Hai3x balik lgi dengan author gaje. Udah part 7 aja mudah-mudahan cerita nya ga makin ngaco. Ya udah ga usa lama-lama yuk mari di cek. Warning adegan 17+ mohon kebijaksaan dalam membaca nya.
Hatchi Ivi bersin bersamaan baik CRAG maupun SISA tidak ada yang berani meledek kedua nya karena muka Vivi yang pucat.
" Gue ganti baju dulu ntar gue anter lo pulang." Sahut Iwan lagi.
Iwan mampir ke apotik untuk menebus resep obat Vivi dan membeli obat flu untuk diri nya.
Waktu masih menunjukkan angka 4 ketika sampai di rumah Vivi.
" Gue temenin ampe koko lo pulang " sahut Iwan dia tidak tau kalo Vito ke Batam selama 3 hari.
" Ga usa ko. Ko Vito ke Batam 3 hari. Kamis baru pulang." Jawab Vivi singkat.
" Jadi lo sendirian ntar malam?" Tanya Iwan memastikan.
" Iya gue sendirian."
" Oh ya udah gue balik dulu." Sahut Iwan sembari menggas kembali motor nya.
" Ck dasar labil." Seru Vivi sambil mengunci gerbang lalu pintu depan.
Vivi menyeduh susu coklat di mangkok lalu mencampurkan sereal dan memakan nya.
" Makan dulu terus beberes." Sahut Vivi.
Lagi asyik-asyik nya mandi bunyi bel terdengar membuat Vivi kesal dan buru-buru menyudahi aktivitas nya. Akhir nya dia menyambar handuk dan bergegas ke pintu untuk mengintip siapa yang mengganggu acara mandi nya. Dia melengos saat melihat Iwan kembali datang.
" Buruan bukain pintu nya gue pegel nih." Teriak Iwan dari balik pintu. Vivi bergegas membuka pintu depan dan gerbang.
DEGG Iwan terpana melihat tubuh Vivi yang hanya terbalut handuk.
" Buruan masuk. Kunci lagi pintu nya gue belum kelar." Bentak Vivi lalu ngabur ke arah dalam sebelum ada orang yang lewat.
Vivi meneruskan mandi nya yang terganggu setelah memastikan Iwan mengikuti perintah nya.
Dasar cewe mandi lama amat sih. Dumel Iwan setelah menghempaskan tubuh nya ke sofa. Sekitar 15 menit kemudian Vivi keluar dari kamar mandi lagi-lagi hanya berbalut handuk membuat Iwan merasa pusing melihat nya. Iwan melihat sekilas luka sayatan di tangan Vivi dan dia tersentak. Ga lama dia berfikir sampai ga sadar kalau Vivi sudah keluar dari kamar gadis itu mengenakan tank top berwarna pink dan hotpans di tambah rambut nya di keringkan setengah basah.
" Mau ngapain lo ke sini lagi ?" Tanya Vivi sinis.
" Gue cuma mau yakinin lo aja kalau..." Iwan tidak jadi melanjutkan kalimat nya karena penampilan Vivi yang membuat dia tambah pusing.
" Kalau.." Vivi melanjutkan kalimat Iwan dia belum sadar efek pakaian yang di kenakan nya membuat junior Iwan menegang.
Iwan menatap Vivi nanar dan menghampiri nya.
" Lo mau buat gue khilaf pake baju ini?" Tanya Iwan sambil memeluk pinggang Vivi.
Cowo itu menghirup aroma stoberi dari rambut gadis itu. Vivi hanya terdiam menerima perlakuan Iwan. Cowo itu melepas kacamata nya dan itu membuat dia terlihat lebih tampan. Ko Iwan di lihat dari deket ganteng juga. Batin Vivi.
Iwan mengecup kening Vivi dengan lembut. Mata mereka beradu dan entah mengapa kali ini Vivi merasa terintimidasi oleh tatapan Iwan dia gelisah dan meneguk saliva nya . Iwan menyeringai penuh kepuasan saat melihat kegelisahan Vivi. Sedikit lagi gue bakal dapetin hati lo Vi. CHUUUP Iwan mencium bibir Vivi dengan kasar menuntut agar mulut gadis itu membuka agar lidah nya dapat menyusup ke rongga mulut Vivi. Namun gadis itu tetap mempertahankan agar mulut nya tidak membuka. Iwan mendecak dalam hati atas perlakuan Vivi. Dia akan melakukan hal yang lebih nekat lagi sedetik kemudian Iwan menghembuskan nafas ke telinga Vivi dan mencium leher Vivi dan itu membuat Vivi mendesah. Iwan memanfaatkan itu untuk kembali mencium bibir Vivi dan menyusupkan lidah nya ke dalam rongga mulut gadis itu dan mengecap rasa gadis itu. Fixed ciuman mereka bukan ciuman lembut lagi melainkan ciuman liar dan panas. 10 menit 20 menit 30 menit mereka berciuman hingga keduanya lebih tepat nya Vivi tersentak karena sesuatu yang keras menyentuh perut nya. Iwan melepaskan ciumannya dan ooo hanya tersisa bra dan cd merah muda di tubuh gadis itu. Iwan berusaha agar tidak tidak berlanjut lebih dalam meskipun junior nya makin menegang. Iwan membalikkan tubuh Vivi dan menyibakkan rambut Vivi ke samping. Vivi menggigit bibir nya menantikan reaksi Iwan saat melihat bekas luka di punggung nya.
" Pasti sakit ya?" Sahut Iwan sambil mengelus bekas luka Vivi, gadis itu tersentak akan perlakuan lembut Iwan. Iwan bergerak ke arah depan Vivi dan melepas band aid di tangan kiri Vivi mengelus pula bekas sayatan itu dengan lembut serta mengecup nya. " Gue ga tau seberapa besar luka hati lo di masa lalu. Gue akan berusaha buat menyembuhkan dan mendapatkan hati lo." TES TES TES air mata Vivi pun mengalir, dia bingung apa yang harus di lakukan menerima Iwan atau menolak Iwan.
