Hai3x balik lagi dengan author gaje. Udah ga usah panjang-panjang mari di cek.
CRAGI yang mendengarkan pembicaraan Rezky dan Vivi pun tersentak. Saat Rezky berbalik dia pun ikut terkejut ga lama dia berkata ." Kalo lo emang serius ama Vivi lo harus kasih dia keyakinan bahwa Ferdy ga bakal ngacauin hidup dia lagi dan untuk urusan Doni meskipun dia sahabat gue dia sudah meninggal sedangkan Vivi masih hidup." Setelah berkata itu Rezky menepuk bahu Iwan tanda dia menyetujui Iwan dengan Vivi.
@kantin Vivi menyusul SISA yang sudah terlebih dulu di sana. HATCHII HATCHI HATCHI Vivi terus bersin sampai Agni harus mengulurkan kotak tisu.
" Lo sih keramas pagi-pagi udah tau kemarin kecebur terus dari subuh ujan terus ya masuk angin lah lo." Cerocos Via sampai-sampai dia ga sadar kalo CRAGI udah duduk di hadapan SISVA.
" Kan gue udah bilang tadi kena air kolam rambut gue agak gimana gitu HATCHI." Sahut Vivi sambil menutup hidung nya.
" HATCHI HATCHI HATCHI." Oooo Iwan juga ikutan bersin-bersin. Kedua nya saling menatap dan pipi kedua nya memerah sebelum akhir nya Vivi memalingkan muka ke arah lain.
" Eh koq lo berdua bisa pilek barengan sih." Goda Cakka sambil menaik turunkan alis nya kepada IVi.
" Muka lo berdua napa koq merah sih..." timpal Alvin soal nya muka kedua nya makin kayak tomat merah.
" HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHI HATCHIIIII." Bersin Vivi yang beruntun membuat CRAGI dan SISA bengong. Vivi langsung bergegas ke penjual minuman agar di buatkan 2 gelas jeruk anget. Tak lupa dia membeli 2 jamu tolak an*in dan 2 jamu tolak f*u. Vivi melemparkan masing-masing jamu ke arah Iwan . Setelah itu Vivi meminum nya sekaligus membuat semua orang bingung. Vivi hanya memandang tajam Iwan yang tak kunjung meminum jamu nya. Tak lama pesanan nya pun datang setelah selesai meminum jeruk hangat Vivi mulai berkeringat.
" Gue ke toilet dulu." Sahut Vivi beranjak dari kursi. Via meminta izin untuk menemani Vivi.
" Lampu hijau tuh Wan. Dia peduli ama lo." Sahut Rio.
" Masa sih , kenapa sih pikiran seorang cewe sulit di tebak ga kayak ilmu pasti." Sahut Iwan sambil mengelap hidung nya dengan tisu.
" Karena cewe itu unik." Sahut SIA kompak ketiga nya langsung tertawa membuat Rio Alvin dan Cakka terpesona akan ketiga nya. Iyel menyadari perubahan raut muka ketiga nya pun langsung tersenyum.
Oh Rio suka Ify terus Cakka juga suka ama Agni kalo Alvin sih udah jelas dia suka Shilla. Batin Iyel berimajinasi.
" Eh itu mereka balik." Sahut Rio menunjuk Via dan Vivi.
Vivi yang merasa kan ada yang mau mengerjai nya pun celingak celinguk saat memasuki kantin. Shit mereka ngepung nih cerita nya kalo gue lewat Via juga kena . Vivi melihat para cewe membentuk formasi yang aneh dan semua nya memegang gelas atau mangkok berisi makanan.
" Via sms kak El suruh semua keluar kita ga bakal bisa masuk udah di kepung ama cewe gila." Ujar Vivi menarik Via keluar. Via melihat tidak ada yang salah, namun Via mengikuti insting Vivi.
" Eh koq mereka keluar lagi." Sahut Cakka bingung bertepatan dengan itu smartphone Iyel bergetar.
From ViamyPrincess
Kak keluar ya kita ga bisa masuk. Vivi curiga ama cewe-cewe yang ada di kantin.
Setelah membaca wa itu Iyel menunjukkan kepada CARI dan SIA dan mereka beranjak keluar kantin meninggalkan para cewe yang rencana nya GATOT.
Di ruang osis masih tersisa 10 menit sebelum bel masuk. CRAGI dan SISVA berkumpul. Vivi yang duduk pun langsung tertidur . Mereka memandang Vivi dengan miris . Benar saja kata gadis itu kecantikan nya bagai dua sisi mata uang anugerah dan kutukan. Via menjelaskan kecurigaan Vivi pada semua nya.
" Wan lo mesti jadiin dia pacar lo biar ada yang jagain dia." Sahut Rio tegas. Iwan terdiam memikirkan cara nya agar gadis itu menyerah pada nya. Tuing sebuah ide muncul di kepala nya dia akan melakukan nya dengan resiko siap di pukul Vivi lagi.
" Eh nih anak malah nyengir ga jelas." Kata Rio menunjuk Iwan yang tersenyum melihat Vivi yang tertidur.
" Siapa yang makan coklat nih koq bau nya sampe kemari?" Sahut Cakka enteng dan mendapat tertawaan dari SISA.
" Tadi lo Ag yang bilang gitu sekarang kak Cakka emang jodoh lo berdua." Kata Ify yang langsung mendapat toyoran dari Agni. Cakka hanya salting denger nya.
" Sembarangan aja lo jodoh ama playboy cap cicak ini." Sahut Agni kesal Cakka pura-pura marah menutupi ke saltingan nya.
" Eh cewe jadi-jadian siapa juga yang mau ama lo." Sahut Cakka membentak.
" Berisik lo pada gangguin orang tidur aja." Lerai Ify garang membuat Cagni jiper.
" Eh itu Vivi keramas pake produk berbahan dasar coklat maka nya ntar kita mau jalan. Shilla mau nyari tuh barang terus Vivi mau ke optik." Jelas Via pada CRAGI.
" Lah jadi tadi tuh anak gimana liat papan nya?" Tanya Alvin.
" Oh Tommy yang tulisin soal udah gitu Vivi kerjain sendiri. Lagian tuh anak juga biasa ya kebanyakan ga dengerin guru gambar mulu kerjaan nya Cuma pas di suruh maju tuk kerjain soal bener semua jawabannya sampe bu Winda aja nyerah ama dia." Jelas Ify.
CRAGI melongo dengar nya siapa sih yang ga kenal bu Winda guru terkiller tapi bu Winda aja sampe nyerah ngadepin Vivi, nih cewe ajaib bener.
TEEETTTT bunyi bel berbunyi .
" Gimana mau di bangunin ga?" Tanya Ify karena Vivi masih terlelap.
" Sekarang guru-guru rapat untuk 1 jam mending ga usah bangunin dulu deh." Kata Rio. " Eh Vivi nya mana? Lah Iwan juga ga ada." Sahut Rio syok karena IVi udah ga ada di ruangan OSIS.
" Gile temen lo kak cepet aja dia bawa temen gue." Sahut Ify jengkel.
Alshill Siviel dan Cagni menggelengkan kepala melihat tingkah Iwan.
Iwan membawa Vivi yang tidur ke atap sekolah yang memang selalu sepi, dia mendudukkan gadis itu dengan perlahan dan dia memposisikan dada nya sebagai sandaran Vivi, wangi coklat yang tercium dari rambut Vivi membuat Iwan mencium puncak kepala gadis itu. Vivi yang merasakan ada yang errhh empuk di punggung nya pun membuka mata dan dia terkejut saat melihat ada tangan yang melingkari pinggang nya baru aja dia mau menjerit Iwan menghadapkan muka nya ke arah nya. Untuk kesekian kali mata Iwan mengunci mata Vivi. Dia berusaha meyakinkan gadis itu kalo dia serius. Vivi berusaha memalingkan muka nya namun Iwan dengan sigap menangkup wajah nya dan Lagi-lagi Iwan mencuri ciuman nya Vivi terkejut dan berusaha melawan, namun tubuh nya yang jauh lebih kecil membuat tenaga nya terkuras. Iwan mencium nya dengan paksa lidah nya berusaha memaksa masuk ke dalam bibir Vivi yang masih terkunci.
" Maaf karena gue harus memakai cara ini buat meyakinkan lo." Sahut Iwan lalu dia melanjutkan ciuman nya kali ini dia melakukan nya dengan lembut hingga tanpa sadar Vivi mendesah dan Iwan memanfaatkan nya untuk masuk dan lidah mereka pun saling bertaut. Iwan menyadari Vivi menangis karena ciuman mereka tercampur dengan air mata Vivi yang terasa asin dan dia mengakhiri ciuman mereka.
" Kenapa lo selalu nangis saat gue cium padahal lo juga menikmati ciuman ini?" Tanya Iwan lembut. Seperti kebiasaan mereka dia merangkul pinggang Vivi dan Vivi mengalungi leher nya.
" Gue ga tau jadi jangan paksa gue karena gue beneran ga tau." Ujar Vivi sambil terisak.
" Bisa lo berhenti nangis gue bisa di kira ngapa-ngapain lo." Pinta Iwan lagi. " Atau lo mau gue cium lagi." Sahut Iwan jail dan membuat Vivi reflek memalingkan muka nya. Iwan hanya tersenyum melihat reaksi Vivi dan dia menghapus air mata Vivi dengan lembut. Walaupun awal nya melawan akhir nya lo nyerah juga Vi pas gue cium. Batin Iwan berkata. Meski dia tau kalau cara ini agak frontal dan dia takut lepas kendali hanya ini satu-satu nya cara yang berhasil membuat Vivi takluk pada nya.
Skip pulang sekolah mall Rify ( ikutin contoh yang ada ngarang .com)
" Eh optik dulu ya." Sahut Vivi menarik SISA . CRAGI pun ikut jalan dengan mereka.
Setelah mata Vivi di periksa mereka harus nunggu sore baru kacamata nya kelar.
" Buset minus lo lumanyan juga." Decak Ify pas mereka ber10 kuar optik. Ya mata kanan 350 mata kiri 325 belum termasuk silinder.
" Gue suka baca sih ya maka nya nambah mulu minus nya." Sahut Vivi lagi.
" Vi disini salon nya pake produk maka*i*o tanya yuk." Sahut Shilla sambil menarik Vivi masuk.
" Kak El kakak ama yang lain pergi kemana dulu kek." Sahut Via lalu menyusul Ify yang menarik Agni.
" Lah kita berlima di tinggal." Sahut Cakka." Ikut masuk ga nih?" Tanya Alvin.
" Lo kalo mau masuk berempat aja gue ogah." Sahut Iyel dia kapok waktu nemenin Via perawatan rambut di salon yang makan waktu hampir 4 jam. Dasar cewe padahal before after nya ga jauh beda nyaris sama.
" Mang napa?" Tanya Rio.
" Kalo lo penasaran lo ikut masuk sana gue mau ke toko buku dulu." Sahut Iyel sambil ngacir.
" Lah kita nyusul Iyel ato ikut masuk nih." Tanya Alvin.
" Ikut Iyel aja deh." Sahut Iwan sambil jalan nyusul Iyel di ikuti Rio Alvin kemudian Cakka.
@ Salon RianMey ( anggap aja ada)
SISVA yang baru masuk di sambut oleh mba yang ada di salon. Vivi pun mejelaskan maksud mereka.
" Kebetulan di sebelah salon ini jual semua produk rambut merek ini. Siapa tau aja ada yang di cari." Kata mba salon sambil menunjukkan jalan ke SISVA. SSI langsung sumringah pas liat berbagai macam produk. Agni hanya geleng-geleng kepala melihat ketiga nya. Setelah mencari cari akhir nya Vivi menunjukkan produk yang di maksud.
" Eh Shill liat deh kalo beli perpaket diskon 30 persen." Kata Vivi ke Shilla.
Ify dan Via yang awal nya ga mau beli pun tertarik beli karena lagi ada promo untuk semua item. Agni? Jangan di tanya dia udah cemberut aja ngeliat SSVI yang ga kelar-kelar melihat. Setelah 30 menit SSVI menuju kasir untuk membayar belajaan mereka. Ssssttt mata Shilla menangkap ada diskon untuk segala jenis perawatan rambut untuk pelajar dan dia nenarik Via dan Ify agar ga beranjak keluar. Vivi yang sejajar dengan Agni merasa aneh karena suara ketiga nya lenyap dan dia menarik Agni agar berhenti.
" Ada apa?" Tanya Agni.
" Lo mau ikut krimbath ga? Mereka bertiga kayak nya mau nyalon dulu nih. Gue kebetulan mau potong rambut udah kepanjangan." Tawar Shilla.
" Ha, jangan becanda lo masa gue lo suruh krimbath." Tolak Agni mentah-mentah.
" Sesekali lah lo krimbath. Tuh rambut lo kasihan banget. Gue nyusul mereka dulu ya." Sahut Vivi sambil ngeloyor pergi ninggalin Agni yang dongkol. Akhir nya dia mau juga setelah di bujuk Via.
Karena rambut Agni sebahu dan paling pendek di antara kelima nya, dia yang paling singkat waktu nya di susul Via. Shilla dan Ify barengan dan terakhir Vivi karena rambut nya yang paling panjang dan tebal. Vivi memotong rambut nya yang sepanggul sebanyak 7 centi.
Kita beralih ke CRAGI, sudah 2 jam mereka ngiterin mall tapi tak ada tanda hp El bergetar tanda nya para gadis belum menyelesaikan urusan nya.
" Mereka masih lama ga sih?" Tanya Alvin dia sudah lapar soal nya karena tadi cuma cemilin roti.
" Lo kira lo aja yang lapar. Gue juga cuma Via belum ngabarin ya pasti belum kelar lah." Kata Iyel pasrah.
" Ishh ya udah sih susulin mereka aja." Sahut Cakka dan Rio kompak . Nampak nya cacing-cacing di perut mereka udah konser. Iwan Alvin dan Iyel pun menyusul mereka ke salon.
