Hai3x balik lagi dengan author gaje
Udah ya ga usah banyak narasi nya yuk langsung capcus. Warning 17+++ mohon kebijaksanaan dalam membaca.
Sepeninggal IVi Agni dan Alvin mencelos dalam hati. Via yang ga ngerti suasana jadi canggung pun bertanya.
" Lo semua kenapa sih?"
" Yel nih cewe lo polos jangan lo kontaminasi." Desis Rio ke Iyel.
You get message notif dari tab Cakka berbunyi dan dia membuka email dan membaca nya. Lama dia membaca hingga tab nya di ambil alih Rio yang ikut membaca data itu.
" Kka, kayak nya mereka bakal lebih waspada lagi. Revlan juga ternyata cuma di suruh by email ama big boss ini." Celetuk Rio.
" Big boss ini cerdik juga ya. " Desis Cakka." Kenapa ka?" Tanya Shilla.
" Jejak nya ga kelacak...ck sial ." Berang Cakka.
" Tenangin diri lo kak." Kata Agni sambil memegang tangan Cakka.
" Menurut lo Vivi bakal baik-baik aja?" Tanya Ify pesimis.
" Entahlah Fy, dari dulu dia memang selalu di incar cowo." Sahut Via frustasi.
Kita beralih ke IVi. Iwan membawa Vivi ke rumah nya karena gerimis sedangkan jarak rumah Vivi masih jauh.
" Ko rumah nya koq sepi?" Tanya Vivi saat Iwan membawa nya ke kamar.
" Papa sama mama lagi di Swiss minggu depan baru balik." Jawab Iwan sambil mengganti baju dengan kaus dan celana kargo hitam selutut. Gadis itu merasa ngantuk dan terlelap saat dia merebahkan diri ke kasur bermotif dedaunan yang empuk itu.
Tok tok tok
" Ada apa bi Ijah ?" Tanya Iwan saat keluar dari kamar dan menutup kembali pintu nya.
" Den bibi izin dulu anak bibi sakit hari selasa bibi udah balik lagi koq." Sahut art berusia 40an tahun itu.
" Terus bibi gimana pulang nya masih hujan gini." Tanya Iwan.
" Ponakan bibi yang supir keluarga den Cakka udah jemput dia pinjem salah satu mobil keluarga den Cakka." Jelas bi Ijah.
" Ya udah bi saya antar keluar dulu mau kunci pintu. Tapi kerjaan bibi udah kelar kan?" Tanya Iwan lagi.
" Udah den bibi udah masakin sepanci sayur sup. Den bisa taroh di kulkas kalo ga abis." Terang bi Ijah. Iwan pun mengunci pintu gerbang dan pintu rumah dengan kode angka.
Ceklek Iwan membuka pintu kamar nya dan mendapati Vivi tidur dengan rok yang tersingkap menampakkan paha mulus yang tertutupi hot pants. Deg darah nya mengalir ke kepala dan dia merasa pusing padahal dia sering melihat tubuh polos Vivi. Perlahan Iwan melangkah ke ranjang dan duduk di tepi ranjang. Dia mengusap lembut rambut gadis itu. Kenapa dia terlihat menggemaskan sih. Batin Iwan sambil memandangi Vivi tangan nya perlahan turun ke arah bibir. Oh shit desakan ini makin menyiksa.
Vivi terbangun karena dia merasakan ada yang menindih tubuh nya. Saat membuka mata dia melihat mata Iwan yang menatap nya lembut.
" Koko udah ga tahan sayang." Ucap Iwan sambil membuka kancing blous Vivi.
" Koko..pelan pelan ya badan ku ga enak." Sahut Vivi manja.
" Iya sayang." CHUPP Iwan mencium bibir nya dengan mesra kedua tangan nya mencari pengait bra Vivi dan melepasnya. Ciuman Iwan semakin turun ke leher dan ke dada Vivi membuat gadis itu kegelian. Sementara tangan nya merayap ke rok Vivi dan membuka nya. Tangan Vivi juga reflek membuka celana Iwan. Hingga mereka berdua polos.
