Kamis, 26 Oktober 2017

It's Start with A Wrong way to love you~ 6

Part 6~ Makin mengenal dan dekat satu sama lain.

Author POV

" Minggu ini ikut gambar ga?" Tanya Joe pada Victoria.

" Ikut lah ko sekalian kita izin dulu kan sampai kelar lomba." Ucap gadis itu sambil mengunyah batagor nya.

" Eh ko kasih hadiah yuk ama kakak-kakak itu." Usul Victoria yang mendapat tatapan bingung dari Joe. " Ya kan kita bisa keluar tiap minggu dan makin deket juga karena komunitas gambar ko.  Pengen aja kasih kado."

" Ya udah ntar pulang ya."

Flashback on

Johanness dan Victoria baru jadian beberapa hari saat lelaki mengajak gadis nya untuk ke suatu tempat.

" Vivi, mereka baik-baik koq ga usah takut ya." Ucap nya menenangkan Vicky.

" Iya koko...ga usah cemas gitu ya." Ucap gadis itu sambil tersenyum.

Joe menuntun gadis nya ke sebuah ruangan dan membuka handle pintu.

" Selamat datang Joe..Eh si cantik Victoria loh koq kalian bisa barengan." Sambut seorang pria yang berkacamata. Membuat Joe reflek mengetatkan genggaman nya di jari gadis itu.

" Iya kak. Kenalin semua ini Victoria . Dia pacar aku."  Sahut Joe memproklamirkan Victoria membuat gadis itu tersipu dan semua yang ada di ruangan itu tertawa.

" Oh gitu. Eh iya kamu koq ga telepon kakak sih setelah itu.  Padahal kita mau ketemu kamu lagi loh." Kata lelaki itu membuat Joe kaget.  Setelah memberitahu nama masing-masing dan menjelaskan tentang pertemuan di taman musik Joe pun mengangguk paham.

" Nurbianto." Lelaki berkacamata dan bertubuh tinggi.  Mahasiswa Senirupa
" Aurin." Wanita yang di cat pirang dan tinggi untuk ukuran wanita.  Mahasiswi Senirupa.

" Raditya." Lelaki berpipi chubby dan cukup tinggi. Pekerja kantoran.

"  Karenina." Wanita nyentrik berkacamata manager toko pakaian.

" Gilang." Mahasiswa hukum dan pekerja part time.

"  Kayla." Anak pemilik toko barang antik.

" Maaf kak belum sempat ngabarin padahal aku mau loh ikut komunitas ini."  Kata Victoria lagi.  Mereka udah duduk di sebuah meja panjang.

Flashback off


Joe melihat Vicky duduk nya gelisah sesekali memegang kepala nya.

" Kenapa Vi?" Tanya Joe berbisik di kuping Vicky.

" Shhh.. Geli ah ko." Sahut nya sambil mengigit bibir bawah nya.  Ga lama 'gadis' itu berdiri meninggalkan kantin.

" Eh mau ke mana?" Sahut Joe menyusul gadis nya.

" Kepala ku pusing ko." Rajuk Vicky pada Joe.  Mereka lagi di perpus perlahan Joe memijit bahu 'gadis' itu.  Namun itu malah membuat Vicky semakin gelisah.

" Ah ke kantin lagi aja lah beli yang dingin-dingin." Ucap Vicky beranjak dari duduk nya meninggalkan Joe dalam kebingungan.

" Vi tunggu..." Kejar Joe.

" Kamu kenapa sih?"  Tanya Joe begitu 'gadis' itu mengambil dua botol minuman ion dingin dari mba kantin.

" Ga tau ko. Pusing bawaan nya dan gerah.." Sahut Vicky sambil membuka tutup botol dan meminum isi nya. " Ish jangan deket-deket. Geli nih." Usir Vicky saat Joe akan merangkul nya yang membuat lelaki itu heran.

" Kenapa sih?" Tanya Joe yang di jawab gelengan kepala 'gadis' itu.

" Ya udah besok kan libur ini kita jalan aja ntar pulang sekolah sekalian beli kado." Bujuk Joe namun Vicky masih merasa gerah dan pusing.

" Ya udah sekalian beli buku ya?" Tanya Vicky lagi yang di jawab anggukan oleh Joe.

Skip pulang sekolah dan di mall saat sedang memilih baju iphone iphone Vicky bergetar pertanda ada pesan masuk.

From Ko Viko
De..kamu nginep di rumah temen aja ya lusa sore sebelum magrib baru balik. 
To Ko Viko
 Iya ko.dede ngerti lusa sebelum magrib dede udah di rumah.

Vicky mendesah saat memasukkan iphone nya kembali ke saku rompi.

" Ada apa?" Tanya Joe pada gadis nya.

" Ntar anterin ke rumah Rico ya ko. Aku nginep di sana sampe lusa." Ucap Vicky lirih.

Joe POV

What dia mau nginep di tempat Rico. Ish apa dia ga tau kalo aku cemburu.  Gadis ini benar-benar deh sekarang dia menuju stand produk perawatan tubuh dia melihat ada diskon 50% perpaket setelah membeli 2 paket yang berbeda di tambah sebotol minyak yang aku tidak tahu apa nama nya dia melirik stand produk perawatan rambut di sebrang ah rupa nya di mall ini ada ada bazzar dan diskon berbagai produk.

Ternyata meski dia terlahir di keluarga super tajir, dia tidak segan untuk membeli produk yang tidak terlalu mahal, sesuai lah dengan kemampuan ku bila ingin membelikan nya. Tadi nya aku mau membayar belanjaan nya namun dia sudah menyodorkan kartu gold milik nya ke kasir. Ya sudahlah next time aku akan membelikan nya sesuatu.

" Koko.. makan dulu yuk. Laper." Ucap nya sambil menarik tangan ku yang penuh barang.  Untung lah aku membawa mobil jadi tidak ada kesulitan untuk membawa semua belanjaan kami.

Rico's House

" Vi. Perasaan Rico ga punya moge kayak gini deh?"Tanya ku saat melihat motor ninja hijau yang nangkring di parkiran rumah nya.

" Oh punya kak Kenzo." Sahut nya datar ada apa ya koq tiba-tiba aku jadi merinding.
Aku menajam kan telinga saat mendengar sesuatu dari atas. Kami menaiki tangga dengan pelan-pelan . Oh shit gilaaaaaa.  Rico berciuman di bibir dengan seorang lelaki dan gila nya mereka saling meraba tubuh pasangan nya. Tubuh atas mereka sudah naked pria itu atletis juga Rico mah kurus gitu.  Gadis ku berdecak pelan lalu menutup pintu kamar Rico dengan pelan dan menarikku keluar dari rumah Rico.

" Sekarang koko tau kan. Rico kayak apa.  Jangan cemburu lagi. Please diem aja ya ko." Sahut Vivi saat kami di mobil dan sempat terdiam beberapa saat.  Jujur aku masih syok dan merasa merinding melihat pemandangan tadi.  Chupp aku menoleh saat dia mengecup pipi kiri ku. Wajah nya memerah oh rasa nya aku mengerti mengapa dia mengeluh panas dan pusing.

" Iya Sweety koko ga bakal bilang siapa-siapa.  Cuma kalo mereka kayak gitu terus ya lama-lama ketauan lah." Sahut ku sambil menangkup wajah nya yang mulai memerah.  Aku mencium lembut bibir nya yang di balas lumatan penuh nafsu oleh nya, oke aku mulai ga tahan ku gigit bibir bawah nya dan dia mendesah. Bibir nya yang manis dan aroma tubuh nya yang manis memabukkan ku.  Tangan ku turun ke bawah dan meremas payudara nya.  Dia mendesah di sela ciuman panas kami.  Tangan nya meremas junior ku.

" Jangan bangunin singa tidur." Ucap ku sambil melepas pagutan bibir kami.  Bibir nya sudah membengkak dan makin memerah.

" Jadi aku nginep di mana?" Tanya nya sambil mengambil nafas.

" Rumah koko aja.  Tenang orang tua koko lagi di London dan mbo Mirna (art ku) lagi izin 3 hari. Cuma ada security kampret." Ucapku yang di tanggapi tawa oleh dia.

" Kira-kira lusa udah ada belum ya pembagian tim nya?" Tanya nya sambil memainkan rambut mata nya fokus ke depan.  Aku jadi ingin menyatukan tubuh kami berdua lagipula ini sudah 2 bulan lebih kami tidak melakukan nya.

" Udah. Tenang aja kita pasti satu tim koq." Kata ku sambil mengelus rambut nya. Wow halus banget di tangan ku.

" Ko, ngantuk." Ucap nya manja.

" Tidur aja ntar koko bangunin." Kata ku sambil menghidupkan mesin mobil.

Aku sudah sampai rumah tadi nya ingin ku bangunkan cuma melihat wajah lelah nya aku tidak tega.  Akhir nya ku gendong dia kekamarku dia begitu ringan dan kecil dalam gendongan ku.  Aku mencopot sepatu dan kaus kaki nya setelah meletakkan nya di kasur, iphone nya juga sudah kukeluarkan dari saku rompi nya. Aku harus ke mobil ku lagi untuk mengambil barang-barang kami.

Setelah kembali kekamar  aku melihat paha nya tersingkap karena dia bergerak dalam tidur nya.  Glekk adik ku yang dari tadi mulai ereksi semakin terasa sesak saja. Oke ku kunci pintu kamar ku dan ku hampiri dia.  'Cantik' batin ku berkata aku ga sabar untuk meminum susu nya. Aku merebahkan tubuhku di samping nya dan mulai menciumi wajah nya berhasil dia membuka mata nya dan mulai menggeliat kegelian.

" Kokoooo." Rengek nya pada ku saat tangan ku mulai membuka seluruh baju nya.

" Koko tau kamu pusing dan gerah karena kepengen kan?" Tanyaku sambil meremas payudara nya. Dia mulai mendesah dan mengerang karena sentuhan tanganku.

Setelah kami berdua full naked aku menindih tubuh nya dan melumat bibir nya dengan nafsu.  Aku menurunkan bibir ku ke tulang selangka nya dan membuat kissmark di sana. Erangan dan desahan nya membuat junior ku makin menegang.  Susu nya keluar saat ku isap kuat. Dia semakin menggila di bawah ku, setelah puas menyusu di kedua payudara nya aku menuju vagina nya sudah sangat basah rupa nya, aroma khas nya membuat ku ingin mencicipi nya.

" Ahhh koko..ahh koko.." Dia menekan kepala ku untuk memperdalam jilatan ku di klitoris nya.  Lidahku terjepit saat dia mencapai puncak nya.

" Hey sweety.  Giliran mu untuk memuaskan ku." Dengan rambut acak-acakan dia mendorong tubuh ku dan mulai dia mulai merangkak ke arah junior ku.  Awal nya dia hanya menyentuh dengan bibir nya lalu dia mulai memasukkan  dan mengulum junior ku.

" Babe jangan pake sshhh gigi. yes begitu sweety." Ucapku sambil mendorong tengkuk nya memperdalam kuluman nya di milikku. Crott dia berhasil melepaskan junior ku sehingga air mani ku mengenai sprei. Oh aku harus memasukkan nya ke mesin cuci nanti.

" Sudah siap sayang?" Tanya ku sambil memegang junior ku agar kembali ereksi. Dia mengangguk sekarang ku rebahkan tubuh nya dan mulai menciumi tubuh nya memberi tanda kiss mark di tempat tersembunyi.

" Koko...please udah ga tahan lagi." Kata nya sambil menggesekkan juniorku ke vagina nya. " Ahhh...Sakitt.." Dia menjerit saat punya ku baru setengah memasuki nya. Ku cium bibir nya agar dia merasakan rileks, memang sempit banget vagina nya. Bless " Ahhhhh." Dia menjerit dan meneteskan air mata saat aku berhasil  menancapkan seluruh junior ku. Ku kecup pipi nya lembut dan setelah beberapa saat aku mulai menggerakan pinggul ku.

" Vi....Kamu sempit banget oh nikmat banget."  Aku merasakan vagina nya berkedut dan sesuatu yang hangat menyiram junior ku. Udah orgasme rupa nya.  " Cape?" Tanya ku sambil membelai wajah nya, dia hanya mengangguk. " Biar koko yang goyang aja kamu cukup diam aja." Kata ku sambil mengenjot junior ku ke dalam vagina nya dengan cepat yang membuat nya semakin mengerang dan meracau tak jelas.

Tangan nya menarik kepala ku ke leher nya. Oh minta di cium di leher rupa nya. Desahan rintihan jeritan terus keluar dari mulut nya, gairah nya memuncak kembali di sertai goyangan pinggul nya yang kencang.  Ah sebentar lagi aku ingin keluar.  " Sweety..Vi...  Ahhh kamu nikmat banget. Aaaahhhhhhh" Setelah itu kami berdua mengerang bersamaan dan aku ambruk di tubuh nya.

" Koko.  Aku mau rileksasi jadi jangan gedor-gedor pintu kamar mandi kalo 1 jam aku belum kelar." Kata nya sambil membawa seplastik produk yang tadi dia beli.  Oke sekarang aku harus membersihkan bukti pertempuran kami di sprei.  Segera ku copot sprei beserta sarung bantal dan mengganti nya dengan sprei dan sarung bantal bersih yang memang ada beberapa di lemari pakaian ku. Setelah itu aku membawa nya ke ruang cuci yang berada di samping dapur.  Aku memang terbiasa mencuci sendiri sprei dan sarung bantal ku toh pakai mesin cuci ini.

Setelah membilas dan memasukkan pewangi aku merasa lapar sambil menunggu mesin pengering nya bekerja aku menuju dapur. Hanya ada sosis nugget dan telur yang bisa ku masak di antara bahan yang lain.  Ya sudahlah aku buat telur ceplok saja.

Aku sudah menjemur sprei dan sarung bantal yang setengah kering itu. Waktu nya makan sekarang.  Oke Joe kita lihat apa dia udah kelar mandi.  Aku membuka pintu kamar ku dan melihat dia sedang kesulitan menyisir rambut panjang nya. Akhir nya dia memakai jari nya, aku tertawa kencang.

" Ih koko mah ketawa nya kayak gitu." Rajuk nya yang membuat dia terlihat manis.  " Abis kamu lucu banget. Makan yuk koko udah lapar nih." Sahut ku menarik nya berdiri. Wangi tubuh nya beraroma lembut.

Dia hanya bengong saat melihat telur ceplok di piring kami. " Kaga salah ko. Ini yang koko bilang masak?" Tanya nya sambil membuka isi kulkas.  Aku mengajak nya makan di dapur karena praktis ada dispenser dan minuman ringan serta cemilan di  kulkas .  Aku memperhatikan Vivi yang sedang berkutat di kompor.  Rasa nya aku makin sayang saja udah cantik bisa masak pula.

" Koko..Makan yuk. Spageti nya udah mateng." Sahut nya membuyarkan lamunan ku.

" Enak banget." Wau aku ga nyangka deh ternyata masakan nya enak sekali tadi nya ku pikir cuma sekedar bisa.  Ah calon istri banget ini mah.  " Vi. Mau dong sering di masakin sama kamu."
" Iya gampang. Ntar aku masakin macem-macem. Hoamm." Setelah mengatakan itu dia menguap.

" Ngantuk? Ya udah makan dulu dikit ntar koko yang cuci semua ya. Kamu tidur aja dulu ntar koko nyusul."

" Iya. Ko mana teko ama gelas?" Tanya nya lagi aku menunjuk dengan jari ku. Dia mengambil nya dan mengisi teko hingga hampir penuh. " Buat jaga-jaga kalo ntar malem haus." Kata nya lagi.

Setelah makan aku mencuci piring dan menyusul Vivi di kamar ku. Dia sedang membaca hingga tidak menyadari kehadiran ku. "Vi." Panggilku lembut dia menoleh dan meletakkan buku di meja. " Kata nya ngantuk koq belum tidur?" Tanya nya lembut.

" Masih jam 8 kurang 15 ntar kebangun tengah malam kalo tidur sekarang." Jelas nya sambil membaca buku filsafat yang baru ku beli kemarin.  Ah jadi dia yang baca duluan, aku beruntung memiliki pacar yang minat dan hobi nya sama setidak nya tidak susah untuk di ajak diskusi.

"  Hmm Vi..Tadi saat di rumah Rico.. emmhh..sudah lama kamu tahu dia 'beda'? " Tanya ku hati-hati, takut nya menyinggung perasaan nya.

Dia tampak terkejut dan melihat ke arah ku. " Udah dari 2 tahun yang lalu ko. Awalnya juga kayak gitu dia ciuman ama cowo. Aku maki-maki aja abis nya mereka ciuman di sekolah dan cowo itu bukan kak Kenzo. "

Dia mulai menceritakan tentang Rico, pantas saja mereka berdua terlihat kompak dan saling melindungi. Ternyata cowo pertama Rico bajingan dan untung nya Vivi bisa membuka kedok nya.  Dan sebagai ganti nya cowo itu melindungi Vivi dari semua bahaya.

" Cuma ko. Aku ga tau kalo mereka sejauh ini. Mereka udah kebablasan.." Lanjut nya lagi.

" Kayak kita ga aja..." Ucapku memotong perkataan nya.

" Kan awal nya koko yang perkosa aku.. Koko tau ga sakit nya masih berasa sampai besokan hari nya." Ucap nya sambil merenggut.  Oh dia sungguh manis banget.
CHUPPPP. Ah bibir nya sungguh manis dan lembut

" Koko.." Dia hendak protes namun tanganku kembali meremas payudara nya dan dia mendesah, aku memanfaatkan itu untuk memperdalam ciumanku dan melucuti baju nya.  Aku tidak tahu siapa yang membuka baju ku yang jelas sekarang kami sudah sama-sama naked dan milik ku sudah siap masuk ke sarang nya. Butuh usaha extra karena vagina nya yang masih terasa sempit bagiku bahkan Vivi saja sampai kesakitan awal nya.  Kami melakukan nya sebanyak emhh 4 atau 5 ronde , niatku yang ingin tidur di kamar tamu gagal karena aku sudah kelelahan akibat pertempuran kami.

Victoria POV

Kenapa koko Joe tau aku pusing karena kepengen, apalagi kami sudah 2 bulan tidak melakukan 'itu' .  Bibir nya lembut dan terasa geli saat kami berciuman, eh tangan nya meremas payudara ku yang ku rasakan makin montok saat aku bercermin.  Apa ini efek sering di remas ya?

Bibir nya makin turun ke leher ku dan aku tidak tahan dengan rasa geli dan nikmat yang kurasakan.  Terkutuklah mulut sialan yang terus mendesah dan mengerang saat bibir dan tangan nya menggeranyangi tubuh ku. " Ahhh...ahhhh.." Semakin kuat aku mengerang semakin kuat dia menyusu pada ku dan sebelah tangan nya mengocok vagina ku.  Oh shit , lidah nya sekarang yang berada di vagina ku, lihai sekali lidah dan tangan nya mempermainkan inti diri ku.  Aku tidak tahu berapa banyak desahan dan erangan yang keluar dari mulut ku yang terpenting ini nikmat banget.  Setelah sekian lama aku merasa ada yang mendesak keluar, koko Joe semakin intens saja menjilati vagina ku. " Arggghhhhhh!" Teriakan panjang akhir nya keluar dan aku merasa lemas sekarang.

" Hey sweety, giliranmu untuk memuaskan ku." Aku tau maksud nya apa, dengan sisa-sisa kekuatan aku dorong tubuh nya agar tiduran untunglah kasur milik nya berukuran king size sehingga kami leluasa melakukan olahraga ranjang kami.  Setelah aku merangkak ke arah junior nya, aku pernah mencari artikel tentang ukuran standar pria dan ya aku cukup tercengang karena milik nya termasuk jumbo di usia nya yang masih remaja, aku tak tahu apa milik nya bisa berkembang lagi tapi yang ku tahu aku mulai ketagihan untuk bercinta apalagi rasa nya nikmat saat kedua kali kami melakukan nya.  Oh sudah lah aku mulai memegang dan memasukkan miliknya ke mulut ku, agak aneh awalnya namun koko Joe sudah memuaskan ku kenapa aku tidak mau melakukan yang sama dengan nya.

" Babe jangan pake sshhh gigi, yes begitu sweety." Ucap nya parau sambil memegang tengkuk ku, aku masih asyik mengulum batang nya seperti aku mengulum loli pop. Eh seperti nya dia akan keluar, dari tanda-tanda yang ku baca dari berbagai sumber.  Segera ku tarik mulut ku dari batang nya, aku tidak ingin menelan air mani nya.  Dan benar saja dia segera menyemprotkan milik nya di kasur, astaga banyak nya ga kebayang kalo sampe ketelen bisa-bisa muntah aku.

" Sudah siap sayang?" Tanya nya sambil memegang milik nya yang sudah menegang.  Aku selalu merasa gugup saat akan memulai nya.  Dia menindih tubuh ku dan menggodaku dengan menempelkan lalu menjauhkan milik nya ke vagina ku.

" Please ko..aku udah ga tahan lagi." Aku memohon sambil memegang milik nya dan menggesekkan nya ke vagina ku.  Ah rasa nya enak dan nikmat sekali.

" Ahh..Sakittt..." Aku menjerit saat milik koko Joe mulai menembus vagina ku. Tidak sia-sia aku rutin meminum ramuan untuk merapatkan vagina dan mengencangkan payudara yang ku lihat dari buku resep herbal yang iseng ku beli sejak perawan ku jebol 2 bulan yang lalu terbukti punya ku masih terasa sempit saat kejantanan nya mencoba masuk ke liang kenikmatan ku.  Rupa nya koko Joe sudah tidak sabar lagi jadi dia menghentakkan pinggulnya dengan keras. Bless, berhasil milik nya sudah tertancap di vagina ku yang masih terasa nyeri.  Dia mencium bibir ku dengan lembut untuk mengurangi nyeri yang ku rasa.