" Masuk ga nih?" Tanya Cakka namun sebelum ada yang menjawab Agni sudah keluar saat dia ngeliat CRAGI gadis itu menghampiri CRAGI. DEGGGG Cakka yang baru pertama kali melihat rambut Agni tergerai dan dengan style khas salon pun terpana sampe-sampe dia nganga. Rio yang ngeliat tingkah Cakka pun menginjak kaki nya. ADAUUUUUU jerit Cakka.
" Ga sekali lagi dah gue ke salon. Lama banget." Keluh Agni.
" Eh koq lo udah keluar Ag yang lain mana?" Tanya Alvin.
" Masih di dalem lah. Rambut gue paling pendek ya cepet lah. Tuh Vivi tuh pasti lama banget." Cerocos Agni hingga ga sadar Via udah keluar Iyel yang tadi nya agak kesel pun menguap marah nya karena tampilan Via yang cantik.
" Gimana Ag, enak ga di krimbath?" Tanya Via jail dan Agni langsung mengeluarkan uneg-uneg nya. Kedua nya berdebat membuat CRAGI pusing. Untunglah Ify segera keluar DEGGGG. Kali ini Rio yang terpana, yang tadi nya mau ngamuk jadi membisu melihat tampilan Ify.
" Belom kelar juga tuh anak?" Tanya Via.
" Belom lah lo tau ndiri rambut Vivi panjang gitu dan mba nya seneng banget tuh megang rambut Vivi kata nya ikal halus hitam , mau di kasih bonus extra blow ama mba nya. Gue udah ga tahan ama wangi di dalem. Jadi Shilla aja yang nemenin di dalem" Jelas Ify.
Buset dah masih lama ternyata. Sahut CRAGI dalam hati. Emmhh 15 menit kemudian Shilla keluar DEGGG Alvin yang berdebar dan the last Vivi yang keluar. Semua mata di dalam mall itu terpana nelihat Vivi. Buset tuh anak cantik banget. Gitu kasak kusuk para kaum adam. CRAGI yang sempat terpana pun mendorong Iwan ke arah Vivi karena jarak nya dekat hampir saja dia terjatuh namun tangan nya sempat meraih tangan Vivi dan menimbulkan posisi seakan dia memeluk gadis itu. Wah yang cowo ganteng yang cewe nya cantik cocok banget. Lagi-lagi semua kasak kusuk mengenai IVi. Iwan yang menyadari posisi nya langsung melepaskan tangan nya. Siapa sih yang bisa marah kalau tampilan nya cantik gini.
" Makan yuk. Perut gue udah lapar." Tawar Alvin.
" Sori ya lama banget. Next gue sendiri aja ke salon nya." Sahut Vivi saat mereka sudah di resto.
" Ga apa-apa koq Vi nyantai aja." Kata Rio.
" Eh ya Ag. Nih buat lo." Sahut Vivi sambil menyerahkan plastik ke Agni.
" Apaan nih." Sahut Agni sambil mengeluarkan isi nya yang ternyata shampo, jar dan kotak persegi berwarna oren cerah. CRAGI bingung karena ga ngerti pembicaraan cewe. Tapi yang mereka tangkep Vivi juga cewe pada umum nya yang suka merawat diri bukan tipe kutu buku aja.
" Gue tau lo paling males perawatan . Jadi gue pilihin yang praktis. Ini shampo udah plus pelembab dan krim nya praktis pke nya kayak pake conditioner aja. Nah itu yang di dalem kotak vitamin rambut. Pakein dikit di ujung ." Jelas Vivi.
" Ga usa protes lo. Meski pun lo tomboy tapi lo tetep harus rawat rambut lo. Karena rambut lo tampilan diri lo. Ga mau kan kesan pertama orang liat lo lusuh karena rambut lo merah dan becabang. Ini gue pilihin paling praktis loh. Ga abisin waktu banyak." Kata Vivi lagi saat Agni mau berargumen.
" Kayak lo ngelakuin perawatan aja." Sahut Agni sinis.
7" Lo kira karena gue pinter gue ga rawat diri. Lo salah Ag. Malah gue pake yang bener-bener tradisional. Cantik itu relatif namun ga bisa instan juga. Ya gue menghargai diri gue dengan perawatan seminggu sekali. " Kata Vivi lagi.
" Tuh Ag. Yang ngomong Vivi lo masih ga percaya juga." Timpal Shilla.
" Ya udah sih tinggal di pake aja." Ujar Ify.
" Vi lo beneran perawatan seminggu sekali di mana?" Tanya Shilla kepo.
" Di rumah lah. Males juga perawatan di salon, nah karena itu koko gue ngirimin tuh produk rambut. " jelas Vivi.
" Lo ga pake yang lain?" Tanya Shilla lagi.
" Besok aja lah gue bilangin di kelas. Lo ga kasihan tuh ama mereka ga ngerti yang kita omongin." Sahut Vivi sambil nunjuk CRAGI yang nyengir ga jelas.
" Thanks ya Vi. Gue coba pake deh." Kata Agni.
Setelah selesai makan mereka menuju ke optik untuk mengambil kacamata Vivi
" Nah ini baru pas kacamata nya buat lo. Ga buat lo culun lagi." Sahut Via antusias Vivi hanya tertawa sambil mencoba kacamata baru nya setelah memastikan jalan nya lurus dia memasukkan kotak kacamata nya ke dalam tas nya.
" Lo pusing ga?" Tanya Ify. Vivi menggeleng.
" Eh kalian kalo mau pulang duluan aja . Gue masih harus belanja buat koko gue makan." Sahut Vivi sambil melangkah masuk ke supermarket. Meninggalkan CRAGI dan SISA yang bengong.
" Gue aja yang nemenin dia. Kalo lo pada mau pulang pulang duluan aja ini udah sore." Sahut Iwan menyusul Vivi masuk.
SISA melihat muka CRAG kusut pun mengajak mereka pulang meninggalkan IVi berdua.
Iwan membantu menbawakan belanjaan Vivi yang lumanyan banyak itu.
" Lo yang masak ya?" Tanya Iwan kepada Vivi yang memilih lemon.
" Iya, koko gue agak rewel untuk urusan makan mau nya masakan gue." Jawab Vivi singkat dan menuju kasir untuk membayar belanjaan nya.
" Ayo gue anter pulang udah sore." Tawar Iwan.
Mereka hanya diam selama di perjalanan.
" Koko lo belum pulang?" Tanya Iwan sambil melirik arloji nya sudah pukul setengah 6.
" Koko gue agak malam hari ini pulang nya." Jawab Vivi.
" Eh jadi lo sendirian?" Tanya Iwan lagi." Iya ." Sahut Vivi singkat .
" Gue temenin lo sampe koko lo pulang."sahut Iwan lagi.
" Gue mau beberes dan masak jangan ribetin gue." Sahut Vivi lagi namun pelototan dari Iwan membuat nya membiarkan Iwan menemani nya.
" Terserah lo dah, gue mau mandi dan beberes dulu." Sahut Vivi lagi. Setelah 1 jam Vivi keluar dan menuju dapur untuk memasak.
" Ga di cariin ortu lo ko." Tanya Vivi lagi.
" Gue udah ngabarin orang rumah bakal pulang malam.." jawab Iwan lagi.
Iwan melihat Vivi yang terlihat cantik saat memasak. Rambut nya di ikat satu dan tidak mengenakan kacamata. Peluh menghiasi dahi gadis itu.
" Nih gue masakin spageti." Sahut Vivi sambil memegang dua buah piring.
" Masakan lo enak." Puji Iwan." Basi lo ko." Cibir Vivi.
" Beneran enak koq." Bertepatan dengan itu bel berbunyi Vivi membukakan pintu untuk Vito.
" Sori de koko kemaleman. Eh ini siapa?" Tanya Vito begitu melihat Iwan keluar dari dalam.
" Iwan Tjajadi saya kakak kelas Vivi kelas sebelas." Ujar Iwan langsung memperkenalkan diri. Mata kedua cowo itu saling menatap seperti saling meneliti masing-masing.
" Ko Vito. Ko Iwan mau pulang." Sahut Vivi memecahkan kosentrasi kedua nya.
" Eh iya hati-hati ya." Sahut Vito sambil terus menatap mata Iwan.
" Iya makasih ya. Saya pulang dulu ko." Iwan balas menatap mata Vito setelah itu dia menuju motor nya.
" Jadi itu pacar dede?" Tanya Vito sambil memakan spageti nya.
" Cuma temen." Jawab Vivi singkat.
" Tapi keliatan nya dia suka ama dede." Kata Vito lagi membuat Vivi terdiam. Jujur dia tidak tahu perasaan apa yang dia miliki untuk Iwan. Vito yang menyadari adik nya hanya diam pun berkata. " Kalau dede masih ragu biar koko yang urus."
" Maksud koko apa?" Tanya Vivi lagi.
" Tenang aja de ini bagian koko." Sahut Vito tersenyum misterius. " Oh ya de koko harus ke Batam dulu 3 hari dede ga apa-apa koko tinggal sendirian?" Tanya Vito lagi
" Ga apa-apa ko. Dede bisa sendirian koq." Jawab Vivi.
Skip esok hari nya. Vivi berangkat sendiri tentu aja dengan jasa ojek online. Saat memasuki gerbang sekolah semua perhatian tertuju pada nya. Kaum adam memuji nya sedang kaum hawa iri pada nya.
" Vivi ini bunga dan coklat buat kamu." Ujar seorang cowo berkulit hitam dengan dandanan sok playboy. Vivi mendesah lalu memutar arah meninggalkan cowo yang masih belum tersadar dari lamunan nya. Via dan Iyel tertawa melihat Vivi yang di kejar-kejar cowo.
" Ya Vivi koq ga di ambil sih bunga dan coklat nya?" Tanya Via ketika Vivi menghampiri Siviel.
" Ga mau gue terima tuh barang nanti ke depan nya ada apa-apa." Jawab Vivi singkat.
" Bener yang Vivi bilang kalo dia terima ke depan nya pasti ada apa-apa. Tuh cowo kayak nya kelas dua belas deh cuma gue lupa nama nya." Sahut Iyel.
" HATCHII" Vivi kembali bersin membuat Siviel menoleh ke arah nya.
" Masih pilek lo?" Tanya Via. Vivi hanya mengangguk sambil mengelap hidung nya dengan tissu.
" Minum yang anget aja Vi." Usul Iyel.
" Atau minta di peluk aja ama Iwan." Sambar seorang cowo.
" Ka Cakka apa hubungan nya pilek ama di peluk?" Tanya Via polos membuat Cakka Iyel tepok jidat sementara muka Vivi memerah antara nahan malu ama pusing karena pilek.
" Yel cewe lo polos atau gimana sih?" Tanya Cakka sambil geleng-geleng kepala
" Justru sifat Via yang kaya gini buat gue sayang ama dia." Jawab Iyel sekena nya. BLUSHH muka Via yang gantian memerah sedetik kemudian dia lari ke kelas nya di susul Vivi yang mengejarnya. Cakka ngakak abis liat kelakuan Via dan Iyel cuma bisa mesem-mesem sendiri hingga.
" Hoy lo berdua ngapain masih di sini ga masuk kelas lo?" Tanya Rio sambil menepuk bahu kedua nya.
" Tadi si Iyel abis gombalin neng pia lucu banget dah muka nya merah maka nya langsung ngacir ke kelas." Terang Cakka masih sambil ngakak.
" Ooo si Via emang paling polos sih di antara semua nya maka nya jadi inceran Iyel." Sahut Rio.
" HATCHIIII HATCHIII." Suara bersin membuat ketiga nya menoleh ke sumber suara yang ternyata Iwan yang sedang mengelap hidung nya dengan tissu ( sehati nih ya ama Vivi 😆😆😆😆😆) sementara Alvin yang ada di samping nya membantu membawakan buku cetak fisika.
" Weitss my bro Iwan lo kenapa sih dari kemarin barengan pilek nya ama Vivi?" Ceplos Cakka.
" Ya bisa lah kemarin pas abis cium dia gue di semprot pake bersin nya." Sahut Iwan enteng dia ga nyadar klo CRAG memandang nya cengo.
PLETAKKKK " Adaauuu Yo..Kepala gue sakit, pesek, lo jitak." Dumel Iwan pada Rio.
" Eh dodolllll gue udah bilang jangan rusakin anak orang. Lo main nyosor aja." Omel Rio sambil merendahkan suara nya takut kedengeran yang lain.
" Eh gue emang bilang apa tadi?" Tanya Iwan sambil menggaruk tengkuk nya yang ga gatal karena salting dan mendapat pelototan dari RAG sementara Cakka cuma cengengesan aja denger pengakuan Iwan tadi. Seplayboy nya Cakka dia belum pernah ciuman ama mantan pacar mana susah pula gebetin Agni padahal dia udah putusin semua pacar nya. Ini Iwan yang juara 1 paralel malah lebih canggih dari dia untuk urusan ini.
" Eh pea kalo mau ngomong gituan liat tempat dong." Sahut Alvin akhir nya.
Kring bunyi bel membuat kelima nya bergegas ke kelas karena pelajaran pertama adalah bu Winda terkenal paling killer.
Di kelas SISVA Vivi sibuk menahan pusing karena pilek dan karena pelajaran sejarah dari Pak Kantono membuat dia serasa di dongengin untung lah dia sudah membaca bab yang akan di ajarkan semalam hingga ga gitu blank. Tommy yang duduk di sebelah nya pun agak cemas juga liat Vivi yang terus bersin dan hidung nya meler terus. Untung lah pak Kantono lagi baik dia menyudahi dongengan nya dan memberikan tugas untuk mencari pahlawan dari seluruh propinsi di Indonesia beserta cv nya masing-masing 2 halaman untuk satu pahlawan di kumpulkam minggu depan seluruh kelas pun mencelos dengan tugas yang terbilang banyak itu setelah itu Pak Kantono pun keluar dari kelas Vivi yang udah pusing berat pun tepar alias menidurkan diri dengan beralaskan buku. Untung lah 15 menit lagi bel istirahat jadi SISA menarik Vivi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar.
" Untung aja belom istirahat masih agak sepi." Kata Ify saat mereka duduk di kantin.
" Gue pesenin bakso ama lemon tea panas ya Vi." Tawar Shilla. Vivi hanya mengangguk.
" Eh gue ama Via bakso ama es teh ya." Kata Agni sambil memainkan smartphone nya
Ga lama Shilla dan Ify datang membawa nampan pesanan mereka. Belum lagi Vivi menyuapkan makanan tiba-tiba gerombolan cowo datang menghampiri meja mereka dan memberikan hadiah kepada Vivi. Sontak saja Vivi merasa kesal akan para cowo modus itu.
" Hoyyy pada ngapain lo semua bubarrrr sana." Teriak Cakka menggelegar menuju meja SISVA di ikuti RAGI di belakang nya. Para cowo modus itu pun langsung membubarkan diri. Vivi yang udah kepalang kesal hanya terdiam rasa lapar nya hilang begitu saja. Sedetik kemudian dia mengambil mangkok sambel dan menuangkan 4 sendok makan ke dalam bakso nya membuat CRAGI dan SISA terkejut. Vivi benar-benar seram hingga tidak ada yang bersuara untuk protes. Vivi terus memakan bakso pedas itu hingga keringat nya bercucuran dari dahi dan hidung nya tambah meler.
Lo kenapa sih Vi? Batin Iwan berkata sambil memandang Vivi dengan cemas.
Drrttt drrtt Vivi merasa hapenya bergetar dan dia melihat nama Kak Lita calling
" iya kak ..oh iya aku ijin dulu ya seminggu lagi pilek . Iya makasih ya kak Lita. See you ya." Tadi pagi Vivi meng sms kak Lita kalo dia mau izin seminggu tidak latihan balet.
Srottt Vivi menyeka hidung nya yang semakin meler seluruh tubuh nya panas akibat bakso pedas itu.
" Hatchi hatchi hatchi." Vivi bersin lagi meskipun intensitas nya berkurang. Vivi memegangi kepala nya yang pusing karena hidung nya kembali mampet.
" Ke uks yuk. Biar lo bisa tiduran . " Sahut Iwan sambil membantu Vivi berdiri dan merangkul bahu gadis itu agar tidak terjatuh. CRAG dan SISA hanya terdiam melihat nya.
" Mereka udah pacaran ya?" Tanya Via polos membuat Ify ga tahan untuk menoyor kepala nya.
" Eh bakpia kalo mereka udah jadian ngapain juga tuh cowo modus pada antri kasih hadiah." Sahut Ify sewot.
" Sakit Ipy dodol." Sahut Via sambil manyun.
" Koq mereka mesra gitu sih?" Tanya Agni.
" Ya kan ko Iwan gitu nyosor mulu." Sahut Shilla sekena nya. Membuat Alvin yang sedang minum tersedak sampe Rio harus mengelus punggung nya.
" Napa lo ko Alvin. Minum nya slow aja dong?" Tanya Agni lagi.
" Eh maksud nya nyosor apaan lo kata temen gue soang apa nyosor mulu." Timpal Cakka padahal dia tau maksud nya.
" Ya lo pikir aja ndiri Vivi nya ga mau di pepetin mulu apa ga nyosor nama nya." Sahut Shilla.
" Ah lo pada ga mau liat Vivi apa?" Tanya Ify sambil ngacir setelah makan nya selesai.
" Eh iya ya ntar di sosor mulu lagi ama ko Iwan." Jawab Agni sekena nya lalu menyusul Ify di ikuti Shilla dan Via. CRAG pun ikut menyusul ke uks.
@ uks Dokter Dean dokter yang bertugas hari yang merasa perna melihat Vivi pun pun terkejut karena Iwan menggendong Vivi yang sudah lemas, di termometer panas Vivi 39.6 derajat. Setelah dokter uks menyuntikan vitamin dan obat untuk menurunkan panas nya Vivi pun tertidur.
" Dia akan tertidur beberapa jam setelah bangun panas nya pasti turunan. Dia cuma kecapean dan makan nya ga teratur. " ujar dokter Dean sembari mengingat-ngingat wajah Vivi. Dan dia terbelalak saat mengingat siapa Vivi. Dunia ini beneran sempit ckckckck padahal kemarin gue baru teleponan ama Vito.batin Dean
Flashback on
Viko membawa Vivi yang tak sadarkan diri setelah gadis itu mengiris tangan nya. Di rumah sakit kebetulan Vino sedang pelatihan koas di ugd.
" Dede sadar dong ada ko Vino ama ko Vito kalau ada apa-apa sama dede nanti koko berdua di marahin ko Vito." Ujar Vino dia udah syok liat ade nya koma sampe-sampe residen nya dokter Bayu memarahi nya.
" Dokter Vino tolong profesional nya. Saya tau dia adik kamu namun kalau kamu cengeng cepat keluar dari ruangan ini."
Vino yang masih syok dan bengong pun di tendang lutut nya oleh Dean sesama coas yang juga sohib Vino.
" Vin dengerin kata dokter Bayu lo tenangin diri lo baru lo bisa nolongin adik lo." Sahut Dean setengah bentak sementara coas lain sibuk menolong Vivi. Vino pun segera bertindak untuk ikut menyelamatkan adik nya.
Setelah berjuang beberapa jam akhir nya nyawa Vivi masih tertolong, di periksa Vivi menderita depresi hebat setelah kematian Doni dan penyiksaan yang terus di alami nya.
" Maafin dede ko Vin, Ko Vit. Dede udah buat koko cemas. Dede ga tau kenapa dede bisa bertindak bodoh." Kata Vivi setelah sadar.
" Ga apa-apa yang penting dede udah sadar. Dede jangan sedih lagi ya ada ko Vino ama ko Vito di sini." Ucap Vito sambil memeluk adik nya. Ga lama Vino beserta Dean dan coas yang lain masuk ke ruangan Vivi. DEEGGGG para coas cowo tertegun melihat wajah Vivi yang cantik banget.
" Woy pain lo pada liatin ade gue kayak gitu." Sahut Vino membuyarkan lamunan teman-teman nya.
Vino ternyata sayang banget sama ade nya meskipun dia cuek banget ama cewe. Kata Dean dalam hati saat melihat Vino mengecup kening Vivi.
" Abis nya ade lo cantik banget kayak bidadari yang lagi nyasar di bumi." Ucap salah seorang teman coas Vino.
Vino dan Vito reflek memelototi coas itu sampe dia jiper.
" Eh tapi beneran kan cantik banget ade lo Vin." Ucap coas itu lagi sambil menggaruk tengkuk nya yang ga gatal membuat semua coas tertawa. Ga lama seorang dokter residen masuk dan Vino memanggil nya dokter Dimas.