" Ssstt gue paling benci saat melihat air mata lo. Cuma saat ini kayak nya gue harus melihat nya untuk mendapatkan hati dan kepercayaan lo." Ujar Iwan sambil mengusap lembut air mata Vivi.
CTAAARRR Bunyi petir membuat Vivi panik dan reflek memeluk Iwan. Junior Iwan yang mulai melemas pun kembali menegang karena sentuhan payudara Vivi di sekitar dada dan perut Iwan.
" Viviii." Panggil Iwan parau kemudian dia menggendong Vivi ke kamar gadis itu dan menidurkan nya di ranjang.
" Koko..." Belum sempat Vivi menyelesaikan ucapan nya Iwan sudah mengunci bibir nya dengan ciuman. Tangan Iwan bergerak menyusuri tubuh Vivi dan membuka kaitan bra dan meremas daerah sensitif Vivi. Bibir Iwan bergerak turun menuju leher mencium serta menjilat nya. Vivi mendesah pasrah saat ciuman Iwan mendarat pada payudara nya dan meninggalkan bekas merah .
" Vivi...hhhh koko harus buat apa lagi biar kamu percaya kalo koko serius.. Koko sayang kamu." Nafas dan jilatan Iwan di leher Vivi membuat nya mengerang dan meremas rambut Iwan yang berwarna kecoklatan.
" Ahhh koko ahh hikss hiks hiks." Tangisan Vivi menyadarkan Iwan agar tidak merenggut kesucian gadis itu.
" Kalau kamu ga nangis koko bakal kelepasan. Lain kali jangan buat koko khilaf ya sayang." Ucap Iwan lembut sembari mencium kening Vivi.
" Bukan nya dari awal koko mulu yang cium aku." Ucap Vivi sembari menyusupkan kepala nya di dada bidang Iwan dan menghirup aroma maskulin Iwan.
" Jangan lakukan itu Vi, koko ga jamin kalo ntar kelepasan." Sahut Iwan parau saat hembusan nafas Vivi menyentuh dada nya.
" Dari dulu banyak cowo yang kurang ajar yang ga punya otak. Aku percaya koko bertanggung jawab." Ucap Vivi lagi.
" Vivi ucapan kamu ini ambigu loh." Kata Iwan lagi.
HATCHIIII HATCHIII.
" Sebaik nya kita pakai baju sebelum koko ga bisa kontrol diri."
" Mau makan apa ko?" Tanya Vivi setelah mereka berdua tenang.
" Cumi asam manis pedas." Jawab Iwan singkat.
" Masakan kamu memang enak." Puji Iwan sementara Vivi sibuk berperang dengan diri nya di satu sisi dia suka Iwan di sisi lain dia takut.
" Vivi maaf kalau awal pertemuan kita tidak menyenangkan, koko akan terus perjuangin agar kamu nerima koko." Sahut Iwan akhir nya.
" Aku menantikan nya." Jawab Vivi singkat dan itu membangkitkan semangat Iwan lagi. Mereka makan dalam diam.
" Koko tidur di ruang tamu ini ada selimut sama lotion anti nyamuk." Kata Vivi sebelum beranjak ke kamar nya. Iwan memutuskan untuk menginap di rumah Vivi selama Vito di Batam.
Skip keesokan hari nya sekolah Harapan Indah di kejutkan dengan Iwan yang membonceng Vivi. Banyak kasak kusuk beredar kalo Iwan udah dapetin hati Vivi dan udah pacaran.
" Wei my bro Iwan yang udah jadian nih selamat ya." Teriak Alvin antusias.
" Gue belum jadian hampir sebentar lagi ." Jawab Iwan sambil tersenyum.
" Lah koq tadi barengan ama Vivi?" Tanya Rio.
" Ya bisa lah ." Sahut Iwan lagi sambil tersenyum membayangkan tubuh polos Vivi untung aja kemarin gadis itu menangis kalau tidak...
" Woyy nih anak malah bengong kayak orang stress." Decak Iyel.
" Eh lo pada bantuin gue dong. Gue suka ama Agni cuma tuh cewe kayak alergi liat gue." Melas Cakka.
" Mungkin lo mesti minta bantuan temen-temen nya." Usul Rio akhir nya.
" Eh ya ntar pulang sekolah bisa ya. Gue sama Shilla mau traktir lo.
Skip pulang sekolah mereka ber10 udah janjian ke resto steak. Ify kesal sama Rio karena ngebut bawa motor nya.
" Eh kampret banget sih lo ka pake ngebut bawa motor nya Pusing tau ."
" Ya elah cemen banget lo masa segitu aja takut." Balas Rio menyindir Ify yang membuat gadis itu makin manyun.
" WOYYY DIEM LO BERDUA GUE UDAH LAPER BURUAN LO PESEN." Bentak Iyel membuat Rify kicep.
You get message itu bunyi notif email di tab Cakka dan dia memutuskan untuk membaca nya sebelum pesanan mereka datang. Mata nya mendelik saat menatap layar tab nya. Rio yang di sebelah nya penasaran ikut mengintip tab Cakka dan dia menutup mulut nya dengan tangan. Ternyata benar kecurigaan nya selama ini. Cakyo menatap Vivi tepat nya pergelangan tangan kiri yang tertutupi jaket, untunglah pesanan mereka datang dan membuyarkan perhatian mereka.
" Vi makan yang banyak ya. Nih gue pesenin 3 porsi steak salmon,tenderloin sama chicken." Ujar Shilla sambil memotong daging dan memasukkan nya ke piring Vivi.
" Emang gue sekurus itu ya." Canda Vivi.
" Ya kamu kurus banget gendong kamu tuh ga berasa." Ceplos Iwan. CRAG bengong mendengar kata kamu biasa nya lo dan ini nada nya lembut banget. Tadi nya Cakka mau ledekin IVi cuma ga jadi karena teringat aura serem Vivi.
" Siapa yang ngomong sama koko nyamber aja." SISA kali ini yang bengong "koko" sopan banget tapi nada nya masih dingin. Iwan hanya tersenyum tangan nya mengambil alih tugas Shilla memotong daging dan memberikan ke piring Vivi.
" Udah sayang, ngoceh nya ntar aja makan dulu ntar keburu dingin." Sahut Iwan sambil menyuapkan makanan ke mulut Vivi.
CRAG SISA tambah cengo yang baru jadian kan Allshill kenapa yang mesra nya IVi meski pun lebih banyak Iwan yang perhatian.
CRAG mencoba melihat ekspresi Vivi nihil reaksi gadis itu masih sama dingin namun kadar kecuekan nya berkurang. Mereka makan dalam diam speecless abis.
" Cih sayur nya di makan juga dong masa ga ada serat nya." Sahut Vivi sinis saat Iwan menyingkirkan selada di piring nya. Vivi hanya menatap nya tajam hingga.
" Oke oke koko makan sayur nya." Nyerah juga Iwan. Alvin melongo sebab selama kenal Iwan cowo itu susah banget makan sayur nya. " Nih udah kamu gantian makan daging nya apaan makan dikit gitu." Sahut Iwan sambil menyuapkan lagi potongan daging ke mulut Vivi. Kali ini Via yang bengong karena makan Vivi lumanyan banyak meski harus di suapin Iwan.
" Kapan lo berdua jadian. Udah mesra tuh." Ceplos Cakka akhir nya dia ga tahan untuk mengomentari. Vivi memejamkan mata pikiran nya melayang saat di mana Doni meninggal, dia takut Iwan bernasib sama dengan Doni tanpa sadar Vivi menitikkan air mata. DUKKKKK Agni menendang lutut Cakka. Sedangkan SSI menatap Cakka sambil mengacungkan pisau nya membuat Cakka meringis sakit dan ngeri.
" Udah sore gue balik dulu masih banyak kerjaan di rumah." Sahut Vivi sambil beranjak dari meja di susul Iwan di belakang nya. TUK TUK TUK 3 jitakan mengarah ke Cakka dari Rio Alvin Iyel.
" Eh cicak dodollllllllll pain pula lo ngomong kayak gitu." Bentak Agni akhir nya.
" Cakdut bego lo, tadi udah melunak lo pake ngomong gitu ya makin jaga jarak lah tuh anak." Sewot Rio.
" Mulut lo Cak kayak kaleng rombeng." Omel Iyel. Alvin tidak ikut ngomelin Cakka karena penasaran ama isi tab Cakka maka nya dia utak utik tab itu hingga.
" Ini seriusan ga becanda kan?" Tanya Alvin dengan nada syok. Sekarang semua beralih ke Alvin tepat nya tab Cakka. Alvin mengulurkan ke Shilla dan SISA pun sama syok nya dengan Alvin. Iyel penasaran maka itu dia mengambil tab itu dari tangan Via. Dia mengerutkan dahi seperti mengingat sesuatu. Setelah berfikir sejenak dia mengambil smartphone nya dan mengirim pesan ke kakak nya. Gabriela.
Kak. Lo pernah coas di rs Tunas Bangsa kan? Pernah dapet pasien nama nya Vivianne Kho punya kaka kembar tiga cowo satu kaka nya juga coas juga di sana seangkatan lo ga ka..
10 menit kemudian telepon Gabriel berdering.MybigsisElla
" Iya kak gimana? Oh gitu...Oh oke Iyel ngerti. Apa jadi dokter Renata itu psikiater nya. Ya Iyel cuma tanya makasih kak."
Saat Iyel menutup telepon dia menceritakan semua menurut versi Gabriella. Dan memang kakak nya Iyel dan ko Vino satu angkatan pas coass di rs Tunas Bangsa namun beda universitas.
Via menangis pas dengerin cerita Iyel tentang Vivi. Agni syok sedangkan Ify dan Shilla tampak berfikir.
" Sekarang masalah nya itu di musuh kalian itu yang nama nya Ferdy. Kalo kalian bisa naklukin Ferdy gue jamin Vivi pasti nerima ko Iwan." Sahut Ify.
" Ya mau nya sih gitu cuma tuh anak lihai ga kedetek jejak nya. Gue sampe sekarang belum bisa bobol akses sekolah Ananda. Kita ga tau selak beluk sekolah itu." Sahut Cakka pesimis.
CTAKK Shilla menjentikkan jari nya.
" Gue bakal minta bantuan koko gue dia ahli nya retas meretas." Sahut Shilla.
" Oh ko Albert mainan nya ginian Shill." Tanya Alvin.
" Ya kayak nya sih bisa." Ucap Shilla lagi.
Beralih ke IVi. Iwan membawa Vivi ke rumah nya karena hujan mulai turun sementara jarak rumah Vivi masih jauh. Art nya tinggal di bangunan terpisah dengan bangunan utama. Orang tua nya sih bilang ke Palembang. Jadi hanya mereka berdua di rumah itu. Iwan memeluk pinggang ramping Vivi begitu mereka di kamar Iwan " Ssstt koko akan berusaha yakinin kamu sayang." Ucap Iwan sambil mengecup dahi Vivi.
" Apa koko mau meluk aku sekarang?" Tanya Vivi tanpa buang waktu Iwan memeluk gadis nya. Ooo gesekan payudara Vivi di dada Iwan membuat cowo itu pusing. Ah Iwan menggendong Vivi dan menidurkan nya di ranjang. Tubuh Iwan menindih tubuh mungil Vivi. Iwan pun mencium bibir gadis itu di luar dugaan Vivi membalas ciuman nya. Tangan Iwan bergerak melepas kancing seragam kaus dalam bra Vivi dan melemparkan nya. Tangan Vivi juga bergerak melepas seragam Iwan. Mereka berdua topless " Vivi koko sayang kamu." ucap Iwan parau sambil mencium leher dan menjilati nya membuat Vivi kegelian. " Koko, ahh aku ahh aku sayang koko ahh." Ucap Vivi lirih pertahanan nya jebol dan dia mengakui perasaan nya pada Iwan.
Iwan menatap wajah gadis yang sudah memerah antara malu dan terangsang dia melanjutkan ciuman nya ke payudara Vivi dan membuat tanda kepemilikan di gunung kembar itu. Vivi semakin mendesah dan mengerang tangan nya reflek meremas junior Iwan sementara tangan Iwan melucuti rok hotpants dan cd Vivi. Dan akhir nya junior Iwan menembus selaput dara Vivi " Ahhhhh koko ahhhh.." Vivi berteriak dan menitikkan air mata nya. Iwan membungkam bibir Vivi dengan ciuman sampai gadis itu merasa nyaman dengan benda asing yang pertama kali memasuki daerah pribadi nya. Iwan mempercepat gerakan nya. " Ahhh ahhh koko ah ko. " Racau Vivi hingga kedua nya mengerang bersamaan.
" Vivi koko akan tanggung jawab sama kamu." Ucap Iwan sembari menghapus air mata Vivi.
" Koko jangan tinggalin aku." Sahut Vivi terisak di pelukan Iwan.
Skip keesokkan hari nya baik CRAG dan SISA pun heran melihat mata Vivi yang sembab dan Iwan yang tampak kacau.
Mereka mengikuti IVi pas istirahat ke taman belakang sekolah yang jarang di datangi oleh siswa/i.
" Wei Iwan mau ngapain ya?" Tanya Cakka yang di balas jitakan oleh Agni.
" Diem dulu napa. Dasar cicak." Desis Agni sambil melototin Cakka membuat nya jiper. Mereka lanjutin stalking nya.
Iwan berlutut sambil mengeluarkan sebuah kotak.
" Sebuah kata maaf memang tidak dapat mengembalikan apa yang udah koko ambil dari kamu. Mudah-mudahan cinta koko ke kamu bisa menebus nya. Vivi Kosasih maukah kamu menjadi istri ku? Kita akan menikah setelah kamu lulus smu."
Rio terkejut mendengar pernyataan Iwan dan dia mengusap wajah nya sembari menggelengkan kepala. " Ckk dasar Iwan. Gue udah bilang jangan rusakin anak orang." Sebuah tangan menyentuh pundak nya.
" Tenang dulu kak. Mau di apain lagi semua udah terjadi. Dan temen lo udah bersikap gentle dengan melamar Vivi. Bukan nya malah kabur." Kata Ify bijak. Sejenak Rio terpana dengan Ify.
CAG SA speecless sedang Via yang ga ngerti apa-apa cuma bisa diem aja.
Vivi menangis dan berkata. " Berikan aku keyakinan bahwa koko tidak bernasib seperti ko Doni. Maaf aku terlambat menyadari perasaan ku buat koko."
Iwan berdiri dan memasangkan cincin di jari manis Vivi. Setelah itu dia berkata.
" Kamu tanggung jawab koko mulai sekarang. Bagi lah rasa sakit mu sama koko. Jangan berfikir untuk mati selama di sisi ku." Iwan membuka band aid Vivi dan mengecup tanda sayatan Vivi.
" Koko..." Vivi tak dapat meneruskan kalimat nya dia terisak keras. Iwan merengkuh nya dalam pelukan nya.
" Sstttt menangislah yang puas. Koko di sini." Iwan mengusap rambut gadis itu.
Stalker terutama SISA ikut mewek. CRAG masih cengo.
" Jadi mereka pacaran nih." Doenggggg perkataan Via merusak moment romantis untung IVi jauh dari mereka jadi ga sadar di intip.
" Yel cewe lo polos banget dah." Sahut Alvin membuat Iyel cengar cengir.
Rio menghambur ke pasangan IVi. Membuat Iwan melepaskan pelukan nya.
" Lo berdua berhutang cerita. Wan gue udah bilang jangan rusakin anak orang."
Vivi hanya menunduk sambil terus menangis kenapa dia jadi cengeng sih. Pikir Vivi dalam hati.
" Lo pasti yang nyosor duluan Wan. " sahut Cakka nimbrung. Alvin Iyel ikut menatap si tersangka dengan tajam. Iwan hanya terdiam menghadapi teman-teman nya.
SISA menenangkan Vivi yang masih menangis.
PENGUMUMAN SELURUH SISWA/I DI HARAPKAN UNTUK MENGIKUTI AUDISI DRAMA MUSIKAL YANG DI ADAKAM SEPULANG SEKOLAH DALAM RANGKA ULANG TAHUN SEKOLAH HARAPAN INDAH YANG KE 30. SEMUA TERMASUK ANGGOTA OSIS.
Skip author malas ngetik dan bukan jurusan sastra. Author langsung skip ya. Hasil nya Iwan dapat peran utama pria Vivi peran utama wanita. CRAG SISA peran pembantu utama. Cerita nya tentang Romeo dan Juliet. (😅😅😅😅😅 author miskin ide lagipula cocok lah sama judul cerbung nya).
Mereka latihan selama sebulan sebelum pentas dan di mulai senin pekan depan otomatis siswa/i yang terpilih tidak mengikuti ekskull selama itu.
Cakka mencoba pedekate sama Agni cuma entah Agni udah ilfeel ato apa. Cewe itu selalu jutekin Cakka. Agni semakin manis dia selalu mengurai rambut nya yang kini terlihat halus dan mulai panjang. Cakka asyik liatin Agni hinga Drrtt drrt getar smartphone Vivi terasa.
Kak Lita calling
Kak iya ntar aku ke sana. Udah sembuh koq aku. Eh iya aku izin sebulan mau latihan drama musikal di sekolah ku. Ntar aku ceritain di sanggar.
" Vi lo ikutan apaan koq ada sanggar nya?" Tanya Via setelah Vivi menutup sambungan telepon nya.
" Kalo mau tau ikut aja. Tapi kalian ada latihan cheer ama basket kan?" Tanya Vivi lagi.
" Lagi ga mood latihan jadi kita ikut aja." Ceplos Alvin.
" Ye bisa gitu?"
" Ko Alvin lo dengerin. Neh ari ekskull free." Jelas Shilla.
" Ya udah gue wa alamat nya ke kalian. Kalian mau makan makan aja. Gue abis dari sana baru makan."
" Vivi udah fit kan?" Tanya Lita saat dia masuk ke gedung sanggar.
" Udah temen-temen aku mau ikut liat latihan boleh ya kak?" Tanya Vivi.
" Boleh , kamu ganti baju dulu ntar kakak tunjukkin tempat buat teman-teman kamu nonton latihan." Perintah Kak Lita.
15 menit Vivi sudah keluar dengan kostum balerina lengkap.
" Wei cewe lo Wan balerina dia." Sahut Cakka spontan pas liat Vivi.
Mereka melihat Vivi mulai dari pemanasan hingga latihan.
" Buset Vivi badan nya lentur banget." Decak Shilla. Mereka asyik menonton hingga ada teriakan.
" VIVI STANDBY LOMPAT DAN BERPUTAR SATU KAKI"
" Ha tuh anak ga pusing apa kayak gasing gitu?" Heran Rio.
" Norak lo kak. Itu gerakan balet yang sering di jadiin replika di kotak musik. Dan balerina yang handal ga pusing saat berputar." Sahut Ify.
" Ish lo ya behel berisik aja gue lagi liatin orang latihan balet. " balas Rio.
" YAK LATIHAN HARI INI CUKUP SAMPAI JUMPA DI PERTEMUAN BERIKUT INGAT YANG AKAN IKUT KOMPETISI LATIHAN NYA LEBIH GIAT LAGI." Teriakan lantang Lita menyadarkan CRAGI dan SISA untuk menghampiri Vivi yang sedang istirahat.
" Vi lo keren banget kenapa ga ikut klub cheer aja sih?" Tanya Via Vivi hanya tersenyum sebab dia masih cape.
" Eh Via tunggu dong Vivi masih cape tuh." Sahut Agni sewot.
" Vivi gimana kamu mau ikut kompetisi ga , ini yang nasional punya waktu nya 4 bulan lagi." Tawar Lita.
" Ga deh kak. Kompetisi nya pasti makan waktu seminggu." Tolak Vivi halus.
" Jadi kalau ada yang sehari mau nih?" Tanya Lita lagi.
" Ga juga sih kak. Malas aja ikut." Jawab Vivi lagi.
" Ya udah kakak harap kamu mau ikut kalo menang lumanyan loh bisa ikut yang taraf internasional."
" Cisss kak Lita aku latihan balet cuma isi waktu luang. Ya udah aku izin sebulan ya." Sahut Vivi.
" Ya udah tapi di rumah latihan atau pemanasan tiap ari biar ga kaku badan nya." Sahut Kak Lita akhir nya.
" Eh tungguin gue ganti baju ya?" Sahut Vivi.
" Gue temenin deh." Sahut SISA barengan. Setelah itu mereka pulang.
Tanda-tanda kehadiran Ferdy mulai terlacak. Selama ini Ferdy masih tetap menjadi gembong narkoba dan bandar judi.
Hanya karena orang tua Ferdy anggota dewan maka Ferdy merasa bebas melancarkan aksi nya.
" Tapi gue denger-denger KPK lagi gencar-gencar nya nangkepin koruptor loh." Sahut Rio pas istirahat.
" Emang bokap nya Ferdy si Jonnyanto Wijaya korupsi apa?" Tanya Alvin.
" Kayak nya sih iya coz kekayaan nya waktu belum jadi anggota dewan sama sekarang naek nya drastis banget loh." Sahut Cakka.
" Hmm bearti kalo punya bukti kesalahan mereka. KPK sama BNN bisa tangkep mereka dong." Sahut Iyel.
" Hmm ko Albert juga lagi sadap juga sih." Sahut Shilla pelan takut kedengeran siswa lain.
" Kalau berbahaya kalian mundur ini urusan gue sama Ferdy." Sahut Vivi tiba-tiba.
" Ga lo ga bakal berhadapan sama Ferdy. Jangan berfikir untuk menghadapi nya sendirian." Sahut Iwan dingin sambil menggenggam tangan Vivi. Gadis itu menatap mata Iwan intens hingga srettt Vivi celingukan insting nya mengatakan bahwa dia di awasi.
" Ada apa Vi?" Tanya Ify.
" Gue merasa di awasi." Sahut Vivi jujur masih celingukan. " Via pinjem jepitan sumpit lo." Sahut Vivi lagi. Dia menghitunghitung sebelum akhir nya dia berbalik dan TAK. Rio dan Iyel segera menghampiri sasaran lempar Vivi dan membawa nya ke meja mereka.
" Liat hape nya kak." Suruh Vivi. Cakka segera mengutak atik nya dan marah.
" Eh lo ngapain foto Vivi diem-diem apa pula maksud nya big boss." Bentak Cakka.
" Hape nya lo sita aja Yo kasih kepsek. Bilang dia ambil foto Vivi diem-diem." Usul Iyel.
" Oke Vin kita bawa nih cowo ke kepsek sekarang." Kata Rio ke Alvin.
" Eh tunggu bentar kasih gue waktu 3 menit." Kata Cakka. RAGI mengangguk paham. Vivi memandangi Cakka dan Agni bergantian gadis ini ingin mengetahui seberapa besar rasa sayang Cakka ke Agni apakah playboy nya udah sembuh.
" Ko Iwan..." Panggil Vivi lirih. Iwan reflek menengok ke arah nya dan menggenggam tangan Vivi " Ada apa?"
" Ke perpus bentar yuk." Ajak Vivi.
" Oh oke. Eh gue berdua ke perpus dulu ya?" Pamit Iwan sambil menggandeng Vivi.
" Tuh anak makin mesra aja." Celetuk Iyel.
" Iya kapan ya gue bisa semesra itu. Ag jadian yuk." Sahut Cakka becanda namun tidak dengan perasaan nya.
PLETAKKKK Agni menjitak Cakka dan berkata. " Gue jadian ama lo...Ngarep."
SSI plus Iyel hanya tertawa melihat Cakka yang manyun.@Perpus
" Mau baca yang ini ya?" Tanya Iwan sambil mengambil buku sastra yang berada di rak paling atas. Vivi hanya tersenyum.
" Ko..Kak Cakka beneran suka ama Agni ya?" Tanya Vivi setelah mereka duduk di meja. Mereka berdua mulai baca.
" Seperti nya sih serius." Jawab Iwan." Asal jangan nyosor aja kayak koko." Sahut Vivi sambil cemberut.
" Maaf habis kamu nya nolak mulu." Kata Iwan sambil mencubit hidung Vivi.
" Ah koko sakit.." Sahut Vivi sambil keluar dari perpus.
" Vivi tunggu jangan pergi dong." Sahut Iwan menyusul Vivi.
TEEETTTTT Bunyi bel masuk menyadarkan Iwan. Dia mengantar gadis nya tepat ke depan kelas.
" CIIIEEEEEE Yang berduaan mulu." Ledek SISA kompak. Tommy yang udah menduga IVi jadian pun tersenyum setidak nya teman sebangku nya ini akan aman dari cowo tidak bertanggung jawab cuma sableng nya masih sama ga mau dengerin guru. Para cewe sirik juga ga bisa ngapa-ngapain karena Vivi jelas bukan tandingan mereka. Baik otak maupun wajah.
" Vivi ajarin gue soal ini dong gue ga ngerti." Tanya Tommy begitu Vivi duduk di bangku.
" Oh yang ini mah harus pake rumus ini." Sahut Vivi sambil menunjukkan rumus di buku cetak.
" Oh iya bener thanks ya." Sahut Tommy lagi ga lama guru masuk dan menerangkan pelajaran.
Latihan drama udah berlangsung beberapa hari. Cakka gencar pedekate ama Agni meskipun Agni ny masih cuek aja. Rio udah mulai ada rasa juga ama Ify.
Vivi yang lagi break untuk minum pun merasakan firasat buruk dia celingukan hingga shitt tiang lampu di atas Agni bergoyang.
" Agniiiii awas..." Teriak Vivi sembari lari menerjang Agni namun di sisi lain CRAG melempar pelidung berupa gorden berbahan tebal sehingga tiang lampu tidak langsung mengenai kedua nya. Para cowo membantu menyingkirkan tiang lampu. Cakka langsung menghampiri Agni yang syok dan menggendong nya meskipun agak kesusahan karena berat.. Berbanding terbalik dengan Iwan yang menggendong Vivi yang pingsan.
" Kak udah gue ga apa-apa koq. Gue mau minum yang manis aja." Kata Agni setelah berkurang syok nya dan melihat Cakka yang kesusahan gendong dia.
" Eh iya tunggu gue masih punya susu coklat uht gue ambilin dulu." Sahut Cakka membuka tas nya dan mengulurkan nya ke tangan Agni.
" Terima kasih ya kak." Sahut Agni tersipu wajah Cakka terlalu dekat dengan nya. Cakka juga terbius dengan wajah Agni mereka saling memandang sampai.
" Hmm hmm Ag. Bisa jalan ga lo. Liat Vivi yuk." Deheman Shilla menyadarkan Cagni.
" Iya Vivi pingsan tadi pas nerjang lo dan ketiban tiang lampu. Rio Iyel Ify sama Via di sana bantuin Iwan sadarin Vivi." Jelas Alvin. Agni syok mendengar Vivi pingsan dan ga lama dia nangis. HIKS HIKS HIKS.
" Ag lo kenapa ada yang sakit?" Tanya Cakka.
" Kak. Lo tenangin Agni dulu deh. Anterin pulang aja. Gue ama ko Alvin yang liat Vivi ntar gue bilang sama semua kalo Agni nangis pasti mereka ngerti." Kata Shilla sambil menarik Alvin sementara cowo sipit itu memberi tanda semangat buat Cakka.
Sepeninggal Alshill.
" Udah dong nangis nya cup cup cup." Bujuk Cakka dia juga bingung gimana nenangin Agni yang histeris. Berbagai cara udah dia coba hingga. Greepp Cakka menarik Agni ke pelukan nya dan berbisik. " Ssttt jangan nangis ya. Ada gue Ag." Baik Cakka maupun Agni terbius oleh aroma tubuh masing-masing. Cakka dengan aroma manis Agni. Agni dengan aroma maskulin Cakka. Perlahan Agni berhenti menangis Cakka melepaskan pelukan nya dan mengusap air mata gadis itu.
" Gue anterin pulang ya?" Tawar Cakka dia berjongkok di depan Agni meminta nya untuk naik ke punggung nya.
" Maafin gue yang ga bisa gendong lo kayak Iwan gendong Vivi." Kata Cakka lagi. Agni merasa deg-degan saat Cakka mulai berjalan.
" Kak Cakka makasih ya." Sahut Agni akhir nya. Cakka tersenyum mendengar nya dia merasakan jantung Agni berdebar karena dada gadis itu tidak terlalu besar.
@ uks
Iwan membaringkan Vivi yang pingsan di ranjang serta membuka sepatu gadis itu.
Dokter yang berjaga langsung memeriksa Vivi.
" Untung lah cedera nya tidak serius, tensi nya juga rendah. Apa dia punya riwayat anemia?" Tanya dokter lagi.
" Seingat saya sih tidak ada dok. " Jawab Via.
" Tapi akhir-akhir ini dia sering muntah dok." Sahut Ify.
" Ada riwayat maag?" Tanya dokter lagi." Kalo itu ga tau dok." Jawab Via.
" Kenapa dia belum sadar juga dok?" Tanya Iwan sambil memegang tangan Vivi yang dingin.
" Oh biarin aja dulu beberapa jam lagi dia sadar." Kata Dokter itu lagi.
" Vivi udah sadar belum?" Tanya Shilla saat masuk uks
" Belum tadi udah di periksa cedera nya ga parah. Cuma cape dan anemia." Jawab Rio.
" Eh Cakka Agni mana?" Tanya Iyel.
" Cakka anterin Agni pulang. Agni nangis histeris kayak bocah pas tau Vivi pingsan." Jawab Alvin.
" Seriusan lo ko. Agni nangis histeris." Tanya Ify memastikan.
" Iya gue aja kaget Agni bisa mewek tantrum gitu." Sahut Shilla.
" Ergghh sakit." Erangan Vivi menyadarkan semua nya.
" Yang mana yang sakit sayang?" Tanya Iwan panik.
" Perut aku sakit kram Aku mau pulang ko." Jawab Vivi lemah sambil nangis megangin perut nya.
" Ya udah kita pulang bisa jalan ga?" Tanya Iwan lagi.
" Koko lu sebener nya jenius ga sih. Itu Vivi udah ngeringkuk kesakitan ya gimana mau jalan." Sahut Ify sebal.
" Ya udah gue gendong untung nih ari gue bawa mobil. Girls tolong bawain sepatu dan tas nya Vivi ya." Sahut Iwan sambil menggendong Vivi.
Anjirrr Vivi badan nya mungil sih ya jadi ko Iwan gampang gendong nya. Ah gue jadi mupeng nih kapan ya ko Alvin gendong gue kayak gitu. Batin Shilla mencelos. Alvin menyadari sekilas wajah iri Shilla dan dia tersenyum.
@ Rumah Vivi.
Iwan menidurkan Vivi di ranjang sakit perut nya belum reda malah menjadi.
" Kamu kenapa sih?" Tanya Iwan bingung.
" Sakit perut..." Sahut Vivi singkat. Iwan yang bingung memutuskan diam srettt dia melihat sekilas kalender bulanan yang ada di meja dan mengambil nya. Sedetik kemudian dia tersenyum karena mengetahui penyebab sakit perut Vivi.
" Tunggu bentar ya?" Sahut Iwan sambil keluar kamar dan menelepon seseorang. Kurang lebih 30 menit kemudian terdengar klakson motor. Iwan pun berkutat di dapur Vivi.
" Vivi..masih sakit ya? Ini minum dulu ga panas koq udah koko dinginin." Sahut Iwan sambil membantu Vivi duduk dan meminumkan air di gelas kepada Vivi.
" Makasih ko sakit nya berkurang dikit." Kata Vivi kurang lebih 10 menit kemudian.
" Itu rebusan daun sirsak bisa ngurangin nyeri haid. Kamu lagi itu kan?" Tanya Iwan membuat pipi gadis itu memerah.
" Udah ga usah malu-malu ama koko. Calon suami kamu." Canda Iwan membuat Vivi manyun.
" Ih koko..." Rajuk Vivi sambil mencubit tangan Iwan.
" Minum nya sekali sehari aja. Itu masih ada banyak. Ntar taro kulkas daun nya. Rebus pas mau minum aja." Jelas Iwan.
Skip tiga minggu kemudian. Agni sudah mulai membuka hati nya kepada Cakka. Cakka juga hanya memberi perhatian kepada Agni. Cowo yang menfoto Vivi diam-diam di suruh oleh orang yang di sebut big boss. Revlan , cowo itu di kenai.hukuman menulis 1000x di buku Saya tidak akan memfoto seseorang secara diam-diam. Cakka mencoba no telepon bigboss tidak bisa di hubungin balik.
" Ish gue bisa gila nih apa hubungan ny big boss ama Revlan apa big bos itu Ferdy Wijaya." Ujar Cakka kesal saat main basket sendirian di lapangan komplek. Dia galau karena dua hal belum terselesaikan big bos dan tentu nya Agni. Cowo itu benar-benar menyukai Agni. Duk bola basket terpental dan tampak seorang gadis mengambil nya.
" Kak main bareng yuk." Tawar gadis itu.
" Ga ah Ag. Gue udah ga mood buat main." Kata Cakka tanpa menoleh ke Agni.
" Kenapa sih kak tumben lo kayak gini?" Tanya Agni sambil mengulurkan sebotol minuman ion dingin ke pipi Cakka. Srett Cakka menoleh dan terkesima melihat Agni. Gadis itu memakai minidress bermotif bunga bewarna pastel Agni memakai flat shoes coklat, rambut nya di gerai dengan jepitan kupu-kupu. Benar-benar tampilan cewe 'Manis' itu yang ada di pikiran Cakka.
" Kak Cakka." Teriak Agni di kuping Cakka.
" Eh lo manis Ag." Ceplos Cakka membuat Agni tersipu dan menundukkan wajah nya.' Kesempatan nih gue tembak aja lah mumpung masih melting dia' kata hati Cakka. Cakka memegang dagu Agni dengan tangan kanan nya dan membuat nya menegakkan nya.
" Agni Rachman. Gue tau kalo gue playboy. Cuma gue udah menemukan gadis yang menyembuhkan sifat gue. Dan gue mau kalo gadis itu menjadi pacar gue." Ucap Cakka sambil menatap intens mata Agni. Gadis itu merasa jantung nya berdebar melihat Cakka dari jarak sedekat ini. Cowo iyu memakai kaus sport berwarna biru dengan jeans panjang hitam jaket hoddie hitam membuat Cakka terlihat tampan. Reflek Agni menyodorkan botol minuman yang masih dingin ke dada Cakka dan lari.
Cakka segera tersadar dan mengejar Agni. Greppp Cakka memegang tangan Agni dan memeluk gadis itu. Kedua nya merasakan jantung yang berdebar.
" Agni. cewe itu lo. Gue mau lo jadi pacar gue." Sahut Cakka.
" Eh gue mau kak." Jawab Agni jantung mereka masih berdebar hingga.
" WOYYYYY LO BERDUA KENAPA PELUKAN?" Teriak Iwan mengejutkan Cagni membuat kedua nya melepaskan diri.
Agni masih tersipu di belakang punggung Cakka.
" Eh gue udah jadian ama Agni." Jawab Cakka..
" Haaa.. Agni beneran yang Cakka bilang kalian udah jadian." Tanya Iwan memastikan.
" Iya ko gue udah jadian ama ka Cakka ." Sahut Agni. Iwan melihat penampilan Agni dan berdecak dalam hati.
'Oh jadi yang kemarin kemarin Vivi nyuekin gue karena ini toh.'
Flasback on
" Vi kamu ngapain sih koq sibuk banget beberapa hari ini?" Tanya Iwan pada Vivi yang sibuk menggambar cewe dengan dress lucu.
" Ada deh ko. Pokok nya aku ada misi dan pasti sukses." Sahut Vivi masih sambil menggambar. Sekarang dia mengira-ngira dan menulis angka-angka.
" Koko mau makan masakan kamu sayang." Sahut Iwan sambil memeluk pinggang Vivi dari belakang. Iwan melirik sekilas gambar Vivi.
" Huu koko koq jadi manja sih" Dumel Vivi sambil mencoba melepaskan diri. Bukan Iwan nama nya kalo ga 'nakal' dia menghembuskan nafas ke telinga Vivi kemudian mencium nya. Vivi merasa geli apa lagi tangan Iwan sudah meremas payudara nya. Dan akhir nya junior Iwan pun masuk ke sarang nya.
" Ah koko sakit." Jerit Vivi yang langsung di bungkam ciuman oleh Iwan.
" Punya kamu koq masih sempit aja sih sayang." Ujar Iwan di sela ciuman mereka. Vivi yang mendengar nya pun tersipu.
Flashback off
" Lo kenapa Wan?" Tanya Cakka soal nya Iwan tiba-tiba cemberut.
" Ga kenapa-napa. Oh iya gue mau jalan ama Vivi lo berdua ikutan aja . Nyusul aja ya." Sahut Iwan sambil menuju mobil nya.
" Gimana Ag lo mau pergi ga. Ayolah lo juga udah cantik gini masa ga kemana-mana..?" Tawar Cakka.
" Eh ya udah lagi pula malming nih." Kata Agni.
@Mall Rify
CRAGI dan SISVA pun berkumpul sekalian malakin Cakka. RAG SSI terpana melihat tampilan Agni yang manis sementara Vivi tersenyum puas karena misi makeover Agni sukses.
" Gini dong Ag sekali-kali pake dress jangan pke kaos ama jeans mulu." Sahut Shilla sambil memandangi Agni dari atas ke bawah.
" Ag, ga salah kan merubah penampilan sekali-kali?" Sahut Vivi sambil tersenyum.
" Iya Vi thanks banget udah buatin gue dress ini." Sahut Agni lagi.
" Lo bisa jahit baju Vi?" Tanya Via.
" Baru belajar lagipula ada mesin nganggur ya udah gue coba buat aja. Lo pada mau gue buatin ?" Sahut Vivi santai membuat CRAG SSI cengo.
" Eh beneran nih?" Tanya Ify.
" Ya bener cuma gue baru bisa sebatas dress simple aja. Belom bisa yang rumit." Kata Vivi lagi.
" Jadi kamu cuekin koko karena ini. " Iwan cemberut membuat CRAG cengo napa temen mereka jadi kayak anak kecil. Cakka teringat saat tadi Iwan memandang Agni lalu cemberut tanpa sadar Cakka tersenyum.
" Ish koko ya. Tapi liat dong hasil nya temen koko juga ga galau lagi." Sahut Vivi sambil menyuapkan sayur ke Iwan. Alvin yang melihat Iwan mulai makan sayur pun tersenyum.
" Iya deh asal kamu nya ga kecapean ya." Sahut Iwan sambil menyuapkan daging ke Vivi. Via pun tersenyum melihat Vivi yang mulai makan banyak.
Rio dan Ify merasa jengah karena merasa jadi obat nyamuk coz keempat pasang itu lagi kasmaran.
" Muka lo berdua napa koq di tekuk?" Tanya Iyel..
" Gue pulang aja berasa jadi pajangan gue liatin lo pada pacaran." Sahut Rio
" Maka nya lo berdua pacaran dong. Jadi bisa ikut pacaran juga kaya kita." Celetuk Cakka.
" Hu tau deh yang baru jadian." Dengus Rio membuat Cakka tertawa.
" Vi lo ga salah mau makan lagi?" Tanya Ify saat Vivi memanggil pelayan lagi.
" Gue masih laper dan keliatan nya enak jadi gue pengen." Sahut Vivi melas.
" Tapi ini udah mangkok ke 3 yang lo makan.." sahut Shilla.
" Gue dari pagi ga bisa makan. Muntah terus pas masuk makanan udah sorean dikit baru bisa makan." Sahut Vivi lagi.
Degg Alvin dan Agni terkejut mendengar nya. Mereka teringat saat mama mereka hamil adik mereka.
" Emh Vi lo muntah nya dari kapan ?" Tanya Agni.
" Baru 5 hari ini." Sahut Vivi sambil mencomot cemilan yang ada. Agni terdiam tidak mau memikirkan hal itu.
" Tapi Vi lo akhir-akhir ini aneh dah masa nyari mangga muda." Ceplos Via polos membuat Iyel terkejut.
" Ah Via mah di ingetin gue udah lupa padahal eh sekarang jadi pengen kan." Sahut Vivi cemberut Fixed CRAGI SIA pun kompak kanget kecuali Via yang ngerti soal ginian.
" Vi pulang yuk udah malam besok kita latihan pagi kan?" Ajak Iwan.
" Mangga nya gimana ko?" Rengek Vivi.
" Iya besok kita cari sekarang udah malam ntar maag kamu kumat." Sahut Iwan sambil menuju kasir untuk membayar jatah extra Vivi. Vivi hanya cemberut membuaf CRAG SISA bingung.
" Eh guys pulang dulu ya." Pamit Iwan sambil menggandeng tangan Vivi.
Yups akhir nya part 7 kelar dua pasang jadian. Fredy udah mulai terlacak jejak nya. Author buat nya ngebut. Maafkan author yang miskin ide dan mesum ini. Author bakal cepet-cepet kelarin cerbung ini karena next cerbung udah kepikir ide nya. see u in next part galau jg mau happy end or sad end. Bye3x muah3x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar