Jumat, 25 November 2016

Kenali aku cinta~part 10

Kenali aku cinta ~part 10


Hai3x..balik lagi dengan author yg gaje ini...Makin belibet mikirin cerita nya.  Sekedar flashbsck part sebelum nya.  Vivi sudah mengingat masa lalu nya bersama Iwan.  Rio mulai menyadari perasaan nya kepada Ify dan Vivi yang menyelamatkan Ify sampai bahu nya cedera. Oke ga usa lama-lama mari di cek.


Di rumah Ify-Gabriel.

Ify yang masih syok menatap dengan pandangan kosong.  Dia teringat saat lampu di atap gedung akan menimpa diri nya. Rio melihat bahu Ify bergetar menenangkan nya. Gabriel lagi anterin Via pulang.

" Fy, are you okay." tanya Rio.

" Ka Rio, gue takut banget...Hiks..Hiks." Ify reflek memeluk Rio dan membuat jantung Rio berdebar-debar, namun dia sok cool..

" Ya udah lo tenangin diri aja ya..Lagian ga ada yang lecet." kata Rio lagi.  Ify mendadak teringat ada yang mendorong dan memeluk tubuh nya sebelum pingsan.

" Ka Rio, tadi siapa yang meluk gue..Dari badan nya gue yakin bukan lo soal nya badan nya lebih kecil dari gue?" Tanya Ify.

" Emm,,,emm yang meluk lo Vivi, Fy. Dia lompat ke arah lo ." Rio enggan menceritakan tentang bahu Vivi yang cidera takut nya buat Ify bersalah.

" Terus Vivi nya gimana kak?" Degggg Rio bingung bagaimana menjelaskan nya.

" Bahu nya kena runtuhan lampu Fy, udah di beri obat pereda sakit. " Rio ga bisa ngelak lagi saat Ify terus mendesak nya.

" Jadi Vivi ngelindungin gue lagi kak.  Kenapa dia selalu jadi tameng gue padahal badan nya paling kecil di banding kita semua." Ify mulai ngoceh dan Rio mulai pusing.( Author juga pusing 😯😯😯😯)
Be-te-we Ify masih meluk Rio kayak nya malah jadi keasyikan . aheyyyy Ify ya 😆😆😆😆

Rio tambah bingung liat Ify tambah mewek, mau ga mau Rio membalas pelukan Ify dan berkata. " Vivi udah di urus Iwan jadi lo tenang ya. Kalo ada apa-apa pasti Iwan ngabarin kita."

" Lo ga boong kan kak." Kata Ify lagi..
" Bener gue ga boong ama lo, sueeerrrr deh." Rio melepaskan pelukan nya dan mata mereka bertemu, jantung mereka berdua berdetak kencang. Suasana semi romantis pun tercipta hingga.

" Lo berdua ngapain." teriakan Gabriel menyadarkan mereka, menyadari posisi mereka, Rify jadi salting muka mereka memerah.  Ternyata Gabriel udah pulang lalu pria itu menggoda Rify.

Beralih ke IVi, sesampai nya di rumah Vivi yang emang selalu kosong di siang hari. Iwan menatap nanar gadis itu, dia tau ada yang di sembunyikan Vivi dan tatapan itu membuat gadis itu resah.  Dia tidak bisa menyembunyikan apa pun di depan lelaki itu tanpa sadar Vivi mendesah.  Perlahan Iwan menghampiri nya dan mencium lembut bibir nya.  Kedua nya merasakan sengatan yang mengalir ke seluruh tubuh mereka.  Ooo Iwan perlahan membuka kancing kemeja seragam Vivi dan melemparkan begitu saja. Tangan nya merayap ke seluruh tubuh Vivi namun saat Iwan menyentuh bahu Vivi, gadis itu meringis dan itu menghentikan ciuman mereka. Perlahan Iwan membalikkan tubuh Vivi hingga membelakangi nya dan menyibak rambut Vivi ke depan.  Mata nya terbelalak saat melihat luka lain selain di bahu nya , luka memar .  Vivi menggigit bibir nya saat Iwan menyibakkan kaus dalam milik nya ke atas kepala nya dan melempar nya. (Jadi Vivi masih pake bra di badan nya ya ...)

" Ini pasti sakit, siapa yang mukulin kamu, Vi?" tanya Iwan emosi saat melihat punggung Vivi penuh luka lebam dan cambukan yang mungkin sudah bertahun-tahun.

" Papa ." Jawab Vivi singkat.  Sekelebat bayangan muncul di benak Iwan. Seorang gadis yang memunggunginya dengan luka lebam yang sama persis dengan luka lebam Vivi.

" Arrrrgghh." Iwan mengerang saat mengingat kenangan itu. Vivi yang mendengar erangan itu juga cemas.  Namun sedetik kemudian Iwan memeluk diri nya .  Iwan mengoleskan salep pereda nyeri di bahu Vivi setelah gadis itu selesai mandi. Vivi handukan di bagian atas sementara dia pake celana pendek.

" Lain kali jangan bertindak bodoh." Sahut Iwan.

" Aku udah memperhitungkan nya.  Jadi tenanglah.ko." sahut Vivi dingin.

***********************

Skip keesokan hari nya.  Saat Vivi melangkahkan kaki di kelas SISA langsung memberondong nya dengan pertanyaan.
" Vi, bahu lo masih sakit?" Tanya Shilla.

" Vi, lo bener-bener nekat kemarin." Omel Via.

" Vi, jangan bodoh lagi lain kali." Agni ikut ngomel.

" Vi, terima kasih udah nolongin gue. Ga kebayang kalo ga ada lo." Ify bergetar saat mengatakan itu. Pasti sakit menahan runtuhan lampu dengan tubuh sekecil itu.

Vivi hanya tersenyum lalu berkata. " Bahu gue udah mendingan. Gue udah perhitungin semua sebelum bertindak. Ga apa-apa Fy, gue kan temen lo jadi harus nolong saat temen susah."

Setelah itu Vivi duduk di bangku nya.  Tommy yang mendengar insiden kemarin hanya geleng-geleng.  Gadis ini begitu "gila" dan pesona nya tidak di ragukan lagi. Namun Vivi begitu sering tertidur saat di kelas dan rintihan(?) kesakitan gadis itu membuat nya cemas , di tambah dengan cidera di bahu nya pasti membuat nya semakin lemah.

TEEEETTTTT, bel istirahat berbunyi SISA menarik Vivi ke kantin.

" Ish lo pada apaan sih narik narik gue." omel Vivi saat mereka duduk di tempat biasa. CRAGI yang lagi makan menoleh sejenak.

" Lo harus makan biar cepet sembuh bahu lo." Sahut Shilla
" Apaan hubungan nya makan ama sembuh. ga nyambung lo Shill." Tanya Via polos atau malah lola..

" Ada-adain aja lah Via, lo liat aja badan Vivi kurus banget." Sahut Shilla lagi.

" Biarin aja kurus Shill. Kalo gendut ko Iwan susah gendong nya." Goda Via .

" Tapi ga kekurusan juga kelessss." Sahut Shilla lagi.  Shilla dan Via malah jadi adu mulut . Vivi yang merasa ngantuk menopang tangan di dagu langsung tertidur.

" Shilla, Sivia stop lo liat tuh Vivi nya tidur " Bentak Ify pada kedua nya.

" Lah nih anak malah tidur..Vi makan dulu." Agni membangunkan Vivi dengan lembut.

" Vi, kita udah pesenin lo bakso, lo makan dulu ya." Kata Ify " Ga pake bawang goreng ama daun bawang micin juga ga." Lanjut Ify.

" Thanks ya." Ga lama Vivi pun makan dan meminum obat pereda nyeri.

" Bahu lo gimana?" Tanya Rio.

" Bahu gue masih nyeri ka, cuma ga separah kemarin.  Mudah-mudahan semingguan udah pulih total.

" Tapi kemarin lo keren banget." Kata Alvin
" Emm..Kayak nya lo mesti waspada ama Rara cs Fy, kemarin gue sempet nyolot-nyolotan ama dia sebelum insiden lampu." jelas Vivi pada semua nya.

" Ah gila jadi yang kemarin lo bilang mereka masih liatin Ify tuh maksud nya ini." sahut Gabriel emosi.

" Yel, tapi.kita ga punya bukti, siapa tau yang kemarin cuma kecelakaan." Kata Iwan.
" Kalo urusan itu serahin ama gue..tenang aja lo pada." Sahut Cakka pede
" Oke, sekarang kita ga boleh lengah." Alvin angkat bicara.

" Vi, lo masih bisa ikut latihan?" Tanya Rio
" Masih ka, cuma hari sabtu besok gue mau izin ada perlu ama koko gue." Sahut Vivi.
 singkat.

************************

Sabtu Vivi izin tidak sekolah karena mau kemoterapi. Dia memberi alasan acara keluarga pada oma Tanjung wali kelas nya.  Latihan tetap berjalan lancar hanya mereka semakin waspada ama Trio RaNuTi, Rio nempelin Ify mulu .  Dan kebetulan Gabriel menguping pembicaraan Rara cs pas akan ijin ke toliet( Weitss jangan mikir Gabriel masuk ke toilet cewe ya, mereka ngomong di tempat sepi ).
" Sialan rencana kemarin malah gagal , tuh Ify malah ga luka." sahut Rara emosi.  Gabriel mengintip dan menyetel vidio recording di smartphone nya.
" Tapi rencana kita ga gagal semua nya.  Tuh cewe yang sok kecantikan yang kena kan." kata Yanti.
" Siapa yang sok kecantikan.  Vivi? Vivi mah emang cantik ." Kata Nurul ha rupa nya dia agak2x lola juga.
" Rul, lo koq malah ngebelain rubah betina itu." Sahut Rara .. Gabriel yang denger sohib pacar nya di hina agak ga rela. Cuma dia harus tenang dalam mengambil bukti rekaman.
" Oke jadi rencana selanjut nya apa. Mumpung tuh rubah betina ga ada. Kita udah 2 kali gagal karena dia."
........... Anggap lah Trio RaNuTi masih ngomong coz author ga dapat ide lagi jadi langsung skip aja ya 😁😁😁😁😁

Gabriel yang sukses mendapat bukti rekaman menyetel nya pas mereka ngumpul di rumah dia dan Ify .  SISA udah mencak-mencak aja karena ulah mereka Vivi cidera dan apa rubah betina....Yang paling bawel ngoceh nya si Ify sampe-sampe CARI dan SISA cengo.
" Ya Tuhan berilah hamba Mu kesabaran. Salah apa hamba bisa punya ade bawel gini." Gabriel merajuk liat kebawelan Ify yang super. ( tapi bukan salam super ya 😆😆😆😆😆)
Rio dalam hati nya berkata Koq gue bisa suka ama nenek lampir behel yang satu ini. Tanpa sadar dia geleng-geleng kepala.
" Yo napa lo geleng-geleng kepala? abis dugem lo ya?" Sahut Cakka asal jeplak yang mendapat toyoran dari Rio.
" Sialan lo dugem. Emang lo kira gue cowo apaan." Sahut Rio sewot.
" Adauuu sakit Yo, berkurang kegantengan gue." Sahut Cakka narsis.
" Lah lo masih narsis aja lagian kalo lo lecet Agni juga masih mau lah ama lo..Cakk." Sahut Alvin menggoda.
" Jangan panggil gue Cak,lo kata cicak apa.dasar kodok sipit." Sahut cakka emosi.
" Stop lo berdua..Malah ribut lagi .Jadi kita mesti gimana." Bentak Gabriel yang membuat kicep Alvin Cakka.
" Vivi biar gue yang jaga." Kata Iwan tiba-tiba..Semua nya memandang ke arah nya lalu....
" Ecieciecie ko Iwan ya...Yang udah jadian nanti jangan lupa PJ nya." Sahut Cakka yang mendapat toyoran dari Iwan.
" Jadian dari hongkong...Gue belum jadian..."
" Aduh. Ga Rio ga lo, main nya kepala..Oi ini kepala bukan kelapa. Aduh ayang Agni sakit." lah Cakka napa jadi manja, dia langsung meluk Agni...Sedetik kemudian PLETAK " Adaaauuu." Jerit Cakka,dia di jitak ama Agni.
" Lo tuh ya kak.Ngomong nya bisa di rem dikit napa?" Sahut Agni sewot.
BUAHAHAHAHAHAHA...RAGI dan SSI ngakak liat Cakka meringis..
" Rasain lo Kka..eh belum jadian lo Wan, padahal yang kemarin mantep banget. Cewe-cewe aja melted. Hmm bukan nya Vivi nangis..Bearti dia juga ada rasa ama lo." Tanya Rio.
" Nah semenjak itu Vivi diemin gue di luar latihan kita.." jawab Iwan pasrah.
" Eh lo yang temen-temen nya gimana nih kasihan nih temen gue di cuekin." Tanya Rio agak nyolot.
" Lah maksud lo apa kak..Koq lo yang nyolot." Bentak Ify
"Eh napa lo bentak gue dasar nenek lampir." Rio balas bentak.
" Cungkring item"
" Lo jelek"
" Lo jelek"
" Gue ganteng"
" Gue cantik."
CAGI dan SSA membiarkan Rify beramtem.
Mereka juga ngobrol sendiri.
" Wah Wan susah juga naklukin Vivi." Kata Gabriel.
" Iya gue ga bakal mundur sebelum Vivi buka hati buat gue." Kata Iwan.
" Wah dua jenius pacaran ,duet maut tuh." Kata Alvin.
" Tapi yang paling penting PJ nya kalo lo jadian." Sahut Cakka.
"Hu ka Cakka emang mau gratisan aja lo. Tapi gue dukung lo, ko. Semangat ya." kata Agni.
" Iya ko kita dukung deh lo jadian ama Vivi." Kata Shilla dan Via barengan.
" Eh Via, gue anterin ya.  Udah sore kita masih mau latihan besok pagi. " Kata Gabriel
" Iya Shill, yuk pulang." Kata Alvin.
" Ag,pulang yuk." Kata Cakka .
" Terus mereka berdua gimana?" Tanya Iwan menunjuk Rify yang masih beramtem.
" Udah biarin aja. Yuk pulang ."  Ajak Alvin.

Kita lihat Vivi di rumah sakit ya.  Setelah melakukan sedikit pemeriksaan Vivi bersiap untuk di kemo. Saat akan masuk ruangan seorang cowo memanggil nama nya.
"Vivi, lo ngapain di sini. Koq pake baju pasien." baru saja  Vivi akan menjawab, dua orang suster memanggilnya dan seorang suster berkata." Vi, ayo masuk mau pasang  infus nya.."
" Iya kalau sakit tahan aja ya. Kan obat kemo nya harus masuk dari infusan." Kata suster satu lagi.
" Tom, gue masuk dulu ya." kata Vivi pada cowo yang ternyata Tommy.
DEGGG Infusan Kemo, Jadi Vivi menderita kanker dan obat yang selalu di minum adalah obat kanker bukan vitamin.  Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benak cowo berkulit sawo matang itu.  Tadi nya dia mau menjenguk teman mama nya malah ketemu ama Vivi di sini Rumah sakit khusus kanker. Tanpa sadar dia terduduk hingga seseorang wanita paruh baya menyapa nya.
" Kamu ga apa-apa ,nak?"
" Eh saya ga apa-apa,bu. Terima kasih." Jawab Tommy basa basi.
Dia langsung duduk di bangku yang ada di depan ruangan Vivi tadi masuk.  Dia akan memastikan sendiri.
Beberapa jam kemudian Vivi sudah keluar dengan pakaian biasa.
" Vivi, jadi lo sakit kanker?" Tanya Tommy. Vivi menjawabnya dengan anggukan.
" Udah berapa lama? Kenapa lo ga ngasih tau kita semua." Desak Tommy lagi.
" Gue kena leukimia udah dari 2 setengah tahun lalu. Stadium 2 akhir. Gue ga mau buat semua nya cemas. Tom. Dan gue minta lo juga tutup mulut ." Jawab Vivi santai.
" Apa !!!! stadium 2 akhir. Harus nya lo fokus ke perawatan lo." Sahut Tommy lagi.
" Gue masih bisa tahan Tom, lagipula gue masih beraktifitas seperti orang biasa.  Gue mau hidup normal..Please Tom." Vivi memohon..Dan akhir nya Tommy pun menyerah. Mereka pun makan dulu di resto deket rumah sakit karena perut Vivi udah bunyi.
" Vi lo pulang nya gimana?" Tanya Tommy ketika mereka kelar makan.
" Gue pulang sendiri...Eh lo juga buruan pulang." Jawab Vivi resah..Dia melihat papa nya.  Maka itu dia buru-buru ngusir Tommy. Eh ga deh Vivi langsung lari dan itu membuat Tommy curiga dan ngikutin Vivi.  Vivi berharap kalau papa nya ga liat diri nya.  Dia terus lari namun telat dia udah di tarik paksa masuk ke dalam mobil.  Tommy yang ngeliat itu langsung telepon papa nya yang pengacara, dia pake head seat wifi ( bener ga sih nama nya) karena lagi bawa motor ngejar mobil yang dia kira nyulik Vivi tapi dalam jarak aman biar ga ketauan.

Di dalam mobil Vivi udah pasrah ngeliat tatapan kebencian papa nya.  Entah berapa lama papa nya akan berhenti menyiksa diri nya. Mang Sapri supir yang membawa mobil tidak dapat berkutik karena bos nya ini Argan Kosasih mempunyai kekuasaan yang besar.  Siapa yang tidak kenal grup bisnis RICo's yang menguasai hampir semua sektor mulai dari pertambangan berlian, hotel ,golf , kuliner hingga kecantikan. Di tangan dingin Argan semua bisnis yang hampir bangkrut bisa hidup kembali bahkan jauh lebih sukses dari sebelum nya .  Dan nama RICo's juga sudah di perhitungkan di Indonesia dan Amerika sebagai bisnis yang sukses. Argan termasuk orang terkaya ke 100 di dunia. Namun hanya pegawai dekat nya yang mengetahui tabiat buruk sang CEO yang sering memukuli dan menyiksa putri nya tanpa belas kasihan.
" Cepat keluar." bentak Argan saat mobil berhenti di sebuah gudang .  Vivi hanya pasrah ketika papa nya mengeluarkan tongkat golf.
Tommy yang sampai di gudang terkejut melihat Vivi di tarik oleh seorang pria paru baya.  Dan dia terbelalak saat mengenali Argan..Dia mengingat-ngingat. " Argan Kho...Vivianne Kho..ahhh ada hubungan darah apa mereka berdua " Sahut Tommy frustasi sementara telepon nya masih tersambung dengan sang papa Abner Darwin.SH.MH...dengan cepat Tommy menyebut alamat gudang yang untunglah papa nya sedang berada tidak jauh di lokasi.  Tommy mengendap-ngendap hingga dia dapat melihat teman nya sedang di pukul dengan tongkat golf di punggung nya.  Astaga cedera bahu nya belum sembuh benar dan dia baru saja di kemo sekarang di pukul..Dan tak lama dia mendengar suara.
" Eh dasar anak kurang ajar. Di mana mama lo. Berani nya dia kabur ninggalin gue...." Tommy melihat Vivi meringis, ingin rasa nya menolong namun dia ga mau mati konyol melawan sang pebisnis bertangan dingin itu..
" Tom, kamu di mana." Suara papa nya melalui head seat di telinga menyadarkan nya.
" Pa, Tommy di....... papa nyusul tapi jangan sampe ketauan, soal ny Tommy masuk nya diem-diem." jawab Tommy sekitar 3 menit papa nya menyusul dan Tommy menunjukkan adegan kekerasan itu.

" Lo emang mesti di hajar ya. Harus nya gue suruh mama lo buat gugurin lo dulu.  Toh.gue udah punya 3 anak laki-laki.." bentak Argan sambil memukul dengan membabi buta. Vivi hanya diam dan meringis kesakitan menerima pukulan itu.
 " Ya Tuhan tolong, saya cape." Batin Vivi. Ga lama Argan menghentikan pukulan nya dan beranjak keluar dari gudang. Mang Sapri yang melihat bos nya  keluar beralasan kebelet padahal dia menghampiri nona nya sambil memberikan seplastik obat-obatan lalu berkata. " Yang sabar ya non."
" Mang Sapri buruan keluar ntar papa marah." Suruh Vivi.
" Maaf ya non." Sahut mang Sapri lagi. Setelah itu Tommy dan papa nya menghampiri Vivi dan Tonmy menggendong gadis itu .( this time not Iwan)
" Vi, kita ke rumah sakit nanti lo baru cerita."
Vivi ga bisa nolak karena badan nya sakit. Dia bersyukur papa nya tidak mengincar muka sebagai sasaran.

Di rumah sakit setelah di obati Vivi memaksa pulang. Entah gimana cara nya Vivi boleh pulang setelah menghabiskan infus.  Mereka ke rumah Tommy karena papa nya mau mengambil kasus nya.  Namun dia sadar yang di hadapi punya kekuasaan jadi ga bisa gegabah. Vivi menceritakan semua nya kepada dua pria beda generasi itu.  Terlihat Abner berfikir keras.
" Om, saya ga mau nuntut papa saya, biar gimanapun papa adalah orang tua saya.  Kalau ga ada papa,saya ga bakal ada." sahut Vivi setelah di lihat nya Abner terbingung.
" Tapi lo bakal di pukulin terus ama papa lo Vi." Sahut Tommy cemas.
" Sebentar lagi papa gue ga bakal bisa mukulin gue.  Gue cuma harus tahan sebentar lagi." Vivi berkata dengan bergetar dan Tommy bisa menangkap ada yang aneh.
" Vivi, lo kalo ngomong yang jelas jangan buat gue bingung.." bentak Tommy
Vivi mendesah dan berkata. " Gue belum ketemu donor tulang sumsum cocok. Dan seandai nya ketemu persentase nya 30 persen....."
" Maksud lo bisa aja ga selamat dari operasi itu." Tommy menyambar ucapan Vivi karena dia udah tau kemana arah nya. Anggukan gadis itu membuat Tommy jatuh terduduk karena lemas .
" Tom, tidak ada kehidupan yang abadi. Semua pasti akan ke sana kan . Cepat atau lambat. Dan gue harap ini jadi rahasia kita berdua aja. "  Vivi menepuk pundak Tommy.  Saat mata mereka berdua bertemu Tommy melihat ketegaran sekaligus kerapuhan gadis itu. Dan siapa yang dapat menolak pesona Vivi..Tommy awal nya menyukai Vivi namun setelah mengetahui semua nya pria itu merasa kasihan dan ingin melindungi Vivi sebagai adik nya. Ya perasaan Tommy sekarang pada Vivi hanya sebatas teman. Dia melihat bahwa Vivi pun sebenarnya menyukai Iwan hanya gadis itu takut.
" Vi, gue antar lo pulang udah malam, besok lo mau latihan drama kan."
" Om saya pulang dulu. Terima kasih atas bantuan nya ." Setelah pamit pada papa Tommy mereka keluar.
Benar-benar gadis yang baik dan sangat cantik namun kenapa hidup nya tidak secantik wajah nya.  Aku harus berbuat sesuatu sebelum semua terlambat. fikir Abner.

" Vi lo bisa latihan besok?" Tanya Tommy setelah sampai di rumah Vivi.
" Bisa, maka nya sekarang gue butuh makan dan istirahat.  Lo pulang gih..Koko gue nginep di rumah teman nya." Kata Vivi.
" Koko lo tau lo di pukul?" Tanya Tommy.
" Mereka tau tapi ga bisa apa-apa.  Maka nya untung dia ga pulang, kalo dia liat gue babak belur hati nya makin sedih." Jelas Vivi.
" Vi...." Tommy tak sanggup bicara lagi..
" Pulang lah, kalo lo cemas, lo boleh anter gue besok." Canda Vivi.

Back to Rify yang masih ribut..Saat kecapean mereka baru nyadar kalo tinggal mereka berdua.. Tadi nya Rio mau pulang cuma karena Ify sendirian meskipun ada penbantu ya di tungguin lah ampe Gabriel pulang.

*************************

Skip keesokan hari nya. Tommy benar-benar mengantar Vivi tepat jam 8 dia udah ngetok pintu rumah. Vivi yang baru kelar masak kaget..( Vivi masak buat Vito dan dia)
" Tom, tunggu ya. Gue mandi dulu. " Kata Vivi.
20 menit kemudian Vivi udah siap ..Sejenak Tommy tertegun. Kaos lengan panjang berwarna merah (red again nih thor? iya author lagi mau Vivi sering pake baju merah 😂😂😂😂😂) di padu dengan jeans panjang berwarna hitam.Vivi memakai shoe flat berwarna merah yang di belikan Viko koko nya karena Viko ga mau ade nya keliatan jelek. Maka nya di bela-belain tuh beli baju atau sepatu meski pun dikit-dikit.  Merah sangat kontras dengan kulit super putih nya.
"Wau..silau men." Ledek Tommy.
" Apaan sih..Ayo jalan." Ajak Vivi.
" Lo ga usah jemput gue. Ntar yang lain curiga lagi. " Kata Vivi setelah turun dari motor nya.
Ada 1 meter Vivi jalan Tommy memanggil nya dan gadis itu menoleh .
Cantik nya seperti bidadari, namun kenapa kehidupan mempermainkan nya. Lamunan Tommy terusik karena Vivi berteriak. "Ada apa?"
" Semangat ya." Tommy balas teriak sambil melambaikan tangan nya. Vivi tersenyum sejenak lalu mebalas lambaian itu kenudian melangkah masuk.

Di dalam gedung teater semua sudah hadir..Hanya Vivi yang belum.. Ketika Vivi melangkah masuk, semua terkesima ( oke yang ini athour akui, author punya sindrom pengen terkenal 😄😄😄😄😄).
" Weitssss silau mata gue nih." Sindir SISA kompak.
" Lo demen banget ya pake merah." Tanya Rio.
" Tanyain ama koko gue tuh. Kebanyakan beli baju sepatu tas warna merah." Kata Vivi menerangkan.
" Ya udah ayo mulai latihan, ntar break jam 12 ampe 1." Kata bu Ira .
Mereka mulai latihan dan ada adegan nari nya,  Vivi yang emang ada basic balet ga susah ikutin nya.  Namun karena sakit di bahu dan punggung nya buat dia ga leluasa.. Vivi masih bersikap dingin pada Iwan.  Rio makin nempelin Ify karena mau ngejebak Trio RaNuTi.  Dan rencana nya berhasil mereka masuk jebakan.  Kali ini DO ancaman nya, namun Vivi meyakinkan CRAGI dan SISA serta guru-gutu pembimbing agar Trio RaNuTi tidak di DO.
" Vi kenapa sih lo belain mereka.  Mereka udah buat lo luka dan mereka mau jahatin Ify." sahut Shilla emosi.
" Shill, Tuhan aja pemaaf masa kita yang hanya manusia ga bisa memaafkan. Lagipula mereka hanya melihat dengan kebencian. Harus nya kita yang penuh cinta kasih harus memaafkan." Jelas Vivi.
" Oke lah lo maafin mereka, tapi kalau mereka jahat lagi gimana?" Tanya Via
" Maka mereka bodoh. Yang terpenting gue udah maafin mereka. Urusan mereka jahat lagi ya ama Tuhan. God revenge is cruel." jawab Vivi lagi dan membuat semua terdiam.
" Heh lo,ini karena Vivi ya, kalau lain kali lo bertiga jahat ama Ify atau Vivi, lo berurusan ama gue." Ancam Agni.
Trio RaNuTi hanya bisa diam dan mereka di skor 2 bulan peran mereka di ganti murid lain.
Vivi kenapa dapetin hati lo sangat susah di bandingkan dapetin maaf lo. batin Iwan tak sadar dia mendesah Rio yang melihat Iwan hanya bisa menepuk pundak sebagai tanda dukungan.
" Tenang bro,kita senasib jomblo. Lo bantu gue dapetin Ify gue bantuin lo naklukin Vivi." kata Rio sambil melihat ke Ify( Ahey perasaaan Rio terkonfirmasi.😁😁😁😁).

Tak terasa hari H pementasan drama, semua berdandan dan memakai kostum bergaya eropa(nama nya juga Romeo dan Juliet 😆😆😆😆😆). CRAG dan SISA saling mengagumi saat menatap.CRAG dengan kostum pria eropa abad 15 atau 16 ( tau kan ya.author ga tau apa nama nya).  SISA dengan kostum gaya victoria nya.  Dan khusus peran utama dandan nya agak lama.. Saat Iwan keluar semua mata memandang dia .  Iwan yang dasar nya putih ganteng makin ganteng maksimal membuat cewe-cewe melted ( Lee Min Hoo mah kalah 😂😂😂😂😂)
" Wew gile ganteng banget lo Wan, ampe Vivi ga terpesona mah bener-bener tuh anak." ceplos Cakka yang mendapat toyoran Agni karena Vivi mau keluar. Deg,,, Semua mata memandang ke arah Vivi , memakai gaun bergaya victoria berwarna putih dan dandanan yang membuat gadis itu seperti putri kahyangan atau dewi . Para laki-laki ga kedip saat liat Vivi.
" Wau bidadari turun dari kahyangan." Ceplos Cakka menyadarkan Iwan dan menuju Vivi.  Deg jantung kedua nya berdetak saat saling melihat satu sama lain. Mata mereka saling terpaut hingga ibu Ira menyadarkan mereka berdua.
" Ga salah pilih kan para guru pembimbing, Romeo nya tampan Juliet nya cantik sekali." ucap Ibu Ira sambil menarik kedua nya. Karena Vivi ga bisa pake high hell, tinggi nya agak jomplang ama Iwan.
Author lupa cerita apa peran CRAG dan SISA di Romeo dan Juliet yuk di cek di bawah ini. 😉😉😉😉
Rio sebagai Mr Montague ( ayah Romeo)
Ify sebagai Mrs Montague ( ibu Romeo)
Alvin sebagai Mr Capulet ( ayah Juliet)
Shilla sebagai Mrs Capulet ( ibu Juliet)
Gabriel sebagai Paris ( tunangan Juliet)
Sivia sebagai Rosaline ( tunangan Romeo)
Cakka sebagai teman Romeo ( lupa nama nya)
Agni sebagai pelayan Juliet ( lupa nama nya)

Author masukin adegan di balkon karena dialog ini berhubungan juga ama perasaan IVi.
Vivi sebagai Juliet memandang ke arah langit di balkon kamar nya.
Vivi : oh Tuhanku apa salahku hingga aku Engkau takdirkan bertemu dan mengingat seorang bernama Romeo Montague. Yang nama keluarga nya menjadi halangan bagiku? Apalah arti sebuah nama? Bunga mawar akan lah tetap harum meskipun nama nya berganti.. Oh seandai nya nama mu bukan nama mu...
Kata hati Vivi . Oh Tuhan kenapa kami harus bertemu dalam keadaan seperti ini..Aku mencintai nya.  Aku berharap dia tidak akan pernah mengingat masa lalu kami sehingga saat nya tiba....Tidak ada rasa kehilangan dalam diri nya.
Iwan : Wahai Juliet aku rela membuang nama ku untuk dapat bersama mu..
Kata hati Iwan. Ya Tuhan aku mencintai nya tapi kenapa sangat sulit mendapatkan hati nya.
Vivi menoleh ke arah Iwan : Oh tidak wahai Romeo, mengapa kau di sini? Tidak tahukah engkau jiwamu dalam ancaman jika berada di sini.
Suara hati Vivi. Ku mohon jangan mencintaiku, lupakan lah aku sekali lagi .
Iwan menatap mata Vivi : Tidak ada takut dan ragu jikalau bertemu dengan mu.
Suara hati Iwan. Kumohon cintai aku seperti aku mencintaimu.
Vivi masih menatap mata Iwan suara nya bergetar : Oh seandai nya saja kita dapat bersama . Apa yang harus aku lakukan. Kesalahan orang-orang tua kita telah menyulitkan kita untuk bersatu.
Suara hati Vivi. Kita tidak mungkin bersama. Karena waktu ku tinggal sebentar lagi.
Iwan intens menatap Vivi : Menurutku bagaimana kalau kita menikah diam-diam.
Suara hati Iwan. Seandai nya kau jadi milikku.
Vivi : Ya menurutku itu ide yang baik.
Suara hati Vivi . Itu tidak mungkin terjadi..

Skip adegan terakhir author masukin supaya dapat feel nya.
Juliet bingung karena akan di paksa menikah dengan Paris meminta tolong kepada pendeta untuk di buat tak sadarkan diri beberapa hari.
Juliet meminum ramuan itu dan pingsan . Kehebohan terjadi di dalam istana Capulet .  Romeo yang baru kembali mencari bunga yang di minta ibu Juliet menghampiri tubuh kaku Juliet dan berkata
" Juliet, bangun Juliet aku tak sanggup kehilangan mu. Aku tak sanggup hidup tanpamu. Lebih baik aku mati saja." entah karena penghayatan ato apa Iwan sampe nangis dan membuat satu gedung menitikkan air mata.
Suara Hati Vivi.  Ini lah yang aku takutkan melihatmu kehilangan aku..
Romeo meminum racun yang di beli nya dan meninggal.  Ketika Romeo meninggal Juliet terbangun dan mendapati Romeo yang tak berdaya menangis sambil memeluk Romeo lalu berkata.
" Romeo.....bangun Romeo..Mengapa kau bunuh diri..Aku tak mau kehilangan mu.. Kalau begitu aku juga ikut dengan mu."
Vivi mengucapkan nya sambil meraung dan lagi-lagi membuat satu gedung mewek.
Kedua nya masih terbaring 5 detik kemudian layar di tutup yang menandakan drama itu telah selesai.

" Gila...lo berdua keren banget.." Puji Rio saat mereka di belakang panggung. Mereka udah ganti baju biasa .
" Lo liat satu gedung pada mewek semua pas adegan akhir." Sahut Alvin.
Saat mereka berbincang ada seseorang yang menghampiri tempat mereka dan berkata.
" Vivi,, lo cantik banget..Ga salah gue suka ama lo."
DEGG Muka Iwan menegang saat mendengar rayuan dengan nada yang terdengar melecehkan itu.
"  Roger mau apa lo di sini. Dalam mimpi lo bisa dapetin gue.." sahut Vivi dingin
" Oh santai aja honey..Gue pasti dapetin hati lo." ucap seorang cowo yang ternyata Roger.
Rify yang memang pernah ketemu Roger berbisik pada Iwan tentang Roger.
" Hei.Lebih baik lo lupain aja niat lo.." Bentak Iwan sambil merangkul Vivi. Roger yang melihat itu mencibir.
" Lo kan belum jadian ama Vivi, lo ga berhak atas dia."
" Kita liat apa setelah ini lo bisa ngomong gitu lagi." ucap Iwan menantang..  CRAG dan SISA menangkap firasat buruk..
Iwan mendorong Roger menjauh dari Vivi   Tatapan mata Iwan mengarah pada Vivi mereka bertatapan dengan intens dan berbicara melalui tatapan mata , ketika Vivi mengangguk Iwan tersenyum lalu menunduk kemudian CHUPP..  Iwan mengecup lembut bibir Vivi sekitar emm(?) 1 menit dan membuat semua orang menganga.  CRAG dengan kompak berkata " Gokil..."  Sedang SISA kompak menutup mulut melihat teman nya di cium di bibir pula pipi keempat nya memerah malu.(tau kan ya maksud nya)
Tanpa banyak kata Iwan menggendong Vivi lalu memandang ke arah Roger dengan penuh kemenangan. " Dia milik gue." Ucap Iwan lantang.  Iwan membawa Vivi keluar tanpa memperdulikan tatapan mata yang terarah pada mereka.  Vivi memilih untuk menengelamkan wajah nya di dada bidang pria itu.
CRAG yang melihat muka Roger yang sulit di definisikan antara marah kalah malu berjalan menghampiri pria itu
" Bro, jangan ganggu Vivi lagi." sahut Rio meremehkan sambil menepuk bahu nya Roger.
" Iya sayang tenaga lo, lebih baik lo cari cewe lain." tambah Alvin juga menepuk bahu Roger.
" Lo udah kalah bro." sahut Cakka juga nepuk bahu Roger
" Jangan pernah nongol lagi lo, kalo ga mau malu." sahut Gabriel juga nepuk bahu Roger.

CRAG menarik SISA keluar untuk menyusul IVi mereka berhenti saat melihat kedua nya di taman belakang sekolah yang memang jarang di datangin murid-murid lain otomatis sepi ( oke author akuin ada omes nya juga 😅😅😅😅😅).  Tadi nya mereka mau mendekat cuma karena aura nya aneh mereka mutusin untuk stalker aja dari jarak aman. Iwan udah nurunin Vivi mereka duduk di bangku taman.
" Liat mata koko." Sahut Iwan sambil mencengkram bahu Vivi. Vivi menuruti nya dan air mata nya mengalir.
" Koko mau apa?" Tanya Vivi terisak.
" Harus nya koko yang tanya itu..Kamu mau apa? " tanya Iwan dengan nada intimidasi.
" Mau aku..Aku mau koko ga pernah hadir dalam hidup ku baik dulu maupun sekarang ." Jawab Vivi sambil teriak.
" Apa maksud mu dulu mau pun sekarang?" Tanya Iwan frustasi. Vivi yang sadar keceplosan menggigit bibir nya sambil berfikir alasan yang tepat.
" Jawab koko jangan diam aja." Bentak Iwan. Sementara para stalker udah makin heboh aja tapi ya bisik-bisik biar ga ketauan..😆😆😆😆
Vivi hanya diam mematung namun air mata nya masih mengalir ketika di lihat nya Iwan bengong Vivi memutuskan untuk lari namun Iwan yang punya reflek cepat menangkap tangan Vivi dan mendudukkan nya lagi dengan kasar.. Tanpa banyak kata Iwan mencium paksa Vivi , Vivi yang kaget berusaha untuk berontak dan memukuli Iwan namun tenaga nya kalah jauh.
Para stalker makin heboh melihat adegan kiss secara langsung.
" Anjrit Iwan mainan nya bibir." Ceplos Cakka.( ga tau dia kalo lebih dari itu 😂😂😂😂😂😂😂😂😂)
" Lebih gokil dari yang tadi." Ceplos Gabriel.
" Kalo ampe Vivi ga suka ama Iwan mah boong aja." Ceplos Alvin.
" Ga nyangka Iwan bisa ganas juga." Ceplos Rio.
" Ka Cakka itu gimana Vivi nya berontak ga mau di cium ko Iwan?" Tanya Agni panik.
" Itu bukan gokil tapi udah nafsu." Kata Via sewot
" Gimana mau suka kalo cara nya maksa gitu." Sahut Shilla.
" Ganas lo kira binatang buas apa." sahut Ify sewot
Back to Vivi yang masih kissing.  Vivi yang udah kehabisan tenaga pasrah aja di cium Iwan,  2 detik setelah Iwan menghentikan ciuman nya dan Vivi beranjak berdiri dari duduk nya namun Iwan mendudukkan nya kembali dan menatap dalam mata Vivi lalu  mengecup kembali bibir Vivi dengan lembut kali ini Vivi tidak menolak, air mata nya menetes saat dia memejamkan mata..
Mereka rupa nya ga sadar ada stalker..
" Romantis gila ko Iwan." Sahut Agni
" Mereka jadian ga sih?" Tanya Ify
" Vivi nya sih keliatan nya udah nyerah tuh ama Iwan." Kata Rio.
" Masa sih Vivi udah nyerah?" Tanya Ify lagi.
" Iya lo liat aja kalo ga suka ga bakal mau di cium. Ya kan .Yel Vin Kka?..." Rio menoleh karena ga dapat respon...." Anjrit kita di tinggalin berdua Fy. Mereka pada ngabur." sahut Rio pada Ify ketika CAG dan SSA udah ga ada..
" Wah iya yuk ka Rio cabut ntar ketauan mereka." ajak Ify sambil menarik tangan Rio...Deg jantung Rio berdetak kencang..Kayak nya gue mesti pake cara Iwan asal jangan di gampar aja gue.batin Rio.

Oke part 10 kelar juga dengan belibet, malah auto fokus nya IVi lagi bukan Rify...so di tunggu aja part 11 nya..Mudah-mudahan bisa cepet ending nya 😁😁😁😁😁😁😁.  Oke see ya  😘😘😘😘😘🙌🙌🙌🙌🙌🙌























Jumat, 18 November 2016

Kenali aku cinta~part 9

Kenali aku cinta~part 9

Hai.3x balik lagi dengan author yang gaje ini, udah kebawa baper ama drakor (tapi bkn penggila drakor tingkat dewa) Oke ga usah lama-lama, sekedar review part sebelum nya.  Ternyata terungkap bahwa Vivi menderita leukimia, dan gadis yang di lihat Iwan dalam bayangan nya adalah Vivi, dan mari kita cek cerita selanjut nya.
Oh iya author warning untuk part ini adalah 18+ meskipun tokoh nya masih smu.
Melihat dari kenyataan juga. Oke ga usa lama-lama mari di cek.

Vivi melangkah keluar dari ruang rawat Cindy dengan perasaan yang gamang.  Dia berteman dengan gadis itu semenjak melakukan kemoterapi.  Sekarang melihat gadis itu begitu kurus dan nyaris botak, Vivi merasa takut bahwa dia tidak akan bertahan lama.  Vivi duduk dengan pandangan kosong hingga sebuah suara menyadarkan nya.
" Vi, bukan nya jadwal kontrol kamu masih 3 hari lagi, kenapa kamu sekarang di sini?" Tanya seorang pria paruh baya berjas dokter.
" Saya habis menjenguk Cindy, kata nya dia udah koma 3 hari dan harapan hidup nya tipis.  Dok, apakah saya akan seperti Cindy?" tanya Vivi kepada dokter itu.  Pria itu tersenyum sejenak untuk berfikir jawaban apa yang akan dia utarakan pada gadis jenius ini.
" Vi, kita tidak pernah tau masa depan, tapi Saya sebagai dokter mu akan berusaha yang terbaik. Nah mumpung kamu di sini saya akan registrasikan kamu di pendaftaran sekarang. Setelah itu kita akan memulai pemeriksaan. Yah yang bisa saya katakan sekarang kita berpacu dengan waktu sementara  belum ada donor tulang sumsum yang cocok dengan mu."
" Dokter Firman, saya tidak membawa uang cukup untuk pemeriksaan belum lagi untuk obat yang harus saya tebus nanti." Sahut Vivi lagi.
" Ternyata orang jenius bisa pelupa juga. Di pertemuan kita sebelum nya saya sudah mengatakan bahwa semua biaya termasuk kemoterapi dan obat-obatan untuk kamu free semua nya. Kamu cukup membawa diri dan keyakinan bahwa kamu akan bertahan." Sahut dokter Firman lagi.
" Saya tidak tau apa alasan nya saya menerima pengobatan secara gratis....baiklah dok, yang perlu saya lakukan adalah berjuang sampai akhir." sahut Vivi kembali dan dokter Firman pun tersenyum.  Dia tidak pernah melihat pasien kanker yang menerima kenyataan dengan optimis seperti Vivi padahal usia nya masih termasuk muda 12 setengah tahun saat di vonis leukima tidak ada ketakutan dalam diri Vivi, namun hari ini sebagai seorang dokter yang telah merawat nya selama 2 setengah tahun lebih dia melihat keresahan dalam diri gadis itu. Ah bukankah hal itu manusiawi menunjukkan perasaan daripada harus menutupi nya.
Setelah pemeriksaan selesai beberapa jam kemudian, Vivi mendatangi kembali ruang rawat Cindy, entah mengapa dia ingin menemui teman seperjuangan nya ini.
" Cindy, kita...aku dan kamu akan bertahan kan? " kata Vivi sambil menbelai rambut yang tersisa dari gadis itu.  Rasa nya ingin berlama-lama di ruangan itu kalau bukan karena ii Su cen yang mengingatkan waktu sudah pukul 6 sore dia juga tidak akan beranjak pergi.
" Vi, ii lupa ini ada titipan dari Cindy sebelum dia koma. Dan kamu di anter ama Erick ya. Rick anter Vivi pulang."
" Ii saya lagi ga tinggal di barat, saya tinggal di selatan..... ntar ngerepotin Ko Erick aja." Sahut Vivi kembali.
" Ga apa-apa Vi. lagian kita naik mobil ntar lewat tol, ayo buruan keburu malam banget sampe nya." Kata Erick koko Cindy yang terpaut 4 tahun.
" Iya bener kata Erick ayo cepetan pulang. Lagipula ii yang manggil kamu kemari.Eh obat kamu udah di tebus?" Kata ii Su cen menguatkan perkataan Erick.  Vivi hanya mengangguk lalu berpamitan pada wanita paruh baya itu.
Di dalam mobil Vivi hanya terdiam dan cowo berlesung pipit itu menyadari bahwa Vivi takut akan bernasib sama dengan adik nya.
" Vi, serahkan ama Tuhan ya. banyak berdoa." kata Erick lagi dan Vivi hanya tersenyum padahal di dalam hati nya dia sangat takut.
" Terima kasih ko, Sekarang saya hanya bisa berusaha dan berjuang untuk bertahan." Kata-kata Vivi begitu lirih, jujur Erick mengerti perasaan gadis itu nanun kenyataan adik nya Cindy yang semakin buruk membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa.  Dia belum siap untuk kehilangan adik nya, namun dengan kondisi nya mustahil untuk bertahan hidup , tanpa di sadari air mata Erick mengalir.  Dan mereka terdiam selama perjalanan.
" Terima kasih ko." Ucap Vivi gitu turun dari mobil.
" Iya dan kamu Vi, bersemangatlah nanti kami kabari lagi." Ucap Erick kemudian melajukan mobil nya.

" De, udah makan? Tadi di antar siapa?" Tanya Vito begitu Vivi masuk ke dalam rumah.
" Di antar ko Erick, belum. Dede mandi dulu ya." jawab Vivi.
" Itu air panas nya udah koko nyalain, mandi pake air anget ya. Keramas nya besok pagi aja. Udah malam ntar masuk angin kamu." Sahut Vito lagi.
15 menit kemudian Vivi keluar dari kamar mandi dan menghampiri Vito .
" Ko kemoterapi nya hari sabtu." Vivi memulai pembicaraan.
" Nanti koko antar, pulang kamu telepon ko Vino buat jemput kamu , koko ada urusan di kampus." Kata Vito lagi .
" Tadi Dede liat Cindy, dia koma 3 hari, badan nya kurus tinggal tulang dan dia nyaris botak." Vito mengetahui ketakutan Vivi, ingin rasa nya dia menangis, namun dia dan kedua saudara kembar nya udah bertekad tidak akan menangis agar Vivi merasa tenang, namun tetap saja hati nya sakit melihat adik nya menanggung sakit parah.  Dan lagi adik nya tidak pernah menangis jadi dia harus menguatkan hati agar tidak menangis di depan Vivi.
Vito memeluk adik nya dan berkata. " Dede udah berjuang dan dede bisa sembuh asal ada keyakinan."
" Iya semoga aja ko."

*************************

Keesokkan pagi jam 6 kurang saat Vivi sudah selesai memakai seragam smartphone nya berbunyi.
" Ya ii, ada apa?"
" Vi, jangan kaget ya.  Cindy udah ga ada tadi jam 5 pagi." Kata suara di sebrang telepon.
" Maksud nya Cindy meninggal, i?" Tanya Vivi memastikan.
" Iya dan kami mau langsung kubur siang ini. Kamu bisa datang ke kuburan nya waktu liburan. Tidak usah datang kemari sekarang.  Kamu juga butuh banyak istirahat ya sayang." Kata ii Sucen lagi.
" Baik ii Sucen, turut berduka ya , Sampaikan salam buat Asuk dan Koko Erick " kata Vivi lagi lalu memutuskan sambungan telepon.
Ya dia takut sangat takut, teman-teman seperjuangan nya satu persatu menyerah akan penyakit mematikan ini, kini hanya ada dia yang tersisa. Tuhan apa yang harus aku lakukan." Batin Vivi menjerit.
Vito yang dari tadi mendengar percakapan telepon adik nya sangat cemas karena pandangan adik nya kosong.
" De,,de, dede denger koko kan." Sahut Vito sambil memeluk adik nya.
" Ko, apa dede salah ingin umur yang panjang." Kata Vivi lagi.
" Ga salah de, kita hanya bisa berdoa yang penting kita udah berusaha.  De, bisa ke sekolah? Apa mau izin aja?" Tanya Vito.
" Dede bisa sekolah, lagian kalo di rumah aja, dede kepikiran terus." Sahut Vivi sambil melepaskan pelukan Vito .

" Ntar kalo ga kuat izin aja ato tiduran di uks." Kata Vito gitu Vivi turun dari motor nya.  Kemudian dia mengecup sayang kening adik nya.
Sepanjang pelajaran Vivi hanya menggambar dan membuat Tommy geleng-geleng. Ada yang aneh.batin Tommy .  Lagi asyik nya menggambar Bu Winda guru matematika killer memanggil nya.
" Vivi, tolong kerjakan soal di papan tulis semua nya." Nada suara bu Winda agak gimana gitu..
Vivi melihat ke papan tulis lalu berjalan ke depan kelas dan mengerjakan semua soal di papan dengan benar dan membuat wanita berumur 35 tahun itu menganga.  Niat nya untuk menghukum gadis itu sirna.. Ah dia lupa kata rekan-rekan sejawat nya yang mengatakan betapa jenius dan "gila" nya murid yang satu ini.
" Sudah bu, ada LAGI?" Tanya Vivi memberikan penekanan di kata lagi..
Bu Winda hanya bisa terdiam saat mengetahui diri nya di tantang oleh gadis berumur 15 tahun ini. Vivi melangkah menuju bangku nya ketika guru nya hanya terdiam dan membuat seisi kelas gempar.
SISA berpandangan dan mengangguk penuh arti " Ada yang aneh." Bisik Via pada ketiga nya.

Skip istirahat karena tadi ada ulangan mendadak dari Pak Duta setelah pelajaran Bu Winda ( ngerti kan maksud nya yg ulangan bukan mapel matematik).  Vivi yang menyelesaikan soal nya dalam waktu errrr(?) 20 menit pun keluar terlebih dahulu membuat Pak Duta dan seisi kelas syock . " Benar-benar anak yang jenius." gumam Pak Duta setelah melihat soal yang di jawab Vivi tidak ada yang salah.

Di toilet Vivi mencuci muka dan memandang wajah nya di cermin.
" Vi, kamu pasti bertahan kan?" Kata nya pada diri sendiri.  Setelah merasa tenang dia menuju ke kantin dia memesan satu gelas penuh es batu dan sebotol air mineral dan dia juga memesan semangkuk bakso.
Dia menuju meja biasa di mana SISA  udah ada.
" Udah pesan makanan Vi?" Tanya Shilla.
" Udah bentar lagi datang." Jawab Vivi singkat.
" Yang ga pake bawang goreng ama daun bawang punya gue." Sahut Vivi, ternyata SISA juga pesen bakso.
" Lo ga suka bawang goreng ama daun bawang ya?" Tanya Ify.
" Ga suka, bau buat eneg." Kata Vivi lagi sambil menuangkan 6 sendok makan sambal dan membuat SISA syok. Vivi mencicipi kuah nya dan tak lama menambahkan merica dalam jumlah banyak.
" Vi, lo gila ya itu kan pedes."  Semprot Agni yang di jawab dengan tatapan diamlah aku ingin makan. Agni yang takut di tatap seperti itu memilih untuk diam.  Dengan santai Vivi memakan bakso nya keringat mulai bercucuran di kening nya, setelah beberapa kunyahan dia meminum air yang super dingin itu.   SISA hanya terdiam sambil berpandangan.

TETTTTT bunyi bel istirahat dan the flower boys menghampiri ke5 gadis itu.  Mereka terkejut saat melihat mangkok bakso Vivi yang berwarna merah serta keringat yang bercucuran di kening nya.  CRAG mencoba mencari tau dari SISA dengan pandangan mata yang di jawab gelengan oleh mereka.
" Eh lo gila ya makan pedes banget!" Bentak Iwan pada gadis itu namun Vivi hanya menatap nya sekilas lalu lanjut makan lagi.  Sikap Vivi membuat Iwan frustasi dan merebut mangkok bakso Vivi, ketegangan muncul di antara kedua nya saat Vivi balas membentak. " GUE BELUM KELAR MAKAN. BALIKIN ." Seisi kantin menatap ke arah meja mereka.
" GA, ini pedes banget. Lo ga sayang diri apa!" Bentak Iwan lagi
" Itu urusan gue, mau makan pedes ato ga.  Sekarang balikin ga!" Vivi balas membentak.
" Ga bakal gue balikin."
" Oke fine." Vivi berdiri meninggalkan kantin namun dengan cepat Iwan menahan tangan gadis itu dan menarik nya.
" Lepasin gue." Vivi meronta-ronta saat di tarik Iwan.  Iwan yang merasakan perlawanan Vivi pun menggendong gadis itu dan membuat seisi kantin geger. ( Author seneng banget buat adegan ini)
" Arrrggg kenapa sih mereka ga bisa akur." Ucap Rio frustasi kemudian menyusul IVi di ikuti CAG dan SISA.
" Turunin gue . Mungkin efek pedas yang di rasakan Vivi lebih kuat dari efek kantuk maka nya gadis itu masih meronta-ronta dalam gendongan Iwan namun tenaga nya sudah terkuras dan dia pun terdiam.
CRAG dan SISA yang mengikuti dari belakang was-was dengan apa yang akan terjadi.  Iwan menurunkan Vivi di sebuah ruangan musik yang sedang kosong (demen banget ke tempat sepi), namun gadis itu tidak bereaksi hanya tatapan kosong yang ada pada Vivi.  Jujur aja Iwan merasa takut dengan Vivi yang aneh,  CRAG dan SISA pun saling berpandangan.
Vivi melangkahkan kaki menuju piano yang ada di ruangan itu kemudian memainkan nya dan mulai bernyanyi ( again)

seandai nya aku punya sayap
terbang...terbang lah aku
kucari dunia yang lain
untuk apa ku disini
seandainya dapat kau rasakan
kejam...kejam nya dunia 
tiada lagi keadilan
untuk apa ku disini

menjerit dan menangis
pilu dan derita 
merintih dan berdoa
dimanapun berada..oh duniaku yang fana
(SEANDAINYA AKU PUNYA SAYAP ~ RITA BUTAR-BUTAR)

Vivi menyanyi dengan penuh kesedihan dan membuat SISA menangis ,setelah nyanyian nya berakhir lagi-lagi dia memandang dengan tatapan kosong.

" Vi, Vi, Vivi." Iwan berusaha menyadarkan gadis itu dari lamunan nya. Iwan menatap mata Vivi dan dia menangkap ketakutan dalam diri gadis itu walau hanya sedetik sebelum akhir nya Vivi berteriak histeris.
" LEPASIN GUE. GUE CAPE.  APA SALAH KALO GUE INGIN HIDUP TENANG. GUE INGIN HIDUP.GUE CAPE." Iwan berusaha menenangkan Vivi yang semakin histeris dan meronta-ronta dalam pelukan nya CRAG dan SISA pun membantu Iwan menenangkan Vivi namun sia-sia gadis itu semakin histeris.
Entah kebetulan ato apa Reno yang melintasi ruang musik mendengar keributan dan terkejut saat melihat Vivi yang histeris. Dia mencoba membantu menenangkan Vivi.
" De, DEDE sadar de, tenangin diri lo, koko di sini." Reno dan Iwan sekarang memegangi Vivi yang mulai tenang. Iwan yang melihat itu langsung menggendong Vivi dan membawa nya pergi .
" Jangan ikutin gue dan Vivi, tenang aja Vivi ga bakal gue apa-apain."
Reno yang ingin menyusul pun di tahan oleh CRAG .
" Lepasin gue, kalo ada apa-apa ama Dede , gue ga bakal maafin lo semua terutama Iwan." sahut Reno emosi.
" Lo kan tau Iwan kayak gimana, kita percaya aja ama dia lagipula Vivi dari tadi aneh.." Sahut Rio lalu CRAG SISA menceritakan semua nya.  Reno tersentak ada apa apa penyakit kanker nya memburuk. batin Reno.

Beralih ke IVi, Iwan membawa nya ke atap sekolah, tempat itu selalu sepi dan dia menurunkan Vivi dengan hati-hati di lantai. Dia sengaja membawa nya ke tempat ini karena dia tau gadis itu tidak akan menangis di depan orang banyak. Iwan menatap mata gadis itu yang mulai mengeluarkan butiran bening. Dengan lembut dia mencium mata Vivi yang terus mengeluarkan air mata.  Lalu Iwan pun memeluk Vivi sembari mengelus rambut gadis itu dan berkata " Tenanglah koko di sini. Semua akan berlalu." Perkataan Iwan memicu ingatan Vivi dia melihat bayangan anak laki-laki dan perempuan yang sedang bermain. Tak lama dia melihat diri nya yang habis di pukuli oleh papa nya.  Sekujur tubuh nya memar dan membiru bahkan punggung nya penuh dengan luka cambukan dan pukulan .  Seorang anak-laki mendekati nya dan memeluk diri nya sembari berkata. " Tenanglah Dede ga sendirian ada koko di sini , semua akan berlalu." Kali ini wajah anak laki-laki itu jelas dan dia adalah Iwan, pria yang sama dengan yang memeluk nya sekarang .  Vivi tersentak akan ingatan itu.

FLASHBACK ON

Iwan yang baru naik kelas 2 smp mengajak Vivi yang baru lulus sd karena tidak tahan melihat Vivi selalu di siksa oleh papa nya.
" De, ayo kita pergi. Koko ga tahan liat dede di pukuli terus."
" Kemana kita pergi ko, kita masih kecil ."jawab Vivi lagi.
" Tidak tahu yang penting kita pergi dan ga usah takut. kita berdua jenius pasti kita ga akan kelaparan." Iwan meyakinkan Vivi.
Mereka pun berniat untuk kabur namun naas sebuah mobil menabrak mereka dan menyebabkan mereka koma 4 hari namum setelah sadar mereka berdua kehilangan ingatan tapi tidak dengan kejeniusan mereka.
Keluarga Iwan memutuskan untuk pindah setelah kecelakaan itu untuk berobat ke dokter yang lebih canggih.  Sementara Vivi tetap tinggal dan terus menerima siksaan dari papa nya.
Setelah lulus smp ketiga kaka kembar Vivi yang akan kuliah mencari rumah di daerah selatan karena Vito di terima di UI fakultas teknik. Sekalian saja Vivi sekolah di daerah itu karena lulus tes penerimaan Vivi di berikan full beasiswa.

FLASHBACK OF.

Vivi makin terisak mengingat kenangan itu, ternyata dia mencintai cinta pertama nya, entah Vivi harus senang atau tidak , namun air mata nya terus mengalir.  Iwan melepaskan pelukan nya. Dengan lembut dia mengusap air mata Vivi..  Vivi tersentak saat benda hangat dan basah menyentuh bibir nya.  Perlahan dia menimati saat kedua bibir mereka bersatu .  " Aku mencintaimu." Bisik Iwan di sela ciuman mereka yang terasa asin karena air mata Vivi yang terus mengalir. Darah muda mereka seketika berdesir dan memompa jantung kedua nya. Oohh tidak tangan Iwan mulai merayap ke daerah sensitif Vivi dan meremas nya, Vivi mengerang pelan dan ciuman itu berubah menjadi ganas.
85 menit 15 menit 30 menit mereka berciuman dengan penuh nafsu hingga tiba-tiba Iwan melepaskan gadis itu dan berkata " Maaf, koko tidak bisa mengendalikan diri." Iwan melihat penampilan gadis itu berantakan dengan rambut kusut dan ia bisa melihat bra kuning gading Vivi agak merosot dari kaos dalam nya sedangkan kemeja dan rok nya sudah berserakan di lantai, paha mulus Vivi masih terlindungi oleh hotpants nya.
Sementara  penampilan dia juga tidak jauh berbeda kancing kemeja nya sudah terbuka semua dan menampakan kaus abu-abu di dalam nya.
" Kamu ga marah?"  Tanya Iwan setelah mereka selesai merapikan diri.
Mana mungkin Vivi marah dengan pria yang di cintai nya.  Vivi menyadari bahwa Iwan juga kehilangan ingatan seperti diri nya.  Hanya diam yang di lakukan gadis itu dan itu membuat Iwan frustasi.
" Katakan sesuatu, jangan diam aja, kamu membuat koko takut." sahut Iwan lembut, mulai saat ini dia tidak akan menutupi perasaan nya pada gadis ini.
" Maaf membuat kalian cemas.  Teman baik ku meninggal tadi pagi dan jujur aja aku takut." Vivi menceritakan tentang Cindy namun ia merahasiakan penyakit nya.
Vivi menyandarkan kepala nya pada bahu Iwan dan merasakan kantuk yang luar biasa.
" Aku cinta kamu, apa kamu mau jadi pacar koko" Kata Iwan lagi namun saat di rasa gadis itu hanya diam dia menoleh lalu mendesah karena Vivi sudah tertidur.
Otak jenius tidak menjamin seseorang alim,  bukti nya Iwan sedang mencium bibir Vivi yang tertidur.
Bibir ini seperti candu buatku dan aku tidak pernah bosan untuk merasakan nya. batin Iwan berbicara.
Setelah selesai mencium Vivi, dia meletakkan kembali kepala gadis itu di bahu nya .  Sekali-kali bolos tidak berpengaruh akan nilai mereka. Toh sebentar lagi waktu nya pulang.  Iwan mengelus rambut Vivi dengan lembut .

Skip pulang sekolah Via membawa tas Vivi dan Gabriel membawa tas Iwan.  Iwan mengetik pesan wa untuk membawakan tas mereka. Iwan juga mengatakan tentang Cindy yang meninggal karena kanker otak.

*****************************

Keesokan hari nya ada audisi untuk drama musikal dan kebetulan kelas SISVA dan CRAGI dapat audisi di jam yang sama.
" Emang semua harus ikut audisi bu?" tanya Vivi dengan malas.
" Semua tanpa terkecuali." Jawab bu Ira guru kesenian.

Skip gedung teater (pementasan) Ify dapat no 15 Via no 20 Shilla no 22 Agni 10 dan Vivi no 40.  Sedang Rio dapat no 8 Cakka no 27 Gabriel no 30 Alvin no 18 dan Iwan 38..
Trio RaNuTi yang notabene nya musuhan ama Ify juga audisi di waktu yang sama Rara no 6 Nurul 5 dan Yanti 3 , Vivi terus menatap ke arah trio RaNuTi karena tatapan mata mereka masih menunjukkan permusuhan, namun mereka ga berani macem-macem karena kalau sampe mereka berbuat anarkis lagi mereka akan langsung di DO dari sekolah Harapan Indah.
" Sialan si Ify makin deket aja ama Rio, awas aja lo ga bakal gue biarin ." Sahut Rara penuh kebencian.
" Iya malah si Rio nempel mulu pula ama tuh cewe ganjen." Sahut Yanti emosi.
" Eh lo berdua ga kapok apa? kita udah pernah di skor kalo kita macem-macem ama Ify bakal di DO." Sahut Nurul was-was.
" Ga bakal Rul, kita jangan terang-terangan kalo perlu kita bayar orang tuk ngerjain Ify." Sahut Rara kembali.

Aneh kenapa mereka ngeliatin Ify sampe begitu nya.  Apa yang mereka rencanain. batin Vivi berbicara. Dia asyik melamun hingga sebuah tepukan menyadarkan nya .
" Ada apa Vi? Kamu tegang? " Tanya Iwan lembut, Gabriel yang posisi nya dekat dengan mereka pun mendekati IVi.
" Iya Vi keliatan nya lo cemas." Tanya Gabriel. Vivi memberi kode pada kedua pria itu.  Gabriel tersentak saat melihat objek yang di maksud sedang melihat Ify dengan penuh kebencian.
" Kita harus waspada, bisa aja mereka ga terang-terangan ngerjain Ify." sahut Vivi selagi mereka bertiga berbincang Rio pun tampil menyanyikan lagu Ari Lasso perbedaan, author cape nulis nya...(he3x😆😆).  Selagi Rio menyanyi Ify tertegun.  Ya Tuhan Ka Rio koq keren banget.  weits tunggu gue suka ama si rese. Ah ga mungkin.
Agni pun tampil menyanyikan lagu Aku pasti bisa Citra Skolastika, Cakka pun terhanyut melihat gadis nya bernyanyi.
Ify bernyanyi lagu Perahu kertas Maudy Ayunda .  Rio pun merasakan hal yang sama, Wah si behel koq makin lama di lihat makin cantik..Ha cantik , ga salah gue bilang mak lampir cantik.  Kata hati Rio .
Alvin menyanyikan lagu Gadis Genit ku Vidi Aldiano.  Shilla berguman " Ko Alvin keren banget.".
Via  menyanyikan lagu Aku mau Tapi Malu  Duo Maya. " Ayang Via makin gemesin aja." Kata Gabriel.
Shilla menyanyikan lagu Tiba-tiba cinta Maudy Ayunda. Alvin terpana melihat Shilla .
Cakka menyanyikan lagu Terdampar di hatimu Five Minutes.  Eh ka Cakka koq ganteng banget sih,  batin Agni.
Gabriel menyanyikan lagu Arti Cinta Ari Lasso. Gila ka Iyel keren banget. batin Via.
Iwan menyanyikan lagu Kau Seputih Melati Dian Permana Putra( Author suka ama lagu ini jadi bela-belain tulis meski cape 😄😄😄)  semua nya tertegun mendengar suara Iwan dan pandangan nya mengarah pada Vivi, dia tahu Iwan bernyanyi untuk dirinya.  Ah semua orang di sana pun dapat merasakan hal yang sama .

kau bunga di tamanku
di lubuk hati ini
*mekar dan kian mewangi
melati pujaan hati 
bersemilah sepanjang hari 
mewarnai hidupku
agar dapat kusadari  
artimu bagiku

**kau melati putih dan bersih
kau tumbuh di antara belukar berduri
seakan tak perduli lagi meski dalam hidupmu kau hanya memberi
kau tabur harum 1sebagai tanda cinta yang telah kau hayati di sepanjang waktu
back * **

bersemilah sepanjang hari 
mewarnai hidupku
agar dapat kusadari 
artimu bagiku


Gadis itu hanya terdiam sepanjang lagu.. Jujur hati nya senang karena Iwan juga mencintai nya, namun dia takut akan meninggalkan pria itu untuk selama nya.


TES TES TES,  air mata Vivi mengalir dengan deras nya dan Iwan melangkah atau lebih tepat nya melompat panggung lalu menghampiri gadis itu lalu mengusap lembut air mata gadis itu sedetik kemudian dia mencium kening Vivi dengan lembut, membuat semua orang terutama para gadis melted akan tindakan Iwan yang romantis itu.
" JADIAN JADIAN JADIAN" Teriakan satu ruangan teater membuat IVi tersadar.  Iwan melihat keresahan Vivi pun mengerti bahwa gadis itu tidak ingin menjawab pernyataan cinta nya saat ini.
" Eh masih ada yang audisi sana siap-siap yang belum tampil." Teriak Iwan membubarkan konsentrasi massa(maaf ga nemu kata yang pas). CRAG dan SISA menghampiri IVi .
" Gila keren banget lo, cewe-cewe pada melted liat nya." Sahut Cakka.
" Vivi masih terharu tuh Wan." Timpal Gabriel saat melihat Vivi masih menangis.  SISA menenangkan Vivi.
" Jadi lo terima Iwan ga Vi." Tanya Alvin
Rio yang memperhatikan reaksi Vivi hanya diam dia tau gadis itu juga suka Iwan namun di lain sisi juga merasa tidak nyaman.
Ga lama giliran Vivi bernyanyi , dia menyanyikan lagu Keabadian Reza Artamevia. Semua orang yang di sana pun tau kalo Vivi nyanyi buat Iwan.  Saat selesai bernyanyi Vivi keluar dengan berlari dari gedung teater meninggalkan mereka yang masih terpesona dengan suara tinggi dan sexy milik nya.

Sedetik kemudian Iwan berlari menyusul Vivi sambil membawa tas mereka berdua , kali ini CRAG dan SISA membiarkan nya. Mereka tau bahwa kedua nya butuh privasi.  Vivi terus berlari namun dia berlari ke arah yang salah dan akhir nya tertangkap oleh Iwan. Lelaki itu mengunci tubuh mungil Vivi di dinding mata mereka bertemu dan lagi-lagi Iwan mencium nya , ciuman lembut dan manis, tubuh mereka di batasi oleh tas ransel  Vivi yang Iwan pakai di dada nya membuat pria itu tidak leluasa mencium gadis nya ini. Tanpa banyak kata dia menggendong Vivi menuju motor nya untunglah sekolah sudah sepi karena audisi di lakukan sepulang sekolah .
Dia membawa Vivi ke rumah nya karena rintik hujan sudah mulai turun sedangkan jarak rumah Vivi masih jauh.  Papa nya sedang berada di Makassar untuk meninjau lokasi bisnis baru dan mama nya ikut mendampingi papa nya. Mbok Ija asisten rumah tangga yang sudah bekerja 3 tahun terakhir sedang pulang kampung. Ko Richard, koko nya sedang kuliah di Australia jadi otomatis Iwan sendirian di rumah..
Setelah mereka masuk rumah rintik hujan berganti dengan hujan yang deras.
" Vi...." Iwan memanggil gadis itu dengan lembut namun yang di panggil hanya diam tak merespon. Melihat bibir gadis itu jujur saja ingin rasa nya dia mencium nya lagi dan dengan errr(?) payudara Vivi yang menantang membuat imajinasi Iwan meliar, namun saat ini dia harus menahannya .
10 menit Vivi tidak merespon panggilan nya dan kali ini Iwan tidak dapat menahan nya.  Dia menempelkan bibir nya ke bibir gadis itu dan membuat Vivi tersentak " Ko.." belum sempat Vivi melanjutkan kalimat nya, bibir Iwan kembali mengunci bibir nya.  Awal nya  Iwan mencium Vivi dengan lembut hingga tangan Iwan merayap err lebih tepat nya membuka kancing kemeja Vivi dan meremas payudara nya. Tindakan Iwan membuat Vivi mengerang dan ciuman mereka menjadi semakin ganas hingga Iwan menghentikan nya, nampak nya otak nya yang mengambil alih.
" Kenapa berhenti?" Tanya Vivi yang membuat Iwan terkejut.  Dia mengamati penampilan mereka berdua yang sudah berantakan.  Hanya bra dan celana dalam merah muda yang tersisa di tubuh gadis itu.  Sementara dia hanya memakai celana dalam. Entah mengapa mereka sudah berada di dalam kamar nya dengan pakaian yang bertebaran di mana-mana. GLEK dia menelan ludah saat melihat tubuh indah dan payudara montok Vivi.
" Apa maksud kamu kenapa berhenti?" Iwan balik bertanya namun mata nya kembali memandang Vivi penuh nafsu. GLEK kali ini Vivi yang menelan ludah.  Bodoh nya dia menantang pria itu.  Oh mudah-mudahan Iwan tidak berbuat lebih pada nya.  Jujur dia resah dengan tatapan nafsu Iwan. Harus nya dia diam saja.  Terlambat Iwan menggendong nya menuju ranjang dan menidurkan lalu menindih tubuh nya. Pasrah itu yang sekarang di rasakan.  Vivi merasakan ada yang mengeras menyentuh perut nya. Pandangan mereka bertemu hingga CTTTTTTTAAAARRR bunyi petir mengejut kan Vivi reflek dia menjerit dan memejam kan mata.
"  Jangan takut sayang, itu cuma petir ." Sahut Iwan lembut sambil mencium mata nya, perlahan Vivi membuka mata nya dan melihat mata coklat milik Iwan yang teduh. Tanpa di sadari nya, Vivi melingkari leher Iwan dan meremas rambut pria ini.  Mereka bertatapan dalam diam mencoba menyakinkan hati masing-masing.  Lagi-lagi Vivi menangis dan Iwan menenangkannya.
Hati Vivi berbicara. Ya Tuhan aku mencintai nya.  Aku tak sanggup melihat nya menderita karena kehilangan ku sekali lagi. Tak sadar gadis itu mendesah.
Hati Iwan berbicara. Ya Tuhan, Aku mencintai nya.. Dia terlihat begitu rapuh ingin rasa nya aku melindungi nya.  Apa!!! Sekarang dia mendesah. Jangan lakukan itu atau aku tidak tahan.

CUUPPPPP.. Iwan mengunci bibir mereka dengan ciuman lembut.  Kulit mereka yang saling bersentuhan membuat darah muda kedua nya berdesir.  Tangan kedua nya menjelajah dan membuka penghalang terakhir yang menutupi tubuh mereka. Bibir Iwan menjelajahi ke bagian payudara Vivi dan memainkan nya dengan lidah nya membuat Vivi melayang. Hingga akhir nya Vivi terisak saat Iwan akan memasuki diri nya.
Dan itu mengembalikan akal sehat nya untuk tidak merenggut kesucian Vivi.  Dia mencium lembut bibir Vivi tanpa ada nafsu. (hampir aja author khilaf nulis nya 😢😢😢😢😢).

***********************************

Hasil audisi drama musikal sudah keluar. IVi mendapat peran utama sedangkan SISA dan CRAG menjadi pemain pembantu utama.  Ada 50 orang yang terpilih termasuk mereka. Latihan di mulai setiap hari sepulang sekolah sampai jam 4 sore.  Khusus minggu dari jam 9 pagi sampe 4 sore selama 25 hari.
Awal nya Vivi malas menerima peran utama itu, namun para guru pembimbing dan rekan-rekan nya juga setuju.  Kecantikan Vivi yang memang tidak ada tandingan nya membuat nya pantas untuk menjadi Juliet ( author ngarep.com 😂😂😂😂).
" Vivi Iwan kalian berperan sebagai Romeo dan Juliet." Kata Bu Ira
" Haruskah kita memakai dialog asli dari Shakespeare atau pakai versi sendiri?" Tanya Iwan.
" Emang kalian bisa?" Tanya bu Ira memastikan.
Terlihat IVi berbincang sejenak kemudian melakukan dialog mereka membuat  semua ternganga.  Jadi begini lah kalau 2 orang jenius berkumpul.
" Hmm Vi, Wan. Kalian apa sudah membaca naskah asli nya?" Tanya bu Ira yang di jawab anggukan kedua nya.
" Kami sudah membaca semua karya Shakespeare." Jawab IVi singkat.
" Oke kita pakai naskah asli nya. Ini skrip nya.  Vivi Iwan kalian kurang ekspresi nya. Mungkin nanti kalian bisa latihan ekspresi. Oh ya kalau di perlukan kalian harus menari apa kalian bisa?" Kata bu Ira lagi.
" Saya pernah latihan balet sampe terakhir lulus smp udah ga latihan." Jawaban Vivi membuat semua orang makin mupeng.
" Oh itu bagus Vi, jadi kamu tidak susah untuk belajar menari lagi."
" Eciecie yang jadi Romeo Juliet kata nya bisa jadi couple beneran loh." Sahut Cakka menggoda.
" Couple jenius Harapan indah." Timpal Gabriel. Ga lama semua menyoraki IVi, namun Vivi hanya diam saja .
Latihan pun di mulai. Rio yang mulai menyadari perasaaan nya pada Ify mencoba PDKT . Sambil menyelam minum air itu pikiran Rio .Eciecie
Vivi masih mendiamkan Iwan di luar latihan mereka.
( Author bukan anak sastra jadi ga bisa menjabarkan dengan rinci 😆😆😆😆😆😆).
Rara yang melihat kedekatan Rio dengan Ify pun meradang.  Dia merencanakan sesuatu yang jahat pada Ify. Dan Vivi  yang memang mengincar Trio RaNuTi memperketat pengawasan nya. Tatapan mata Vivi dan Rara pun beradu. Vivi tak segan melotot kepada gadis gila itu..

" Lo bukan incaran gue, jadi ga usa macem-macem." kata Rara saat mereka berlatih .
"Kita lihat saja." Jawab Vivi berbisik di telinga Rara. Vivi menghindar saat Rara akan menampar nya . Rupanya gadis itu tidak tahu reflek Vivi yang bagus.

Rara nampak nya serius dengan ucapan nya, dia merencanakan sesuatu juga terhadap Vivi, sekali tepuk 2 nyamuk mati.
Dan Vivi yang dari tadi merasakan firasat aneh mencoba menerka-nerka apa yang akan Rara lakukan..Keresahan Vivi terlihat jelas.  Rio yang memang satu scene bertanya saat latihan. " Vi ada apa. Koq lo resah amat  " Vivi pun menceritakan semua kepada Rio dan lelaki itu hanya mengangguk.
" Kita mesti waspada." Kata Rio.
Dan benar saja kecurigaan Vivi, lampu yang ada di atas gedung tiba-tiba jatuh.  Vivi yang memang mengawasi Ify dan Rara bergantian berlari dengan cepat menarik tubuh Ify ke samping.
" VIVI...IFY..." Vivi masih mendengar jelas teriakan itu, namun Ify yang syock pingsan dalam dekapan nya.
" Ahhh.." Vivi merintih karena bahu nya terkena runtuhan lampu. Dalam hati dia bersyukur kalo Ify tidak terluka.
Dengan cepat kedua pangeran itu menggendong kedua putri mereka( paling banyak Vivi yang di gendong y?😃😃😃😃😃).

Di klinik dekat sekolah.
"Untung lah Ify tidak terluka dia hanya syock." kata dokter yang bertugas. " Sedang untuk Vivi....." Dokter menggantungkan kalimat nya.
" Dok, bahu saya cedera kan." Vivi memotong ucapan dokter itu.
" Tapi Vi...selain itu ada..."  " Dokter saya hanya butuh obat pereda sakit hanya itu dok." Dokter itu sadar kalau Vivi tidak ingin luka lebam di punggung nya di ketahui orang banyak, dan dia menuruti gadis itu.
" Baik lah ini resep nya. Minum sesuai anjuran, usahakan perut terisi saat akan minum obat." Kata dokter itu lagi.
Setelah Ify sadar dia di gendong Rio , untunglah dia bawa mobil hingga Ify bisa rileks saat pulang. Iwan menggendong gadis nya menuju motor.. oh sialan kenapa dia tidak bawa mobil seperti Rio, agar gadis nya merasa nyaman.  Oke mulai besok dia akan membawa mobil.  Vivi menatap Iwan dengan pandangan tidak apa-apa, aku bisa menahan nya.


Oke part ini udah kelar.  Maafkan author yang berfikir mesum.  Melihat dari kenyataan juga, tadi nya bingung mau di eksekusi atau ga, namun setelah keblinger akhir nya dapat inspirasi nyaris tapi ga jadi.  Moga2x dapat ide kapan ingatan Iwan kembali soal nya Vivi aja udah inget..Oke see u Dadah Muah😙😙😙😙😙😙




































Senin, 14 November 2016

Kenali aku cinta~part 8

Kenali aku cinta~part 8

Hai.3x balik lagi dengan author dan cerbung gaje ini ( kayak ada yang baca aja).  Aku menulis untuk melepaskan stress ku.. Di part sebelum nya Iwan mengejar Vivi yang berlari dengan air mata berair. Dan mari kita cek cerita nya.

" Vivi."  Iwan memanggil gadis itu namun Vivi mengabaikan nya dan terus berlari.  Mau tidak mau Iwan pun mengejarnya, di susul dengan CRAG dan SISA..
Ada apa ini..Aku tidak boleh jatuh cinta...Tuhan tolong lah.. Sambil berlari Vivi berperang dengan diri nya..
" Mau kemana lo." Skak mat..Vivi sudah terkunci, dia tidak bisa kemana-mana lagi.  Iwan sudah hafal betul tabiat gadis ini yang akan menggunakan celah sekecil mungkin untuk melepaskan diri maka satu-satu nya cara dia harus errr(?) memeluk erat Vivi.
" Lepasin gue ko." Vivi meronta-ronta dalam pelukan Iwan. Namun entah mengapa Vivi merasa aman dan aroma sialan cowo ini begitu menenangkan dirinya hingga dia merasa ngantuk.  Oke dia akan melawan rasa kantuk ini dan mencari celah untuk kabur.
" Kalo gue lepas, lo bakal lari." Sahut Iwan mempererat pelukan nya.
" Ish lo ya ko. Lepasin gue." Bentak Vivi dengan sisa kesadaran nya.
CRAG dan SISA yang mendapati kedua nya berpelukan atau lebih tepat nya Iwan yang memeluk Vivi tidak berani berkomentar.
" Lepas!"
" Ga!"
" Lepas!" Vivi berteriak dengan kesadaran yang tinggal 5 wat karena dia tidak bisa lagi melawan kantuk nya dan untuk kesekian kali nya dia tertidur dalam pelukan Iwan.
" Ga!" Sahut Iwan lagi , namun saat gadis itu tidak merespon lagi dia menyadari kalau Vivi sudah tertidur. Dia menghela nafas kemudian menggendong Vivi ke uks .

Di ruang uks, Iwan membaringkan gadis itu dan melepaskan sepatu gadis itu( Vivi sedang tidak memakai kacamata).
" Wan, lo apain anak orang." Semprot Rio.
" Gue cuma peluk doang." Jawab Iwan yang mendapat jitakan dari Rio.
" Peluk lo bilang cuma. Terus napa Vivi pingsan." Sahut Rio sengit
" Dia ga pingsan, Yo. Vivi tidur pas gue peluk tadi." Jawab Iwan kembali.
" Lah lo koq tau dia tidur?" Tanya Gabriel bingung.
" Kayak nya ko Iwan bener,kak Iyel, Vivi tidur." Shut Ify.
" Iya muka nya ga pucet kak, dan badan nya ga dingin." Kata  Via menguatkan perkataan Ify.
" Wah ko, Vivi ketiduran mulu ya pas lo gendong."  Goda Shilla, tak pelak membuat muka cowo itu memerah.
" Cie ko Iwan muka nya merah nih ya." Agni ikut menggoda Iwan. CRAG hanya tertawa melihat teman nya di goda oleh SISA.
TEEETTTTT, bunyi bel masuk menyelamatkan Iwan, dia mengusir mereka dari uks untuk balik ke kelas. Sementara dia sendiri menemani Vivi yang tertidur begitu lelap ( hmm.hmm.hmm).
Saat memandangi dan mengagumi wajah cantik Vivi, dia tidak tahan untuk mengusap lembut puncak kepala Vivi, namun dia terkejut ketika gadis itu menangis dalam tidur nya. Tanpa banyak kata dia merengkuh tubuh gadis itu dan memeluk nya .
Vivi terbangun dan kali ini dia tidak sanggup lagi menahan tangis nya, dia membiarkan air mata nya tumpah.  Pertahanan nya jebol sudah.
" Lepasin gue ko " Kata Vivi sembari terisak.
" Ga, gue ga bakal lepasin." Sahut Iwan kembali.
Suara hati Vivi.  Entah sudah berapa lama aku tidak menangis dan laki-laki ini membuatku nyaman di pelukan nya. Seakan beban ku menjadi ringan saat bersama nya.
Suara hati Iwan.  Entah kenapa aku ingin memeluk nya, menyakinkan nya bahwa dia merasa aman dan mengatakan pada nya semua akan berlalu.
Iwan melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata gadis itu dengan ibu jari nya.  Mata mereka saling bertemu hingga akhir nya CUPPPP, Iwan mendaratkan ciumannya di  bibir gadis itu dengan lembut. Mereka saling terlena akan ciuman itu hingga tanpa sadar Vivi memeluk erat leher Iwan dan Iwan memeluk pinggang Vivi. ( Authorrrrrrrr, mereka kan belum jadian kenapa udah kiseu2x.. He 3x suka2x author dong, yang buat cerita kan author)

************************

Beberapa hari telah berlalu.  Semua berjalan seperti biasa.  Hanya Cakka dan Agni semakin sering ribut( yeayy this time for Cagni).
" Girls hari sabtu ke rumah gue yuk.  Kita belajar bareng berlima." Ajak Ify, mereka pun mengangguk.
" Ag, napa muka lo kusut gitu." Tanya Sivia.
" Gue kesel ama ka Cakka." Sahut Agni
" Wei bukan nya lo dari dulu kesel ama ka Cakka." Ceplos Ify yang di balas toyoran oleh Agni. Ify hanya memberenggut sembari mengusap kepala nya.
" Ini beda cerita nya Fy. Jadi ka Cakka nembak gue." Jelas Agni membuat SSI teriak. Vivi hanya melotot mendengar nya.
" Ha seriusan lo, Ag." Seru Shilla heboh.
" Coba lo cerita kenapa ka Cakka nembak lo." Pinta Vivi.

Flashback on

Kemarin malam jam 7 Cakka datang ke rumah Agni dan mengajak gadis itu jalan sebentar.  Tadi nya Agni ga mau karena mendung. Setelah Cakka meyakinkan kalo dia bawa mobil dan cuma jalan bentar akhir nya Agni mau.
" Ma Pa, Agni keluar bentar ya." Pamit Agni.
" Om Tante, saya izin bawa Agni keluar bentar ya." Cakka pun pamit sama orang tua Agni.

Sesampai nya di kafe
" Lo ngapain ajak gue ke mari." Sahut Agni ketus.
" Emh .emh.." Lah ka Cakka napa jadi gagap gini curiga Agni.
Oke Cakka lo pasti bisa...kata Cakka meyakinkan diri nya .  " Agni, gue suka ama lo mau ga lo jadi cewe gue.." Akhir nya Cakka bisa ngomong juga keringet udah bercucuran.  Agni gadis itu hanya terdiam.
" Lo jangan becanda deh kak." Kata Agni setelah kaget nya reda.
" Gue ga becanda , Ag. Gue suka lo."
Sebenernya dalam hati Agni dia suka ama Cakka, cuma karena Cakka terkenal playboy maka nya dia takut di permainkan oleh pria ini.
" Ah terserah lo deh kak,gue ga percaya." Sahut Agni lagi sementara cowo itu hanya bisa menunduk.. Agni yang melihat itu langsung kabur ninggalin Cakka sendirian di kafe.

Flashback of

" Lah lo ninggalin Kak Cakka gitu aja, Ag. weits kayak nya lo ngikutin jurus Vivi nih."sahut Shilla sambil tertawa.
" Koq jadi gue yang di bawa Shill." Semprot Vivi.
" Ya secara lo kan kabur kaburan mulu ama ko Iwan." Sambung Shilla lagi sambil tertawa.
" Hei udah udah,  Jadi gimana lo Ag, lo sebener nya suka ga sih ama ka Cakka," Tanya Via sambil mendamaikan Shilla dan Vivi yang mulai adu mulut.
Agni pun menceritakan yang sebenarnya. Keempat nya mengangguk mendengarkan penjelasan Agni.
" Jadi seandai nya kalo ka Cakka terbukti serius ama lo, lo mau nerima nya?" Tanya Ify yang di jawab anggukan oleh Agni.

Beralih kekelas XI-IPA-1
BUAHAHAHAHAHAHA.... R I G A ngakak mendengar cerita Cakka yang ngenes menurut mereka.
PLETAK Cakka menjitak mereka." Sialan lo ngetawain gue. Nih Agni ngikutin jurus Vivi yang kabur kaburan dari lo Wan." Semprot Cakka.
" Weitssss, santai bro. Napa gue yang di bawa-bawa." Sahut Iwan dengan muka watados nya.
"  Ya emang gitu kenyataan nya." Sahut Gabriel nyante.
" Jadi gimana nasib gue dong." Ujar Cakka melas..
" Ya itu mah udah nasib lo, Kka, maka nya jadi orang jangan play boy." Jeplak Rio.
Cakka pun cemberut mendengar godaan teman-teman nya.

TEEEETTTTTTT anggap bel istirahat.
" Ag, Vi lo mau ke kantin ga?" Tanya Shilla kedua nya saat di lihat nya Agni dan Vivi masih duduk santai.
" Gue males ketemu Ka Cakka." Jawab Agni singkat.
" Gue mau nemenin Agni aja." Jawab Vivi, dia selalu berusaha menghindar dengan Iwan semenjak mereka berciuman. Kalaupun bertemu, mereka akan saling diam.
" Vi, kita ke taman yuk. bosan juga gue di kelas." Ajak Agni.
" Ayo." Sahut Vivi setelah meminum obat nya. Agni mengerenyitkan dahi saat botol obat itu keluar dari saku jaket Vivi.
" Cuma vitamin, gue sering lupa minum. Mumpung gue inget gue minum."  Jelas Vivi sambil menarik Agni keluar kelas.

" Jadi lo gimana ama ko Iwan." Pancing Agni setelah kedua nya berada di taman sekolah.
" Ga gimana gimana, emang mau lo apa? Nah lo sendiri ama ka Cakka gimana?" Tanya Vivi balik.
" Lo ya di tanyain malah tanya balik." Sewot Agni, sementara Vivi hanya tertawa.
" Kan kalo lo udah pasti lo ama ka Cakka saling suka. Tinggal eksekusi nya aja di lo.  Tapi koq lo bisa sih kepikiran ninggalin ka Cakka?" Sahut Vivi sambil memainkan rambut nya.
" Gue juga ga tau, Vi, jujur gue seneng ka Cakka suka ama gue, cuma gue takut ama sikap playboy nya." Jelas Agni sambil menghela nafas.
" Bearti lo harus buat ka Cakka buktiin kalo dia serius ama lo.  Simpel itu aja." Saran Vivi.
" Oke juga ide lo, hmm Vi, kantin yuk, gue laper." Shut Agni melas.
" Agni... Agni..Lo aja deh, gue balik aja ke kelas." Jujur saat ini Vivi malas bertemu dengan Iwan.
" Kenapa Vi?"
" Ga kenapa-napa...Eh gue ikut deh ama lo." Vivi membatalkan niat untuk ke kelas setelah di lihat nya para cowo menuju ke arah nya.
" Okelah."

Di kantin. SSI mengatakan apa yang Agni bilang saat di kelas tadi. Cakka hanya menghela nafas sambil mengacak rambut nya frustasi.
" Maka nya lo jadi cowo jangan play boy, jadi susah kan. " Kata Alvin santai.
"Eh bentar lagi sekolah kita mau ada pensi gitu mungkin aja lo bisa yakinin Agni." Usul Rio. " Dan lo juga bisa yakinin Vivi, Wan." Sambung Rio lagi.
" Huk huk huk." Iwan tersedak mendengar perkataan Rio.
" Wah lo kenapa, Wan.koq jadi salting." Goda Alvin.
Iwan terdiam dia teringat saat mereka berciuman.  Ah lebih tepat nya, dia yang mencium Vivi dan muka nya memerah.
" Wan, koq muka lo merah sih.eciecie. Ko Iwan buruan dong di tembak si cantik nya." Goda Gabriel.
" Eh ssttttt, diam dulu . Tuh yang di omongin kemari." Sahut Rio
 Kedua gadis itu pun duduk di tempat biasa.
Vivi sama sekali tidak mau menatap Iwan.  Sedang kan Cakka langsung berbicara pada Agni." Ag, gue akan buktikan kalo gue serius ama lo."
Rio memang tipe orang yang peka, dia menyadari sikap Vivi yang mendiamkan Iwan, namun untuk kebaikan lebih baik dia diam dulu sekarang.

******************************

Sabtu sore di rumah Ify
" Vivi belom dateng ya, Fy?" Tanya Shilla. Semua nya udah dateng kecuali Vivi.
" Tadi sih 15 menit yang lalu dia wa gue mau otw." Jawab Ify.
Ting tong
" Weiii mata gue silau nih." Sindir Ify pada Vivi yang memakai dress selutut berbahan kaus berwarna merah cerah , tas selempang santai dan flat shoe senada.
" Ada yang salah?" Tanya Vivi sambil duduk di sofa.
" Ga ada sih, cuma gue perhatiin lo demen banget pake warna merah " Sahut Ify
" Ini gue di beliin ya udah gue pake lah." Jelas Vivi, dia udah ngedeprok di lantai karena punggung nya pegal. Yang lain mengikuti Vivi.
" Vi, ini hanya perasaan gue aja ato lo emang ngindarin ko Iwan?" Tanya Agni ceplos.
Vivi hanya mendengus sesaat kemudian berkata. " Gue ga mau bahas itu. Kita ke sini buat belajar bareng." Sahut Vivi tegas.  SISA hanya diam karena raut muka Vivi errr(?) saat ini nyeremin banget.
Setelah belajar selama satu jam, mereka beristirahat. " Eh lo punya piano ya, Fy? Boleh gue mainin ga?" Tanya Vivi pada Ify. Waktu pertama ke rumah Ify dia ga nyadar kalau emang ada piano.
" Boleh koq." Jawab Ify.

Denting piano terdengar sampai ke lantai 2 tepat nya kamar Gabriel. Di sana ternyata the flower boys lagi pada ngumpul.
" Eh siapa yang main piano.Yel?" Tanya Alvin.
" Dari tipe lagu nya sih gue yakin bukan Ify yang main, mending kita samperin aja yuk." Usul Gabriel. Dan mereka menuju ke ruang tamu. Terlihat Vivi sedang memainkan piano.

Ga lama Vivi pun bernyanyi
Vivi : i prayer you'll be our eyes 
Deg semua orang terpana mendengar suara merdu Vivi, Iwan perlahan melangkah mendekati Vivi
to watch us where we go
let this be our prayer
when we lose our way
lead us the a place
guide with your grace
to a place that we will be safe
Iwan  : la luce che tu hai  ( Vivi menoleh  sebentar ke arah Iwan lalu menatap kembali ke depan . CRAG dan SISA lagi- lagi speechless dengan suara seriosa Iwan)
V : i pray we'll find your light
I : nel cuore restera
V : and hold it in our hearts
I :  a richordarci che
V : when star go out each night
I : l'eterna stella sei  nella mia preghiera
V : let this be our prayer
I : quanda fede c'e
V : when shadows fill our day
I : lead us to a place
V : guide us with your grace
I & V : give us faith so we'll be safe
sognamo un mondo senza piu violenca
un mondo di giustizia e di sperensa
ognuno dia la mano al sua vicino
simbolo di pace e di fraternita
I : la forza que chi dai
V : we ask that life be kind
I : e'il desiderio che
V : and watch us from above
I : ognuno trovi amor
V : we hope each soul will find
I : intorno e dentro a se
V : another soul to love
I & V : let this be our prayer
V : let this be our prayer
I : just like every child
V : just like every child
I & V : need to find a place, guide with your grace
give us faith so we'll be safe
e la fede che
hai acceso in hoi
sento che ci salvera
(THE PRAYER ANDREA BOCELI FEAT CELINE DION)

PROK PROK PROK
" Gile suara lo berdua keren abis. Gokil." Kata Gabriel.
" Kalau gue sih yes." Kata Cakka meniru juri idol
" Merinding disko gue denger suara lo berdua." Kata Shilla.
" Ciee yang kompakan pake merah. Imlek masih lama cuy." Goda Alvin pada kedua nya.  Mereka saling memandang satu sama lain benar saja Iwan memakai kemeja berwarna merah dengan jeans warna hitam.  CRAG dan SISA pun tertawa melihat red couple itu.
" Lo dan ko Iwan putih sih jadi cocok. Coba kalo gue yang pake baju merah ga pantes kali." Sahut Ify, tadi nya Rio mau menyahuti Ify namun di bekap oleh Alvin karena ya ga pengen ada yang ribut di saat IVi mulai ada rasa.
" Eh lo berdua ikut audisi aja tuk drama musikal buat acara pensi." Usul Rio setelah lepas dari bekapan Alvin.
" Ogah!" Sahut IVi barengan
" Eciecie yang kompakan." Sahut Rify barengan. Setelah itu mereka salting sendiri.
" Ledekin orang kompakan sendiri nya kompakan ." Sindir Cakka pada Rify.
" Eh ya, mumpung kita di sini da sekarang weekend gimana kalo kita nonton. Gue dapet free tiket untuk 10 orang." Ajak Alvin.
" Gue pulang aja deh." Sahut Vivi.
Om Mani Ped Hum..Om Mani Ped Hum, nada dering smartphone Vivi, dia mengambil nya dari tas nya dan mengeser layar nya.
" Iya ko, ada apa?"
.....
" Ihh tega koko tega amat jadi aku di suruh nginep di rumah temen nih. Emang koko mau ngapain."
....
" YAAAAAA, AWAS AJA KOKO MACEM-MACEM DEDE ADUIN KE KO VINO AMA KO VIKO ." Bentak Vivi, semua orang reflek menutup kuping saking kenceng nya teriakan nya .
" APA? Ko Alvin tadi lo ngajak nonton kan ayo gue bisa." Bentak Vivi lagi sementara Alvin cuma bisa  nyengir . " No question." sahut Vivi kembali.

Di mall Victorius (ngarang)
" Eh pada mau nonton apa?" Tanya Alvin pada semua nya.
" Gimana kalo nonton horror." Sahut Rio, dia memang pengemar film horror.
" Apaan sih lo ka, ga ada nonton horror, gimana kalo drama romance." Cegah Ify, soal nya dia takut nonton horror, bisa mimpi buruk dia ntar.
" Fy, sebener nya gue juga pengen nonton horror." Sahut Shilla, jangan tertipu casing nya, meskipun lembut ternyata Shilla penggemar film horror.
" Seriusan lo mau nonton horror, Shill?" Tanya Ify lagi yang di jawab anggukan.
" Eh gue setuju ama Ify kita nonton romance." Sahut Agni, ha meski tomboy ternyata dia takut nonton horror.
Entah gimana akhir nya mereka sepakat nonton horror dan waktu tayang nya tinggal 15 menit. Para cewe memutuskan untuk ke toliet dulu .

Di dalam toilet Ify dan Agni  udah ngedumel karena terpaksa nonton horor sedangkan Shilla dan Via antusias banget, Vivi sebener nya rada takut namun dia diam aja . Oke tenang Vivi, sebisa mungkin lo jangan panik ntar pas di dalem.  Tutup mata pas hantu nya keluar. Vivi men susgestikan diri nya.

Lupakan para cewe itu, kita beralih ke para cowo itu.
" Gue tau niat lo , Yel, ntar pas hantu nya kuar  lo bisa curi kesempatan buat peluk Via." Sahut Cakka sambil menaikkan satu alis nya.
" Kayak lo ga gitu Cakk." Sahut Gabriel usil.
" Bisa di gampar gue sama Agni." Sahut Cakka kembali.
" Ga bakal bro, tadi keliatan tuh anak takut cuma segen aja dia ngomong nya. Siapa tau ini kesempatan lo buat yakinin Agni." Timpal Alvin.
" Eh ade gue gimana tuh, dia paling takut nonton film ginian." Tanya Gabriel, dia baru inget ama ketakutan ade nya.
" Tenang ada abang Rio yang bisa nenangin neng Ipy." Sahut Alvin.
" Nah kalo Vivi gimana? Takut ga ya tuh anak? Kalo Shilla ama Via mah ga takut lagipula ada gue ama Gabriel, Agni ada Cakka, Ify ada Rio." Tanya Alvin.
" Iya gue juga ga tau dia takut apa ga, lagipula kalo takut ada ko Iwan ini." Sahut Rio menggoda.  Iwan hanya mendiamkan perkataan Rio yang membuat dia yakin ada yang di sembunyikan sahabat nya ini.
" Wan. Wan. Iwan ." Bentak Alvin di kuping Iwan.
" Isshhh apaan sih lo,Vin." Sahut Iwan kesal.
" Lagian lo diem aja, ya udah ntar di dalem Vivi bagian lo, kalo seandai nya dia takut lo peluk ato gimana kek." Sahut Alvin lagi.
" Ssssstttt diem tuh cewe-cewe kemari." Kata Rio.

Sesuai prediksi , Shilla dan Via antusias banget dan meledek Ify dan Agni, membuat kedua gadis itu histeris dan menjerit dan Cakka memanfaatkan kesempatan ini buat meyakinkan Agni kalo dia serius.  " Tenang , Ag, gue di sini jangan takut ya." Bisik Cakka lembut di telinga gadis itu. Agni hanya mengangguk pasrah.
Ify udah takut setengah mampus, sehingga memeluk Rio terus.
Deg3x ..jantung Rio berdetak saat Ify memeluk nya. Napa jantung gue berdebar pas Ify meluk gue, apa iya gue suka ama si behel? Tanya Rio pada hati nya. (Eciecie Rio udah mulai ada rasa ama Ify nih).
Sedangkan Vivi hanya diam saja padahal hati nya udah berdebar-debar , dia memejamkan mata selama film.  Alvin yang melihat Vivi gelisah memberi kode pada Iwan. Reflek dia memegang tangan gadis itu. Tangan ini,,begitu kecil. guman hati Iwan.  Vivi pun membuka mata dan pandangan mata mereka bertemu. Lagi-lagi gadis itu menangis.  Tanpa banyak kata Iwan mengusap lembut rambut Vivi dengan tangan kiri nya dan menghapus air mata gadis itu dengan ibu jari tangan kanan nya.  Setelah itu dia meletakkan kepala gadis itu di bahu nya.  Vivi merasakan ngantuk setiap berada di pelukan Iwan, meskipun yang ini bisa di bilang  ini hanya rangkulan. Entah mengapa aroma tubuh pria ini membuat nya gampang terlelap.  Iwan yang menyadari Vivi tertidur mencium kening lembut gadis itu. Entah dorongan apa yang membuat nya melakukan itu.  Apa karena mereka sudah berciuman sebelum nya.
Hanya Rio yang melihat adegan romantis itu dan dia tersenyum di sela debaran jantung nya yang menggila akibat pelukan Ify.

Skip tamat film.
" Shill, Via, ga nyangka gue lo berdua malah seneng banget cekikikan pas hantu nya kuar pula." Sahut Alvin mengelengkan kepala nya yang di jawab tertawaan kedua nya.
" Siapa dulu dong cowo nya." Sahut Gabriel narsis.
" Fy mau sampe kapan lo meluk gue..  Lo seneng ya bisa meluk gue." Goda Rio
" Ih kak Rio gue beneran takut tau, siapa juga yang mau meluk lo, PD abis lo." Sahut Ify dia ga sadar kalo masih meluk Rio.
" Kalo gitu bisa lepasin gue ga?" Tanya Rio lagi dan sontak Ify melepaskan pelukan nya dan pipi nya memerah.
Lo cantik juga kalo ga galak. Batin Rio berbicara 
" Agni, lo ga apa-apa kan?" Tanya Cakka lembut dan membuat Agni tersentuh, sepanjang film Cakka memang selalu merangkul nya supaya dia ga ketakutan.
Semua memandang ke arah Iwan yang sedang menggendong Vivi sementara di bahu kiri nya tersampir tas gadis itu.
" Tidur?" Tanya Rio yang di jawab anggukan oleh Iwan.
" Terus gimana nih? Kita kan belom makan malem?" Tanya Alvin.
" Bangunin aja, Vivi juga butuh makan." Sahut Gabriel
" Nah gimana bangunin nya lo liat tidur nya nyenyak gitu." Timpal Cakka.
" Ya udah gue gendong ampe tempat kita makan." Sahut Iwan sambil berjalan.
" So sweet." Sahut SISA sementara CRAG hanya berpandangan sambil tersenyum penuh arti.
Iwan tidak memperdulikan tatapan mata yang melihat nya sedang menggendong  Vivi di sepanjang jalan ke restoran yang ada di mall itu..

Di restoran Iwan mendudukan Vivi yang masih tertidur dan mengusap rambut gadis itu dengan lembut hingga tiba-tiba KRIUKKKKK perut Vivi bunyi dan gadis itu terbangun.  Dan lagi-lagi Iwan lah yang lihat nya pertama kali.
" Eh putri tidur kita udah bangun, enak tidur nya, Vi?" Goda Alvin
" Gue di mana? bukan nya tadi kita lagi nonton?" Jawab Vivi setelah kesadaran nya pulih.
" Resto Vi, kita laper mau makan, lo juga laper kan maka nya bangun." jawab Rio.
Akhir nya mereka memesan makanan dan setelah itu pulang.

*******************************

Tak terasa senin pun tiba dan seperti biasa nya upacara dulu.  Agni udah merasa ga enak badan sehingga dia hanya diam. Ify yang berdiri di samping nya melihat muka Agni udah pucet pun bertanya " Ag, muka lo pucet, lo sakit ya?" Agni hanya menggangguk lemah.
" Lo tahan ga Ag? masih lama nih." Tanya Ify kembali.
" Mudah-mudahan tahan Fy, ga tau nih gue tiba-tiba pusing." Jawab Agni lirih.
Vivi juga merasakan badan nya lemas dan perut nya sakit karena " tamu bulanan nya" hanya terdiam .  Nova teman sekelas mereka yang berdiri di samping Vivi pun panik karena keringat terus bercucuran di dahi gadis itu .  Mungkin alam sedang berbaik hati hingga tiba-tiba langit gelap lalu rintik hujan pun turun membuat upacara di bubarkan ( untung baru aja naikin bendera), namun Agni dan Vivi yang lemas tidak bisa berjalan tiba-tiba BRUKKKKKK, kedua nya pingsan bersamaan dan dua pangeran mereka dengan sigap berlari dan menggendong kedua gadis itu ke uks. Cakka agak kesulitan buat gendong Agni karena bobot tubuh gadis itu errrrr(?) lumanyan berat.  Lain hal dengan Iwan yang emang biasa gendong Vivi dan bobot gadis itu yang kecil, raut muka kedua nya sangat panik.  Karena pelajaran masih di mulai kurleb 30 menit lagi RAG dan SSI mengikuti ke uks.

Di uks (Perasaan Vivi sering banget pingsan thor...ya udah tinggal baca aja author lagi pusing belibet nih).
Kita lihat masing-masing pangeran ngurusin putri nya.
Cakka mengoleskan minyak kayu putih ke hidung gadis itu ga lama Agni pun sadar dan dia melihat wajah lega Cakka.
" Ag, lo masih pusing? Nih minum teh anget dulu." Ucap Cakka lembut sembari membantu Agni duduk, semenjak kejadian di bioskop cowo itu memang bersikap lembut dan jujur aja cewe mana yang ga melted di perlakukan seperti itu.  Agni mencoba melihat ke dalam mata Cakka dan memang hanya ada ketulusan dan rasa nya Agni percaya bahwa pria ini ga akan menyakiti hati nya.  Toh selama 2 bulan ini dia tidak melihat Cakka tp tp atau keganjenan ama cewe lain.  Cakka tersenyum melihat arti pandangan Agni tersebut..
" Lo udah percaya ama gue, Ag?" Tanya Cakka memastikan dan Agni hanya menggangguk.  Cakka langsung memeluk gadis nya itu dan berkata " Terima kasih, Ag, gue ga bakal nyakitin lo."
" CIEEEEEEEE, yang udah jadian." Sahut RAG dan SSI kompak.
" Jangan lupa PJ PJ nya." Sahut Alvin yang mendapat jitakan dari Rio.
" Lo PJ yang di pikirin tuh liat Vivi belum sadar." Bentak Rio dan mari kita liat IVi.
Setelah Iwan menidurkan Vivi dan melepas kacamata serta sepatu gadis itu, dia mengoleskan minyak kayu putih di hidung gadis itu namun tidak ada reaksi, Vivi tetap tidak sadar. Dia terus mengoleskan minyak kayu putih hingga suara Rio mengejutkan nya. " Coba pake minyak angin Wan." Dia menoleh dan melihat Rio mengulurkan benda yang di maksud dan dia mengambil nya , kali ini cara Rio berhasil gadis itu membuka mata namun sakit di perut nya membuat dia mengerang.
" Apa yang sakit?" Tanya Iwan lembut
" Perut dede sakit ko." Dede?  Dia ga salah dengar kan ? Gadis itu memanggil diri nya dede dan kalimat Vivi memacu ingatan Iwan kali ini dia melihat gadis yang sama dengan yang dia peluk namun dia membelakangi Iwan, dan Iwan bisa melihat sekujur punggung gadis itu lebam dan penuh luka cambukan.
Erangan Vivi kembali menyadarkan Iwan, dia begitu panik melihat gadis nya? apa tadi yang di bilang hati nya. Gadis nya? Itu arti nya ia mencintai Vivi...Oh itu sudah pasti itu sebab nya dia mencium gadis itu.
" Tunggu bentar ya, koko ambil teh anget dulu." Ucap Iwan sementara keringat terus mengucur dari dahi Vivi..
" Udah mendingan?" Tanya Iwan lagi dan Vivi hanya menggeleng..  Tangan kiri nya sibuk mengambil obat dari saku jaket nya obat yang bergambar wanita sedang memegangi perut nya lalu meminum nya. Iwan pun mengerti bahwa " tamu bulanan" Vivi yang menyebabkan gadis itu pingsan.  Seingat nya 4 bulan yang lalu Vivi pingsan karena itu pas mos. Dengan lembut dia mengecup kening Vivi dan membuat semua nya kaget kecuali Rio. Kecupan itu mengejutkan Vivi namun dia diam saja.
" Apa sakit sekali?" Tanya Iwan kembali,  ah dia amat mencemaskan gadis nya ini.
" Udah membaik, thanks, ko." Kata Vivi datar yang membuat Iwan tersentak.
TEEEEETTTT bunyi bel menyadarkan semua nya. dan mereka bergegas ke kelas.
Agni di pegangin Ify dan Shilla sedang Vivi di pegang Via.
Tommy yang melihat nya kaget, teman sebangku nya begitu keras kepala padahal dia sering memergoki gadis itu tidur atau kesakitan(?) akhir-akhir ini namun dia tidak berani bertanya.
Untunglah guru yang mengajar pada jam pertama berhalangan sehingga Vivi dan Agni bisa beristirahat.
Skip pulang sekolah. Vivi masih membereskan buku dan peralatan tulis menulis nya.  Hari ini begitu melelahkan untung lah sakit perut nya tidak separah tadi,  namun langit masih mencurahkan hujan walaupun dengan intensitas ringan sekarang .
" Vi, udah mendingan belum lo?" Tanya Agni.
" Udah, Ag. lo sendiri gimana?" Tanya Vivi balik yang di jawab anggukan Agni.
" Ag, Vi, ayo buruan." Sahut Via.  Kedua gadis itu pun melangkah keluar dengan perasaan yang berbeda.  Kalau Agni dia sedang berbunga-bunga seperti layak nya gadis yang sedang jatuh cinta.  Sedangkan Vivi dia sedang memikirkan untuk menghindari Iwan.
Ayolah, Vi, lo ga boleh jatuh cinta. Hati kecil nya terus berperang. Dia terus melamun hingga sebuah suara menyadarkan nya.
" PJ nya besok aja ya? Masih ujan pula?" ternyata itu suara Cakka cowo itu sedang merangkul Agni.
" Iya besok aja, lagian Vivi masih lemes juga kan." Sahut Agni menguatkan ucapan kekasih nya.

***************************

Keesokan hari nya sepulang sekolah mereka sudah berkumpul di BLINKIN PINK Cafe untuk PJ nya Cagni.
" Wah Cakka selamat bro akhir nya jadian juga ama Agni." Kata Gabriel.
" Iya jangan play boy lagi kak, awas buat sohib gue nangis." Sahut Ify rada galak.
" Mampus lo , Cakk." Goda Alvin.
" Eh kodok sipit, udah gue bilang nama gue Kka jangan Cak, emang nya gue cicak apa." Sahut Cakka emosi.
Vivi hanya diam, dia sama sekali ga mau menatap Iwan dan membuat lelaki itu bingung. Rio pun menyadari kalau memang Vivi nenghindari Iwan. Bakalan susah nih. batin Rio
" Eh udah cepetan pesen gue laper." Kata Gabriel. Alshill, Siviel dan Cagni udah pesan tinggal Rify dan IVi yang belum.
" Lo berempat mau pesen apa?" Tanya Cakka.
" Chicken teriyaki ama jus alpukat." Sahut Rify barengan.
" Eciecie yang selera nya sama. Goda Alvin.
" Apaan sih lo ikutin gue aja." Sahut Rify barengan lagi.  Setelah itu mereka ribut dan di bentak ama Gabriel, soal nya dia udah laper. " Tinggal lo berdua yang belum pesen. Jangan pake ribut." Sahut Gabriel lagi.
" Gue mau makan beef ramen level 3 pedas nya." Sahut IVi barengan, setelah itu mereka terdiam. " gue ice lemon tea no sugar." Sambung Vivi dengan nada dingin.
" Ya udah pesenan lo semua udah di catet." Jata Cakka.
Keenam nya menyadari suasana canggung antara Rify dan IVi namun tidak ada yang berani komentar karena muka Vivi yang nyeremin...
Drrrttt drrrttt drrrttt smartphone di saku jaket Vivi bergetar dan dia mengusap layar nya dan ngomong pke bahasa mandarin dan ini arti nya.
" Ya ii su cen, baik- baik aja..Iya.besok. Dadah."
" Apa?" Tanya Vivi ketika di lihat nya 8 orang itu menatap diri nya.
" Lo keren banget bisa bahasa mandarin." Sahut Alvin.
" Maka nya belajar." Sahut Iwan,dia juga bisa bahasa mandarin jadi ngerti yang Vivi omongin.
" Susah ngomong ama orang jenius." Sahut Alvin lagi . Vivi hanya diam tak menanggapi celotehan teman-teman nya.

**********************

Di sebuah rumah sakit khusus kanker Vivi melangkahkan kaki nya ke sebuah ruangan inap, terlihat seorang gadis dengan peralatan medis dan selang oksigen, perlahan Vivi mendekati gadis itu dan membelai rambut nya sambil berkata.
" Cin, Cindy, gue di sini, ayo bangun dong, kita sama-sama berjuang melawan sakit ini." Oooo ternyata Vivi sakit kanker..  Selagi Vivi berbicara dengan Cindy, sebuah tepukan menyadarkan nya.
" Ii Su cen, Cindy udah berapa lama koma?" Tanya Vivi pada wanita paruh baya itu.
" Vi, Cindy sudah 3 hari koma, kondisi nya semakin parah, kanker otak nya sudah stadium akhir, kami sudah merelakan bila Cindy di panggil, Oh ya sebelum koma Cindy memanggil nama kamu terus. Dia berharap kamu bisa sembuh dari leukimia kamu." Jelas Ii Su cen yang ternyata adalah mama Cindy.
Vivi hanya tersenyum menanggapi permohonan wanita yang sudah ia anggap mama sendiri sejak 2 setengah tahun yang lalu.

Flashback on

Terlihat Vivi yang sedang memakai seragam smp, dia sedang belajar di kelas nya , namun dia merasakan sesuatu mengalir dari hidung nya dan BRUK gadis itu pingsan.  Kepanikan langsung terjadi dalam kelas itu.

" Dari hasil lab adik kalian mengidap leukimia stadium 1 akhir." begitu vonis dokter yang di sampaikan kepada ketiga kaka kembar Vivi, karena mama mereka di Australia dan tidak bisa pulang ke Indonesia karena sedang proses untuk menjadi WN Australia.  Saat itu perasaan mereka terkejut karena adik kesayangan mereka harus mengidap penyakit mematikan ini. Tadi nya mereka ingin merahasiakan nya pada Vivi, namun gadis itu terlalu pintar untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi pada tubuh nya.  Sejak itu Vivi rajin melakukan terapi baik itu obat-obatan atau kemoterapi namun untung lah rambut Vivi tidak ada yang rontok tetap lebat hitam dan indah.

Flashback off



Yuppss kelar juga part 8 nya, ekspetasi tak sesuai dengan eksekusi nya. Banyak ide yang lari . Namun ya author berusaha untuk lebih baik dalam menulis lagi ke depan nya. Di part ini Cakka berhasil meyakinkan Agni, Rio dan Ify mulai ada rasa dan IVi berciuman(maafkan author yang baper karena drakor 😆😆😆😆). Dan yang menyedihkan Vivi ternyata mengidap leukimia 😭😭😭. Oke di tunggu aja part 9. Dadah Muah.3x 😙😙