" Dok adik kami dari kecil terus di siksa papa kami. Jujur saja kami tidak sanggup melawan papa kami karena beliau punya kekuasaan dan koneksi yang kuat di dalam mau pun luar negeri." Jelas Vino.
" Baik lah saya mengerti. Saya akan membantu mudah-mudahan jejak adik mu tidak terlacak papa kalian. Mungkin kalian harus sering berpindah tempat tinggal." Ujar dokter Dimas lagi. dr Dimas Prasetya SPPD KPTI Finansim, dokter yang memiliki banyak gelar berusia 50an tahun dokter yang berbakat tegas namun adil. Saat mendengar kasus Vivi diam menutuskan untuk menangani nya.
Setelah melakukan perbincangan antara Vino dan Vito dokter Dimas yang ternyata spesialis dalam merujuk untuk ke psikiater. Dokter Dimas melihat luka sayatan Vivi yang mulai mengering.
Setelah Vivi tuntas berobat untuk depresi nya dia menyibukkan diri dengan berbagai les agar tidak timbul niat untuk bunuh diri lagi dan di situlah Vivi bertemu dengan Via meskipun tidak satu smp . Vito pun memutuskan untuk pindah rumah setelah Vino dapat penugasan 2 tahun di Papua setelah mendapat gelar dokter umum sebelum melanjutkan spesialis nya.
Flashback off
" Saya tinggal dulu kalo ada apa-apa saya di depan." Sahut dokter Dean.
" Terima kasih dok." Jawab Iwan setelah itu dia duduk di kursi samping ranjang.
Cantik sekali ujar Iwan sembari mengelus wajah dan rambut Vivi, terakhir dia mengusap bibir Vivi dengan telunjuk nya. Iwan tersentak saat Vivi gelisah dalam tidur nya dan mengigau " Ampun pa..Sakit Ampun sakit pa."
Deggg hati Iwan terasa sakit mengetahui kalau gadis yang di sayangi nya menerima perlakuan semena-mena. Iwan mengusap air mata yang keluar dari mata Vivi dan menggenggam tangan mungil yang terasa dingin. Perlahan Vivi mulai tenang dalam tidur nya. Iwan mengusap kembali bibir Vivi dengan telunjuk nya dan mengecup kening gadis itu.
" Woyy main nyosor aja lo." Sahut Rio mengejutkan sambil menjitak kepala Iwan. Cowo itu hanya terdiam melihat CRAG dan SISA masuk ke ke uks.
" Liat-liat tempat dong kalo mau gituan." Sahut Alvin.
" Napa ga cium bibir nya aja. Kayak putri tidur tuh." Sahut Iyel santai membuat CARI cengo denger nya sementara Via mesem-mesem sendiri.
" Yel lo napa jadi terkontaminasi sih. Masa cowo cool kayak kita masih aja baca dongeng kayak gitu." Sahut Cakka sambil geleng-geleng kepala.
" Cool apaan lo.lo mah kulkas." Celetuk Agni membuat Cakka diem. SSI dan RAGI pun tertawa melihat kelakuan Cakka yang mulai jinak ama Agni.
" Hmmmm." Deheman dokter Dean mengalihkan perhatian semua ." Kalian teman nya Vivi ya?" Tanya nya lagi membuat semua nya kaget. " Saya teman Vino kakak nya Vivi." Jawab dokter Dean saat di lihat raut muka kebingungan.
" Eh iya dok kita temen nya tapi yang ini calon pacar nya." Ceplos Cakka sambil menunjuk Iwan sontak saja Iwan jadi salting.
" Panas nya udah mendingan. Dari dulu fisik nya memang lemah. Tolong jangan buat dia stress." Kata Dean sambil mengukur panas Vivi ." Buat dia merasa nyaman dan terlindungi." CRAGI terutama Iwan merasa aneh dengan perkataan dokter Dean yang terakhir. SISA hanya memperhatikan dokter Dean yang memeriksa tensi Vivi " 90/65. Apa Vivi masih kurang makan protein nya?" Tanya Dean lagi. " Emang dok.seinget saya sih paling kurang makan daging dok. Jarang dia makan nya." Sahut Ify sambil mengingat-ingat. Rio yang memperhatikan tangan kiri Vivi yang sedang di tensi pun terkejut saat melihat sekilas bekas luka sayatan dekat dengan nadi. Selama ini gadis itu selalu menutupi nya dengan jaket atau pun band aid(kaos untuk cedera author ga tau apa nama pasti nya).
Apa ini kemarin lebam sekarang bekas sayatan apa gadis ini pernah mencoba bunuh diri. Pikiran Rio berkecamuk.
" Saya tuliskan resep biar di tebus di apotik."
KRINGGGG Bel masuk berbunyi mengharuskan CRAGI dan SISA beranjak menuju kelas.
" Biar saya yang jaga. Kalian masuk kelas aja. Kalau ada apa-apa saya langsung kabari koko nya." Sahut Dean akhir nya.
" Kamu ga ikut masuk ? Bel udah bunyi loh." Tanya Dean lagi saat Iwan masih belum beranjak dari kursi nya.
" Eh iya saya masuk dulu Permisi dok." Ucap Iwan akhir nya.
Hmmm apa ini cowo yang di ceritain Vito . Ciri-ciri nya sih mirip. Emh Dia kayak nya yang juara 1 palarel itu. Kelihat nya baik . Bearti cocok lah buat Vivi. Vito terlalu cemburu ade nya di rebut. Hahahaha. Dean mendeskripsikan Iwan melalui pembicaraan mereka kemarin malam melalui vidio call tentu saja Vivi udah tidur. Jadi temen Vino Vito Viko masing-masing membaur . Jadi jangan kaget Vino juga curhat nya kadang ama temen Viko or Vito.
Sepanjang pelajaran Iwan terus saja gelisah sampe-sampe Aldo teman sebangku nya mendecak. CRAG yang duduk di belakang nya pun ikut menggelengkan kepala. Tuk sebuah spidol mengarah ke kepala Iwan. Pelaku nya adalah pak Dana guru Fisika.
" Kamu ga perhatiin yang saya jelasin ya? Coba kerjain soal di papan semua." Bentak Pak Dana . Iwan pun langsung menuju ke papan tulis dan mengerjakan semua soal dengan tepat.
" Pak saya boleh keluar. Saya udah kerjain soal nya kan." Sahut Iwan sambil ngeloyor membuat pak Dana cengo.
" Ada yang bisa jelasin kenapa Iwan ?" Tanya Pak Dana .
" Kena virus cinta pak." Jawab Cakka sekena nya.
" Virus cinta maksud kamu dia pacaran?" Tanya Pak Dana lagi.
" Pacaran dari mana lah Vivi nya kabur-kabur mulu pak." Jawab Alvin
" Vivi Kosasih yang paling cantik otak nya jenius juga cuma rada sableng." Ucap pak Dana lagi. Pak Dana mencelos saat mengingat kelakuan Vivi yang tidak pernah memperhatikan pelajaran namun setiap ulangan tugas selalu dapat nilai sempurna.
" Wah si bapak updet jg kalo cewe cantik." Ceplos Cakka yang mendapat hadiah jeweran dari pak Dana plus harus mengerjakan soal dari buku cetak karena ga bisa Cakka di hukum berdiri di depan kelas satu kaki di angkat dan tangan menyilang di kuping. Satu kelas riuh karena melihat Cakka di hukum.
Dua-dua nya sama jenius nya. Ujar Pak Dana dalam hati.
@uks Vivi masih tertidur saat Iwan menghampiri nya. Perlahan Iwan mendekatkan muka nya ke muka Vivi dan mengusapkan hidung nya dengan hidung Vivi. Gesekan halus dan hembusan nafas Iwan membuat Vivi terbangun dia sangat terkejut mendapati jarak muka mereka yang tipis CHUPPPP Iwan mengecup bibir nya dengan lembut tangan nya membantu Vivi untuk duduk kali ini Vivi tidak menolak nya. " Cuma lo yang bisa buat gue seperti ini. Setiap malam gue gila karena mikirin lo." Ucap Iwan setelah menyudahi ciuman nya.
" Jangan pikirin gue masih banyak cewe yang lebih pantes buat lo." Ucap Vivi lagi.
" Gue mesti buat apa biar lo percaya." Ucap Iwan lagi sebelum kembali mencium bibir Vivi. Tes tes tes Vivi menangis karena mencoba melawan kata hati nya. Kali ini Iwan tidak melepaskan ciuman nya meskipun terasa asin karena bercampur air mata Vivi.
" Busettt tuh anak main sosor aja." Gumam Rio saat menyusul Iwan dia menggelengkan kepala melihat live action kissing. " Woyyy ini uks." Sahut Rio kepada IVi ketika di lihat nya adegan kissing mereka ga selesai-selesai padahal udah 10 menit, sontak IVi saling melepaskan diri.
" Eh lo Yo udah lama." Jawab Iwan salting.
" Cukup lama untuk melihat kissing dan denger obrolan kalian." Sahut Rio
PLETAKKKKK Rio menjitak Iwan lalu berkata " Eh pea ini uks lo malah gituan lagi untung gue yang liat kalo murid lain atau guru yang liat gimana?" Sahut Rio kesal, Vivi hanya terdiam namun muka nya memerah dan masih ada bekas air mata di mata nya.
" Vivi gue tau lo juga suka kan ama Iwan kenapa lo ga terima aja sih jadi pacar nya." Sahut Rio kesal pada Vivi.
" Masih banyak cewe yang lebih pantes jadi pacar nya. Gue cuma jadi penghalang .." ujar Vivi dia tidak melanjutkan kalimat nya.
" Oke gue ngerti sekarang. Tenang aja Vi kita semua bakal jagain lo dari Ferdy. Inget dia juga musuh sekolah kita." Potong Rio lagi dia udah ngerti alasan Vivi terus nolak Iwan.
" Target nya gue ka, gue ga mau libatin lo semua ." Kata Vivi lagi Iwan mengepalkan tangan nya dia harus mencari tau tentang Ferdy dan memastikan gadis nya tidak apa-apa.
" Vi gimana kita mau bantu lo kalo lo menutup diri?" Pertanyaaan Rio membuat Vivi terdiam.
" Iya gue setuju sama Rio. Lo ga boleh sok kuat apalagi lo cewe. Lo layak dapat perhatian dan kasih sayang." Celetuk Cakka tiba-tiba dia bersama Alvin dan Iyel. " Meskipun gue males berhubungan ama Ferdy cuma ini demi sohib gue juga. Ga kasihan lo liat Iwan ngenes dapetin hati lo." Sambung Cakka lagi.
" Gue janji bakal jagain lo Vi." Ucap Iwan lantang.
" Jangan berjanji untuk hal yang ga bakal bisa lo tepati. Ko Doni...juga pernah berjanji jagain gue kenyataan nya ga lebih dari 6 bulan dia ninggalin gue." Sahut Vivi lirih sambil berdiri dari ranjang. Namun baru berjalan beberapa langkah dia kembali ambruk karena lemas untung Agni yang baru masuk menopang tubuh nya. Cakka otamatis ikut megangin Vivi karena dia paling dekat ama Agni. Mereka membantu Vivi ke tempat tidur. Dokter Dean yang melihat Vivi lemas pun langsung memeriksa nya.
" Kamu masih sering berobat ga Vi?" Tanya Dean." Udah ga lagi kak." Jawab Vivi singkat.
" Padahal kamu masih sering di cari dokter Renata ( psikiater Vivi) loh." Sahut Dean lagi.
" Kakak boleh foto aku terus kasih liat dokter Renata. Aku udah move on kak. Bukti nya aku masih di sini kan." Sahut Vivi lagi.
" Sayang kamu bukan ade kakak kalo ga udah kakak jewer kamu. Badung banget di bilangin. Tapi kaka serius dokter Renata beneran nyariin kamu Vi." Ucap Dean sambil mengukur panas Vivi 36.5 derajat.
" Udah ga demam lagi kamu banyak istirahat jangan kecapean minum obat nya." Kata Dean sambil menyerahkan resep obat ke Iwan. " Kalo perlu paksa dia minum obat." Ucap Dean agak seram. Vivi hanya merenggut sementara CRAG SISA tertawa Iwan hanya terdiam. Tadinya Rio mau bertanya pada Dean tentang bekas luka sayatan di tangan kiri Vivi namun dia mengurungkan niatnya. Ga bakal di kasih tau lah kalo gue tanya ini mesti gue selidikin. Kata Rio dalam hati sambil mengetik di smartphone nya.
Drtt Drt smartphone Cakka bergetar dia melihat pesan wa dari Rio.
Selidikin lagi tentang Vivi semua nya sekolah kursus
Cakka menaikan alis nya membaca wa dari Rio saat dia melihat Rio cowo itu mengangguk pada nya.
Karena Vivi izin seminggu ga latihan balet maka nya dia nemenin SISA latihan cheer dan basket. Banyak kaum adam yang menunda pulang demi liatin Vivi.
" Buset dah ga pernah gue liat lapangan penuh cowo mupeng." Sahut Cakka
" Dari smp juga gitu." Sambung Rezky sambil melihat Vivi yang menghampiri Shilla dan Via.
Pas di lihat Shilla dan Via ga bagus posisi nya Vivi ikut bantu membenarkan dengan tangan, Zahra yang melihat Vivi ada bakat menawarkan lagi untuk ikut klub cheer.
" Eh Vivi kamu beneran ga mau ikut cheer?"
" Ga mau kak makasih udah nawarin." Jawab Vivi singkat.
" Kalau berubah pikiran bilang ya." Sahut Zahra tetep usaha.
" Ga bakal kak aku udah ada jadwal sendiri." Jawab Vivi mantap.
Alvin makin dag dug dug pas liat Shilla yang lagi latihan cheer karena ga konsen.
" Adaauuuu" jerit Alvin karena jidat nya nyium bola.
" Vin Vin lo mikirin apa sih ampe ga konsen?" Tanya Rio.
" Shilla dia makin cantik aja." Ceplos Alvin." ECIECIECIE Alvin ya." Teriak Cakka.
" Buruan tembak tuh Shilla kayak doi ada rasa tuh ama lo." Sahut Iyel dia tau karena Via sering cerita kalau Shilla sering ngegalau karena pikirin Alvin.
" Iya jangan gengsi lo jadi cowo udah takdir cowo yang nyatain cinta duluan." Sahut Rio lagi.
Vivi memperhatikan Alvin dan Shilla bergantian fixed mereka saling suka. Tampak Vivi berfikir sejenak lalu DUKK Vivi mengambil bola basket dan menimpuk nya ke arah Alvin . " Adauuuu" Alvin menjerit. Anak basket dan anak cheer menganga akan tindakan Vivi." Gue yang lempar tuh bola ke lo . Sini lo ko." Sahut Vivi santai dan minim ekpresi. SISA cuma geleng-geleng kepala liat Vivi yang agak nyolot. Alvin yang tadi nya mau marah ga jadi karena kicep liat muka Vivi yang agak nyeremin . CRGI hanya terdiam liat kedua nya yang tengah berbicara dalam jarak yang cukup jauh.
" Ko lo itu peka ga sih jadi cowo?" Tanya Vivi membuat Alvin terdiam cengo.
" Ish sumpah muka lo minta gue tampol ko. Ko Alvin Tanubrata itu Shilla temen gue udah nungguin lo tembak dia galau terus berapa hari ini gara-gara lo." Sahut Vivi sambil menunjuk Alvin.
" Eh masa sih dia juga suka gue." Tanya Alvin lagi.
DUKKKKKK " Adaauuuu" Alvin menjerit karena di tendang Vivi.
" Gue ga mau tau pokok nya lo buat temen gue ga galau lagi. Atau gue perlu teriak di sini sekarang." Sahut Vivi kesal soal nya Alvin masih cengo plus mikir mode on.
" Ah kelamaan lo ko." Sahut Vivi sambil berlari menghampiri Shilla dan menarik nya ke arah Alvin. Shilla yang lagi istirahat latihan sampe syok.
" Ko ini kesempatan lo ga usa sok mau romantis bukan gaya lo. Shill ada yang mau ko Alvin ngomongin ke lo. Gue minggir dulu ke sana." Sahut Vivi lagi sambil menelepon.
" Gimana bang. 5 menit lagi nyampe kan. Ntar gue kasih bonus kalo sukses." Sahut Vivi kepada orang di sebrang telepon. Setelah itu dia menghampiri SIA dan CRGI dan membisikkan rencana nya setelah itu mereka berpencar Vivi tetap di lapangan untuk mengawasi Alshill.
Alshill.
" Eh Shill eh kamu cantik banget." Sahut Alvin ketika di tinggalkan Vivi.
" Makasih ko. Apa yang mau koko bilang." Tanya Shilla soal nya Alvin masih gugup dan tegang.
Alvin menarik nafas dan menghembuskan nya. Tenang Vin lo pasti bisa ohemji Shilla koq makin cantik aja. Batin Alvin. " Shilla Tjoeng would you be my girl." Akhir nya Alvin merasa lega saat mengatakan nya, sementara jantung Shilla berdebar senang karena pujaan hati nya menyatakan cinta nya dan jangan lupakan Alvin sedang memakai seragam basket dan keringat nya menambah kemaskulinan nya. " Aku aku mau ko. Yes i would to be your girl Alvin Tanubrata." Ucap Shilla lemah namun lantang akhir nya.
" Makasih ya Shill." Ucap Alvin sembari memeluk Shilla mereka berdua tidak peduli bau keringat masing-masing.
DOOOORRRR Alshill melepaskan diri dan melihat sekeliling mereka sudah di penuhi bunga akibat ada yang menebarkan nya dari atas. Shilla tersenyum karena impian nya ada hujan bunga saat di tembak jadi kenyataan. Alvin masih melongo dari mana asal hujan bunga ini. Dia celingukan hingga di lihat nya CRGI menembakan sesuatu ke atas dan bunga pun bertebaran. Alvin terhenyak karena Vivi sedang memegang kamera kesayangan nya nampak nya gadis itu sedang mengabadikan moment ini dan pasti dia yang merencanakan semua ini. Vivi memang penuh kejutan. Di arah lain Agni memegang gitar sedang Ify memegang tamborin sementara Via bersiap untuk bernyanyi.
Via
Berawal dari mata indah nya senyuman
Mengapa harus resah
Berawal tatap mata hangat nya sapamu
Mengapa jadi gundah
Agni+Via
Tak kusangka kita sama telah menyimpan getar cinta...cinta
Via
*Biar cinta gelora di dada
Biar cinta memadukan kita uowo uowo
Cerita cinta pertama kurasa
Jangan pernah berakhir cerita cinta kita
Ify+Via
Kini rindu yang aku punya hanya untukmu
Hanya padamu
Apabila kita memang mesti satu
Mengapa harus ragu
SIA
Back*
" Cieee yang baru jadian jangan lupa PJ nya." Sahut Cakka.
" Iya tenang aja tapi ga nih ari ya. Tuh Vivi nya kan masih sakit." Ujar Alvin sembari menunjuk Vivi yang sedang menjabat tangan seorang pria berumur 20an tahun.
" Tuh cewe bener-bener tak terduga." Ucap Iyel lagi.
" Eh kenalin ini bang Rama yang punya peralatan n toko florist." Ujar Vivi sambil memperkenalkan bos florist.
" Eh ini kartu nama gue kalo nanti ada yang butuh bunga or peralatan pesta gue juga nyewain." Ujar Rama sembari memberikan kartu nama nya ke CRAGI dan SISA.
" Eh kamsia loh bang udah bantuin meskipun mepet waktu nya." Sahut Vivi lagi.
" Lo kayak baru kenal gue aja. Eh ya gue ga bisa lama-lama mau antar bunga lagi. See you next time. Yuk semua nya gue cabut dulu." Pamit Rama.
" Wei my sis Vivi keren juga ide lo." Sahut Iyel.
" Kalo ada qien semua beres." Sahut Vivi enteng sambil menggosokan jempol jari kanan dengan jari telunjuk kanan membuat semua nya tertawa.
HATCHI kali ini IVi bersin di saat bersamaan.
" Eh gue ganti baju dulu ntar gue anterin pulang." Sahut Iwan singkat.
Baik CRAGI maupun SISA tidak berniat meledek IVi karena muka Vivi masih pucat.
Andwee kelar juga lah part ini entah mengapa Dean bisa muncul juga authot ga tau. Adegan jadian Alshill tiba-tiba muncul gitu aja. Pasangan manakah yang bakal nyusul. Yeah mana Ferdy blum muncul pula. Ga ada bakat tuk nulis yang sok detektifan 😂😂😂😂😂. See ya di next part ya muah3x dadah 😘😘🙋🙋🙋🙋🙋
Tidak ada komentar:
Posting Komentar