" Vi...kamu sempit banget." Racau nya mulai menggoyang pinggul nya.  Koko Joe sangat lembut dalam bercinta, tidak saat pertama kali ah tepat nya dia memperkosa ku.  Sekarang dia sangat tahu kapan harus menggerakkan junior nya dan wow genjotan nya membuatku meracau dan bergerak liar di bawah nya akhir nya aku merasa sesuatu di bawah ku siap meledak.

" Argggghhhh.." Teriakku sambil memegang bokong nya dengan kedua tangan ku.

 Aku merasa kepala ku di penuhi dengan bintang-bintang dan nafasku tersenggal-senggal. " Cape?" Tanya nya dan aku hanya mengangguk pelan, terserahlah dia mau ngapain yang penting aku udah puas.

"Biar koko yang goyang kamu diam aja." Oh shit goyangan dan tusukkan nya makin gila aja tenaga nya kuat juga.  Aku melirik jam dinding sudah 30 menit dia menyetubuhi ku dan 15 menit sejak aku orgasme tadi dan dia masih kuat aja sementara aku merasa gairah ku mulai bangkit lagi aku mulai menggoyang kembali pinggul ku sambil sesekali melakukan gerakan kegel berhasil koko Joe merem melek akibat tindakan ku.  Kami bergoyang dengan liar dan cepat hingga kami berdua mengerang bersamaan dan aku merasa dia memuncratkan sperma sekitar 9 x di dalam rahim ku setelah itu dia ambruk di tubuhku.

Tbc
















Rabu, 11 Oktober 2017

It's Start with A Wrong way to love you~5

Part 5~ Spring for Jovi

Johaness POV


Pipi nya memerah saat aku menanyakan itu.  Oh lord rasa nya aku mulai menyukai menyukai gadis ini meskipun awal nya ku bilang akan bertanggung jawab pada nya.  Tidak ada salah nya mencintai nya meski harus di awali dengan kesalahan yang fatal.

" Victoria Christoper Jacobus maukah kamu menerima Johanness Andreas Anthony sebagai pacar?"

" Koko nembak aku kayak ngelamar nikah aja." Sahut nya protes aku masih berada di atas  tubuh nya.

" Ya nanti juga kita bakal nikah gitu pas lulus." Sahut ku yang mendapat cubitan pedas dari nya di pinggangku.

" Ngaco aku masih kelas 1 kali ko. Jauh banget pikirannya ke nikah." Ucap nya sambil memanyunkan bibir seksi nya.

Segera saja ku lumat bibir nya, oh shit milik ku tegak lagi. " Ya ga apa-apa kali toh kita udah lakuin 'ini' " Ucap ku sambil mencium leher nya. Desahan dan erangan nya begitu seksi di telinga ku.  Bibir ku turun ke payudara nya dan mengisap nya kuat eh terasa manis di lidah ku. Apa susu nya keluar ya, aku semakin kuat saja menyedot puting nya untuk memuaskan dahaga ku akan rasa manis itu, Vivi semakin berteriak dan menjambak rambutku, aku sih tidak takut karena art ku tidur di bangunan terpisah, kamarku sudah ku kunci mau teriak sekeras apa pun tidak akan kedengaran karena ujan yang deras plus petir sahut-sahutan.  Setelah susu nya tidak keluar aku beralih di payudara satu nya lagi ah keluar juga setelah di hisap kuat. Vivi bergerak tidak karuan di bawah ku.  Bless masih sempit aja punya nya Vivi.

" Ahhh koko...ahh lebih cepat ko yang dalem koko.. ah ahh ahhh." Wow goyangan dan racauan nya makin gila saja. Kuku nya pun menancap di punggung ku, agak perih  ku rasakan. " KOKOOOOO..." Jerit nya saat mencapai kepuasan , kemudian ku rasakan vagina nya meremas kuat milik ku yeah sebentar lagi aku juga akan sampai. " Ahhhh..." Lenguh ku kemudian ambruk di tubuh mungil nya.

" Koko..bangun dari badan ku berat...aku mau pulang..." Rajuk nya sambil menggoyang badan ku.

"  Oke..ķoko bangun." Aku mencuri ciuman di bibir nya.  Untung aku meninggalkan jejak kissmark di tempat yang tersembunyi, bisa-bisa di sidang orang tua atau guru kalau melihat bukti keganasan ku di tubuh nya.

" Setelah memakai seragam nya dan merapikan penampilan nya yang acak-acakan aku mengajak nya turun.  Sekarang tinggal gerimis aku memutuskan untuk mengambil kunci mobil.

" Emang udah punya sim, ko?" Tanya nya heran.

" Udah cuman nembak ya udahlah ntar keburu malam." Kata ku sambil menklakson agar security ku membuka pagar.

" Iya sih udah jam haaaaa jam 6. Ish bakal begadang aku deh ngerjain peer." Dumel nya sambil mengambil what iphone warna marron.  Iya tau dah yang super tajir keluarga nya.  Ah kapan-kapan aja lah ku balikin iphone nya kalo sekarang dia bakal marah lagi pada ku.

" Susah peer nya? Sini koko bantuin sekalian kenalan ama papa mama kamu." Gadis ini tiba-tiba terdiam saat aku mengatakan itu ada yang salah. Iya aku tau itu.

" Peer nya gampang ko. Cuma Sabtu kemarin aku lupa ngerjain ternyata di kumpul besok." Oke nada suara nya udah ceria lagi, mungkin aku harus mencari tahu tentang nya.

" Makasih ko." Ucap nya sambil di payungin security di depan rumah nya.

" Iya sana mandi istirahat terus buat peer ntar koko chat." Eh aku nyebut diri koko , biar deh lah dia aja panggil koko ke aku.  Dia menggangguk lalu masuk ke rumah sambil mengambil alih payung nya.

" Hati-hati den nyetir nya jalanan licin." Security yang tadi mengingatkan ku. Ramah banget ya security nya ga kayak security kampret di rumahku.  Kerja pada ga becus makan ati bawaan nya.

" Weii dari mana lo? Tumben bawa mobil?" Tanya Lukas udah nangkring cantik di ranjang yang tadi ku pakai buat nidurin Vivi, untung udah ku rapikan tadi,  mau numpang makan ato jangan-jangan..

" Lo mau nginep di sini?" Tanya ku yang di sambut cengiran nya.

" Lo harus cerita kenapa sabtu bisa lepas kendali. Kemarin-kemarin ada si duo gesrek jadi ga mungkin gue tanya detil nya. Ya meski pun mereka udah tau perbuatan lo ke Victoria." Yah dia mulai sodara-sodara.

" Gue baru anter Vivi..Victoria balik..and guess what gue rasa gue jatuh cinta ama dia bukan hanya gue ngerasa harus tanggung jawab juga ke dia." See Lukas menganga pas aku bilang itu.

" Serius lo Joe?" Tanya nya lagi.

" Gue serius Luke..Dan gue udah nembak dia tadi yang di jawab iya sama Vivi." Sahut ku lagi.

" Congrats bro..Victoria cewe yang cantik denger-denger nih dia juga pintar..  Mudah-mudahan tahun ini lo bisa ikut lomba sama dia." Sahut nya sambil meninju lengan ku pelan. " Tapi lo belum cerita napa bisa lepas kendali."

" Awal nya gue benci ama dia apalagi pas liat mata nya ngingetin gue ama gadis masa kecil gue."

" Yang lo bilang rambut nya panjang. 'Rapunzel' lo ." Sambar nya membuatku kesal.

" Jangan di potong cerita gue dodol.  Iya Rapunzel gue yang ngilang gitu aja.  Pas gue liat Vivi mata mereka berdua sama. Dan sabtu kemarin sebener nya gue mau ngerjain dia aja eh ternyata cewe gue cantik banget dan dia gerak-gerak di bawah gue yang buat gue on." Jelas ku panjang lebar.  Aku membayangkan kembali 'Rapunzel'ku. Gadis kecil berkulit putih dengan trade mark kepang samping yang menyentuh panggul.  Gaun berwarna pastel dan flat shoes senada yang sering dia pakai membuat nya makin imut dan manis.  My Rapunzel di mana kamu.  Maaf tidak dapat memenuhi janji ku untuk mencari dan menikahi mu saat dewasa kelak.

" Ya lo nya, udah tau hormon remaja apalagi lo lagi berduaan gitu, ya bablas lah lo nya.  Dia mau ngelawan juga ga sebanding ama badan lo yang gede." Celetuk nya lagi membuyarkan lamunanku.

" Lo tadi ngapain ama Victoria?" Tanya nya to the point tapi mata nya itu loh ngedip sebelah. Aku langsung menimpuk nya dengan bola basket yang memang dekat dengan ku. " Udahlah ngaku aja lo. Nih wangi parfum cewe nempel di kasur lo." Aku langsung meninggalkannya ke kamar mandi terdengar suara tawa yang menggelegar.

" LUKASSSSSS!" Aku berteriak untuk menghentikan godaan nya.

Setelah makan, belajar sebentar. Lukas dan aku berbincang di kamar tamu, aku merasa risih mengajak Lukas ke kamar ku setelah aku meniduri Vivi di ranjang ku. Hanya boleh Vivi yang berada di kamar ku sekarang.

" Bro..Lo akhir nya ga jomblo juga ya meski cara nya salah." Ucap nya berkelakar.
" Yeah...Gue juga beruntung perjaka gue di tukar ama perawan Vivi. Mungkin dari sekarang gue harus belajar bisnis buat nerusin perusahaan bokap." Ucapku menewarang.

" Ada angin apa lo mau belajar bisnis dan nerusin perusahaan Aqiu Chandra ( kakak laki-laki mama)." Kata nya kaget.

" Lo tau kan rumah gue ama Vivi jauh banget beda nya. Paling ga gue harus memantaskan diri kalo mau nikah ama dia." Kata ku serius.

" Yeah gue tau bro. Meski pun perusahan bokap gue dan aqiu Chandra lagi berkembang di satuin, kita ga bisa pungkiri kalo keluarga Victoria jauh di atas kita. Yah mungkin gue bisa bantu lo juga dengan nerusin usaha bokap gue jadi kita bisa duet maut buat ngembangin usaha ortu kita.   " Ya meski ngeselin Lukas memang ngertiin aku banget.

" Ya udah gue mau chat cewe gue dulu." Ucapku mengambil iphone.

" Eh bukan nya iphone dia masih di lo?" Tanya nya kaget.

" Dia udah ada ganti nya iphone juga keluaran terbaru pula." Ucapku sambil mengetik pesan wa.

To: My princess
Hai sweety lagi apa?

5 menit kemudian iphone ku berbunyi pesan wa ku bunyi.

From: My princess
Baru abis ngerjain peer,ko. Sekarang lagi baca sejarah majapahit. 
                                                         Ada tugas?
Ga ada ko, cuma iseng aja baca nya .
                     Next sama koko ya belajar nya
Iya atur aja ko.  Ya udah aku lanjut baca ya,jangan malam2x tdr nya. Nite. 
                                          Nite to you😘. sweety

" Senyum-senyum aja lo kayak orang gila. Tau deh yang lagi fall in love." Ucapan Lukas membuyarkan lamunanku.

" Makanya cari pacar sana." Balasku.

" Ga dulu deh yah.. Ntar kebablasan lagi kayak lo." Sindir nya.

" Ya udah tidur udah malam. Besok ulangan matematika." Kata ku sambil memejamkan mata dan semua nya ringan.

Pagi-pagi kamar tamu heboh ya..Aku dan Lukas lupa pasang alarm untung kami masih punya waktu 1 jam sebelum kelas pertama di mulai.  Dengan kehebohan kami mbo Mirna art ku cuma mesem2x ga jelas .  Papa dan mamaku lagi di Batam ngurus pembukaan cabang perusahaan di sana.

" Hoii tumben lo berdua dateng nya mepet?" Tanya Ethan pas kami duduk di kursi depan mereka berdua.

" Nih si kampret ngajakin begadang." Semburku kesal.

" Siapa juga yang ngajak lo begadang lo chatingan ama cewe lo juga udah malem dodol." Kata nya ga mau kalah dari ku.

" Apa chatingan? Cewe? Lo udah jadian?" Tanya Rey kepo.

KRINGGGGGGGG ah save by the bell.

Ibu Adelia masuk ke kelas dengan dandanan yang yah cukup menor. Banyak teman ku yang naksir sama dia cuma ya hanya di anggap angin lalu.

Oke kertas ulangan sudah di bagikan 20 soal ini mudah bagi ku. 30 menit kemudian aku mengumpulkan nya dan keluar.  Perpustakaan menjadi tempat favorit ku.

Aku menangkap sesosok gadis yang ku kenal dia kesulitan untuk mengambil buku di rak teratas, sangat menggemaskan .

" Hffttt kenapa sih mesti di taro di tempat yang paling tinggi. Ga tau ya susah ambil nya." Dia masih mendumel ga sadar aku udah di belakang nya.

" Hey sweety...jangan marah-marah cepet tua loh." Ucapku menggoda, tangan ku mengambil buku yang di cari nya.

" Koko..ngagetin aja." Ucap nya sambil memegang dada nya dengan tangan kanan nya.  Ah manis sekali gadis ku dengan kepang samping kiri dan jepit bunga yang menghiasi kepala nya.  Rasa nya ingin ku terkam tubuh mungil nya sekarang juga.  Tahan Jo ini perpus. Batin ku berteriak.

" Sory sayang...abis kamu gemesin sih " ucapku sambil mencubit pipi nya gemas.

" Koq ke perpus ga ada guru emang nya?" Tanya nya sambil duduk di meja kursi yang udah tersedia.

" Tadi ulangan matematika. Koko udah kelar jadi keluar dulu masih ada waktu 40 menit lagi. Kamu sendiri?" Tanya ku duduk di depan nya.

" Miss Clara ada ulangan mendadak dan tau tuh patroli nya di tempat duduk aku mulu. Jadi nya aku ga bisa bantu Rico." Jelas nya. Entah kenapa aku kurang suka saat nama Rico di sebut. " Suatu saat koko akan tau semua nya. Jangan cemburu ama Rico." Ucapan nya tegas dan jelas seperti tau pikiranku.

" Oke sweety. Mau belajar apa?" Tanya ku mencairkan situasi.  Dan ga lama kami terlibat diskusi menarik bahkan Lukas saja tidak bisa mendebat dan menjawab ku sehebat gadis ini.

Kudengar kasak kasuk. Semua orang memandang kami takjub aku mendengar selintas. Duet maut badass.
KRINGGG Bel pergantian pelajaran berbunyi kami keluar dari perpus menuju kelas masing-masing.  Eitsss tentu nya aku mengantar gadis ku dulu ke kelas nya.

Ethan dan Rey menatap ku nakal saat aku kembali ke kelas.

" Congrats bro udah jadian. Traktir dong." Wah Rey cari kesempatan buat jebolin dompet aku dia.

" Liat ntar." Jawab ku malas sembari membuka buku sketsa ku dan mulai menggambar.  Aku hobi menggambar dan udah banyak hasil lukisan ku.  Kadang aku dapat uang dari hasil penjualan kadang tidak karena aku sumbangkan  ke acara pengumpulan dana.

Istirahat tiba Ethan dan Rey udah narik aku dan Lukas ke kantin udah kelaparan mereka dan stress liat soal yang rumit dasar mereka yang payah aja.

" Joe ntu cewe lo samperin yuk." Tarik Ethan menuju ke arah Vivi dan Rico.

" Mau makan? Udah pesan belom?" Tanya ku sambil mengusap lembut kepala nya.

" Belom. Lapar banget nih." Rajuk nya sambil memegang perut nya.

Suara dehemam menyadarkan ku pelaku nya ya ke4 cowo yang berasa di kacangin karena sikap ku kepada Vivi .

" Ayo duduk pegel nih gue." Celetuk  Lukas mengarahkan bokong nya ke bangku yang kosong.

Pesanan kami udah datang tapi apa ini gadis ku memesan 1 mangkok mi ayam 1 mangkok bakso dan bermacam gorengan.  Kalo dia makan nya segini banyak kemana lari nya tuh makanan. Badan nya masih kurus gitu.

" Ga usah heran kalo liat Vicky makan nya banyak di hari-hari tertentu, bulan depan juga kayak gini lagi koq." Ceplos Rico tiba-tiba. Dia sedang mengunyah bakso nya.  Oh siklus bulanan toh bearti dia ga hamil dong.
" Ricoooooo." Bentak Vivi.  Mata nya serem juga yah kalo lagi marah.

" Ya udah sih lagian udah sma kita. Udah tau tentang reproduksi.  Malahan lo berdua udah praktek juga kan." What the hell.  Rey ngomongan nya ga bisa di jaga.  Aku, Lukas, Ethan dan Rico udah merasa seram saat melihat muka gadis ini.  Rey ini emang goblog ga pekaan.  Oh lihatlah cara megang garpu udah kayak mau nusuk orang aja.  Ya Rey emang diem akhir nya, itu juga setelah di bekap  sama Ethan.  Kami menunggu gadis itu selesai makan .

Dia tiba-tiba berdiri ke arah Rico dan menjewer nya habis-habisan.

" Rico begooooooo.....bego." Aku meringis melihat keanarkisan Vivi sekilas aku melihat ke arah Rey yang memucat seperti nya dia mulai menyadari kesalahan nya.  Menggoda perempuan PMS.

" Iya ampun Vicky....Lagian kan dia cowo lo sekarang." Rico masih mengeluarkan pembelaan nya.

" Iya gue tau Ricooooo.....Cuma kan gue sendiri cewe di meja ini..." Ucapnya masih menjewer kuping Rico .

" Victoria... Itu Rico nya di lepasin dulu kali.  Sakit kan dia." What the fu*k. Rey mencoba belain Rico, Vivi menghentikan jeweran nya dan beralih menatap tajam Rey.
' Bego lo Rey. Kata nya play boy.' Umpat ku dalam hati.

"  Oh kasihan Rico nya ya. Oke sekarang kakak yang gantiin Rico. " Ucap nya langsung menjewer Rey. Kami ber4 meringis saat melihat nya di jewer.
'Sukurin lo Rey. Bacod lo ember sih.' Aku ngomong dalam hati.

Ga bisa di biarin ini sih. Aku bergegas menuju penjual jus dan memesan jus stoberi.  Cukup dingin aku menempelkan gelas plastik itu di pipi nya dan berkata
" Minum dulu biar adem kepala nya." Bodo amat lah kali ini aku yang jadi sasaran ke brutalan nya.

" Ya udah. " Ucap nya sambil berlalu dari kantin.  Eh mau kemana dia ya. Aku susul aja deh.  Dia ternyata ke atap sekolah tempat bersejarah kami.  Dia duduk sambil menutup kedua wajah nya dengan tangan nya.

" Vivi." Panggil ku sambil memeluk perut nya. Dia masih tidak mau menatap wajah ku.

" Koko.." Lihat dia pasti bereaksi saat aku mencium leher nya. " Aku malu." Sahut nya sambil membenamkan muka nya di dada ku. Aku hanya bisa mengelus punggung nya.

" Ga apa-apa. Vi.. Itu hal yang normal kan? Jadi kapan dapet nya? Kan kemaren koko masih main sama kamu.  Adaaaauu." Dia mencubit ku setelah kata terakhir yang ku ucapkan.

" Koko jangan mesum di sekolah.  Subuh tadi pas kebangun mau pipis langsung keluar banyak." Oke dia mulai terbuka dan nyaman. Yah aku tidak bisa menyentuh nya dalam beberapa hari ke depan.

" Jadi kalo bukan di sekolah mau nih." Mata nya melotot pas mendengar perkataan ku. Ah ga tahan langsung ku cium dia.  Bibir nya semanis buah cherry dan menggoda, tak sadar dia mengalungkan tangan nya di leher ku. Kami berciuman lama sekali sampai.

KRINGGGGGG bel masuk menyadarkan kami berdua.

" Ayo ke kelas.  Jangan marah-marah lagi ya." Ucapku membantu nya berdiri.

" Iya ko." Sahut nya singkat.

*****************************************

Udah hampir 2 bulan aku pacaran dengan Vivi dan aku tidak pernah memasukan junior ku ke vagina nya semenjak aku membawa nya pertama kali ke rumah.  Ya aku hanya mau menahan nafsu ku selama mungkin untuk membuktikan bahwa aku serius sayang dia bukan hanya ingin pake tubuh nya.  Mudah-mudahan bisa, ya karena aku hampir lepas kendali kalo berduaan sama Vivi.  Ciuman pasti lah ya dan tangan nakal ku meremas payudara nya yang kenyal. Hanya sekedar foreplay tidak sampai main course.  Untung saja aku masih bisa menahan nya sejauh ini.

Ga kerasa juga sudah ujian tengah semester.  Aku ga perlu repot-repot melihat hasil nya karena Rey itu kayak wartawan.
" Joe congrats bro lo juara umum dengan nilai sempurna.  Cewe lo.Victoria  juga juara umum dengan nilai sempurna.  Emang lo berdua duet maut lah ya."

PENGUMUMAN UNTUK SISWA/SISWI YANG DI PANGGIL NAMA NYA HARAP KE RUANGAN GURU. VICTORIA CHRISTOPER JACOBUS  ...........JOHANNESS ANDREAS ANTHONY.... " Aku tidak memperhatikan nama yang lain hanya nama ku dan Vivi.  Langsung aku pergi ke ruangan guru.

Di ruang guru.

Vivi dan 10 orang sudah duduk sofa aku duduk di samping gadis ku yang mendapat sorakan yang lain.  Pak kepsek memberitahukan bahwa kami harus menjawab 10 lembar soal untuk menentukan tim yang akan ikut lomba.
Aku dan Vivi terlebih dahulu menyelesaikan soal-soal itu dan pamit keluar meninggalkan Rachel, Timoty dan Alexander teman seangkatan ku serta 7 orang lain nya yang bingung dengan speed otak kami.

" Mau kemana nih masih ada waktu 1 jam di tambah ama istirahat?" Tanya ku sambil menggenggam tangan nya.  Satu sekolah udah tau kami jadian seminggu setelah aku nembak dia.

" Makan aja ya ko. Belum sempet sarapan." Jawab nya singkat.

" Oke. " Kami berjalan sambil berbincang tentang soal-soal yang tadi.  Aku udah pegang kopian soal tadi ntar setelah makan kami mau lanjut diskusi di perpus.

" Ko...ntar kalo jadi pulang cepet mau makan ramen." Aku hanya mengangguk tidak berani membantah saat dia sedang PMS saat ini bisa-bisa bernasib sama aku kayak Rico dan Rey membayangkan nya membuatku meringis.

Tbc











Jumat, 06 Oktober 2017

It's Start with A wrong way to love you~ 4


Part 4 ~ Biarkan semua nya mengalir

Victoria POV

Apa-apaan itu bisa-bisa nya lelaki itu  menggoda ku.  Masa iya aku jatuh dalam pesona nya setelah dia mengambil kesucian ku yang harus nya ku persembahkan kepada suami ku kelak.  Mengingat itu rasa nya aku tiba-tiba sedih.

" Vicky...." Suara Rico menyadarkan ku " Di makan ramen nya ntar keburu dingin."

" Rico .. Gue merasa kotor..." ucap ku lirih.

" Vicky...Gue tau ini berat dear, dan gue yakin lo pasti bisa lewatin semua ini.  Johanness juga udah bilang bakal tanggung jawab ama lo." Ucapan nya memang benar . Ah sekarang yang paling penting makan dulu, ramen pedas ini sangat menggoda di tambah dengan tempura udang yang crispi saat semua nya habis aku mencomot lagi tempura milik Rico yang di maklumi oleh nya.

Tak terasa motor Rico memasuki gerbang komplek perumahan tempat tinggal ku.  Aku merasa ingin tidur untuk waktu yang lama, untung lah besok hari minggu dan aku tidak perlu bangun pagi.

" Vicky masuk lah. Istirahat yang cukup." Ujar Rico saat menghentikan motor nya di depan gerbang rumah ku. Pintu gerbang  membuka otomatis aku yakin pak Amin , 1 dari 10 security yang di rekrut papaku untuk menjaga rumah yang seperti istana di negeri dongeng.

 Pak Amin pasti sudah melihat wajahku dari monitor cctv di depan gerbang rumah papaku.

" Mau makan apa non?" Tanya bi Sumi art berusia 50 tahun yang separuh umur nya di abdikan untuka mengurus keluarga ini.

" Tidak usah bi. Aku baru makan." Aku menolak namun bi Sumi seperti hendak mengatakan sesuatu.

" Ayolah non, mumpung non bisa beristirahat dengan tenang." Raut muka nya menyiratkan kesedihan.

Aku menghela nafas dan berkata " Baiklah buatin aku apa aja. Aku ganti baju dulu bi."

Aku sedang membaca buku saat ko Vino masuk ke kamar ku. " De..ini iphone baru dede. Nomor nya sama yah.koko udah urus di gerai operator nya." Sahut nya sambil menyodor kan sebuah kotak. Kakak ku yang satu ini saat royal dalam memberikan ku apa saja ketimbang ke2 kakak ku yang lain.

" Makasih ko." Ucap ku sambil memeluk dan mencium pipi kiri nya meski agak susah karena tubuh ku yang pendek ini.

" De..maaf tadi ga bisa jemput ada meeting mendadak setelah koko pulang kuliah." Raut muka nya menunjukkan kelelahan , aku tau kalo ko Vino tidak menyukai kerja di kantoran dia ingin menjadi dokter namun karena aku dia tidak dapat meraih cita-cita nya meskipun papa mengizinkan ko Vino untuk mengambil kuliah kedokteran.

" Ga apa-apa ko. Dede tadi main dulu di rumah Rico."

" Rico, dia memang bisa di andalkan." Kata kakak ku lagi.  Ingin rasa nya aku menceritakan tentang kejadian ini pada ko Vino namun melihat muka nya lidahku terasa kelu.

" Dede. Ada apa?" Tanya ko Vino rupa nya aku menghela nafas cukup keras.

" Ko, kalau ada seseorang yang tadi nya benci koko terus akhir nya orang itu sadar kalo udah nyakitin koko terus dia mau minta maaf. Koko bakal maafin ga?" Tanya ku memberi perumpamaan.

" Kalau orang itu tulus dan menyadari kesalahan nya. Dia layak untuk di maafkan." Kata nya sambil mengelus kepala ku.

" Ko, besok dede mau ke mall ganti kacamata beli buku dan cuci mata " kata meminta izin.

" Oke tapi jangan kemalaman ya." Aku mengangguk saat ko Vino memberikan izin.

" Oh iya ini buat jajan dede." Sahut nya sambil memberi amplop coklat aku membelalakan mata melihat lembar seratus ribu yang segepok itu. " Terima de mumpung profit perusahaan lagi bagus itu koko dapat bonus yang banyak koq. De bersabar ya sebentar lagi koko koko mu pasti berhasil." Ucap nya lagi.

" Terima kasih ko." Ah semoga bank ada yang membuka layanan weekend nya. Ini sangat banyak untuk sekedar jajan.

Aku bersiap setelah memakan sarapan ku . Rasa nya celana legging panjang hitam di padukan kaus sweater marron paduan yang pas di tambah tas selempang sedang dan flat shoes berwarna senada dengan sweater longgar ku itu didalam nya aku mengenakan tanktop untuk mencegah hal-hal yang tidak ku inginkan.

" Non saya antar ya?" Tawar pak Imron supir pribadi keluarga ku dia juga suami bi Sumi mereka tinggal di sini hanya terpisah dari bangunan utama.

" Nanti merepotkan bapak saja." Tolak ku halus .

" Ga apa non sesekali ini. Lagian tuan besar juga lagi ga ada kan?" Ah pak Imron masih memaksaku rupa nya aku mengangguk lalu masuk ke mobil ko Vito.

" Mau di jemput non?" Tanya pak Imron begitu sudah sampai.

" Tidak usah pak. Nanti saya pulang sendiri." Ucapku lalu keluar dari mobil.

Urusan kacamata selesai aku harus menunggu besok untuk mengambil nya. Beli buku makan juga sudah, untunglah ada layanan weekend perbankan di bank ini jadi aku menabung uang yang semalam di berikan Ko Vino menyisakan 6 lembar di dompet ku. Masih jam 1 siang mau ke tempat Rico pasti dia udah ada janji dengan kak Kenzo kesayangan nya.

Jujur awal aku sempat kaget saat menemukan Rico berciuman dengan sesama lelaki kayak ga ada cewe yang mau ama dia aja, namun ya sudahlah itu hak nya dia. Ngomong-ngomong soal ciuman aku teringat saat bibir Johannes yang menyentuh bibir ku rasa nya lembut dan kenyal dan milik nya yang besar memenuhi kewanitaan ku.  Ah Victoria kenapa kamu jadi mesum sih ingat dia udah perkosa lo. Lo harus jual mahal ga kelihatan murahan juga kan di depan dia. Ya begitu lah aku berperang dengan hati ku.

Aku ke taman musik saja sekalian bersantai dan cuaca nya juga mendukung tidak terlalu terik juga.  Banyak hal yang bisa ku lakukan di sana mengambil foto dengan iphone baru ku, menikmati pertunjukan daerah atau hanya sekedar bersantai oh iya aku harus membeli minum dan cemilan untuk bekal ku di sana.

Sebotol air mineral, minuman ion dingin dan beberapa cemilan sudah di tangan ku, saat nya meluncur. Ah agak  ramai karena hari sabtu banyak orang yang kemari, setelah meletakkan bokong ku, di tempat yang masih tersedia aku mengambil iphone ku dan mulai mengambil foto. Eh ini iphone keluaran terbaru lagi aku baru sadar saat membuka aplikasi di dalam nya. Ko Vino memang benar-benar....

Setelah puas mengambil foto aku menyimpan iphone ku di saku sweater dan menseleting nya. Aku lebih suka menyimpan iphone di saku baju dari pada di tas karena alasan keamanan.  Aku mengambil sebotol minuman ion yang sudah tidak terlalu dingin dan menyisakan setengah isi nya.

Saat aku lagi asyik mengunyah wafer, bahuku di tepuk oleh seorang...pria berkacamata mungkin usia anak kuliahan.

" Dek..mau bantu kakak ga?" Tanya nya.

" Bantu apa kak?" Tanyaku sambil mencari karet gelang untuk menutup plastik wafer, aku selalu menaruh beberapa di tas.

" Jadi model kakak dan teman-teman kakak." Ucap nya sambil menunjuk 5 orang ah 3 laki-laki dan 3 perempuan kayak berpasangan aja.

" Kakak yakin mau aku jadi model, aku ga gitu tinggi kak." Aku udah pewe dengan posisi ini jadi aku memberikan alasan itu.

" Ga apa-apa kamu bisa dan cocok. Teman-teman kakak bilang kamu cantik sekali." Moduskah pria ini? Namun di lihat dari mata nya dia serius.

" Oke aku mau." Sahut ku sambil mencoba berdiri .  Pria ini memberikan tangan nya membantuku berdiri aku berterima kasih atas bantuan nya.

" Siapa nama nya dek?" Tanya nya lagi.

" Victoria Christoper Jacobus." Sahutku memperkenalkan diri dan mengikuti langkah nya.

" Nama yang bagus. Nama kakak Nurbianto panggil aja Anto. Hey guys dia mau oh ya nama nya Victoria." Ucap nya sambil memperkenalkan diri ku.

3 perempuan dengan rentang umur 20-30 tahun itu bersorak riang saat itu juga semetara 2 pria itu hanya terdiam.

" Oke Victoria kamu cukup berdiri di sini. Emhh pakai ini biar sinar matahari tidak mengenai rambut mu." Ujar nya sambil menyerahkan sapu tangan lebar yang masih terbungkus plastik itu segera ku buka plastik itu dan mengenakan nya seperti bandana. Ah warna nya marron seperti sengaja di sesuaikan dengan sweater ku.  Aku menaiki podium kecil dan memberi senyuman terbaik . Sedetik kemudian aku menyadari seluruh mata di taman ini tertuju pada ku.

" Kakak..Sudah bisa di mulai keburu sore." Teriakku memecahkan keheningan.

Mereka ber6 meminta maaf pada ku lalu mulai menggambar . Coba aku juga membawa peralatan gambarku, aku pasti akan menggambar di sini. 3 menit terlalui dan satu persatu memberi ucapan selamat dan terimakasih serta memberikan gambar mereka pada ku yang langsung ku masukkan ke tas ku . Setelah melihat jam dinding yang tergantung di salah satu sisi aku mohon pamit kepada mereka aku masih dapat mendengar sayup-sayup suara mereka yang mengatakan aku cantik.

" Eh sapu tangan nya." Aku menggumam di taxi saat menyadari di kepalaku masih bertengger sapu tangan pria itu .

" Ada apa neng?" Tanya supir taxi itu rupa nya dia mendengar gumaman ku.

" Tidak apa-apa,pak " Ya sudah nanti aku cuci dan kembalikan saja kalau ketemu kakak itu lagi.

Seperti biasa bi Sumi menawariku makan yang kali ini ku iyakan dengan cepat. Setelah makan aku menaiki tangga menuju kamar ingin cepat mandi rasa nya.  Setelah aktivitas mandi kelar aku nengeluarkan isi tas selempang ku di kasur dan menyimpan nya di lemari. Aku melihat satu persatu gambar diri ku yang tadi sore di lukis oleh ke6 orang itu.  Ada yang lucu ada yang bagus campur campur lah pokok nya.   Tangan ku menyentuh nomor telepon yang tertulis di bawah berserta pesan yang berbunyi

Kami selalu mengadakan pertemun setiap hari minggu untuk melukis.  Jika tertarik untuk ikut bisa hubungin aku. Nurbianto 0812xxxxxxx.


Ah aku merasa di modusin lagi. Cuma saat melihat keenam nya aku tidak merasakan aura jahat pada mereka. Oke aku tau kalian bingung dari dulu aku mempunyai feeling yang kuat dapat merasakan apa seseorang itu baik atau tidak dan percayalah itu sangat-sangat-sangat membantuku dalam menilai seseorang.

Ku raih iphone ku yang tinggal 10 %  lagi batere nya, aku harus mencharge nya setelah memasukkan nomor itu di kontakku.

Alarm membangunkan ku pukul 5 pagi. Mungkin karena tidurku nyenyak dari hari sabtu kemarin sehingga aku merasa segar.

Aku menyelesaikan mandi dalam waktu 20 menit.  Aku melilitkan handuk di kepala saat memakai seragam kulirik masih pukul 5 30 masih ada waktu sedikit untuk mengeringkan rambut ku.  Pukul 6.00 aku turun dan memakan sarapan dengan ko Vino.

" Udah kelar de. Ayo koko antar." Ucap nya setelah aku meneguk susu coklat ku.

" Bentar minum air putih dulu." Aku selalu minum air setelah minum susu untuk menghilangkan rasa manis di mulutku walau ga gitu ngefek karena seteguk aja yang ku minum.

Tepat pukul 7.00 5 menit sebelum gerbang di tutup. Setelah menaruh tas aku menyusul Rico di lapangan untuk upacara kenaikan bendera.  Meski sekolahku bertaraf internasional setiap senin pasti di adakan upacara alasan nya sih untuk meningkatkan rasa nasionalisme terhadap negara.

Masih ada 30 menit sebelum pelajaran di mulai, Rico menarikku ke kantin rupa nya dia melewatkan sarapan nya.

" Mau makan apa?" Tanya nya sambil menarik ke arah meja yang kosong.

" Tadi gue udah makan masih kenyang." Jawab ku lagi setelah itu dia melesat dengan cepat ke tukang soto ayam.

2 mangkok soto dan 1 piring nasi serta 2 es teh sudah tertata rapi meja kami. " Rico lo mau makan semua nya?" Tanya ku lagi.

" No, dear. Yang 1 ini buat lo." Sahut nya menyodorkan mangkok ke arahku.

" Gue masih kenyang. Rico." Rajukku kepada lelaki yang sebenar nya tampan cuma 'belok' ini.

" Gue ga mau tau lo makan lagian ga gitu banyak koq. Kalo ga abis gue yang abisin." Putus nya, mau ga mau aku memakan nya.
Tiba-tiba kantin berubah lebih ramai dari sebelum nya.

" Eh Ric. Koq kantin jadi rame?" Ucapku heran.

" Ya lah rame tuh pangeran lo dateng." Tak lama setelah Rico mengucapkan nya. Johannes duduk di samping kiri ku, sedangkan Lukas di samping kanan ku. Rey dan Ethan mengapit Rico yang ada di depan ku. Wew jangan sampe Rico kesemsem ama salah satu di antara 3 cowo ini mau di kemanain juga kak Kenzo nya.

" Koq ga di habisin soto nya?" What aku makin merinding mendengar nya semanis ini.  Aku hanya terdiam sambil meminum es teh ku.

" Pagi-pagi udah minum es. Ga baek itu. " Well kesabaran ku udah mulai habis namun aku masih menahan nya.

" Terserah." Jawab ku singkat namun sebuah rangkulan di pinggang membuatku terkejut. Segera ku injak kaki nya dan meninggalkan kantin dengan kesal.  Terdengar tawa yang keras saat aku menjauh.

" Ish Vicky....lo ninggalin Joe gitu aja." Cerocos Rico saat mendudukkan bokong di kursi.

" Lo sejak kapan ce.es.an ama dia?"

" Lo ngambek nih cerita nya." Sahut nya menggoda ku. " Padahal dia keliatan nya serius loh."

KRINGGG Thanks God aku terselamatkan oleh bel.  Setelah menyalin 10 soal dari buku Rico aku mengerjakan soal-soal itu selama 15 menit lalu mulai mengambil kertas hvs untuk mengambar. Rico hanya menggelengkan kepala saat melihat ku.

Skip pulang sekolah.

Untung 30 menit yang lalu aku izin ke toilet sehingga tidak menyusahkan perjalanku ke mall untuk mengambil kacamata. Aku pergi naik taxi.  Rico ya sudah janji untuk ke apart kak Kenzo, mudah-mudahan mereka ga berbuat macam-macam , berdua satu ruangan apalagi mereka lagi fall in love.

Untunglah kacamata ku sudah jadi segera ku pakai sudah pas tidak ada yang perlu di betulkan. Setelah membayar kekurangan nya aku melangkah keluar dari optik. Tiba-tiba tangan kanan ku di pegang aku reflek menoleh ah ternyata..

" Kenapa ga minta di anterin sama aku?" Tanya nya membuka percakapan .

" Males..." Aku menjawab singkat tiba-tiba kriukkk Dasar perut pengkhianat bisa-bisa nya berbunyi saat ini.

" Ayo makan." Ucap nya menarik tangan ku ke resto jepang. Ah dari mana dia tau aku sangat menyukai ramen udon dan sejenis nya. Aku baru sadar dia hanya sendiri tumben banget.

" Mau pesan apa ade yang ganteng dan cantik?" Oh waitress itu juga seakan menggoda ku.

" Ramen pork level 3 minum nya ocha dingin." Sahut ku.

" Samain aja mas." Kata lelaki itu lagi." Eh tambahin tempura 2.

" Oke ramen pork level 3 nya 2  tempura udang 2 ocha dingin 2." Ulang mas waitress itu menyakinkan pesanan kami.

Aku merasa risih saat makan makan panas berkuah dengan kacamata maka itu aku menyimpan nya kembali ke dalam kotak nya dan menaruh ke dalam tas.  Mata ku masih bisa untuk melihat jarak dekat dan itu ga masalah bagi ku.

" Koq di lepas?" Tanya nya heran.

" Berembun."


" Vivi...Mungkin kamu masih marah sama aku sekarang namun ga lama lagi aku bakalan dapetin hati kamu." Ucapnya narsis aku hanya mendesis saat mendengar nya.

" Permisi pesanan nya datang." Sahut waitress memecahkan suasana. Ah ramen di depan ku lebih menggoda di banding lelaki di depan ku.

 " Ga takut gemuk." Suara nya mengganggu saja, ramen ku tinggal setengah padahal aku langsung melotot kepada nya menginsyaratkan agar dia diam dan melanjutkan makan kami.

Dengan sedikit paksaan dia berhasil membujukku untuk di antar oleh nya. CTARRR. What the hell, mau ujan pula mana jarak rumah ku masih jauh. Lelaki ini mengebut sehingga membuat ku memeluk pinggang nya. Eh perasaan apa ini kenapa pinggang nya terasa nyaman di tangan ku aku memajukan badan ku hingga ckittt dia mengerem saat lampu merah, jarakku yang terlalu dekat membuat payudara ku menempel di punggung nya. Ahhh aku memekik pelan. Saat akan menarik tubuh ku dia malahan memegang jemari ku yang ada di perut nya.

" Vi..ke rumah aku dulu yah. Liat makin gelap takut nya ujan nya turun pas di jalan. Rumah ku bentar lagi sampe. Ok sweety." Apa-apaan itu seenak nya saja memutuskan sesuatu.  Memang sih yang di katakan nya benar.

Dia memasukkan kode pasword dan pintu gerbang terbuka. Ada pos satpam namun pada tidur security macam apa itu. Rumah nya sedikit lebih bagus dari rumah Rico. Dia memegang tangan ku menariknya ke lantai 2 menuju KAMAR.. Serius nih kamar, dia mau ngapa-ngapain aku lagi dong.  Baru tadi mikirin Rico dan kak Kenzo sekarang aku kena batu nya.

 Eh kamar nya rapi juga dan lihat lah buku-buku itu dari mana dia mendapatkan nya padahal sudah lama dan langka. Otomatis aku membuka sepatu dan kaos kaki ku dan meletakkan di pinggiran agar tidak tertendang kaki nakal.

Perlahan aku mengambil 1 buku dan membaca nya, tiba-tiba dia menciumku di dahi.  Apa maksud nya itu. " Aku ga suka kamu cuekin karena buku." Oh lihat dia menarik buku itu dan menaruh nya kembali ke meja.

" Vi.." dia menarik tubuh ku hingga berdiri lalu memeluk pinggang ku. "Vi. aku mau kita memulai nya dengan baik."

" Kata siapa koko udah aku maafin." Ucapku ketus namun dia hanya tertawa.
Aku harus mendongak karena dia tinggi. Entah dia sadar ato ga dia melepaskan pelukan nya dan mendudukkan ku di tepi ranjang. Dia berlutut menyamakan posisi wajah kami ah ranjang nya pendek sehingga dia bisa melakukan itu.

Melihat nya dari sedekat ini membuat jantungku ga karuan,  tampan juga dia apalagi dengan kulit gelap khas terkena matahari membuat nya terlihat lebih emh.. macho?  Aku ga tahan berlama-lama menatap nya hingga aku membuang muka namun pipi ku di tangkup oleh kedua tangan nya yang hangat.  Dia memaksaku untuk menatap wajah nya. Deg .deg.deg...  Jantung ku makin berpacu hingga Johanness mencium bibirku lembut, ah rasa nya sungguh lembut dan nikmat. " Aaahhh.."  Dia memanfaatkan desahanku untuk menyusupkan lidah nya ke mulut ku.  Aku merasa lemas dan mencari-cari pegangan. Aku merasa tangan nya memegang tengkuk ku untuk memperdalam ciuman kami.  Ini bahaya ciuman nya semakin turun ke leher aku ingin berteriak namun tubuhku bereaksi lain.

" Hhhh hhh kamu ga bisa kan nolak waktu aku cium bukti nya kamu mendesah." Kata nya sambil mengambil nafas dan itu menyadarkan ku dari buaian ini "Adaaaauu." Biarin aja dia kesakitan karena aku cubit perut nya abis ngeselin banget sih.

" Vivi sakit nih di cubit." Eh mulai merajuk rupa nya. Aku hanya cemberut hingga tak menyadari kalau dia memeluk perut ku dan meletakkan dagu nya di leher ku. Aku mencoba meronta namun kekuatan ku tak sebanding akhir nya aku terdiam.

" Nah gitu dong kamu diem pas aku peluk." Bukan perkataan nya yang buat merinding namun hembusan nafas nya di leherku yang buat aku kegelian.

" Vivi, please sweety kasih aku kesempatan buat nebus semua nya." Kata nya di ceruk telinga ku. Aku makin kegelian sekaligus nikmat.  Desahan sialan meluncur mulus dari bibir ku.  Berduaan dengan lawan jenis di ruangan tertutup terlebih lagi di luar hujan mulai turun dengan deras nya sangat berbahaya.

Perlahan dia membalik tubuh ku dan mata kami saling bertatapan.  Ah dia punya mata coklat yang indah.  What indah aku kagum ama dia? Ga mungkin.  Dan bibir nya mulai melumat kembali bibir ku awal nya aku tidak merespon namun sentuhan tangan nya yang menyusuri tubuh ku begitu nikmat sehingga aku menginginkan lebih.
" Ahhhhhhhh." Desahan panjang meluncur dari bibir ku, aku merasa badan ku melayang dan Johanness menindihku.

" Kamu boleh bilang aku brengsek Vi.  Bibir kamu menggoda untuk di cium dan itu membangunkan 'dia'.  Aku hanya melakukan ini sama kamu." Ucap nya sambil membimbing tangan ku ke milik nya yang sudah mengeras, entah karena ingin atau penasaran sehingga aku meremas nya dari balik celana nya.

" Vivi...stop it sweety atau kamu akan menyesali nya." Suara parau itu membuat vagina ku gatal , panas dan basah, tanpa sadar aku menggeliat di bawah tubuh nya.

" Oke kamu yang menginginkan nya." Ucap nya lalu menciumi seluruh wajah ku sedang tangan nya membuka seluruh seragam ku.  Aku sudah telanjang sekarang, remasan dan isapan bergantian ku rasakan di kedua payudara ku. Aku semakin mendesah saat tangan nya membelai vagina ku yang sudah semakin basah.  Teriakan ku semakin menggila saat lidah nya menyapu klitoris ku hingga aku orgasme dan menjepit lidah nya dengan milikku.

" Nanti lakukan yang sama dengan punyaku." Setelah mengatakan itu bless dia menancapkan junior nya dalam milikku yang masih terasa sakit.  " Oh sempit banget Vi punya kamu." Racau nya sambil menggoyang pinggul nya.

"Sakit?" Tanya nya lembut aku menggeleng dan menjawab." Nikmat ko. Lebihh cepat...ahhh..ko..yang dalem ko tusuk nya." Oh lihat lah aku seperti jalang saja saat melakukan hubungan intim dengan nya.

" As you wish." Erangan teriakan keluar dari tubuh ku sampai aku menjambak nya saat pelepasan ku tiba. " Oh Vi. Punya kamu menjepit kuat. Oh sweety. Kamu nikmat banget." Terserah lah mau ngapain lagi dia aku udah cape melayani nafsu nya.  Tak lama kami berdua mengerang kembali dan dia ambruk di tubuh ku.

" Ko.." Panggil ku saat nafas kami sudah teratur.

" Ada apa?" Tanya nya masih berada di atas ku dia menyangga tubuh nya dengan lengan agar bisa melihat wajahku.

" Koko.. Ga boleh tinggalin aku. Ga mau tau." Kata ku sambil membuang muka.

" Jadi kamu udah maafin koko dan terima koko?"

" Kapan koko nembak nya? Koq aku ga berasa di tembak ya?" Sindir ku.

" Jadi mau di tembak nih ?" Tanya nya menggoda, aku hanya menggangguk lemah mungkin pipi ku sudah memerah.

Tbc






It's Start With A wrong way to love you~3

Part 3 : Felt guilty and the love will be

Johanness POV


" Gue yang udah buat dia kayak gini. Mulai sekarang dia tanggung jawab gue." Perkataan ku membuat lelaki di depan ku mengalah, bisa ku lihat ekpresi kaget ke 3 teman ku.  Gadis yang ada dalam gendongan ku amat kurus aku ragu berat nya mencapai 45 kilo.  Untung lah guru-guru sedang rapat jadi pelajaran akan kosong selama 1 jam setelah istirahat pertama tadi.

" Rey sekarang jam berapa ?" Tanya ku pada Rey yang memang sedang menggunakan alroji.

" Jam 10 kurang 10." Jawab nya. Aku mengangguk dan meneruskan langkah ke uks. Mereka mengikutiku di belakang. Aku dapat menangkap pancaran raut kecewa Lukas kepada ku. Ya setelah ini mereka pasti akan menyidangku.

Aku membaringkan tubuh mungil ini dengan hati-hati seakan takut membuat nya terluka.  Setelah menyelimuti nya aku mengecup sayang kening gadis yang tadi pagi masih ku benci.  Namun kenyataan berkata lain. Aku sudah merusak kesucian gadis ini dan aku pasti bertanggung jawab akan perbuatan ku. Aku memandangi wajah nya yang sangat cantik, lelaki yang tadi menghajar ku menepis tangan ku yang hendak membelai wajah nya.  Dia terlihat menahan marah dan cemas melihat teman nya tidak sadarkan diri.  Dada ku terasa sesak saat lelaki itu mengusap lembut rambut Victoria.

" Johanness Andreas Anthony... Ada yang mau lo katakan." Lukas memanggil nama lengkap ku, aku menengok ke arah nya terlihat wajah Lukas yang kecewa pada ku di bandingkan Ethan dan Rey mereka ber2 masih terkejut drengan apa yang di lihat mereka tadi.

Aku menghela nafas pendek sebelum berkata." Sejuta kata maaf dari gue ga bakal balikin kesucian Victoria. Kalian tau gue bukan pengecut yang lari dari tanggung jawab."

" Ya gue tau itu dude, sekarang lo bicarakan baik-baik dengan Victoria. Lo tau kan ada kemungkinan dia membenci lo." Ujar Lukas kembali.

" Kalo lo mau bertanggung jawab tunjukkan pada Vicky kalo lo cowo yang pantas buat dia.  Dia sudah cukup banyak menderita dan berikan keyakinan bahwa lo lah tempat dia bersandar.  Jangan pernah tinggalin dia walaupun keadaan sulit untuk kalian." Lelaki itu membuka suara, apa arti nya dia merestui aku berhubungan dengan teman nya. " Rico..Rico Permana nama gue."

Ah dia memperkenalkan diri nya. Dia masih berusaha menyadarkan Victoria ketika berbicara pada ku tadi. Tidak ada tanda gadis itu akan sadar.  Aku menghampiri Victoria karena dia terlihat gelisah keringat membasahi keringat nya reflek aku menggenggam tangan nya dan mengusap rambut nya yang halus. Wangi stoberi yang membuat ku lupa diri saat mencium leher nya tadi.

Perlahan dia membuka mata nya dan air mata nya mengalir deras. " Salah aku apa ko?" Lagi-lagi dia menanyakan hal itu dan membuatku merasa nyeri.

" Vicky lo harus bicara berdua ama Johanness. Gue ga bakal jauh-jauh oke. Jadi seandai nya lo teriak gue pasti bisa denger . Bicarakan baik-baik. Dear." Ucap Rico sebelum akhir nya mengecup kening gadis ku. What gadis ku, kenapa aku seposesif ini terhadap seorang gadis. Setelah itu dia menarik ke3 teman ku memberi kami ber2 privasi.

" Victoria..." Gadis itu menoleh pada ku dia berusaha untuk duduk namun ringisan kecil keluar dari bibir mungil nya yang terasa lembut dan manis. Ingin aku merasakan nya lagi. Ish aku menjadi mesum saja sejak melepas keperjakaan ku setidak nya aku juga mendapat gadis yang perawan.

" Masih sakit?" Tanya ku lembut PLLAKKK dia menepis tangan ku yang hendak membantu nya. Oh ayolah Joe mana ada gadis yang senang di perkosa. Dia perlahan membuka rompi nya lalu membuka kancing seragam nya. "  Kalo koko belum puas lakukan lagi." Oh shit dia meloloskan seragam nya menyisakan bra nya. Oh lord aku bisa lepas kendali lagi jika gadis ini berbuat nekat . Jujur aku menginginkan nya lagi namun tidak untuk saat ini.

" Victoria." Aku menegur nya dan menahan tangan nya agar tidak berbuat nekat lagi. Aku bergelut untuk memasang kembali seragam nya. Setelah itu kupeluk perut nya.

" Maafin aku Vi..maaf...kamu boleh pukul aku kalo itu bisa buat kamu lega." Aku menyingkat nama nya menjadi Vi karena menurut ku terdengar indah di telinga ku.

Berhasil dia tenang perlahan ku balik badan nya menghadapku. Mungkin kalian boleh menganggapku lancang namun hanya ini ide yang terpikir kan.  Aku mencium bibir nya lagi, bibir yang membuatku gila. Terasa lembut dan manis aku mengecup nya dengan lembut menyakinkan bahwa aku serius pada nya terasa asin karena air mata nya masih mengalir yang tak terduga dia membalas ciuman ku.

Aku melepaskan pagutan bibir kami namun masih menyatukan kening kami , aku memeluk pinggang nya " Hhhh...hhhh...Vivi...bolehkan aku memanggilmu seperti itu?" Aku mati-matian menahan nafsu ku.  Dia hanya diam seperti nya dia setuju aku memanggil nya Vivi. " Vi...Maukah kamu memaafkan aku?" Dia hanya menangis saat aku menanyakan itu.

" Aku tidak bisa memaafkan dengan mudah, ko." Hanya itu kalimat yang di katakan gadis ini. Apa maksud nya? Apa dia ingin melihat seberapa usaha ku untuk mendapatkan maaf sekaligus hati nya.

" Baik lah kalau itu mau mu. Aku pasti akan mendapat maaf dan memenangkan hati mu." Sekilas aku melihat rona merah di pipi nya. Kontras sekali kulit kami dia amat putih sedangkan aku berkulit gelap.

" Boleh aku mencium mu lagi?" Aku sengaja bertanya kali ini. Ah pipi nya semakin merona.

" Nanti ada yang masuk dan melihat kita. Ko." Ucap nya malu-malu.

" Berarti kalo di tempat sepi dan cuma berdua mau nih." Ucapku menggoda nya." AAAAUUU" Pedas sekali cubitan nya di perut ku. BRAKKKK pintu uks terbuka tampak Rico dan ke3 teman ku merangsek masuk.

" Vicky lo ga apa-apa kan?" Tanya Rico cemas. Ah liat saja kalau aku sudah memenangkan hati Vivi akan ku tunjukkan bahwa dia milikku. Ah aku cemburu rupa nya.

" Joe, lo ga macem-macem kan?" Tanya Rey sarkastik nyindir aku rupa nya.

" Rico gue mau ke toilet." Kata Vivi menyadarkan ku. Rico membantu nya turun ringisan kecil keluar lagi eh kenapa dengan cara jalan nya.

" Stop Victoria, lo yakin mau keluar dan jalan dengan keadaan seperti ini." Ethan menghadang kedua nya yang akan keluar uks.

" Gue mau pipis..." Lirih gadis itu.

" Izin pulang aja ya Vicky." Sahut Rico terlihat keraguan dalam raut wajah nya.

" Gue ga mungkin pulang dengan keadaan seperti ini lagipula ko Vino mau jemput gue kan. Co?" Tanya nya lirih

" Ah tadi ko Vino sms gue. Dia bilang ada rapat mendadak jadi ga bisa jemput lo." Eh koko nya dekat juga dengan lelaki ini.

" Lo ke rumah gue aja dulu. Bersihin badan baru lo pulang. Ga ada bokap lo ini kan." Tawar Rico pada gadis ku. Ah sebenar nya seberapa dekat mereka.

" Gue ikut kalian." Ceplos ku tiba-tiba membuat Rey melotot dan menyikut siku ku.

" Terserah lo aja." Jawab Rico singkat.

" Kalo gitu kita ber3 juga ikut." Sahut Ethan membuat ku terkejut. Memang nya mereka pikir aku mau pukul-pukulan ama Rico ini.

" Cish rumah gue bukan tempat sosial. Jangan minta makan atau apapun." Jawaban Rico membuat Lukas tertawa. Jelas sekali Rico tidak menyukai kami.

DI BERITAHUKAN KEPADA SELURUH MURID NUANSA  BAKTI. HARI INI PELAJARAN DI TIADAKAN DAN SETELAH INI KALIAN BOLEH PULANG.TERIMA KASIH.

" Vicky lo.tunggu sini ya gue ambil tas dulu." Ujar Rico sambil berlari.

" Joe, lo juga tunggu sini juga. Kita mau ambil tas." Sahut Lukas menarik Ethan dan Rey keluar dari uks.

" Bisa jalan. Mau di gendong ga?" Tawarku pada gadis cantik ini.

" Emang ga berat?" Tanya nya pelan. What!! Dia ga berasa apa kalo badan nya kurus gitu. Mungkin aku harus sering-sering mengajak nya makan agar tubuh nya lebih berisi. Emmhh payudara nya sih cukup besar pas di tangan ku. Aduh Joe lo berfikir mesum lagi.

" Ga berat. Badan ku lebih besar dari kamu. Sweety. Jadi aku ga kesulitan gendong kamu." Lagi-lagi pipi nya merona. Aku sangat senang menggoda nya. Tanpa aba-aba aku menggendong nya lagi dengan ala bridal style. Dia membenamkan wajah nya ke dada ku. Mungkin dia merasa malu.

" Ini bukan apa-apa. Sweety." Ucapku sambil mencium puncak kepala nya.

" Woiiiii. Inget ini uks." Sahutan Rey membuyarkan suasana romantis. Ah dasar playboy pengganggu.

" Rumah lo di mana?" Tanya ku pada lelaki yang menenteng tas ransel marron. Eh apa gadis ini suka dengan warna itu mengingat bra cd dan hotpant ny juga berwarna marron.  Setelah mengatakan alamat nya kami menuju parkiran dengan Vivi yang masih di gendongan ku. Untung sudah sepi karena kami memang menunggu sekitar 30 menit.

" Biar Vivi sama gue." Sahut ku ketika Rico akan mengambil gadis dalam gendongan ku. Terlihat tidak rela namun sedetik kemudian dia mendesah dan berkata " Baiklah."

" Vicky..Lo mandi dulu deh di kamar biasa. Peralatan nya masih lengkap koq malahan ada yang gue tambahin." Celetuk Rico saat kami tiba di rumah nya. Rumah nya sama luas dengan rumah kami ber4 dengan kamar-kamar di lantai 2.  Rico menahan ku yang hendak mengikuti Vivi.

" Lo mau ngapain?"

" Eh lo gamer juga ya?" Tanya Rey. Ah aku lupa jika playboy itu seorang gamer mungkin game itu bisa mengalihkan perhatian Rico sehingga aku bisa memasuki kamar gadis ku.  Ingatkan aku untuk mentraktir mereka be3 nanti.

Setengah jam berlalu nampak nya mereka ber4 larut dalam game adventure berpasangan. Rico dan Lukas melawan Ethan dan Rey.  Sekarang giliran ku untuk menyelinap ke lantai 2. Aku membuka tiap kamar di lantai itu. Pintu ke3 terkunci dari dalam, tentu saja aku berhasil mengambil kunci itu dan membuka nya ah ku kunci lagi pintu itu biar ga ada orang rese yang mengganggu ku.  Terdengar bunyi pancuran air dari shower dan suara isakan yang samar. Itu suara gadisku, aku ingin mendobrak pintu namun aku masih sadar ini bukan rumah ku jadi menunggu adalah pilihan yang mau tak mau aku pilih.  Setengah jam berlalu cekrek pintu itu terbuka menampilkan gadisku yang hanya mengenakan handuk berawarna marron ya itu sudah pasti warna favorit nya.  Handuk yang terbelit di dada nya yang padat dan kenyal.  Oh lord keputusan yang salah aku menyusul nya.

" Mau apa koko di sini?" Dia terkejut dengan kehadiran ku yang duduk di tepi ranjang. Oh duoble shit dia begitu wangi ingin rasa nya aku menerkam tubuh telanjang nya.  Aku berdiri dan memeluk pinggang ramping nya.

" Kamu wangi, Vi." Aku mengecup kening, mata hidung kedua pipi nya dan terakhir bibir lembut nya.  Eh dia mengalungkan tangan nya  di leherku meski dengan agak berjinjit dan menginjak kaki ku, dia juga membalas ciuman ku.

" HHHH...HHHH..Pake baju mu. Aku akan menutup mata." Ucapku setelah selesai mencium nya.

Terdengar bunyi hairdrier, dia sedang nengeringkan rambut nya yang panjang itu.
" Sini aku bantu." Kataku sambil menarik halus alat itu dari tangan nya. Rambut nya sekarang wangi coklat yang seakan memanggilku untuk mencium harum nya.
" Rambut kamu indah Vi." Puji ku.

" Terima kasih ko." Aku bisa melihat muka nya yang tersipu di bayangan cermin. Dia sekilas juga melihat bayangan muka ku entah apa yang di pikirkan nya. Setelah memastikan rambut nya kering dia menyimpan semua peralatan nya di laci meja rias ini. Banyak sekali peralatan nya tapi sebanding lah dengan hasil yang ku lihat cantik bersih dan harum.

" Maaf kalau kemarin-kemarin aku udah kasar." Ucapku sambil memeluk tubuh mungil nya tinggi nya bahkan hanya sedada ku.

" Lepas ko ga enak kalo ada yang liat."

" Di sini cuma ada kita berdua." Ucapku dengan nada menggoda.

" Kata siapa lo cuma berdua. Untung gue punya kunci cadangan. Telat dikit lagi temen gue bakal ronde ke2 ama lo." Ujar Rico tiba-tiba. Aku hanya bisa berdiam diri.

" Vicky lo udah mendingan kan. Jalan juga ga sakit lagi kan. Gue antar pulang udah jam 3. Lo mau makan ga?" Cish pertanyaan macam apa itu.

" Gue aja yang antar Vivi pulang." Aku bersikeras.

" Tidak untuk hari ini." Potong Rico tegas.  " Kalian juga cepat pulang." Oh dia sudah mengusir rupa nya. Lukas menarikku keluar sambil berucap." Thanks untuk game nya. Next kita main sama-sama lagi."

" Apaan sih lo pake narik gue. Gue mau tau rumah nya." Aku mendumel.

" Woyy lo jenius bisa bego juga karena cewe. Kita ngumpet dulu terus baru ikutin mereka." Omel Ethan sambil menarikku sembunyi. 15 menit kemudian sebuah motor keluar dari gerbang . Rico membonceng gadis ku yang memakai celana legging sedang di atas rok nya. Kami mengikuti mereka dengan jarak yang tak kentara. Eh motor itu berhenti di kedai ramen street. Ah rupa mereka lapar aku melirik ketiga teman ku rupa nya mereka juga ingin makan " Ntar gitu udah tau rumah Victoria gue traktir di sini." Ucapku ga tega liat muka mereka yang semakin mupeng melihat kedua melahap ramen dengan lahap, tadi nya aku ragu gadis itu sanggup menghabiskan semangkok besar ramen plus tempura udang yang besar-besar. Namun aku salah gadis itu malah mencomot lagi tempura milik Rico .

Pengintaian di mulai lagi. Motor itu melaju pelan dan aku speechless saat motor itu memasuki kawasan super elit di kota Bandung yang rumah nya 2 x lebih luas dari rumahku padahal aku juga termasuk orang kalangan berada.  Satpam perumahan membuka pagar saat melihat Vivi ah seperti nya sangat sulit untuk mengetahui di mana rumah nya karena penjagaan yang super ketat.

" Permisi pak? Boleh tanya apakah Victoria tinggal di komplek ini." Suara Lukas membuyar kan lamunan ku.

" Victoria Christoper Jackobus? Iya nona Victoria tinggal sini. Ah kalian teman sekolah nya? Ada yang bisa di bantu biar saya sampaikan dari sini." Tawar satpam itu lagi ramah dia mengenali seragam kami dan Vivi yang sama.

" Boleh kami masuk sebentar?" Tanya ku nekat.

" Maaf de harus ada kartu penghuni atau sudah buat janji terlebih dahulu." Sahut satpam itu serius. " Namun kalian bisa melihat dari cctv di mana rumah nya." Kata satpam itu lagi setelah dia melihat muka ku. Mungkin muka melas. Entah aku aku juga ga peduli.

" Joooooo....!" Teriakan Rey membuyarkan lamunan ku.  Aku buru-buru menghampiri meja security dan melihat gambar depan rumah Vivi yang ternyata wauuuuww .  Sangat mewah dan berkelas yang pasti nya mahal.  Gadis ini rupa nya dari keluarga super konglomerat.  Aku mendadak jadi minder mengetahui bahwa perusahaan papa ku yang baru berkembang tidak bisa menyaingi kekayaan nya.

" Sabar Jo...kalo lo tulus dan serius dia ga bakal liat status lo." Ceplos Lukas, ah selain sahabat dia memang sepupu ku terbaik. Mama ku adalah kakak dari papa nya Lukas.


Tbc