" Ah koko ah." Erang Vivi saat Iwan memasukkan junior nya ke areh pribadi Vivi.
" Ah Vivi punya kamu koq masih sempit aja sih." Sahut Iwan membuat pipi Vivi memerah.
" Koko..hhh..koko.." Vivi meracau saat ledakan itu menghampiri nya.
" Huek huek" Vivi muntah saat membersihkan diri di kamar mandi Iwan membuat pria itu menyusul ke dalam.
" Kenapa kamu?" Tanya Iwan sambil mengelus punggung Vivi.
" Mual ko. Hari ini udah 5 x muntah." Jawab Vivi lemas.
" Koko buatin coklat anget ya." Sahut Iwan meninggalkan Vivi yang sedang memakai baju nya. Dia berjalan dan merebahkan diri ke kasur Iwan sedetik kemudian Vivi kembali terlelap.
" Lah tidur lagi perasaan tadi juga tidur?" Gumam Iwan heran.
Skip hari H pementasan drama. Semua bersiap namun Vivi merasa kan ngantuk dan ingin cepat pulang tidur. Tirai di buka dan penonton terkesima dengan IVi banyak kasak kasuk tentang kedua nya. Ada yang bilang kalo meranin Romeo dan Juliet pasti langgeng ampe merit. Ada yang komen tentang Iwan yang ganteng dan Vivi yang cantik. Denger-denger dua dua nya jenius loh. Penonton terpukau dengan penampilan drama ini bahkan ada yang sampe nangis pas adegan terakhir.
Di belakang panggung.
" Kalian foto dulu buat kenang-kenangan." Sahut bu Ira guru pembimbing.
Setelah 15 menit semua berganti pakaian biasa.
" Eh pulang makan dulu yuk gue traktir." Kata Rio.
" Dalam rangka apa Yo?" Tanya Iyel.
" Gue udah jadian ama Ify." Sahut Rio membuat CAGI SSA kaget Vivi yang ngantuk tidak menanggapi.
" Koq bisa kapan ?" Tanya Cakka." Kemarin." Sahut Rio
Flashback on
Di rumah Ify, Deva Rio dan Ray sedang menunggu Ify yang masak soal nya orang tua Rio dan Ray keluar kota seminggu. Bi Inah kebetulan cuti. Setelah mereka makan Rio membantu Ify mencuci piring.
" Gue ga nyangka mak lampir kayak lo bisa masak juga." Sahut Rio usil.
" Reseh banget sih lo kak. Udah gue masakin juga." Dumel Ify sambil memercikan air ke muka Rio selanjutnya kayak adegan di kdrama main lempar sabun. Wkwkwk.
" Udah ah Fy cape gue ribut mulu." Sahut Rio penampilan kedua nya ga karuan.
" Lagian siapa suruh lo ledekin gue mulu." Manyun Ify.
" Karena gue suka ama lo." Ucap Rio keceplosan reflek dia langsung menutup mulut nya.
" Eh apa lo suka ama gue." Sahut Ify ga lama dia tersipu.
Udah kepalang basah nih gue tembak aja lah sekarang. Kata hati Rio. " Iya Ifanka Angelina Salim gue Mario Gunawan suka ama lo. Mau ga lo jadi pacar gue."
" Eh gue mau koq kak." Sahut Ify lagi. Memang seminggu ini Ify galau gegera perasaan nya ama Rio dan sekarang Rio nembak dia.
" Makasih ya Fy." Sahut Rio dia hendak memeluk Ify.
" Kak Rio tangan lo ada sabun nya. Lo cuci bersih dulu napa. Duh cucian gue ga kelar-kelar nih." Dumel Ify membuat Rio nyengir.
Flashback off
" Wah Yo lo nembak nya di dapur. Ckckck." Kata Cakka geleng-geleng kepala. Membuat Ify makin tersipu.
" Wah neng Ipy nya malu malu tuh."Ledek Alvin.
" Ya udah yuk jalan lo liat tuh Vivi udah ngantuk berat." Sahut Iyel menunjuk Vivi yang sedang bersender di bahu Iwan.
@ Resto.
" Lo boleh pesen apa aja." Kata Rio.
Saat semua sudah pesan hanya Vivi yang belum memesan makanan.
" Lo koq belum pesan Vi?" Tanya Ify heran.
" Percuma gue makan kalo akhir nya di muntahin." Sahut Vivi membuat Agni dan Alvin kaget.
" Tapi kamu harus makan biar ada isi nya." Kata Iwan cemas.
" Iya cuma cape kali tiap makan mual.. Eh yang itu kayak nya enak deh." Sahut Vivi sambil menunjuk seporsi ikan bakar yang di makan ibu dan kedua anaknya.
" Vi lo ga salah mau makan itu porsi nya kan buat 4 orang itu." Tanya Via heran.
" Tapi keliatan nya enak banget Via. Gue pengen." Rajuk Vivi.
" Ya udah kalo lo mau makan itu kan." Sahut Rio sambil memanggil pelayan.
30 menit pesanan mereka datang.
Semua memandang kaget Vivi yang lahap banget makan nya.
" Vi pelan pelan makan nya ntar keselek." Sahut Agni.
" Gue lapar Ag...Lagian gue baru makan sekarang." Sahut Vivi.
" Muntah lagi ya kamu?" Tanya Iwan membuat Agni dan Alvin lagi-lagi kaget.
" Maka nya jangan telat makan. Masuk angin kan." Sahut Iwan lagi.
" Makan ga telat kali ." Sahut Vivi sambil mengunyah ikan tidak menyentuh nasi nya.
" Nasi nya di makan dong." Sahut Iwan kesal.
" Ga mau makan nasi. Jauh jauh eneg liat nya." Sahut Vivi kesal .
Fixed Alvin dan Agni mencelos dalam hati. Rupa nya Vivi dan Iwan ga tau gejala 'ngidam'.
" Eh Vi tamu bulanan lo udah dateng belom." Ceplos Agni membuat CRG SSI kaget. Vivi terdiam mengingat kapan terakhir dia menstruasi. Alvin mencelos dalam hati ' Berani juga dia tanya hal itu'
" Koq lo nanyain tamu bulanan Vivi ada cowo juga Ag.?"tanya Via polos membuat Iyel tepok jidat dia udah tau maksud Agni. CAG SIA cuma bisa ngakak liat Siviel.
" Gue bulan ini belum dapat." Sahut Vivi sambil melihat periode nya di aplikasi smartphone nya. Ify penasaran dia mengambil hp layar touchscreen itu dan ikut terkejut dengan perkiraan aplikasi itu. 3 minggu kira-kira yang tertera.
" Kita ke dokter sekarang." Ajak Iwan sambil memegang tangan Vivi.
" Kita ikut." Sahut Rio saat hilang syok nya.
" Selamat nyonya Vivi sedang hamil 1 bulan . " Kata dokter sambil mencetak usg 4d terlihat janin di rahim Vivi. CRAG SISA yang melihat monitor pun syok. Iwan cuma bisa tersenyum kaku antara bahagia dan bingung melihat calon anak nya.
" Cuma karena umur nyonya Vivi masih sangat muda tolong di perhatikan agar calon ibu tidak merasa stress."
" Dok. Cuma akhir akhir ini dia mual dan muntah apakah itu normal dok?" Tanya Agni saat di lihat nya Iwan bengong aja.
" Itu normal saya akan resepkan vitamin penguat kandungan dan obat mual nya. Kalau masih bisa di tahan ga usa di minum obat nya." Sahut dokter pria berusia 40an tahun itu.
" Wan, sekarang gimana nasib lo berdua eh lo bertiga." Ralat Alvin kepada Iwan yang menggendong Vivi yang tidur. Shilla lagi-lagi mupeng liat bride style IVi. Alvin tersenyum melihat Shilla yang cemberut.
" Gue juga belom tau. Yang pasti fokus dulu ama uas yang tinggal seminggu lagi. Pas libur baru gue pikirin lagi." Kata Iwan pelan. Rio hanya memelototi nya. " Iya gue tau gue udah rusakin anak orang. Yang pasti gue bakal tanggung jawab." Kata Iwan akhir nya.
