraan mereka kemarin malam melalui vidio call tentu saja Vivi udah tidur. Jadi temen Vino Vito Viko masing-masing membaur . Jadi jangan kaget Vino juga curhat nya kadang ama temen Viko or Vito.

Sepanjang pelajaran Iwan terus saja gelisah sampe-sampe Aldo teman sebangku nya mendecak.  CRAG yang duduk di belakang nya pun ikut menggelengkan kepala. Tuk sebuah spidol mengarah ke kepala Iwan. Pelaku nya adalah pak Dana guru Fisika.
" Kamu ga perhatiin yang saya jelasin ya? Coba kerjain soal di papan semua." Bentak Pak Dana .  Iwan pun langsung menuju ke papan tulis dan mengerjakan semua soal dengan tepat.
" Pak saya boleh keluar. Saya udah kerjain soal nya kan." Sahut Iwan sambil ngeloyor membuat pak Dana cengo.
" Ada yang bisa jelasin kenapa Iwan ?" Tanya Pak Dana .
" Kena virus cinta pak." Jawab Cakka sekena nya.
" Virus cinta maksud kamu dia pacaran?" Tanya Pak Dana lagi.
"  Pacaran dari mana lah Vivi nya kabur-kabur mulu pak." Jawab Alvin
" Vivi Kosasih yang  paling cantik otak nya jenius juga cuma rada sableng." Ucap pak Dana lagi. Pak Dana mencelos saat mengingat kelakuan Vivi yang tidak pernah memperhatikan pelajaran namun setiap ulangan tugas selalu dapat nilai sempurna.
" Wah si bapak updet jg kalo cewe cantik." Ceplos Cakka yang mendapat hadiah jeweran dari pak Dana plus harus mengerjakan soal dari buku cetak karena ga bisa Cakka di hukum berdiri di depan kelas satu kaki di angkat dan tangan menyilang di kuping. Satu kelas riuh karena melihat Cakka di hukum.
Dua-dua nya sama jenius nya. Ujar Pak Dana dalam hati.

@uks Vivi masih tertidur saat Iwan menghampiri nya.  Perlahan Iwan mendekatkan muka nya ke muka Vivi dan mengusapkan hidung nya dengan hidung Vivi.  Gesekan halus dan hembusan nafas Iwan membuat Vivi terbangun dia sangat terkejut mendapati jarak muka mereka yang tipis CHUPPPP Iwan mengecup bibir nya dengan lembut tangan nya membantu Vivi untuk duduk kali ini Vivi tidak menolak nya. " Cuma lo yang bisa buat gue seperti ini.  Setiap malam gue gila karena mikirin lo." Ucap Iwan setelah menyudahi ciuman nya.
" Jangan pikirin gue masih banyak cewe yang lebih pantes buat lo." Ucap Vivi lagi.
" Gue mesti buat apa biar lo percaya." Ucap Iwan lagi sebelum kembali mencium bibir Vivi. Tes tes tes Vivi menangis karena mencoba melawan kata hati nya. Kali ini Iwan tidak melepaskan ciuman nya meskipun terasa asin karena bercampur air mata Vivi.
" Busettt tuh anak main sosor aja." Gumam Rio saat menyusul Iwan dia menggelengkan kepala melihat live action kissing. " Woyyy ini uks." Sahut Rio kepada IVi ketika di lihat nya adegan kissing mereka ga selesai-selesai  padahal udah 10 menit, sontak IVi saling melepaskan diri.
" Eh lo Yo udah lama." Jawab Iwan salting.
" Cukup lama untuk melihat kissing dan denger obrolan kalian." Sahut Rio
PLETAKKKKK Rio menjitak Iwan lalu berkata " Eh pea ini uks lo malah gituan lagi untung gue yang liat kalo murid lain atau guru yang liat gimana?" Sahut Rio kesal, Vivi hanya terdiam namun muka nya memerah dan masih ada bekas air mata di mata nya.
" Vivi gue tau lo juga suka kan ama Iwan kenapa lo ga terima aja sih jadi pacar nya." Sahut Rio kesal pada Vivi.
" Masih banyak cewe yang lebih pantes jadi pacar nya.  Gue cuma jadi penghalang .." ujar Vivi dia tidak melanjutkan kalimat nya.
" Oke gue ngerti sekarang.  Tenang aja Vi kita semua bakal jagain lo dari Ferdy. Inget dia juga musuh sekolah kita." Potong Rio lagi dia udah ngerti alasan Vivi terus nolak Iwan.
" Target nya gue ka, gue ga mau libatin lo semua ." Kata Vivi lagi Iwan mengepalkan tangan nya dia harus mencari tau tentang Ferdy dan memastikan gadis nya tidak apa-apa.
" Vi gimana kita mau bantu lo kalo lo menutup diri?" Pertanyaaan Rio membuat Vivi terdiam.
" Iya gue setuju sama Rio. Lo ga boleh sok kuat apalagi lo cewe. Lo layak dapat perhatian dan kasih sayang." Celetuk Cakka tiba-tiba dia bersama Alvin dan Iyel. " Meskipun gue males berhubungan ama Ferdy cuma ini demi sohib gue juga. Ga kasihan lo liat Iwan ngenes dapetin hati lo." Sambung Cakka lagi.
" Gue janji bakal jagain lo Vi." Ucap Iwan lantang.
" Jangan berjanji untuk hal yang ga bakal bisa lo tepati.  Ko Doni...juga pernah berjanji jagain gue kenyataan nya ga lebih dari 6 bulan dia ninggalin gue." Sahut Vivi lirih sambil berdiri dari ranjang.  Namun baru berjalan beberapa langkah dia kembali ambruk karena lemas untung Agni yang baru masuk menopang tubuh nya. Cakka otamatis ikut megangin Vivi karena dia paling dekat ama Agni.  Mereka membantu Vivi ke tempat tidur.  Dokter Dean yang melihat Vivi lemas pun langsung memeriksa nya.
" Kamu masih sering berobat ga Vi?" Tanya Dean.
" Udah ga lagi kak." Jawab Vivi singkat.
" Padahal kamu masih sering di cari dokter Renata ( psikiater Vivi) loh." Sahut Dean lagi.
" Kakak boleh foto aku terus kasih liat dokter Renata.  Aku udah move on kak. Bukti nya aku masih di sini kan." Sahut Vivi lagi.
" Sayang kamu bukan ade kakak kalo ga udah kakak jewer kamu. Badung banget di bilangin. Tapi kaka serius dokter Renata beneran nyariin kamu Vi."  Ucap Dean sambil mengukur panas Vivi 36.5 derajat.
" Udah ga demam lagi kamu banyak istirahat jangan kecapean minum obat nya." Kata Dean sambil menyerahkan resep obat ke Iwan. " Kalo perlu paksa dia minum obat." Ucap Dean agak seram. Vivi hanya merenggut sementara CRAG SISA tertawa Iwan hanya terdiam.  Tadinya Rio mau bertanya pada Dean tentang bekas luka sayatan di tangan kiri Vivi namun dia mengurungkan niatnya. Ga bakal di kasih tau lah kalo gue tanya ini mesti gue selidikin. Kata Rio dalam hati sambil mengetik di smartphone nya.
Drtt Drt smartphone Cakka bergetar dia melihat pesan wa dari Rio.
Selidikin lagi tentang Vivi semua  nya sekolah kursus
Cakka menaikan alis nya membaca wa dari Rio saat dia melihat Rio cowo itu mengangguk pada nya.

Karena Vivi izin seminggu ga latihan balet maka nya dia nemenin SISA latihan cheer dan basket. Banyak kaum adam yang menunda pulang demi liatin Vivi.
" Buset dah ga pernah gue liat lapangan penuh cowo mupeng." Sahut Cakka
" Dari smp juga gitu." Sambung Rezky sambil melihat Vivi yang menghampiri Shilla dan Via.
Pas di lihat Shilla dan Via ga bagus posisi nya Vivi ikut bantu membenarkan dengan tangan, Zahra yang melihat Vivi ada bakat menawarkan lagi untuk ikut klub cheer.
" Eh Vivi kamu beneran ga mau ikut cheer?"
" Ga mau kak makasih udah nawarin." Jawab Vivi singkat.
" Kalau berubah pikiran bilang ya." Sahut Zahra tetep usaha.
" Ga bakal kak aku udah ada jadwal sendiri." Jawab Vivi mantap.
Alvin makin dag dug dug pas liat Shilla yang lagi latihan cheer karena ga konsen.
" Adaauuuu" jerit Alvin karena jidat nya nyium bola.
" Vin Vin lo mikirin apa sih ampe ga konsen?" Tanya Rio.
" Shilla dia makin cantik aja." Ceplos Alvin.
" ECIECIECIE Alvin ya." Teriak Cakka.
" Buruan tembak tuh Shilla kayak doi ada rasa tuh ama lo." Sahut Iyel dia tau karena Via sering cerita kalau Shilla sering ngegalau karena pikirin Alvin.
" Iya jangan gengsi lo jadi cowo udah takdir cowo yang nyatain cinta duluan." Sahut Rio lagi.
Vivi memperhatikan Alvin dan Shilla bergantian fixed mereka saling suka. Tampak Vivi berfikir sejenak lalu DUKK Vivi mengambil bola basket dan menimpuk nya ke arah Alvin . " Adauuuu" Alvin menjerit. Anak basket dan anak cheer menganga akan tindakan Vivi.
" Gue yang lempar tuh bola ke lo . Sini lo ko." Sahut Vivi santai dan minim ekpresi. SISA cuma geleng-geleng kepala liat Vivi yang agak nyolot. Alvin yang tadi nya mau marah ga jadi karena kicep liat muka Vivi yang agak nyeremin .  CRGI hanya terdiam liat kedua nya yang tengah berbicara dalam jarak yang cukup jauh.
" Ko lo itu peka ga sih jadi cowo?" Tanya Vivi membuat Alvin terdiam cengo.
" Ish sumpah muka lo minta gue tampol ko. Ko Alvin Tanubrata itu Shilla temen gue udah nungguin lo tembak dia galau terus berapa hari ini gara-gara lo." Sahut Vivi sambil menunjuk Alvin.
" Eh masa sih dia juga suka gue." Tanya Alvin lagi.
DUKKKKKK " Adaauuuu" Alvin menjerit karena di tendang Vivi.
" Gue ga mau tau pokok nya lo buat temen gue ga galau lagi. Atau gue perlu teriak di sini sekarang." Sahut Vivi kesal soal nya Alvin masih cengo plus mikir mode on.
" Ah kelamaan lo ko." Sahut Vivi sambil berlari menghampiri Shilla dan menarik nya ke arah Alvin. Shilla yang lagi istirahat latihan sampe syok.
" Ko ini kesempatan lo ga usa sok mau romantis bukan gaya lo. Shill ada yang mau ko  Alvin ngomongin ke lo. Gue minggir dulu ke sana." Sahut Vivi lagi sambil menelepon.
" Gimana bang. 5 menit lagi nyampe kan. Ntar gue kasih bonus kalo sukses." Sahut Vivi kepada orang di sebrang telepon. Setelah itu dia menghampiri SIA dan CRGI dan membisikkan rencana nya setelah itu mereka berpencar Vivi tetap di lapangan untuk mengawasi Alshill.

Alshill.
" Eh Shill eh kamu cantik banget." Sahut Alvin ketika di tinggalkan Vivi.
" Makasih ko.  Apa yang mau koko bilang." Tanya Shilla soal nya Alvin masih gugup dan tegang.
Alvin menarik nafas dan menghembuskan nya. Tenang Vin lo pasti bisa ohemji Shilla koq makin cantik aja. Batin Alvin. " Shilla Tjoeng would you be my girl." Akhir nya Alvin merasa lega saat mengatakan nya, sementara jantung Shilla berdebar senang karena pujaan hati nya menyatakan cinta nya dan jangan lupakan Alvin sedang memakai seragam basket dan keringat nya menambah kemaskulinan nya. " Aku aku mau ko. Yes i would to be your girl Alvin Tanubrata." Ucap Shilla lemah namun lantang akhir nya.
" Makasih ya Shill." Ucap Alvin sembari memeluk Shilla mereka berdua tidak peduli bau keringat masing-masing.
DOOOORRRR Alshill melepaskan diri dan melihat sekeliling mereka sudah di penuhi bunga akibat ada yang menebarkan nya dari atas.  Shilla tersenyum karena impian nya ada hujan bunga saat di tembak jadi kenyataan. Alvin masih melongo dari mana asal hujan bunga ini. Dia celingukan hingga di lihat nya CRGI menembakan sesuatu ke atas dan bunga pun bertebaran. Alvin terhenyak karena Vivi sedang memegang kamera kesayangan nya nampak nya gadis itu sedang mengabadikan moment ini dan pasti dia yang merencanakan semua ini. Vivi memang penuh kejutan.  Di arah lain Agni memegang gitar sedang Ify memegang tamborin sementara Via bersiap untuk bernyanyi.
Via
Berawal dari mata indah nya senyuman
Mengapa harus resah
Berawal tatap mata hangat nya sapamu
Mengapa jadi gundah
Agni+Via
Tak kusangka kita sama telah menyimpan getar cinta...cinta
Via
*Biar cinta gelora di dada
 Biar cinta memadukan kita uowo uowo
 Cerita cinta pertama kurasa
 Jangan pernah berakhir cerita cinta kita
Ify+Via
Kini rindu yang aku punya hanya untukmu
Hanya padamu
Apabila kita memang mesti satu
Mengapa harus ragu
SIA
Back*

" Cieee yang baru jadian jangan lupa PJ nya." Sahut Cakka.
" Iya tenang aja tapi ga nih ari ya. Tuh Vivi nya kan masih sakit." Ujar Alvin sembari menunjuk Vivi yang sedang menjabat tangan seorang pria berumur 20an tahun.
" Tuh cewe bener-bener tak terduga." Ucap Iyel lagi.
" Eh kenalin ini bang Rama yang punya peralatan n toko florist." Ujar Vivi sambil memperkenalkan bos florist.
" Eh ini kartu nama gue kalo nanti ada yang butuh bunga or peralatan pesta gue juga nyewain." Ujar Rama sembari memberikan kartu nama nya ke CRAGI dan SISA.
" Eh kamsia loh bang udah bantuin meskipun mepet waktu nya." Sahut Vivi lagi.
"  Lo kayak baru kenal gue aja. Eh ya gue ga bisa lama-lama mau antar bunga lagi. See you next time. Yuk semua nya gue cabut dulu." Pamit Rama.
" Wei my sis Vivi keren juga ide lo." Sahut Iyel.
"  Kalo ada qien semua beres." Sahut Vivi enteng sambil menggosokan jempol jari kanan dengan jari telunjuk kanan membuat semua nya tertawa.
HATCHI kali ini IVi bersin di saat bersamaan.
" Eh gue ganti baju dulu ntar gue anterin pulang." Sahut Iwan singkat.
Baik CRAGI maupun SISA tidak berniat meledek IVi karena muka Vivi masih pucat.


Andwee kelar juga lah part ini entah mengapa Dean bisa muncul juga authot ga tau. Adegan jadian Alshill tiba-tiba muncul gitu aja. Pasangan manakah yang bakal nyusul. Yeah mana Ferdy blum muncul pula. Ga ada bakat tuk nulis yang sok detektifan 😂😂😂😂😂.  See ya di next part ya muah3x dadah 😘😘🙋🙋🙋🙋🙋



























Kamis, 12 Januari 2017

Like Romeo & Juliet part 5


Hai3x ketemu lagi dengan authoe gaje.  Udah ga usah lama-lama yuk mari di cek.

Cakka menemani Agni pulang dengan berjalan kaki hitung-hitung olahraga.
" Makasih ya kak udah di temani." Sahut Agni.
" Oke sama-sama gue balik ya." Sahut Cakka. Ada berjalan 5 meter dia berbalik memandang rumah Agni dengan nanar dan bergumam." Gebetan gue ya lo Ag. Lo beda dari cewe lain yang rata-rata manja. Lo apa ada nya meskipun tomboy." Whooaa Cakka mengkonfirmasi perasaan nya pada Agni.

Keesokan hari nya CRAGI berkumpul di ruang osis karena memang ada kerjaan juga dan sekaligus membicarakan kecurigaan mereka.
" Via ga bakal ngomong karena udah janji ama Vivi. Dia bilang pastiin lo bisa dapetin hati Vivi " Kata Iyel menunjuk Iwan.
" Agni juga sama nih kaya Via. Dia juga bilang pastiin lo menangin hati Vivi." Sahut Cakka juga menunjuk Iwan.
" Gue juga punya keyakinan kalo Ify ga bakal buka suara." Kata Rio .
" Bearti satu-satu nya sekarang tinggal....." Iwan menghentikan ucapan nya lalu CRGI serempak melihat ke arah Alvin yang sedang memakan snack membuat Alvin jengah dan " Jangan bilang gue mesti dapet info dari Shilla." Sahut Alvin sewot. Dia ngeri bayangin pas di jewer dan tiket boyband yang belum di dapatkan nya.
" Satu-satu nya cewe yang belum bersuara Shilla dan kayak nya dia yang paling berpeluang untuk bicara." Kata Rio.
" Dari mana lo tau sok tau lo." Sembur Alvin.
" Cewe kaya Shilla itu tipe shopaholic dan pengemar k pop yang bakal lupa diri kalo lagi belanja atau lagi nonton korea-korean." Jawab Iwan.
" Hmm emang bener sih ya. Ya masa saingan gue yang oplasan gitu.  Gue kan ori." Sahut Alvin lemas.
" Hahahaha  Vin, Vin. Lo beneran suka ama Shilla ya." Sahut Cakka. Alvin hanya mengangguk lemas.
" Ya udah nih gue bantuin." Sahut Iwan sambil mengeluarkan 2 tiket konser boyband korea yang Shilla mau nonton.
" Wei dari mana lo dapet nih tiket dua pula." Sahut Alvin takjub.
" Jadi pas kemarin soso (koko punya istri) gue ke rumah. Gue tanya aja, kan koko nya soso gue promotor ada ga tiket boyband itu.  Pas di cek masih ada dua." Kata Iwan sambil menyeringai .
" Ish gue bener-bener ketolong punya temen kayak lo semua." Sahut Alvin dengan mata berbinar.
" Eits jangan kamsia aja lo. Tolongin gue dapetin Vivi." Sahut Iwan lagi. Membuat CRAG bengong. Gile si Iwan serius rupa nya. Kata hati Rio.

Tibalah hari H konser boyband korea. Alvin menjemput Shilla di rumah nya. Deg Shilla terpukau melihat Alvin dalam balutan baju kasual biasa nya liat pake seragam aja. Kaos berwarna hitam dengan list putih di tangan kiri jeans coklat serta sepatu kets berwarna hitam membuat Alvin keliatan ganteng. Alvin juga terpana melihat Shilla yang memakai dress hitam serta jeans selutut dan sneaker warna hitam. Kedua nya saling mengagumi hingga.
" Eh ayo jalan ntar macet." Kata Alvin menyadarkan situasi mereka.

@Tempat konser
Gila nih semua pengemar oplasan.rutuk Alvin dalam hati ketika melihat tempat konser full.
Shilla mulai bergoyang mengikuti irama saat boyband itu bernyanyi. Sekitar 40 menit kemudian Shilla mulai terbius sama bias nya.
" Shill lo suka banget ya ama kpop."  Alvin mulai melaksanakan strategi nya.
" Iya suka banget gue."
" Tau ga si Iwan yang dapetin tiket ini loh." Sahut Alvin memancing. " Tuh anak suka banget ama temen lo Vivi."
" Gue sih baru kenal Vivi pas masuk di sini. Via tuh yang kenal lama ama Vivi. Eh lucu deh ko. Masa si Ify waktu awal ketemu Vivi bilang gini Lo Vivianne Kho yang di ceritain Via yang perfect banget udah pinter cantik banget koq lo jadi gini sih." Sahut Shilla tanpa sadar menceritakan salah satu rahasia Vivi.. Alvin tersenyum aja dan dia pun ikut bergoyang menghilangkan kecurigaan Shilla.

@ caffe
Selesai konser masih penuh euforia. Shilla bercerita dengan antusias betapa ganteng dan bagus nya suara bias nya membuat Alvin sebal namun dia masih harus menahan nya.
" Eh ko tadi di dalam gue kayak bilang apa ya. Koq gue lupa apa yang gue bilang." Sahut Shilla heran+ bingung.
" Lo cuma bilang bias lo ganteng dan suara nya bagus koq." Sahut Alvin berbohong. Shilla berusaha memelototi nya untuk membuat Alvin jiper.
Siaul kalo bukan nolongin Iwan ga bakal mau gue di pelototin ama Shilla. Mana galak banget pula nih cewe. Kata hati Alvin dia berusaha tenang dalam intimidasi pelototan Shilla. Alvin menghela nafas lega saat nada dering smartphone Shilla berbunyi. Shilla menjauh sebentar dari Alvin. " Ko balik yuk udah di tanyain papa nih."
" Ya udah gue anterin lo terus minta maaf ke bokap lo deh." Ajak Alvin.

Muka Alvin yang di tekuk membuat heran satu kelas, berhubung bel masuk udah bunyi CRGI pun menunda untuk bertanya.
Sepanjang pelajaran Alvin hanya merengut membuat Cakka yang duduk di sebelah nya jengah. Untung lah guru sebelum istirahat berhalangan namun tetap meninggalkan tugas yang harus di kumpul kan besok. CRGI khusus nya Iwan memanfaatkan waktu ini untuk mengintrograsi Alvin.
" Jadi gimana kemarin sukses ga? Dapet info ga lo ? " tanya Iwan antusias. Alvin yang sedang kesal pun membentak Iwan.
" Iya gue sukses tapi tau ga lo gue di ceramahin bokap nya Shilla karena baru pulang jam 11 malem."
" Koq bisa?"tanya Rio namun Alvin masih ngambek maka nya dia diem aja
Ya elah pake ngambek pula nih anak. Kata hati Cakka.
Iyel yang sudah mendengar cerita dari Via pun ngakak abis.
" Eh lo gila ya pake ketawa keras banget." Sahut Iwan sebal, dia takut Alvin makin ngambek.
" Sori sori abis lucu banget sih denger cerita dari Via." Kata Iyel di sela tawa nya.
9Iwan pun terdiam lalu beranjak keluar sekitar 15 menit kemudian dia datang sambil membawa cemilan untuk mereka berlima.
" Vin sori ya karena bantuin gue lo ikut kena di omelin bokap nya Shilla."

Flashback on

" Shilla pulang pa ma." Sahut Shilla di sertai Alvin di belakang nya.
" Iya Shilla cepat ke atas papa mau ngomong sama teman kamu ini." Kata papa Shilla tegas namum membuat Alvin jiper.
" Siapa nama kamu?" Tanya Papa Shilla .
" Nama saya Alvin Tanubrata , suk." jawab Alvin grogi untung lah dia udah duduk di sofa.
" Kamu teman sekolah Shilla ya?"
" Saya kakak kelas Shilla kelas sebelas jurusan ipa."jawab Alvin.
" Oh jadi kakak kelas nya Shilla. Asuk cuma mau bilang kalau besok nya masih sekolah jangan pulang malam-malam. Bla...bla..bla." papa Shilla menceramahi Alvin selama hampir satu jam. Membuat Alvin merutuki Iwan yang membuat nya seperti ini. Meskipun sebenar nya dia juga suka ama Shilla..

Flashback off

" Iya gue maafin eh ya bener loh kata lo Yo. Shilla bakal buka suara. Jadi.." Alvin pun menceritakan yang di katakan Shilla kepada CRGI.
" Tuh kan insting gue bener kan kalo untuk urusan cewe cantik." Sahut Cakka narsis dan mendapat toyoran dari Iyel.
" Narsis aja lo. Kka , kalo seandai nya tuh cewe beneran cantik ngapain juga dia berubah jadi culun." Sahut Iyel bingung.
" Itu yang mesti kita cari tau. Gimana informan lo Kka ada hasil ga." Kata Rio ke Cakka.
" Harus nya sih dalam 2 hari udah dapat kabar nya tentang mereka." Sahut Cakka sambil mengecek tab nya.

Di kelas SISVA , Shilla benar-benar tidak ingat apa yang dia katakan pada Alvin.
" Napa lo Shil? Masih kesemsem ama bias lo ya?"tanya Agni yang duduk di samping nya.
" Ga lah. Gue agak ngantuk aja Ag malam sih pulang nya." Sahut Shilla sambil nguap.
Vivi yang duduk di depan mereka seperti biasa tidak memperhatikan guru. Malah guru killer pula yang ngajar bu Sisca guru biologi.
" Vivi coba kerjakan semua soal di depan." Sahut Bu Winda . Vivi melihat soal sekilas lalu maju dan mengerjakan 5 soal dalam waktu singkat membuat bu Sisca terdiam. Sekarang dia mengerti mengapa Vivi bisa dapat juara 1 paralel,  itu karena anak itu jenius.
" Sudah bu." Sahut Vivi lalu kembali ke bangku nya namun seperti kebiasaan dia selalu waspada sehingga bisa menghindari kaki yang menjegal nya dan tidak terjatuh. SISA melihat seringai kepuasan di muka gadis itu.
Lo tetep harus punya orang buat lindungin lo.Vi dan gue harap ko Iwan orang nya. Sahut batin SISA serempak.

Setelah dua hari Cakka memperoleh info tentang Rezky dan Via. Tidak ada yang aneh dengan Via namun saat melihat data tentang Rezky, Cakka pun tersenyum puas dan menunjukkan hasil temuan nya kepada RIGA. Mereka berkumpul di markas mereka selain ruang osis hanya mereka berlima yang tau tempat ini.
" Apa Rezky dan Doni satu sekolah waktu smp dulu?" Tanya Rio .
" Iya dan ini lo liat foto-foto mereka."sahut Cakka lagi.
" What mereka hopengan ternyata." Sahut Alvin saat melihat foto Rezky dan Doni.
" Bearti kemungkinan besar dia juga satu sekolah sama mereka." Sahut Iyel.
" Bagaimana cara kita buktiin kalo Vivi yang di maksud Rezky memang Vivi yang ini?" Tanya Iwan.
" Eh kalo ga salah kita besok praktek renang deh gue cek jadwal nya kelas mereka kita X-3, XI-IPS1. XII-IPA1 dan XII-IPS3." Sahut Rio sambil menyerahkan jadwal praktek renang perkelas tiap minggu nya. Sekolah mereka ga punya kolam renang maka nya nyewa kolam renang di gelanggang karena itu ga bisa semua kelas harus di bagi 6 kelas perminggu nya.

Vivi yang malas praktek renang menemui pak Yayan guru olahraga agar bisa absen aja untuk besok. Namun pak Yayan mengharuskan semua murid untuk datang dulu besok. Dia cemberut aja saat kembali kekelas.
" Gimana Vi?" Tanya Agni.
" Harus datang dulu." Sahut Vivi sebal.
" Lo udah bilang pak Yayan ga bisa renang?"tanya Via . Vivi mengangguk.
" Ya udah datang datang aja dulu ntar baru di pikirin lagi ." Sahut Shilla. Vivi lagi-lagi mengangguk.

Sementara itu di sudut lain 3 cewe sedang berbincang-bincang.
" Lo denger itu tuh cewe cupu ga bisa renang." Kata Dian pada Rara dan Laras.
" Iya gue denger. Ya udah sih." Sahut Rara tersenyum licik.

Esok hari nya Vivi dengan malas pergi ke gelanggang. Dia memakai mini dress berwarna salem berbahan kaus. Di padukan dengan tas hitam dan flat shoes hitam. Rambut nya dia gelung. Terakhir dia memakai kacamata yang membuat nya kelihatan cupu.

@ Kolam renang
CRAGI dan SISA sudah berganti baju renang karena ini termasuk sekolah mereka memakai baju renang yang masih sopan tidak terlalu terbuka.
" Vivi lo tunggu di sini ya?" Tanya Shilla sambil menarik Vivi ke bangku mereka.
" Jadi gue satpam tas lo pada nih." Jawab Vivi sambil becanda.
" Yaelah Vi..lo kan ga ikutan renang ya bantu jaga tas kita-kita lah." Timpal Ify.

Di bangku yang lain CRAGI melihat SISA yang sudah bersiap masuk kolam renang sementara Vivi hanya duduk saja.
" Eh tuh si Vivi ga ikut masuk kolam?" Tanya Cakka.
" Kayak nya sih iya dia anteng aja tuh di bangku." Sahut Alvin.

Shilla cukup mahir juga renang nya DEG Alvin memandang takjub Shilla yang keliatan cantik, Agni jangan di tanya jago banget malahan dia renang di tempat yang dalem tanding ama Cakka. Via harus di bantu Iyel. Sementara Ify yang renang di tepi yang dangkal di ledekin terus sama Rio.  Vivi tertawa melihat ulah semua nya. Iwan hanya memandangi Vivi sambil renang.

Setelah semua murid di ambil nilai nya, Vivi menghampiri Pak Yayan dan mengatakan dia tidak bisa berenang dan tak mau masuk ke kolam. Vivi berargumen dengan guru olahraga itu hingga dia yang menang . Pak Yayan setuju untuk memberi nilai bagus asal kan tiap minggu absen. Dalam hati Vivi meski pun merepotkan ga apa-apa asal ga berenang.

Vivi bersiap menuju tempat SISA karena dia meletakkan tas nya dekat tas mereka namun baru beberapa langkah dia berjalan. BYURRRRRR Vivi terdorong dan tercebur kekolam yang paling dalam. Kalau memang hari ini waktu nya aku siap Tuhan kata Vivi dalam hati. Dia mencoba mengapai tepi kolam namun sia-sia dia terlalu lemah untuk bergerak dan tak lama dia tak sadarkan diri.

CRAGI dan SISA yang berada jauh dari Vivi pun terkejut melihat nya. Iwan langsung berlari dan menceburkan diri ke kolam untuk menyelamatkan Vivi. Dia membawa tubuh Vivi yang sudah lemas , Rio dan Cakka mengangkat nya dari tepi kolam lalu Iwan pun naik ke tepi DEGGGG Semua mata terpana melihat wujud Vivi dengan rambut tergerai sepanggul dan tidak berkacamata Vivi sangat cantik tidak ada kesan culun dalam diri gadis itu. Via dan Ify mencelos antara antara khawatir Vivi yang tak sadarkan diri dan penyamaran nya yang udah kebongkar. Sementara Agni dan Shilla memandang takjub dengan kecantikan Vivi yang selama ini mereka bayangkan. Oh tidak mini dress Vivi yang basah mencetak bra dan cd Vivi yang berwarna hitam. Agni dengan sigap menutupi tubuh Vivi dengan handuk agar cowo-cowo tidak mupeng melihat nya.

Iwan langsung mengambil alih membuat pertolongan pertama. Pertama dia memukul dada gadis itu namun tidak ada reaksi malah bibir Vivi semakin membiru. 10 menit Iwan mencoba dan akhir nya dia memberikan nafas buatan (cpr) sambil berkata." Ayo sadarlah." Semua terkejut dengan tindakan Iwan, bibir ketemu bibir cuy.  Iwan terus berusaha hingga. Huk huk huk Vivi terbatuk dan mengeluarkan air dari mulut nya. Vivi melihat nada kelegaan di mata Iwan saat dia membuka mata nya.
" Jadi aku masih hidup?" Tanya Vivi kecewa membuat CRAGI dan SISA tersentak.
" Lo bisa berdiri ga Vi?"tanya Via sambil mengulurkan tangan, namun Vivi terlalu lemas untuk berdiri. Iwan yang menyadari itu pun menggendong Vivi ke bangku tempat tas mereka.
" Tunggu di sini gue ganti baju bentar ntar gue anter lo pulang." Sahut Iwan di susul CRAG.

@ruang ganti
" Lo liat tuh cewe cantik banget . Insting gue berarti ga salah kan." Sahut Cakka sambil bingung +takjub dengan Vivi.
" Pantes aja dia nyamar gitu. Terlalu cantik. Meski pun Via pacar gue tapi gue akuin Vivi emang cantik banget." Sahut Iyel bingung.
" Wau perfecto udah pintar cantik pula." Sahut Rio memuji.
" Perjuangan lo bakal berat Wan bakal banyak cowo yang jadi saingan lo." Sahut Alvin.
Iwan hanya terdiam sambil memakai kaus nya. Dia sudah mengganti celana nya yang basah dengan celana kering.
" Ayo mereka udah nungguin." kata Iwan singkat.

Tempat SISVA
" Vi, gue udah minta rekaman cctv nya. Paling kita aja ya yang liat lo pulang dulu ya ama ko Iwan." Sahut Shilla.
" Iya makasih ya.girls." sahut Vivi lemah.
" Vivi Kosasih liat diri lo." Sahut Via cemas dan jengkel.
" Lo ga bisa nutupin kecantikan lo lagi Vi." Sahut Ify tegas.
" Jadi ini muka lo yang sesungguh nya?" Tanya Agni.
" Maafin gue. Gue ga akan nutupin muka gue lagi meskipun muka gue bagai dua sisi mata uang. Anugerah dan kutukan." Sahut Vivi lagi. SISA pun kompak memeluk Vivi yang masih lemas.

" Ayo kita pulang." Sahut Iwan sambil menggendong Vivi. SISA kompak berkata. " So sweet." Membuat CRAG geleng-geleng kepala.
" Tunggu apa?" tanya Alvin pada SISA
" Rekaman cctv ." Sahut Shilla singkat.
Jadi pas Vivi udah di angkat dari kolam Shilla langsung ke bagian security untuk minta rekaman nya setelah berargumen akhir nya security mengantarkan nya ke operator kolam renang. Namun harus menunggu beberapa jam untuk dapetin nya.
" Berapa lama?" Tanya Rio.
" Lo ngerti kata beberapa jam ga sih ." Sahut Ify kesal .
" Ish behel gue nanya baik-baik koq lo jawab nya nyolot." Sahut Rio nyolot lagi.
" Eh pesek beberapa jam itu ga pasti ya. Lo masih nanya aja berapa lama." Jawab Ify nyolot juga.
Iyel yang kesal pun membentak Rify." Bisa diem kaga lo berdua. Mau gue ceburin ke kolam."
Tak lama ada seorang pria berumur 30 tahunan menghampiri mereka dan memberi Shilla flashdisk rekaman cctv
" Nona Shilla ini rekaman cctv nya mudah-mudah an bisa membantu."
" Terima kasih pak atas bantuan nya." kata Shilla ramah.
" Ayo ke rumah Ify kita liat rekaman ini sama-sama." Ajak Rio.

Beralih ke IVi. Iwan menggendong Vivi ke mobil nya. Setelah mendudukkan nya di kursi dan memakaikan sit belt . Mereka deg-degan karena jarak muka kedua nya terlalu dekat. Cantik nya batin Iwan.
Kenapa dia terlihat tampan. Batin Vivi.
Hatchiii . Suara bersin Vivi dan semburan nya ke muka Iwan menyadarkan mereka ke alam nyata. Iwan menuju kursi pengemudi dan memanaskan mobil. Shittt bra dan cd Vivi yang tercetak membuat nya agak pusing. Hatchi hatchi hatchi Vivi yang terus bersin membuat Iwan mengambil jaket dan memasangkan nya ke badan Vivi.
" Jangan pulang ke rumah gue dulu." Sahut Vivi di tengah perjalanan." Jangan banyak tanya ko."
" Oke kita ke rumah gue dulu baju lo bisa di jemur dulu sampe kering." Jawab Iwan.

" Nih pake ini dulu. Baju lo jemur dulu." Sahut Iwan menyerahkan kimono handuk.
Iwan langsung keluar kamar membiarkan Vivi sendiri.
15 menit kemudian dia masuk dan mendapati semua baju Vivi plus dalaman nya tergantung di kamar mandi. Muka nya memerah melihat tampilan Vivi yang seksi dengan kimono handuk. Nampak nya gadis itu membilas tubuh nya karena rambut nya yang tadi setengah kering sekarang basah kembali.
" Cantik." Gumam Iwan sambil mendekati Vivi yang duduk di tepi ranjang.  Vivi udah gelisah melihat Iwan yang mendekati nya.
Vivi menoleh ke arah lain menghindari tatapan mata cowo itu. Namun Iwan memegang muka nya dan menghadapkan nya hingga mereka saling menatap. Pipi kedua nya pun memerah karena jarak yang terlalu dekat. HATCHI Lagi-lagi Iwan di semprot dengan bersin Vivi.
" Gue bikinin coklat anget ya?" Ujar Iwan dengan nada lembut membuat pipi Vivi semakin memerah. 5 menit kemudian Iwan datang membawa dua gelas coklat hangat.
" Nih minum mudah-mudahan pilek nya sembuh." Kata Iwan seraya mengulurkan gelas ke Vivi.
" Makasih ko." Sahut Vivi lemah sambil mengambil gelas itu dengan kedua tangan nya.  Iwan yang melihat Vivi gemetaran memegang gelas nya pun segera meletakan gelas nya di meja belajar nya dan membantu gadis itu untuk memegang gelas.
" Tangan lo dingin banget." Kata Iwan setelah Vivi menghabiskan coklat nya.
Dia menggosokkan tangan nya dengan tangan Vivi untuk memberikan rasa hangat kepada gadis yang dia sayangi.
CHUPPPPPP.  Vivi tersentak saat Iwan mencium bibir nya dengan lembut awal nya gadis itu meronta namun perlahan dia mengalah dan menutup mata nya.  Ciuman mereka begitu lembut dan mesra , tidak ada niat salah satu dari mereka untuk menyudahi nya . Tangan Iwan sudah melingkari pinggang Vivi dan tangan Vivi sudah mengalungi leher Iwan.
" Maaf karena gue udah mencuri ciuman lo lagi. Gue ga bisa nahan diri gue untuk ga cium bibir lo." Sahut Iwan setelah melepaskan ciuman nya. Vivi hanya terdiam sambil menunduk dia tidak mau melihat mata Iwan bukan karena benci namun dia takut untuk jatuh cinta kepada cowo ini.
" Gue suka ama lo apa ada nya mau lo culun atau cantik. Namun harus gue akuin lo cantik banget. Gue ga maksa lo untuk suka ama gue karena gue bakal berjuang buat dapetin hati lo." Kata Iwan tegas Vivi pun mendongak dan melihat ke dalam mata cowo itu . DAMN dia serius. Batin Vivi. Sedetik kemudian Vivi terisak.
" Kenapa lo nangis?" Tanya Iwan sambil menghapus air mata Vivi.
" Gue juga ga tau kenapa gue nangis." Sahut Vivi di sela tangis nya. Ya dia memang tidak tahu mengapa air mata nya tiba-tiba keluar.
Lagi-lagi Iwan mencium bibir nya  dan membuat Vivi terbuai oleh ciuman Iwan yang lembut dan mesra.

Sementara itu di rumah Defy ( Deva dan Ify) CRAG dan SISA melihat rekaman cctv di kolam renang saat Vivi tercebur di dalam kolam. Terlihat Vivi yang sedang menghampiri pak Yayan dan membicarakan sesuatu, cukup lama juga ada 15 menit.
" Buset tuh Vivi kayak lagi adu argumen ama pak Yayan." Sahut Cakka spontan yang mendapat jitakan dari Rio Alvin dan Iyel.
" Bawel aja lo." Sahut mereka ber7 kompak
Rekaman berlanjut saat Vivi akan menuju tempat mereka ada 3 orang di belakang nya dan mendorong Vivi hingga tercebur.
" Bisa gedein muka nya ga Fy? Gue kayak kenal tuh cewe 3." Sahut Agni.
Ify pun menggeleng menandakan bahwa dia tidak mengerti caranya.
" Ish lo ya behel masa gini aja ga bisa." Sahut Rio sambil mengambil alih laptop Ify
" Buktiin kalo lo bisa pesek...Jangan omdo." Balas Ify.
" Lah itu kan trio reseh di kelas kita." Sahut Shilla setelah rekaman di perbesar.
" Trio reseh?" Tanya Cakka
" Iya kak nama nya Dian, Laras sama Rara. " jawab Agni sambil menunjuk muka satu-satu.
" Nyamar culun aja ada yang benci apa lagi sekarang makin banyak aja musuh sama cowo yang ngejar-ngejar." Ujar Via mendesah, sesaat kemudian dia memijit-mijit kepala nya.  CRAG memandang Via penasaran .
" Apa lo liat-liat gue naksir lo pada." Sahut Via kesal karena CRAG terus liatin Via.
" Jadi lo mau cerita ga tentang temen lo yang SUPER cantik itu?" Tanya Cakka menekankan kata cantik nya.
" Harus ya gue cerita?" Desis Via.
" Via, sekarang Vivi udah ga bisa ngelak lagi. Besok satu sekolah pasti heboh. Ada baik nya kamu cerita biar kita semua bisa nolongin dia kalo ada cowo yang iseng ama dia." Bujuk Iyel.
" Iya jadi kita juga bisa tolongin Iwan dapetin Vivi." Sahut Rio.
Via mendesah sebelum memulai cerita nya.  CRAG mengangguk paham setelah Via menceritakan semua tentang Vivi yang dia tau.
" Oh pantes aja dia nyamar fans en hater nya pada sarap semua." Sahut Cakka.
" Iya apalagi dia cantik banget mudah-mudahan Iwan bisa dapetin Vivi." Sahut Rio.
" Terus trio reseh ini mau kita apain?" Tanya Agni.
" Ya kita laporin ini udah tindak kriminal. Untung si Iwan tadi bisa nyelamatin Vivi kalo ga..." ujar Alvin mengantungkan ucapan nya.
PLETAK..Shilla menjitak kepala Alvin dan memeloti nya membuat Alvin jiper.
CRG san SIA pun tertawa melihatnya.

Keesokan nya dari subuh hujan sudah turun meski dalam intensitas sedang. Vito mengantarkan Vivi dengan mobil karena tak ingin adik nya sakit.( padahal udah sakit)
" Dede masuk sekolah dulu ya." Kata Vivi sambil membuka payung nya.
" Ya hati-hati sama cowo nakal ya." Sahut Vito soal nya Vivi mengerai rambut nya yang agak basah karena dia keramas tadi saat mandi dia juga ga pake kacamata culun nya.  Ntar sepulang sekolah dia berencana ke optik untuk membeli kacamata baru.  Vivi lebih nyaman menggunakan kacamata ketimbang softlens.  Benar saja satu sekolah terutama kaum adam heboh melihat tampilan Vivi, apalagi gadis itu sedang memakai payung yang membuatnya keliatan errr seperti dewi khayangan.

Kasak kasuk seantero sekolah membayangi Vivi menuju kelas nya. CANTIK GILA.
UDAH PINTER CANTIK PULA. Itu lah yang di bicarakan kaum adam.  Sementara kaum hawa nya mencelos karena tidak bisa menandingi Vivi baik itu pintar nya maupun kecantikan nya.

" Hah si culun koq cantik banget sih kalo gini semua cowo pasti naksir dia." Geram Bella.
" Ternyata saingan lo perfect udah pinter cantik pula." Sahut Tania memanas-manasi Pinkan yang sedari tadi terdiam kesal melihat Vivi.
" Kayak nya kita mesti kasih peringatan biar dia ga merasa sok kecantikan." Sahut Lidya.

" Eh gara-gara lo nih si culun jadi terkenal gini. Gue ga nyangka dia cantik banget." Sahut Dian pada Rara dan Laras.
" Kira-kira ga ada yang liat kita dorong dia ke kolam kan." Tanya Laras memastikan.
" Gue udah cek aman koq kemarin ga ada saksi mata."sahut Rara yakin (dia ga tau kalo ada cctv😆😆😆😆😆).  Ketiga nya sedang berada di kantin.

" Tuh liat gebetan lo Wan semua cowo mupeng liat muka nya." Sahut Cakka dari teralis lantai 2 depan kelas mereka, karena kelas XI ada di lantai itu.
Alvin dan semua cowo yang suka fotografi mengarahkan kamera nya ke arah Vivi dan memoto nya.
" Sori Wan, objek bagus nih lagi ujan terus Vivi megang payung dapet banget angle nya." Sahut Alvin sambil terus memoto Vivi membuat Iwan dongkol dalam hati sementara Rio Cakka dan Iyel hanya tertawa melihat kedua nya.

Semua mata memandang saat Vivi memasuki kelas bahkan Tommy sampe bengong liat teman sebangku nya.  Karena masih hujan maka yang seharus nya upacara pun jadi jam kosong sebelum jam pertama masuk.
" Buset lo pagi-pagi udah keramas aja." Celetuk Shilla.
" Hmm siapa nih yang makan coklat?" Tanya Agni sambil mengendus wangi coklat.
" Vi kita udah liat rekaman nya dan udah di tangan pak Nurdin( kepsek)." Kata Ify.
" Jangan kasihan lo ama mereka, mereka aja ga kasihan ama lo." Desis Via.
" Bis kemarin habis nyebur rasa nya rambut gue rada gimana gitu padahal sampe rumah gue udah keramas jadi tadi keramas lagi pake maka*ri*o yang coklat.  Iya lo atur aja gue ga bakal kasihan ama orang yang udah jahatin gue."
Tuingg mata Shilla langsung berbinar saat Vivi menyebut produk yang dia pake apalagi rambut Vivi yang ikal terlihat sehat dan hitam legam.
" Eh lo beli di mana tuh produk gue baru denger."
" Koko gue tuh yang kasih. Masih ada yang belum kebuka yang paketan stoberi lo mau ga?" Tawar Vivi.
" Ga deh gue suka nya yang coklat." Tolak Shilla.
" Emhh coba kita cari di salon training siapa tau ada?" Tawar Vivi.
" Lah lo kan tinggal ama koko lo kan tanya aja?"tanya Shilla bingung

" Emang gue tinggal ama koko gue tapi yang ngasih koko gue yang lain yang tinggal nya jauh dari sini meski satu jakarta." Jelas Vivi.
" Oh ya udah kebetulan hari ini ga ada latihan cheer dan basket kan. Gimana kalo kita jalan ntar." Usul Shilla.
" Gue juga mau beli kacamata Shill..tenang aja girls ga bakal yang culun lo semua boleh pilihin koq." Kata Vivi setelah di pelototin SISA.

Skip sesaat sebelum istirahat Vivi menuju kelas XI-IPS1 kelas Rezky berada.
" Kak Rezky. Gue mau ngomong sama lo
" sahut Vivi di depan kelas cowo itu.  Rezky pun mengikuti gadis itu.
Di luar kelas.
" Maafin gue kak. Karena ga nyapa lo awal kita ketemu kemarin-kemarin." Sahut Vivi tegas.
" Gue paham alasan lo ga nyapa gue itu semua buat keselamatan lo.  Tapi sekarang semua nya udah jelas. Ferdy pasti bakal nemuin lo.Vi. lo mesti bersiap." Kata Rezky lagi.
" Maaf karena kehadiran gue buat lo kehilangan sahabat lo dari tk kak." Ucap Vivi lirih.
" Itu bukan salah lo itu salah Ferdy yang buat Doni seperti itu. Jadi jangan bebanin diri lo.  Lo mesti liat juga orang yang sayang sama lo." Kata Rezky lagi. Vivi hanya terdiam.
" Gue turun dulu sebentar lagi istirahat
Thanks ya kak." Sahut Vivi sambil berlalu.
" Vivi lo ga bisa bohongin diri lo hanya karena Ferdy lo nutup hati lo buat orang lain. Itu ga adil." Seru Rezky setelah Vivi berjalan beberapa langkah. Namun Vivi tetap melangkah tidak menoleh meskipun dia mendengar nya. CRAGI yang akan turun juga mendengar percakapan Rezky dan Vivi.

Selesai juga part ini makin ngaco aja  ðŸ˜†ðŸ˜†ðŸ˜†ðŸ˜†ðŸ˜†ðŸ˜†. Mudah-mudahan part selanjut nya ga akan ngaco author juga belum.tau kapan si Ferdy akan muncul tunggu inspirasi..oke sampai jumpa di part selanjut nya.  Muah3x.  Dadah...















Senin, 09 Januari 2017

Like Romeo & Juliet part 4


Hai3x balik lagi dengan author gaje. Di paksain nulis meski lagi miskin inspirasi. Oke mudah2xan part ini ga mengecewakan. Ga berani janji mau fokus ke pasangan siapa coz bisa lain antara ide dan eksekusi penulisan nya.  Ga usah lama2x yuk mari di cek.

Alvin mulai merasa kan kalau Shilla itu cantik kalau sedang marah. Maka itu dia punya ide untuk menjaili nya.
" Kalo makan tuh yang rapi masa belepotan." Ucap Alvin jail.
Shilla langsung tersedak karena perkataan Alvin pun mengambil smartphone nya dan membuka aplikasi kamera untuk melihat muka nya. Seketika muka nya memerah dan DUUUUUUUKKK. " ADAAU.." Alvin meringis sambil memegang kaki nya yang di tendang Shilla.
" Rasain tuh maka nya iseng aja lo, ko." Desis Shilla sinis sambil melotot. Alvin hanya terdiam karena sakit + terpesona. What ? Terpesona ama cewe galak ini.hiyyy Alvin berkata sambil mengedikkan bahu nya.
" Jadi kita mau susul mereka ga?" Tanya Agni (sebelum nya Alvin yang nanya di akhir part sebelum nya) mengalihkan konsentrasi mereka pada diri nya.
" Susul aja deh." Sahut Cakka ngeri sebab Agni terus melotot kepada nya saat dia bertanya pada semua nya.
" Ya udah kita bagi 4 kelompok. Gue ama Via. Alvin sama Shilla. Cakka ama Agni terakhir Rio ama Ify." Sahut Iyel sambil mengedipkan mata ke Via sementara keenam orang itu histeris.
" Ga ada tapi-tapian. Kalo cewe sama cewe ga bakal bisa ngadepin Iwan kalau...." Rio membekap mulut Iyel sebelum cowo itu meneruskan omongan nya.
" Eh pea nyablak amat sih lo.  Ya udah kita pencar aja." Sahut Rio setelah itu dia melepaskan bekapan nya dan menarik tangan Ify.  DEG.. Jantung kedua nya berdetak kencang saat Rio memegang tangan Ify.

" Sialan tuh cewe cupu bisa-bisa nya dia ngindar sahut cewe 1
" Tenang dulu Kan. Nanti kita kerjain abis-abisan tuh cewe." Sahut cewe 2 ke teman nya yang di panggil Kan.
" Apa bagus nya sih tuh cewe cupu. Masih cantikan gue Pinkan kemana-mana." Sahut cewe 1 yang ternyata bernama Pinkan.
" Iya lah gue juga ga rela tuh Iwan sampe ngejar-ngejar cewe cupu itu." Sahut cewe 2.
" Terus lo ngarep Iwan bakal ngejar-ngejar lo. Jangan mimpi deh Bella, Tuh cewe meski pun cupu pinter loh." Sahut cewe 3 kepada Bella.
" Tania lo temen gue ato temen cewe cupu itu sih." Sahut Bella sebal.
" Eh lo bertiga bisa diem ga. Ato gue sirem lo pada." Sahut cewe 4 garang.
" Eh Lidya kita cuma sebel aja ama cewe cupu itu. Gara-gara dia dan temen-temen nya gebetan kita semua di ambil sahut Pinkan.
" Iya nanti kita pikirin cara nya buat ngerjain dia." Sahut Lidya lagi.

Vivi berlari keluar kantin untuk menghindari ketegangan dan aura suram dari cewe-cewe yang melihat ke meja mereka . " Dasar cewe-cewe aneh bukan nya sekolah yang bener malah ngebuly orang." Geram Vivi , dia ga sadar Iwan mengikuti nya dari belakang dan mendengar semua keluhan nya. " Eh perpus? Mending gue baca-baca aja lah." Sahut Vivi sambil melangkahkan kaki ke dalam.

Setelah menuju rak buku yang di inginkan, Vivi mencari-cari buku yang di maksud dan dia berdecak. Sebegitu dikit nya orang yang minat ama filsafat sampe tuh buku harus di atas banget. Dumel Vivi dalam hati sambil terus memandangi buku yang dia mau baca.
" Nih lo mau baca buku ini kan?" Tanya seorang cowo di belakang Vivi maksud nya Iwan sih baik cuma posisi nya mereka kayak orang pelukan ( ngerti kan ya).
Vivi terdiam saat puncak kepala nya menyentuh dagu cowo itu. Tangan nya diam tidak menyambut buku yang di ulurkan.
Shit wangi rambut nya buat gue gagal fokus. Ucap Iwan dalam hati tak sadar tangan kiri nya merangkul pinggang Vivi. Vivi pun terbuai dengan nafas Iwan yang berhembus di leher nya. Mereka terdiam dalam posisi tersebut hingga SREEETTT Vivi mengambil buku dari tangan Iwan dan membawa nya menuju meja yang terdekat dari rak itu. Iwan yang menyadari Vivi berlalu pun menyusul gadis itu.
Author bukan anak sastra or filsafat jadi ga bisa mendeksripsikan. Inti nya Iwan memulai pembicaraan tentang buku yang Vivi baca, gayung pun bersambut dan mereka berdua terlibat pembicaraan serius. Sampe-sampe orang-orang memandang takjub akan kejeniusan mereka berdua.  Sementara dua orang yang mengawasi mereka dari kejauhan pun bernafas lega. Alvin dan Shilla sampai di depan perpus saat siswa/i membicarakan duet IVi di perpus. Mereka kagum dengan kepintaran kedua nya. Alvin mengambil smartphone nya untuk menfoto IVi dan mengirimkan ny ke CRG.

Sementara itu di tempat yang lain CRG dan ISA sedang berbincang.  Smartphone Cakka bergetar dan dia mengangkat nya.
" Jadi gimana bro? ....Ok gue buka file nya di email gue. Thanks banget bantuan nya."
" Ada apaan Kka?" Tanya Iyel pada Cakka yang sekarang asyik membuka tab nya. Guru-guru sedang rapat untuk 1 jam kedepan setelah istirahat maka nya Cakka memanfaatkan benar waktu luang itu. Cakka termasuk yang paling banyak informan nya baik itu di dalam sekolah ataupun luar sekolah.
" Nih lo pada liat aja sendiri." Sahut Cakka sambil menyerahkan tab nya.
ISA yang tidak mau mendengarkan pembicaraan cowo pun memilih mendengarkan lagu dari ipod masing-masing.
Rio dan Iyel perlahan membaca file yang di maksud dan mereka terkejut.
Cakka mengumpulkan informasi mengenai Dino dan keluarga nya serta keterkaitan antata musuh mereka Ferdy Wijaya. Kakak Dino yang bernama Doni memang meninggal karena overdosis.

Flashback on

Doni yang baru naik kelas 2 di SLTP di Taman Nusa Indah ( ngarang.com nama sekolah nya) pun sedang mempersiapkan diri untuk lomba fisika dan matematika. Hampir sebulan dia belajar dengan tim nya di sekolah dan di rumah dia di temani Vivi. Gadis itu belum mengikuti lomba dalam waktu 4 bulan ke depan karena baru naik kelas 1 SLTP.  Tiba hari H lomba. Doni yang masuk babak final berhadapan dengan Ferdy Wijaya dari SLTP Andromeda ( ngarang lagi).  Setelah menang dengan selisih poin yang lumanyan banyak 60 poin Doni  dan tim nya membawa piala untuk sekolah mereka dan saat itulah Ferdy melihat Vivi dia terpesona akan kecantikan gadis itu. Namun saat melihat Doni menghampiri dan mengandeng tangan Vivi, Ferdy berniat untuk menghancurkan Doni dan menjadikan Vivi pacar nya.

" Ah gue tau cara ngancurin lo, Don." Ucap Ferdy dengan senyum licik nya  sambil memegang bungkus berisi serbuk putih. Ferdy merencanakan untuk menjebak Doni agar menjadi pencandu narkoba dan berhasil. Saat selesai latihan basket Ferdy sudah membayar orang agar mencampurkan minuman Doni dengan narkoba semenjak saat itu Doni mulai berubah dan tidak butuh waktu lama 6 bulan kemudian Doni pun meninggal karena OD.

Semenjak itu Ferdy memulai aksi nya untuk mendekati Vivi, namun dia tidak sadar bahwa gadis jenius yang di hadapi nya.  Dengan taktik dan strategi tepat Vivi selalu berhasil menghindari Ferdy dan puncak nya adalah dia mengetahui bahwa cowo itu yang menjebak Doni hingga OD.  Mulai saat itu Vivi pindah sekolah menghindari Ferdy . Koko Viko memang ahli nya untuk menghilangkan jejak dan itu membantu Vivi sementara.  Gadis itu baru merubah penampilan nya saat masuk SMU.

Flashback off

Informasi yang di terima Cakka hanya terbatas persaingan antara Doni dan Ferdy di bidang pelajaran. Nampak nya informasi tentang Vivi benar-benar di manupulasi oleh Viko.
" Lo percaya Ferdy jebak Doni karena bersaing di bidang pelajaran?" Tanya Rio memastikan.
" Kayak nya kita mesti selidikin lagi si Ferdy." Usul Iyel.
" Gue paling males berhubungan ama tuh orang. " sahut Cakka.
" Terus gimana? Kita ga mungkin tanya Vivi kan." Sahut Rio.
Degggg sebenar nya Via dari awal tidak benar-benar mendengar lagu. Dia mendengarkan dengan cermat setiap kata dari 3 cowo itu. Via sedikit banyak paham kaitan Vivi dengan Ferdy namun dia bingung antara mau jujur sama Iyel atau tetap menjaga rahasia nya tak sadar dia mendesah.
" Lo napa bakpia?" Tanya Agni. Via hanya diam dan itu menimbulkan kecurigaan Ify dan Agni karena gadis itu biasa nya akan ngambek jika di panggil bakpia nah sekarang hanya diam.
" Gue mau ke toilet kebelet." Sahut Via dingin sambil berlalu dari CRG dan Ify Agni menimbulkan keheranan bagi 5 orang itu.

Skip pulang sekolah , hari ini ada ekskul cheer dan basket. SISA pengen ngajakin Vivi untuk nonton mereka latihan lagipula sekarang sedang hujan jadi mereka latihan nya di lapangan indoor.
" Vi sekali-kali lo liat kita latihan dong , jangan ngabur mulu pas pulang sekolah." Ujar Agni sambil manyun membuat Vivi tertawa.
" Iya lagian ujan nya masih deres , biasa nya ada petir bahaya tuh." Sahut Via.
Belum lagi Vivi menjawab smartphone nya bergetar dan dia mengangkat nya.
" Iya kak Lita ada apa. Oh ga masalah . Iya iya. Oh oke see ya."
Vivi memandang ke arah SISA kemudian berkata. " Ayo gue juga penasaran dengan latihan kalian."
" Ya udah tunggu apa lagi ayo." Sahut Ify sambil menarik tangan Vivi.

Di lapangan indoor
CRAGI plus satu orang berwajah timur tengah sudah bersiap di lapangan. Sebenar nya Iwan sedang malas untuk latihan namun berhubung sedang hujan ya mau ga mau dia latihan juga daripada keujanan.  Rio yang melihat SISVA masuk ke lapangan otomatis menyenggol Iwan." Tuh gebetan lo datang." Iwan otomatis menoleh dan jantung nya seketika berdebar-debar. Fixed dia suka sama cewe culun bin cupu yang awal nya dia remehkan. DUAKKK " Adaauu." Jerit Iwan karena kepala nya kebentur bola basket karena ngeliatin Vivi terus sementara yang di lihat malahan cuek aja sambil memainkan smartphone nya.
" Woii lagian napa lo ga fokus." Sahut Alvin sambil ketawa.
" Tuh dia liatin itu tuh." Jawab Rio sambil menunjuk dengan dagu nya.
" Ha.. lo liatin siapa?" Sahut cowo timur tengah itu.
" Aduh Rezky lo kudet banget ga tau apa kalo juara umum kita lagi emhh emhh sama juara satu umum kelas sepuluh." Sahut Cakka sambil menunjuk Vivi dengan tangan nya.
" Ha masa sih. Mana cewe nya...." Rezky menghentikan ucapan nya karena dia merasa pernah melihat Vivi tapi di mana ya?
" Heiii napa lo jadi ikut bengong? Kesambet lo." Tanya Iyel.
" Eh  sori gue kayak nya pernah liat cewe itu tapi di mana ya?" Jawab Rezky lagi.
" Lah dia kan sekolah di sini jadi pasti ketemu lah apalagi ga ada lagi yang tampang nya culun gitu ." Sahut Cakka enteng dan mendapat toyoran dari Iwan. ( emh emmh Iwan belain nih.)
" Eh kepala nih bukan kelapa main toyor aja." Sahut Cakka Sewot.
" Lagian lo ngomong nya enteng banget." Balas Iwan sewot.
" Tapi kan kenyataan kalo tuh cewe..." Cakka tidak melanjutkan omongan nya karena di bekap Rio .
" Tuh cewe yang di omongin liat arah sini." Sahut Rio lagi. Yups Vivi menoleh karena merasa di perhatikan oleh seseorang.
" Eh udah dong. Maksud gue bukan di sekolah ini tapi di tempat lain. Dia juara umum ya. Siapa sih nama nya coz ga perhatiin sih." Lerai Rezky.
" Nama nya Vivianne Kho. Ya jelas lo ga perhatiin tuh cewe kan cupu." Sahut Alvin.
" Apa lo bilang nama nya Vivianne Kho. Ah ga mungkin pasti cuma kebetulan doang." Sahut Rezky sambil menggelengkan kepala nya.
"  Lo kenapa Ky, geleng-geleng kepala gitu?" Tanya Iyel.
" Ga apa-apa mungkin kebetulan aja kali." Jawab Rezky lagi.
" Kebetulan apa?" Tanya Rio.
" Gue punya ade kelas waktu sd ampe smp juara umum mulu tapi waktu mejelang kenaikan kelas. Dia tiba-tiba pindah dan ga ada yang tau kemana pindah nya.  Nama nya juga sama. Vivianne kho." Jawab Rezky.
Tuing3x Rio Cakka Iwan seperti punya pikiran yang sama.
" Eh Ky, lo punya foto nya ga? Terus lo tau alasan nya kenapa dia pindah?" Tanya Rio,sementara Cakka membekap mulut Iwan yang akan bicara.
" Foto ya? Harus nya teman-teman gue ada secara dia cantik banget jadi pada ada yang foto dia diem-diem ya jadi kesan nya kayak stalking gitu temen gue." Sahut Rezky lagi.
" Terus lo tau ga alasan nya pindah kenapa?" Tanya Iwan.
" Eh ..gue gue ga tau." Sahut Rezky gugup padahal satu sekolah tahu alasan nya. Rezky merutuki keceplosan nya dalam hati . Masa-masa itu benar-benar suram bagi sahabat dan adik kelas nya itu.
Rio memandag curiga dengan kegugupan Rezky.

FLASHBACK ON

Vivi yang merasakan Doni berubah pun bertanya pada Rezky sahabat pacar nya.
" Kak Rezky. Kaka tau ga kenapa koko Doni berubah?"
" Ga tau Vi, gue juga bingung dengan perubahan Doni. Dia kayak seorang..."
" Pecandu?" Vivi memotong ucapan Rezky dengan pertanyaan
" Dari gelagat nya sih iya Vi. Gue bakal selidikin ini." Kata Rezky lagi.
Hasil penyeledikian Rezky memang akurat. Doni memang pecandu narkoba dan dia di jebak oleh seseorang.  Ferdy Wijaya. Rezky dan Vivi berusaha untuk menyembuhkan Doni namun Ferdy begitu licik bisa mempengaruhi Doni dan akhir nya OD.

" Vi sudahlah jangan di tangisi lagi nanti Doni berat di sana." Kata Rezky menghibur.
" Kak padahal dia udah janji bakal jagain gue tapi dia...." Vivi tak sanggup melanjutkam omongan nya lebih memilih untuk berdiam diri.

Sebulan setelah kematian Doni, Ferdy mulai melancarkan aksi nya untuk mendekati Vivi .  Namun dengan bantuan Rezky, gadis itu bisa menghindar namun Vivi yang tau Ferdy akan menghancurkan Rezky memilih untuk pindah sekolah tiba-tiba dan menghilangkan jejak.

Flashback off

Di tempat SISVA, Vivi yang merasa di perhatikan pun menoleh dan dia terkejut karena mengenali Rezky, namum dia cepat-cepat menoleh ke arah Shilla dan Via yang sedang latihan cheer sambil meraih kaleng minuman dan meneguk isi nya. Kak Rezky sekolah di sini juga, mudah-mudahan dia ga ngeh sama gue. Ucap Vivi dalam hati. Ify dan Agni latihan basket di tempat yang agak jauh.

Iwan mendesah saat Vivi seakan acuh dengan diri nya.
" Kenapa bro? Suka ya ama Vivi kualat lo." Sahut Rio sambil tertawa. Iwan hanya manyun, namun pas dia noleh ke Alvin cowo itu hanya bengong sambil mesem-mesem. Iwan menyikut Rio untuk ikut melihat Alvin. Timbul ide iseng Cakka untuk ngagetin Alvin.
DUAKKK Cakka melempar bola basket dan mengenai jidat Alvin.
" Adaaaauuu siapa yang lempar bola basket."tanya Alvin galak sambil melotot.
" Eh sipit percuma lo melotot ga ngaruh. Sipit mah sipit aja. Gue yang lempar."Sahut Cakka sambil ngeledek.
" Dasar cicak reseh nih terima" ujar Alvin sambil melempar bola basket ke arah Cakka namun bisa di tangkis. Mereka berdua pun saling lempar-lemparan hingga.
DUUUUKKKKK " Adaaaaaaaauuuuu sialan yang lempar bola basket." Bentak Shilla karena jidat nya cium bola basket.
" Mampus lo berdua, kata Via, Shilla galak banget loh." Sahut Iyel sambil ngomporin Alvin Cakka.
Ga lama Shilla cs pun nyamperin pelaku pelemparan dan  melabrak nya. Agni yang dari tadi melihat Alvin dan Cakka bermain lempar bola memberitahu Shilla.
" Eh lo berdua main lempar ga liat-liat apa nih jidat gue benjol. Tanggung jawab ga lo." Cakka udah serem liat Shilla ngamuk kayak ada tanduk nya, eh Alvin malah senyum gajelas karena bagi Alvin , Shilla keliatan cantik.( author : Sehat lo Vin tuh cewe lagi marah napa lo yang senyum. Alvin : kan lo yang buat cerita nya thor malah nanya gue lagi. Shilla : author jidat gue sakit kena bola lo tega amat sih bikin cerita nya. Author : 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆 Alshill : author sedeng hush pergi. Author : ( lenyap) Alvin: ayo kita lanjutin cerita nya,author sedeng udah pergi Shilla : yuk mari).
" Eh itu sori Shill gue ama Alvin ga sengaja." Ucap Cakka melas eh pas dia noleh ke Alvin eh malah senyum kayak orang gila dia mencelos antara kesal sama Alvin yang cengengesan kayak orang gila dan takut sama Shilla yang sedang marah.
" Satu." Rio menghitung.
" Dua." sambung Iyel.
" Tiga." Tutup Iwan.
" Adaaauuu." Jerit Cakka dan Alvin bersamaan karena di jewer Shilla. Cakka di jewer di kuping kiri Alvin di kuping kanan. Shilla menjewer kedua nya dengan sadis.
SIVA dan RGI pun mendiamkan ketiga nya.
Sementara Rezky terus memandang ke arah Vivi yang memandang ke arah lain.
" Ampun Shill, sakit banget nih lepasin dong." Sahut Alvin .
" Lo pikir ga sakit apa kena bola basket." Ucap Shilla sambil mengencangkan jeweran nya ke Alvin dan melepaskan jeweran nya ke Cakka. Cakka mengusap telinga nya yang sakit dan panas karena jeweran Shilla. Dia meringis karena Shilla belum mereda marah nya.
" Shilla lepasin dong sakit nih. Shilla cantik deh mau apaan ntar gue beliin.." rayu Alvin di tengah rasa sakit nya.
TRING Mata Shilla berbinar saat Alvin bilang mau membelikan sesuatu yang dia inginkan. " Beneran lo mau beliin yang gue mau?" Tanya Shilla sambil tersenyum. Alvin tersenyum kecut asal jangan yang mahal aja nih cewe minta nya. Kata hati Alvin. SIVA pun geleng-geleng liat kelakuan Shilla.
" Duluan ya. Gue ada janji jam 4." Sahut Vivi sambil melangkah keluar lapangan.
" Naek apaan lo?" Tanya Via setengah teriak.
" Ojek online." Jawab Vivi teriak juga.
DEG...Rezky terkejut mendengar suara dan gerak-gerik Vivi, namun saat menoleh Vivi sudah menghilang.
" Masa ada kebetulan yang sebanyak ini." Sahut Rezky lirih namun sempat di dengar Rio dan Cakka. Kedua nya lalu berpandangan dan saling mengangguk.

Vivi menghampiri driver ojek online dan menuju sanggar ballet tempat dia latihan. Jadi kak Thalita, coach di sanggar telepon mengabarkan latihan di tunda sampai jam 4.  Vivi segera mengganti seragam nya dengan baju untuk latihan dan sepatu balet( author ga tau nama nya). Setelah pemanasan Vivi dan yang lain nya pun latihan balet hingga pukul 18:00 .
" Vi mau ikut kompetisi balet ga?"tanya kak Lita.
" Ga deh kak. Percuma aja aku dandan nya culun kalo ketauan. Nanti-nanti dulu deh." Tolak Vivi halus kemudian mengganti baju nya.
" Ya udah kalo udah siap kasih tau kakak ya." Sahut Kak Lita lagi.

" Duh jaringan malah ko pula. Gimana gue pulang nya nih." Sahut Vivi sambil memegang smartphone nya dengan kesal. Hari sudah semakin gelap dan tidak ada taksi atau pun angkot yang lewat.
TIN TIN Suara klakson menyadarkan nya dari lamunan, seseorang memakai helm full face namun dia mengenali motor nya. Vivi mendengus kesal kenapa harus ketemu cowo itu di sini.
" Lo belum pulang udah sore nih." Sahut Iwan sambil membuka helm full face nya.
Entah mengapa sehabis latihan basket tadi dia ingin ngiter-ngiter ke daerah sini bukan nya langsung pulang ternyata dia ketemu Vivi. Cewe itu sedang ngedumel ga jelas sambil memegang smartphone nya. Pasti gadis itu tidak dapat sinyal untuk memesan ojek online.  Karena ga dapat respone dari Vivi, Iwan pun turun dari motor nya dan menggendong gadis membuat Vivi meronta namun tenaga nya kalah jauh dari Iwan yang keliatan senang. Iwan mendudukkan nya di motor kemudian dia ikut naik." Udah makin malem mending gue anter lo pulang." Sahut Iwan kemudian menstarter motor nya.
" Turun udah sampe nih." Ujar Iwan sambil melepas helm full face nya setelah sampai rumah Vivi.
" Terima kasih." Sahut Vivi datar.
" Eh iya. Gue balik dulu.." sahut Iwan sambil memakai kembali helm nya.
" Jangan lupa makan yang banyak. Lo kurus banget." Sahut Iwan sambil men gas motor nya dan meninggalkan Vivi yang kesal dengan ucapan Iwan.

Skip keesokan hari nya di kelas CRAGI.
CRGI menertawakan nasib Alvin yang ngenes menurut mereka.  Shilla minta di beliin tiket boy band korea yang bakal dateng ke Jakarta belum lagi harus beliin makanan buat Shilla cs seminggu penuh.
Itu sih pemerasan. Kata hati Alvin. Alvin menjedotkan kepala nya ke meja bingung bagaimana cara membeli tiket itu karena setau dia susah banget dapet nya.  Kalau makanan sih masih bisa di cari.

Di kelas SISVA. Via geleng-geleng kepala denger cerita Shilla. Beli tiket boyband dan makanan. " Lo itu meres nama nya beliin makanan buat kita juga."
" Hala..gaya lo Via,  ntar juga lo makan juga tuh." Sahut Shilla meremehkan.
" Shill, kayak nya ko Alvin suka ama lo dah." Lerai Vivi.
" Heeee.. seriusan tuh cowo reseh suka ama gue." Tanya Shilla.
" Feeling aja soal nya dia malah senyum fa jelas pas lo marah." Sahut Vivi lagi.
" Ya udah kita bantuin deh Shill kalo bener ko Alvin suka ama lo." Sahut Ify kompor.
" Ya kita juga bakal bantu kalo kak Rio suka ama lo." Sahut Shilla sinis membuat Ify manyun. Mana mungkin dia suka ama cowo rese item pesek itu. SVA hanya tertawa melihatnya.

Skip istirahat Vivi menolak saat SISA mengajak nya ke kantin dia tidak mau bertemu dengan Iwan atau Rezky, lebih baik mendem di kelas lebih aman.
" Halo ko Alvin beliin gue makan buat gue ama temen-temen gue." Sahut Shilla saat duduk di meja kantin. RGCI dan SIA pun tertawa tertahan melihat Alvin yang menahan kesal.  Iwan celingak celinguk mencari Vivi hingga. " Percuma lo cari ko. anak nya di kelas ga mau ikut ke kantin." Sahut Ify santai.
" Mood nya lagi ga bagus ko. Jangan di ganggu dulu." Sambung Agni ketika di lihat nya Iwan hanya diam.
" Tuh anak susah di tebak . Apalagi dari dulu banyak cowo yang ngejar dia." Sahut Via namun ga lama dia menutup mulut nya karena keceplosan. Aduh Via lo bego banget.
" Iya kan dia pinter maka nya banyak yang ngejar buat minta di ajarin." Sahut Ify memotong soal nya dia liat Via keceplosan.
" Iii.. iiya dia kan pinter banget."sahut Via sambil minum ngilangin gugup nya. Iyel ga bisa di bohongi namum dia tau pasti ada alasan Via melakukan itu.  Namun Rio dan Cakka yang dari kemarin udah curiga saling melirik. Drrt Rio membuka pesan wa dan membuka nya dari Cakka.
Gue akan selidikin via dan rezky. Mereka kayak nya saling terkait sama vivi.
Rio pun membalas nya
Oke gue setuju mereka mencurigakan.
Alvin ga konsen karena mikirin uang nya yang akan ludes karena harus beli tiket boyband korea . Iwan sedang melamun bagaimana cara mendapatkan Vivi karena gadis itu selalu menjauh bila dia mendekati nya.
Alvin dan Iwan mendesah berbarengan, ga lama Iwan beranjak dari kantin.
" Kayak nya tuh anak kemakan omongan nya. " sahut Iyel.
" Iya kualat dia ama Vivi. Sekarang dia suka beneran tuh ama Vivi." Sahut Rio lagi.
Via dan Ify yang sekarang mendesah. Via yang sudah melihat real nya Vivi pun gelisah, dia pun beranjak dari kantin. " Gue mau beliin minuman buat Vivi." Sahut Via lagi.
Lagi-lagi Iyel curiga dengan gadis nya mengapa secemas ini mengenai Vivi.

Skip pulang sekolah Iyel mengajak Via ke sebuah danau.
" Indah yah pemandangan nya?" Tanya Iyel mengejutkan Via yang melamun.
" Eh iya kak ini indah banget." Sahut Via gugup.
"  Vi kamu ga ada bakat bohong coba kamu cerita ada apa?" Tanya Iyel.
" Kak, semisal kak Rio ka Cakka Ko Alvin atau ko Iwan punya rahasia dan dia minta kakak untuk tidak cerita sama siapa siapa. Kakak bakal diem untuk jaga rahasia itu atau cerita ke orang lain?"tanya Via menganalogikan kondisi nya dengan Iyel.
" Tentu aja kaka bakal diem jaga rahasia mereka." Jawab Iyel.
" Begitupun dengan aku ka.aku udah janji sama Vivi karena dia yang minta. Jadi maaf aku ga bisa cerita biar semua nya Vivi yang jelasin." Jawab Via.
" Tapi kalau ternyata kita bisa bantu Vivi gimana?" Tanya Iyel lagi.
" Pastikan aja ko Iwan bisa dapetin hati Vivi." Jawab Via lagi.
" Oke kalau itu mau kamu kaka ga akan maksa kamu lagi. Sebaiknya kita sebagai teman pasti bantu Iwan kalo dia emang serius." Jawab Iyel lagi kemudian mereka pulang karena udah sore.

Di tempat lain Cakka sedang bermain basket dengan Agni. Kedudukan sama hingga Tes tes rintik hujan turun dan Cakka menarik Agni ke rumah nya yang memang dekat dengan lapangan komplek tempat tinggal mereka. ( Cakka dan Agni tinggal satu komplek cuma beda blok).
" Nih minum dulu teh manis anget biar ga dingin lo." Sahut Cakka menyodorkan gelas dan langsung di sambar Agni.
" Temen lo si cupu gimana orang nya?" Tanya Cakka yang mendapat injakan dari Agni.
" Seenak nya lo ngatain temen gue cupu, dia punya nama kali ka." Sahut Agni sewot.
" Iya sori eh gimana temen lo si Vivi ?"tanya Cakka.
" Lo kepo aja jadi orang. Atau lo naksir ya ama Vivi." Sahut Agni sebal.
" Lah Vivi kan gebetan nya Iwan. Bisa di gebok gue ama Iwan. Lagi pula gue udah punya gebetan koq." Sahut Cakka sambil meringis kesakitan.
" Oh ko Iwan suka sama Vivi. Pastiin aja dia bisa menangin hati Vivi." Sahut Agni dingin, dia menangkap cerita Via tentang Vivi yang di kejar cowo dan Ify yang keceplosan awal pertemuan mereka kalau Vivi sangat cantik dulu nya.  Cakka yang sadar kalau dia tidak bisa mencari info dari Agni pun berfikir keras sampai. " Kak Cakka gue pulang dulu ya. Ujan nya udah reda."
" Eh gue anter yuk udah malam nih." Sahut Cakka.


Akhir nya kelar juga part ini bener-bener ga sesuai harapan.  Eh mana tuh tokoh Rezky tiba-tiba nongol pula. Ya udah see you di next part ya. Peluk dan cium dari author gaje. Muah 3x dadah.