" Ya udah kak Rio kita fokus dulu ke uas baru kita pikirin lagi. Jangan marah lagi " kata Ify lembut.
" Oke nanti kita pikirin bareng-bareng."sahut Rio lemas.
Cakka berusaha melacak big boss karena dia yakin terkait dengan Freddy. Informan nya seolah buntu kalo berhubungan dengan cowo itu.
Sore itu Cakka sedang belajar untuk uas 2 hari lagi.
Cakka membelalakan mata melihat data yang di terima dan dia terlihat senang.
" Oke gue hampir dapetin lo. Mending gue kasih tau semua pas kelar uas." Gumam Cakka. Dia terlihat membalas email.
Alshill.
Alvin mengantarkan Shilla pulang. Di mobil Shilla masih kepikiran Vivi yang di gendong Iwan.
" Kamu kenapa koq manyun?" Tanya Alvin sambil cengar cengir.
" Aku ga apa-apa ko. Cape sama ngantuk aja." Jawab Shilla.
" Eh kita ke suatu tempat dulu yuk." Kata Alvin sambil mengarahkan mobil nya ke arah lain. 15 menit kemudian mereka sampai di sebuah danau private ( anggap aja ada di Jakarta. He3x)
" Wah aku baru tau ada tempat sebagus ini." Sahut Shilla exited.
" Siapa dulu Alvin." Ucap Alvin menyombongkan diri. Alvin membukakan pintu untuk Shilla. Shilla terbuai dengan keindahan tempat ini hingga GREPP Alvin menggendong nya ala bride style yang dia impikan.
" Ko Alvin ahhhhh. Turunin ntar aku jatuh." Shilla agak kaget juga.
" Ga mau sekarang taro tangan kamu di leher aku." Perintah Alvin dan gadis itu mengikuti nya.
" Suka ga kejutan nya?" Tanya Alvin sambil menatap mata Shilla.
" Suka banget ko. Makasih ya." Ujar Shilla tersipu. Alvin tersenyum dan menurunkan Shilla perlahan karena mulai berat. ' Vivi mah mungil jadi Iwan ga berat.' Batin Alvin.
" Berat ya ko?" Tanya Shilla lagi. DAMN pertanyaan menjebak pikir Alvin. Akhir nya setelah beberapa detik.
" Ga koq sayang. Kamu ideal badan nya." Untung aja Shilla lebih fokus ke danau jadi bodo amat dengan jawaban Shilla. ' Hufftt aman gue.' Pikir Alvin.
UAS pun kelar lagi lagi Vivi dan Iwan mendapat juara 1 palarel dengan nilai sempurna. Membuat para kaum adam dan hawa menatap kedua nya iri. Pasangan yang sempurna cantik tampan dengan otak yang pintar.
Siang itu sepulang sekolah. Vivi menatap ngeri sedan hitam papa nya. Dia melemas karena tidak bisa bersembunyi lagi dari papa nya. CRAGI sedang ada rapat osis jadi pulang agak sore. SISA memutuskan untuk menunggu kekasih nya.
" Kalian tunggu aja ya. Gue pulang dulu. Bilang ko Iwan gue ada urusan ntar sore gue telepon." Kata Vivi gugup.
" Lah napa ga tunggu sama-sama aja Vi?" Tanya Agni mendesak dia curiga dengan kegugupan Vivi.
" Maaf Ag. Gue buru buru." Sahut Vivi sambil berlari melewati Rezky yang bingung akan sikap Vivi mata nya menegang mengenali sedan hitam itu.
" Girls kenapa lo biarin Vivi pergi." Tanya Rezky panik.
" Dia lari kak. Kita ga sempet tahan kata nya ada urusan." Jawab Via membuat Rezky panik.
" Pacar kalian mana? Sama Iwan juga kah?" Tanya Rezky yang di jawab anggukan SISA." Kalian ikut gue." Sahut Rezky sambil berlari ke ruang osis.
" Eh Yat. Rapat osis udah kelar belom?" Tanya Rezky pada Dayat anggota osis.
" Udah kelar." Sahut Dayat. Rezky langsung mendobrak pintu ruang osis.
" Wan. Lo cepetan ikut gue. Kalian juga ikut. Vivi ketauan ama bokap nya sekolah di sini." Ucap Rezky panik.
" Apa? Oke.." Iwan terkejut membayangkan gadis nya akan...' Tidak' Iwan menggelengkan kepala dan menyusul Rezky di susul CRAG SISA di belakang nya.
Vivi di bawa ke gudang tua. Lagi-lagi mang Sapri tidak bisa berbuat apa-apa terhadap nona nya. Dia hanya mengintip melihat nona nya di siksa dan di pukuli. " Sabar ya non. Tuhan pasti nolongin non suatu saat." Lirih pria berusia 40tahun itu. Dia tersentak saat melihat 10 orang anak sma tiba-tiba menghampiri gudang tua itu. Apa mereka teman nona? Seragam nya sama dengan seragam nona.Pikir mang Sapri.
BRAKKKK Para cowo mendobrak pintu dan mendapati Vivi sedang di pukul oleh seorang pria. Argan Kosasih pria terkaya ke 100 di dunia pemilik banyak cabang usaha. Ah mereka mengerti kalau pria ini papanya Vivi. Iwan menatap marah Argan yang menghentikan pukulan nya.
" Kalian anak ingusan mau apa di sini?" Bentak Argan.
" Harus nya saya yang nanya kayak gitu? Apa pantas om memukuli anak om seperti ini." Balas Iwan dengan membentak. SISA yang mendengar keributan dari luar pun terkejut.
" Saya orang tua nya jadi terserah saya mau berbuat apa ke anak sial ini." Sahut Argan sambil membentak Vivi yang menahan sakit di badan nya.
" Rupa nya om mau main main . Oke saya akan pastikan om ga akan bisa menyiksa gadis yang saya sayangi." Sahut Iwan sambil menggendong Vivi.
" Om kami punya rekaman nya. Kami akan bawa kasus om." Sahut Rio. Dia punya paman pengacara jadi dia tidak takut.
" Jangan." Sahut Vivi lirih." Jangan di bawa ke pengadilan kasus ini bisa berimbas ke saham Rico's Company di dalam nya ada 2 juta karyawan dan buruh. Bila kasus ini tersebar saham akan turun dan 2juta karyawan akan kehilangan pekerjaan nya." Sahut Vivi lagi membuat semua miris gadis itu masih mementingkan orang lain di banding diri nya.
" Baik tapi kami akan pastikan om tidak akan mendekati Vivi lagi." Geram Alvin. Dia akan meminta orang tua nya yang orang kaya ke 90 di dunia menolong nya. Orang tua Iwan adalah ke 88. Rio 89. Iyel 95. Cakka 92. Jadi mereka akan bisa menghadapi orang tua macam Argan. Rezky hanya terdiam melihat perdebatan itu. Orang tua nya hanya punya satu toko sembako dan barang impor dari Arab tidak sebanding dengan 5 orang ini. Dalam hati dia bersyujur Vivi menemukan orang yang tepat.
" Anak ingusan bisa apa kalian." Sahut Argan merendahkan.
" Kita lihat saja pak tua." Sahut Alvin lagi memberi isyarat untuk keluar.
" Bawa ke rumah sakit Harapan. Ini yang paling dekat." Kata Rio saat di lihat nya Vivi pingsan muka nya pucat dan darah mengalir dari paha gadis itu.
@ rs Harapan
Setelah menangani Vivi berjam-jam dokter keluar.
" Bagaimana dok keadaan nya?" Tanya Iwan.
" Dia sudah stabil dan kami melakukan visum terhadap luka nya. Mohon maaf bayi nya tidak dapat tertolong." Sahut dokter itu lagi.
Iwan menegang marah. Merasa sedih karena harus merelakan calon anak nya. Rezky terkesiap. ' Bayi apa arti nya Vivi hamil.' Batin Rezky bertanya-tanya.
CRAG SISA merasakan hal sama kehilangan calon ponakan mereka.
" Wan sabar ya. Bearti tuh baby bukan rejeki lo. Lagian lo berdua masih sma. Dan gue ingetin lagi jangan lo sentuh Vivi sebelum lo nikahin dia." Sahut Rio membuat Rezky terkejut.
" Jadi lo buat Vivi hamil? " Tanya Rezky agak emosi dia mencekram kerah baju Iwan.
" Iya gue buat Vivi hamil. Yang pasti gue ga maksa dia." Sahut Iwan lirih.
" Tapi koko kan awal nya nyosor mulu." Ceplos Via membuat Iyel langsung membekap mulut gadis nya ini.
" APA!!! Gue ga nyangka lo bejad.! " Bugghh Rezky memaki dan memukul Iwan namun cowo itu tidak membalas.
Rio dan Cakka segera menahan Rezky sementara Alvin membantu Iwan bangun.
" Rezky stop. Iwan emang salah cuma lo ga bisa liat apa kalo dia bener sayang sama Vivi." Bentak Rio.
" Pasien sudah bisa di jenguk." Kata seorang suster.
" Vivi.." Sahut Iwan lirih menatap Vivi yang tertidur. Perlahan dia mengelus rambut Vivi dan mengecup sayang dahi gadis itu. Tangan kanan nya memegan tangan Vivi dan tangan kiri nya memegangi perut Vivi. Padahal baru tadi pagi dia mengusap dan berbicara pada anak nya yang masih di perut Vivi. " Maaf karena ninggalin kamu tadi." Tes tes air mata Iwan menetes membuat para cowo terkejut mengetahui seberapa besar cinta Iwan pada Vivi. Perlahan Rezky memaafkan tindakan Iwan yang membuat Vivi hamil. SISA hanya diam melihat tindakan Iwan.
" Koko.." panggil Vivi lirih, dia melihat mata coklat Iwan terlihat cemas.
" Iya sayang yang mana yang sakit." Tanya Iwan lagi.
" Satu badan ku sakit ko. Dan perut ku rasa nya sakit. Apa dia baik-baik aja?" Tanya Vivi lagi.
" Vi..anak kita udah ga ada lagi." Sahut Iwan sambil memeluk Vivi.
" Koko becanda kan. Ga mungkin." Sahut Vivi histeris di pelukan Iwan. Mereka meninggalkan IVi memberikan privasi kedua nya.
" Lo bisa liat sendiri kan. Gimana besar nya cinta mereka berdua?" Tanya Rio ke Rezky.
" Ya gue bisa ngerasain kalo cinta mereka tulus." Sahut Rezky lirih.You get message
Cakka mengambil tab nya dan membaca data yang dia terima.
" Eh guys gue udah nemuin jejak Freddy dan memang bener kalo dia itu big boss. "
" Eh itu bukan nya bokap Vivi." Sahut Rio saat dia melihat foto kebersamaan ayah Ferdy dan Argan.
" Gotcha ternyata bokap nya Vivi ada main juga ama anggota dewan. Dan Freddy tau tentang Vivi dan ngincer Vivi." Sahut Alvin.
" Gue cuma berharap kebahagiaan Vivi. Dia sudah banyak menderita." Sahut Rezky.
" Lo kira cuma lo aja yang mau Vivi bahagia. Kita juga mau Iwan bahagia. Gue kenal dia dari kecil. Dan liat dia dingin sama cewe 3 tahun ini buat gue cemas." Sahut Cakka.
" Gara-gara di tinggal cewe nya itu ya Kka?" Tanya Iyel .
" Iya padahal Iwan udah sayang banget ama tuh cewe. Eh tuh cewe malah duain Iwan dan pergi ke Aussie.." cerita Cakka.
" Mereka pasangan yang cocok kan? Mereka saling melengkapi." Tanya Alvin.
" Ya mereka sama pintar nya. Ini cinta kedua bagi mereka." Sahut Iyel lagi.
Yups kelar juga part 8 nya. Entah kenapa feel nya kurang greget.. Author juga belom nemu ide kapan Freddy muncul. 😆😆😆😆 di tunggu aja next part dan akan author edit dikit-dikit supaya feel nya greget. Dadah bye3x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar