Hai3x..balik lagi dengan author yg gaje ini...Makin belibet mikirin cerita nya. Sekedar flashbsck part sebelum nya. Vivi sudah mengingat masa lalu nya bersama Iwan. Rio mulai menyadari perasaan nya kepada Ify dan Vivi yang menyelamatkan Ify sampai bahu nya cedera. Oke ga usa lama-lama mari di cek.
Di rumah Ify-Gabriel.
Ify yang masih syok menatap dengan pandangan kosong. Dia teringat saat lampu di atap gedung akan menimpa diri nya. Rio melihat bahu Ify bergetar menenangkan nya. Gabriel lagi anterin Via pulang.
" Fy, are you okay." tanya Rio.
" Ka Rio, gue takut banget...Hiks..Hiks." Ify reflek memeluk Rio dan membuat jantung Rio berdebar-debar, namun dia sok cool..
" Ya udah lo tenangin diri aja ya..Lagian ga ada yang lecet." kata Rio lagi. Ify mendadak teringat ada yang mendorong dan memeluk tubuh nya sebelum pingsan.
" Ka Rio, tadi siapa yang meluk gue..Dari badan nya gue yakin bukan lo soal nya badan nya lebih kecil dari gue?" Tanya Ify.
" Emm,,,emm yang meluk lo Vivi, Fy. Dia lompat ke arah lo ." Rio enggan menceritakan tentang bahu Vivi yang cidera takut nya buat Ify bersalah.
" Terus Vivi nya gimana kak?" Degggg Rio bingung bagaimana menjelaskan nya.
" Bahu nya kena runtuhan lampu Fy, udah di beri obat pereda sakit. " Rio ga bisa ngelak lagi saat Ify terus mendesak nya.
" Jadi Vivi ngelindungin gue lagi kak. Kenapa dia selalu jadi tameng gue padahal badan nya paling kecil di banding kita semua." Ify mulai ngoceh dan Rio mulai pusing.( Author juga pusing π―π―π―π―)
Be-te-we Ify masih meluk Rio kayak nya malah jadi keasyikan . aheyyyy Ify ya ππππ
Rio tambah bingung liat Ify tambah mewek, mau ga mau Rio membalas pelukan Ify dan berkata. " Vivi udah di urus Iwan jadi lo tenang ya. Kalo ada apa-apa pasti Iwan ngabarin kita."
" Lo ga boong kan kak." Kata Ify lagi..
" Bener gue ga boong ama lo, sueeerrrr deh." Rio melepaskan pelukan nya dan mata mereka bertemu, jantung mereka berdua berdetak kencang. Suasana semi romantis pun tercipta hingga.
" Lo berdua ngapain." teriakan Gabriel menyadarkan mereka, menyadari posisi mereka, Rify jadi salting muka mereka memerah. Ternyata Gabriel udah pulang lalu pria itu menggoda Rify.
Beralih ke IVi, sesampai nya di rumah Vivi yang emang selalu kosong di siang hari. Iwan menatap nanar gadis itu, dia tau ada yang di sembunyikan Vivi dan tatapan itu membuat gadis itu resah. Dia tidak bisa menyembunyikan apa pun di depan lelaki itu tanpa sadar Vivi mendesah. Perlahan Iwan menghampiri nya dan mencium lembut bibir nya. Kedua nya merasakan sengatan yang mengalir ke seluruh tubuh mereka. Ooo Iwan perlahan membuka kancing kemeja seragam Vivi dan melemparkan begitu saja. Tangan nya merayap ke seluruh tubuh Vivi namun saat Iwan menyentuh bahu Vivi, gadis itu meringis dan itu menghentikan ciuman mereka. Perlahan Iwan membalikkan tubuh Vivi hingga membelakangi nya dan menyibak rambut Vivi ke depan. Mata nya terbelalak saat melihat luka lain selain di bahu nya , luka memar . Vivi menggigit bibir nya saat Iwan menyibakkan kaus dalam milik nya ke atas kepala nya dan melempar nya. (Jadi Vivi masih pake bra di badan nya ya ...)
" Ini pasti sakit, siapa yang mukulin kamu, Vi?" tanya Iwan emosi saat melihat punggung Vivi penuh luka lebam dan cambukan yang mungkin sudah bertahun-tahun.
" Papa ." Jawab Vivi singkat. Sekelebat bayangan muncul di benak Iwan. Seorang gadis yang memunggunginya dengan luka lebam yang sama persis dengan luka lebam Vivi.
" Arrrrgghh." Iwan mengerang saat mengingat kenangan itu. Vivi yang mendengar erangan itu juga cemas. Namun sedetik kemudian Iwan memeluk diri nya . Iwan mengoleskan salep pereda nyeri di bahu Vivi setelah gadis itu selesai mandi. Vivi handukan di bagian atas sementara dia pake celana pendek.
" Lain kali jangan bertindak bodoh." Sahut Iwan.
" Aku udah memperhitungkan nya. Jadi tenanglah.ko." sahut Vivi dingin.
***********************
Skip keesokan hari nya. Saat Vivi melangkahkan kaki di kelas SISA langsung memberondong nya dengan pertanyaan.
" Vi, bahu lo masih sakit?" Tanya Shilla.
" Vi, lo bener-bener nekat kemarin." Omel Via.
" Vi, jangan bodoh lagi lain kali." Agni ikut ngomel.
" Vi, terima kasih udah nolongin gue. Ga kebayang kalo ga ada lo." Ify bergetar saat mengatakan itu. Pasti sakit menahan runtuhan lampu dengan tubuh sekecil itu.
Vivi hanya tersenyum lalu berkata. " Bahu gue udah mendingan. Gue udah perhitungin semua sebelum bertindak. Ga apa-apa Fy, gue kan temen lo jadi harus nolong saat temen susah."
Setelah itu Vivi duduk di bangku nya. Tommy yang mendengar insiden kemarin hanya geleng-geleng. Gadis ini begitu "gila" dan pesona nya tidak di ragukan lagi. Namun Vivi begitu sering tertidur saat di kelas dan rintihan(?) kesakitan gadis itu membuat nya cemas , di tambah dengan cidera di bahu nya pasti membuat nya semakin lemah.
TEEEETTTTT, bel istirahat berbunyi SISA menarik Vivi ke kantin.
" Ish lo pada apaan sih narik narik gue." omel Vivi saat mereka duduk di tempat biasa. CRAGI yang lagi makan menoleh sejenak.
" Lo harus makan biar cepet sembuh bahu lo." Sahut Shilla
" Apaan hubungan nya makan ama sembuh. ga nyambung lo Shill." Tanya Via polos atau malah lola..
" Ada-adain aja lah Via, lo liat aja badan Vivi kurus banget." Sahut Shilla lagi.
" Biarin aja kurus Shill. Kalo gendut ko Iwan susah gendong nya." Goda Via .
" Tapi ga kekurusan juga kelessss." Sahut Shilla lagi. Shilla dan Via malah jadi adu mulut . Vivi yang merasa ngantuk menopang tangan di dagu langsung tertidur.
" Shilla, Sivia stop lo liat tuh Vivi nya tidur " Bentak Ify pada kedua nya.
" Lah nih anak malah tidur..Vi makan dulu." Agni membangunkan Vivi dengan lembut.
" Vi, kita udah pesenin lo bakso, lo makan dulu ya." Kata Ify " Ga pake bawang goreng ama daun bawang micin juga ga." Lanjut Ify.
" Thanks ya." Ga lama Vivi pun makan dan meminum obat pereda nyeri.
" Bahu lo gimana?" Tanya Rio.
" Bahu gue masih nyeri ka, cuma ga separah kemarin. Mudah-mudahan semingguan udah pulih total.
" Tapi kemarin lo keren banget." Kata Alvin
" Emm..Kayak nya lo mesti waspada ama Rara cs Fy, kemarin gue sempet nyolot-nyolotan ama dia sebelum insiden lampu." jelas Vivi pada semua nya.
" Ah gila jadi yang kemarin lo bilang mereka masih liatin Ify tuh maksud nya ini." sahut Gabriel emosi.
" Yel, tapi.kita ga punya bukti, siapa tau yang kemarin cuma kecelakaan." Kata Iwan.
" Kalo urusan itu serahin ama gue..tenang aja lo pada." Sahut Cakka pede
" Oke, sekarang kita ga boleh lengah." Alvin angkat bicara.
" Vi, lo masih bisa ikut latihan?" Tanya Rio
" Masih ka, cuma hari sabtu besok gue mau izin ada perlu ama koko gue." Sahut Vivi.
singkat.
************************
Sabtu Vivi izin tidak sekolah karena mau kemoterapi. Dia memberi alasan acara keluarga pada oma Tanjung wali kelas nya. Latihan tetap berjalan lancar hanya mereka semakin waspada ama Trio RaNuTi, Rio nempelin Ify mulu . Dan kebetulan Gabriel menguping pembicaraan Rara cs pas akan ijin ke toliet( Weitss jangan mikir Gabriel masuk ke toilet cewe ya, mereka ngomong di tempat sepi ).
" Sialan rencana kemarin malah gagal , tuh Ify malah ga luka." sahut Rara emosi. Gabriel mengintip dan menyetel vidio recording di smartphone nya.
" Tapi rencana kita ga gagal semua nya. Tuh cewe yang sok kecantikan yang kena kan." kata Yanti.
" Siapa yang sok kecantikan. Vivi? Vivi mah emang cantik ." Kata Nurul ha rupa nya dia agak2x lola juga.
" Rul, lo koq malah ngebelain rubah betina itu." Sahut Rara .. Gabriel yang denger sohib pacar nya di hina agak ga rela. Cuma dia harus tenang dalam mengambil bukti rekaman.
" Oke jadi rencana selanjut nya apa. Mumpung tuh rubah betina ga ada. Kita udah 2 kali gagal karena dia."
........... Anggap lah Trio RaNuTi masih ngomong coz author ga dapat ide lagi jadi langsung skip aja ya πππππ
Gabriel yang sukses mendapat bukti rekaman menyetel nya pas mereka ngumpul di rumah dia dan Ify . SISA udah mencak-mencak aja karena ulah mereka Vivi cidera dan apa rubah betina....Yang paling bawel ngoceh nya si Ify sampe-sampe CARI dan SISA cengo.
" Ya Tuhan berilah hamba Mu kesabaran. Salah apa hamba bisa punya ade bawel gini." Gabriel merajuk liat kebawelan Ify yang super. ( tapi bukan salam super ya πππππ)
Rio dalam hati nya berkata Koq gue bisa suka ama nenek lampir behel yang satu ini. Tanpa sadar dia geleng-geleng kepala.
" Yo napa lo geleng-geleng kepala? abis dugem lo ya?" Sahut Cakka asal jeplak yang mendapat toyoran dari Rio.
" Sialan lo dugem. Emang lo kira gue cowo apaan." Sahut Rio sewot.
" Adauuu sakit Yo, berkurang kegantengan gue." Sahut Cakka narsis.
" Lah lo masih narsis aja lagian kalo lo lecet Agni juga masih mau lah ama lo..Cakk." Sahut Alvin menggoda.
" Jangan panggil gue Cak,lo kata cicak apa.dasar kodok sipit." Sahut cakka emosi.
" Stop lo berdua..Malah ribut lagi .Jadi kita mesti gimana." Bentak Gabriel yang membuat kicep Alvin Cakka.
" Vivi biar gue yang jaga." Kata Iwan tiba-tiba..Semua nya memandang ke arah nya lalu....
" Ecieciecie ko Iwan ya...Yang udah jadian nanti jangan lupa PJ nya." Sahut Cakka yang mendapat toyoran dari Iwan.
" Jadian dari hongkong...Gue belum jadian..."
" Aduh. Ga Rio ga lo, main nya kepala..Oi ini kepala bukan kelapa. Aduh ayang Agni sakit." lah Cakka napa jadi manja, dia langsung meluk Agni...Sedetik kemudian PLETAK " Adaaauuu." Jerit Cakka,dia di jitak ama Agni.
" Lo tuh ya kak.Ngomong nya bisa di rem dikit napa?" Sahut Agni sewot.
BUAHAHAHAHAHAHA...RAGI dan SSI ngakak liat Cakka meringis..
" Rasain lo Kka..eh belum jadian lo Wan, padahal yang kemarin mantep banget. Cewe-cewe aja melted. Hmm bukan nya Vivi nangis..Bearti dia juga ada rasa ama lo." Tanya Rio.
" Nah semenjak itu Vivi diemin gue di luar latihan kita.." jawab Iwan pasrah.
" Eh lo yang temen-temen nya gimana nih kasihan nih temen gue di cuekin." Tanya Rio agak nyolot.
" Lah maksud lo apa kak..Koq lo yang nyolot." Bentak Ify
"Eh napa lo bentak gue dasar nenek lampir." Rio balas bentak.
" Cungkring item"" Lo jelek"
" Lo jelek"
" Gue ganteng"
" Gue cantik."
CAGI dan SSA membiarkan Rify beramtem.
Mereka juga ngobrol sendiri.
" Wah Wan susah juga naklukin Vivi." Kata Gabriel.
" Iya gue ga bakal mundur sebelum Vivi buka hati buat gue." Kata Iwan.
" Wah dua jenius pacaran ,duet maut tuh." Kata Alvin.
" Tapi yang paling penting PJ nya kalo lo jadian." Sahut Cakka.
"Hu ka Cakka emang mau gratisan aja lo. Tapi gue dukung lo, ko. Semangat ya." kata Agni.
" Iya ko kita dukung deh lo jadian ama Vivi." Kata Shilla dan Via barengan.
" Eh Via, gue anterin ya. Udah sore kita masih mau latihan besok pagi. " Kata Gabriel
" Iya Shill, yuk pulang." Kata Alvin." Ag,pulang yuk." Kata Cakka .
" Terus mereka berdua gimana?" Tanya Iwan menunjuk Rify yang masih beramtem.
" Udah biarin aja. Yuk pulang ." Ajak Alvin.
Kita lihat Vivi di rumah sakit ya. Setelah melakukan sedikit pemeriksaan Vivi bersiap untuk di kemo. Saat akan masuk ruangan seorang cowo memanggil nama nya.
"Vivi, lo ngapain di sini. Koq pake baju pasien." baru saja Vivi akan menjawab, dua orang suster memanggilnya dan seorang suster berkata." Vi, ayo masuk mau pasang infus nya.."
" Iya kalau sakit tahan aja ya. Kan obat kemo nya harus masuk dari infusan." Kata suster satu lagi.
" Tom, gue masuk dulu ya." kata Vivi pada cowo yang ternyata Tommy.
DEGGG Infusan Kemo, Jadi Vivi menderita kanker dan obat yang selalu di minum adalah obat kanker bukan vitamin. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benak cowo berkulit sawo matang itu. Tadi nya dia mau menjenguk teman mama nya malah ketemu ama Vivi di sini Rumah sakit khusus kanker. Tanpa sadar dia terduduk hingga seseorang wanita paruh baya menyapa nya.
" Kamu ga apa-apa ,nak?"
" Eh saya ga apa-apa,bu. Terima kasih." Jawab Tommy basa basi.
Dia langsung duduk di bangku yang ada di depan ruangan Vivi tadi masuk. Dia akan memastikan sendiri.
Beberapa jam kemudian Vivi sudah keluar dengan pakaian biasa.
" Vivi, jadi lo sakit kanker?" Tanya Tommy. Vivi menjawabnya dengan anggukan.
" Udah berapa lama? Kenapa lo ga ngasih tau kita semua." Desak Tommy lagi.
" Gue kena leukimia udah dari 2 setengah tahun lalu. Stadium 2 akhir. Gue ga mau buat semua nya cemas. Tom. Dan gue minta lo juga tutup mulut ." Jawab Vivi santai.
" Apa !!!! stadium 2 akhir. Harus nya lo fokus ke perawatan lo." Sahut Tommy lagi.
" Gue masih bisa tahan Tom, lagipula gue masih beraktifitas seperti orang biasa. Gue mau hidup normal..Please Tom." Vivi memohon..Dan akhir nya Tommy pun menyerah. Mereka pun makan dulu di resto deket rumah sakit karena perut Vivi udah bunyi.
" Vi lo pulang nya gimana?" Tanya Tommy ketika mereka kelar makan.
" Gue pulang sendiri...Eh lo juga buruan pulang." Jawab Vivi resah..Dia melihat papa nya. Maka itu dia buru-buru ngusir Tommy. Eh ga deh Vivi langsung lari dan itu membuat Tommy curiga dan ngikutin Vivi. Vivi berharap kalau papa nya ga liat diri nya. Dia terus lari namun telat dia udah di tarik paksa masuk ke dalam mobil. Tommy yang ngeliat itu langsung telepon papa nya yang pengacara, dia pake head seat wifi ( bener ga sih nama nya) karena lagi bawa motor ngejar mobil yang dia kira nyulik Vivi tapi dalam jarak aman biar ga ketauan.
Di dalam mobil Vivi udah pasrah ngeliat tatapan kebencian papa nya. Entah berapa lama papa nya akan berhenti menyiksa diri nya. Mang Sapri supir yang membawa mobil tidak dapat berkutik karena bos nya ini Argan Kosasih mempunyai kekuasaan yang besar. Siapa yang tidak kenal grup bisnis RICo's yang menguasai hampir semua sektor mulai dari pertambangan berlian, hotel ,golf , kuliner hingga kecantikan. Di tangan dingin Argan semua bisnis yang hampir bangkrut bisa hidup kembali bahkan jauh lebih sukses dari sebelum nya . Dan nama RICo's juga sudah di perhitungkan di Indonesia dan Amerika sebagai bisnis yang sukses. Argan termasuk orang terkaya ke 100 di dunia. Namun hanya pegawai dekat nya yang mengetahui tabiat buruk sang CEO yang sering memukuli dan menyiksa putri nya tanpa belas kasihan.
" Cepat keluar." bentak Argan saat mobil berhenti di sebuah gudang . Vivi hanya pasrah ketika papa nya mengeluarkan tongkat golf.
Tommy yang sampai di gudang terkejut melihat Vivi di tarik oleh seorang pria paru baya. Dan dia terbelalak saat mengenali Argan..Dia mengingat-ngingat. " Argan Kho...Vivianne Kho..ahhh ada hubungan darah apa mereka berdua " Sahut Tommy frustasi sementara telepon nya masih tersambung dengan sang papa Abner Darwin.SH.MH...dengan cepat Tommy menyebut alamat gudang yang untunglah papa nya sedang berada tidak jauh di lokasi. Tommy mengendap-ngendap hingga dia dapat melihat teman nya sedang di pukul dengan tongkat golf di punggung nya. Astaga cedera bahu nya belum sembuh benar dan dia baru saja di kemo sekarang di pukul..Dan tak lama dia mendengar suara.
" Eh dasar anak kurang ajar. Di mana mama lo. Berani nya dia kabur ninggalin gue...." Tommy melihat Vivi meringis, ingin rasa nya menolong namun dia ga mau mati konyol melawan sang pebisnis bertangan dingin itu..
" Tom, kamu di mana." Suara papa nya melalui head seat di telinga menyadarkan nya.
" Pa, Tommy di....... papa nyusul tapi jangan sampe ketauan, soal ny Tommy masuk nya diem-diem." jawab Tommy sekitar 3 menit papa nya menyusul dan Tommy menunjukkan adegan kekerasan itu.
" Lo emang mesti di hajar ya. Harus nya gue suruh mama lo buat gugurin lo dulu. Toh.gue udah punya 3 anak laki-laki.." bentak Argan sambil memukul dengan membabi buta. Vivi hanya diam dan meringis kesakitan menerima pukulan itu.
" Ya Tuhan tolong, saya cape." Batin Vivi. Ga lama Argan menghentikan pukulan nya dan beranjak keluar dari gudang. Mang Sapri yang melihat bos nya keluar beralasan kebelet padahal dia menghampiri nona nya sambil memberikan seplastik obat-obatan lalu berkata. " Yang sabar ya non."
" Mang Sapri buruan keluar ntar papa marah." Suruh Vivi.
" Maaf ya non." Sahut mang Sapri lagi. Setelah itu Tommy dan papa nya menghampiri Vivi dan Tonmy menggendong gadis itu .( this time not Iwan)
" Vi, kita ke rumah sakit nanti lo baru cerita."
Vivi ga bisa nolak karena badan nya sakit. Dia bersyukur papa nya tidak mengincar muka sebagai sasaran.
Di rumah sakit setelah di obati Vivi memaksa pulang. Entah gimana cara nya Vivi boleh pulang setelah menghabiskan infus. Mereka ke rumah Tommy karena papa nya mau mengambil kasus nya. Namun dia sadar yang di hadapi punya kekuasaan jadi ga bisa gegabah. Vivi menceritakan semua nya kepada dua pria beda generasi itu. Terlihat Abner berfikir keras.
" Om, saya ga mau nuntut papa saya, biar gimanapun papa adalah orang tua saya. Kalau ga ada papa,saya ga bakal ada." sahut Vivi setelah di lihat nya Abner terbingung.
" Tapi lo bakal di pukulin terus ama papa lo Vi." Sahut Tommy cemas.
" Sebentar lagi papa gue ga bakal bisa mukulin gue. Gue cuma harus tahan sebentar lagi." Vivi berkata dengan bergetar dan Tommy bisa menangkap ada yang aneh.
" Vivi, lo kalo ngomong yang jelas jangan buat gue bingung.." bentak Tommy
Vivi mendesah dan berkata. " Gue belum ketemu donor tulang sumsum cocok. Dan seandai nya ketemu persentase nya 30 persen....."
" Maksud lo bisa aja ga selamat dari operasi itu." Tommy menyambar ucapan Vivi karena dia udah tau kemana arah nya. Anggukan gadis itu membuat Tommy jatuh terduduk karena lemas .
" Tom, tidak ada kehidupan yang abadi. Semua pasti akan ke sana kan . Cepat atau lambat. Dan gue harap ini jadi rahasia kita berdua aja. " Vivi menepuk pundak Tommy. Saat mata mereka berdua bertemu Tommy melihat ketegaran sekaligus kerapuhan gadis itu. Dan siapa yang dapat menolak pesona Vivi..Tommy awal nya menyukai Vivi namun setelah mengetahui semua nya pria itu merasa kasihan dan ingin melindungi Vivi sebagai adik nya. Ya perasaan Tommy sekarang pada Vivi hanya sebatas teman. Dia melihat bahwa Vivi pun sebenarnya menyukai Iwan hanya gadis itu takut.
" Vi, gue antar lo pulang udah malam, besok lo mau latihan drama kan."
" Om saya pulang dulu. Terima kasih atas bantuan nya ." Setelah pamit pada papa Tommy mereka keluar.
Benar-benar gadis yang baik dan sangat cantik namun kenapa hidup nya tidak secantik wajah nya. Aku harus berbuat sesuatu sebelum semua terlambat. fikir Abner.
" Vi lo bisa latihan besok?" Tanya Tommy setelah sampai di rumah Vivi.
" Bisa, maka nya sekarang gue butuh makan dan istirahat. Lo pulang gih..Koko gue nginep di rumah teman nya." Kata Vivi.
" Koko lo tau lo di pukul?" Tanya Tommy.
" Mereka tau tapi ga bisa apa-apa. Maka nya untung dia ga pulang, kalo dia liat gue babak belur hati nya makin sedih." Jelas Vivi.
" Vi...." Tommy tak sanggup bicara lagi..
" Pulang lah, kalo lo cemas, lo boleh anter gue besok." Canda Vivi.
Back to Rify yang masih ribut..Saat kecapean mereka baru nyadar kalo tinggal mereka berdua.. Tadi nya Rio mau pulang cuma karena Ify sendirian meskipun ada penbantu ya di tungguin lah ampe Gabriel pulang.
*************************
Skip keesokan hari nya. Tommy benar-benar mengantar Vivi tepat jam 8 dia udah ngetok pintu rumah. Vivi yang baru kelar masak kaget..( Vivi masak buat Vito dan dia)
" Tom, tunggu ya. Gue mandi dulu. " Kata Vivi.
20 menit kemudian Vivi udah siap ..Sejenak Tommy tertegun. Kaos lengan panjang berwarna merah (red again nih thor? iya author lagi mau Vivi sering pake baju merah πππππ) di padu dengan jeans panjang berwarna hitam.Vivi memakai shoe flat berwarna merah yang di belikan Viko koko nya karena Viko ga mau ade nya keliatan jelek. Maka nya di bela-belain tuh beli baju atau sepatu meski pun dikit-dikit. Merah sangat kontras dengan kulit super putih nya.
"Wau..silau men." Ledek Tommy." Apaan sih..Ayo jalan." Ajak Vivi.
" Lo ga usah jemput gue. Ntar yang lain curiga lagi. " Kata Vivi setelah turun dari motor nya.
Ada 1 meter Vivi jalan Tommy memanggil nya dan gadis itu menoleh .
Cantik nya seperti bidadari, namun kenapa kehidupan mempermainkan nya. Lamunan Tommy terusik karena Vivi berteriak. "Ada apa?"
" Semangat ya." Tommy balas teriak sambil melambaikan tangan nya. Vivi tersenyum sejenak lalu mebalas lambaian itu kenudian melangkah masuk.
Di dalam gedung teater semua sudah hadir..Hanya Vivi yang belum.. Ketika Vivi melangkah masuk, semua terkesima ( oke yang ini athour akui, author punya sindrom pengen terkenal πππππ).
" Weitssss silau mata gue nih." Sindir SISA kompak.
" Lo demen banget ya pake merah." Tanya Rio.
" Tanyain ama koko gue tuh. Kebanyakan beli baju sepatu tas warna merah." Kata Vivi menerangkan.
" Ya udah ayo mulai latihan, ntar break jam 12 ampe 1." Kata bu Ira .
Mereka mulai latihan dan ada adegan nari nya, Vivi yang emang ada basic balet ga susah ikutin nya. Namun karena sakit di bahu dan punggung nya buat dia ga leluasa.. Vivi masih bersikap dingin pada Iwan. Rio makin nempelin Ify karena mau ngejebak Trio RaNuTi. Dan rencana nya berhasil mereka masuk jebakan. Kali ini DO ancaman nya, namun Vivi meyakinkan CRAGI dan SISA serta guru-gutu pembimbing agar Trio RaNuTi tidak di DO.
" Vi kenapa sih lo belain mereka. Mereka udah buat lo luka dan mereka mau jahatin Ify." sahut Shilla emosi.
" Shill, Tuhan aja pemaaf masa kita yang hanya manusia ga bisa memaafkan. Lagipula mereka hanya melihat dengan kebencian. Harus nya kita yang penuh cinta kasih harus memaafkan." Jelas Vivi.
" Oke lah lo maafin mereka, tapi kalau mereka jahat lagi gimana?" Tanya Via
" Maka mereka bodoh. Yang terpenting gue udah maafin mereka. Urusan mereka jahat lagi ya ama Tuhan. God revenge is cruel." jawab Vivi lagi dan membuat semua terdiam.
" Heh lo,ini karena Vivi ya, kalau lain kali lo bertiga jahat ama Ify atau Vivi, lo berurusan ama gue." Ancam Agni.
Trio RaNuTi hanya bisa diam dan mereka di skor 2 bulan peran mereka di ganti murid lain.
Vivi kenapa dapetin hati lo sangat susah di bandingkan dapetin maaf lo. batin Iwan tak sadar dia mendesah Rio yang melihat Iwan hanya bisa menepuk pundak sebagai tanda dukungan.
" Tenang bro,kita senasib jomblo. Lo bantu gue dapetin Ify gue bantuin lo naklukin Vivi." kata Rio sambil melihat ke Ify( Ahey perasaaan Rio terkonfirmasi.ππππ).
Tak terasa hari H pementasan drama, semua berdandan dan memakai kostum bergaya eropa(nama nya juga Romeo dan Juliet πππππ). CRAG dan SISA saling mengagumi saat menatap.CRAG dengan kostum pria eropa abad 15 atau 16 ( tau kan ya.author ga tau apa nama nya). SISA dengan kostum gaya victoria nya. Dan khusus peran utama dandan nya agak lama.. Saat Iwan keluar semua mata memandang dia . Iwan yang dasar nya putih ganteng makin ganteng maksimal membuat cewe-cewe melted ( Lee Min Hoo mah kalah πππππ)
" Wew gile ganteng banget lo Wan, ampe Vivi ga terpesona mah bener-bener tuh anak." ceplos Cakka yang mendapat toyoran Agni karena Vivi mau keluar. Deg,,, Semua mata memandang ke arah Vivi , memakai gaun bergaya victoria berwarna putih dan dandanan yang membuat gadis itu seperti putri kahyangan atau dewi . Para laki-laki ga kedip saat liat Vivi.
" Wau bidadari turun dari kahyangan." Ceplos Cakka menyadarkan Iwan dan menuju Vivi. Deg jantung kedua nya berdetak saat saling melihat satu sama lain. Mata mereka saling terpaut hingga ibu Ira menyadarkan mereka berdua.
" Ga salah pilih kan para guru pembimbing, Romeo nya tampan Juliet nya cantik sekali." ucap Ibu Ira sambil menarik kedua nya. Karena Vivi ga bisa pake high hell, tinggi nya agak jomplang ama Iwan.
Author lupa cerita apa peran CRAG dan SISA di Romeo dan Juliet yuk di cek di bawah ini. ππππ
Rio sebagai Mr Montague ( ayah Romeo)Ify sebagai Mrs Montague ( ibu Romeo)
Alvin sebagai Mr Capulet ( ayah Juliet)
Shilla sebagai Mrs Capulet ( ibu Juliet)
Gabriel sebagai Paris ( tunangan Juliet)
Sivia sebagai Rosaline ( tunangan Romeo)
Cakka sebagai teman Romeo ( lupa nama nya)
Agni sebagai pelayan Juliet ( lupa nama nya)
Author masukin adegan di balkon karena dialog ini berhubungan juga ama perasaan IVi.
Vivi sebagai Juliet memandang ke arah langit di balkon kamar nya.
Vivi : oh Tuhanku apa salahku hingga aku Engkau takdirkan bertemu dan mengingat seorang bernama Romeo Montague. Yang nama keluarga nya menjadi halangan bagiku? Apalah arti sebuah nama? Bunga mawar akan lah tetap harum meskipun nama nya berganti.. Oh seandai nya nama mu bukan nama mu...
Kata hati Vivi . Oh Tuhan kenapa kami harus bertemu dalam keadaan seperti ini..Aku mencintai nya. Aku berharap dia tidak akan pernah mengingat masa lalu kami sehingga saat nya tiba....Tidak ada rasa kehilangan dalam diri nya.
Iwan : Wahai Juliet aku rela membuang nama ku untuk dapat bersama mu..
Kata hati Iwan. Ya Tuhan aku mencintai nya tapi kenapa sangat sulit mendapatkan hati nya.
Vivi menoleh ke arah Iwan : Oh tidak wahai Romeo, mengapa kau di sini? Tidak tahukah engkau jiwamu dalam ancaman jika berada di sini.
Suara hati Vivi. Ku mohon jangan mencintaiku, lupakan lah aku sekali lagi .
Iwan menatap mata Vivi : Tidak ada takut dan ragu jikalau bertemu dengan mu.
Suara hati Iwan. Kumohon cintai aku seperti aku mencintaimu.
Vivi masih menatap mata Iwan suara nya bergetar : Oh seandai nya saja kita dapat bersama . Apa yang harus aku lakukan. Kesalahan orang-orang tua kita telah menyulitkan kita untuk bersatu.
Suara hati Vivi. Kita tidak mungkin bersama. Karena waktu ku tinggal sebentar lagi.
Iwan intens menatap Vivi : Menurutku bagaimana kalau kita menikah diam-diam.
Suara hati Iwan. Seandai nya kau jadi milikku.
Vivi : Ya menurutku itu ide yang baik.
Suara hati Vivi . Itu tidak mungkin terjadi..
Skip adegan terakhir author masukin supaya dapat feel nya.
Juliet bingung karena akan di paksa menikah dengan Paris meminta tolong kepada pendeta untuk di buat tak sadarkan diri beberapa hari.
Juliet meminum ramuan itu dan pingsan . Kehebohan terjadi di dalam istana Capulet . Romeo yang baru kembali mencari bunga yang di minta ibu Juliet menghampiri tubuh kaku Juliet dan berkata
" Juliet, bangun Juliet aku tak sanggup kehilangan mu. Aku tak sanggup hidup tanpamu. Lebih baik aku mati saja." entah karena penghayatan ato apa Iwan sampe nangis dan membuat satu gedung menitikkan air mata.
Suara Hati Vivi. Ini lah yang aku takutkan melihatmu kehilangan aku..
Romeo meminum racun yang di beli nya dan meninggal. Ketika Romeo meninggal Juliet terbangun dan mendapati Romeo yang tak berdaya menangis sambil memeluk Romeo lalu berkata.
" Romeo.....bangun Romeo..Mengapa kau bunuh diri..Aku tak mau kehilangan mu.. Kalau begitu aku juga ikut dengan mu."
Vivi mengucapkan nya sambil meraung dan lagi-lagi membuat satu gedung mewek.
Kedua nya masih terbaring 5 detik kemudian layar di tutup yang menandakan drama itu telah selesai.
" Gila...lo berdua keren banget.." Puji Rio saat mereka di belakang panggung. Mereka udah ganti baju biasa .
" Lo liat satu gedung pada mewek semua pas adegan akhir." Sahut Alvin.
Saat mereka berbincang ada seseorang yang menghampiri tempat mereka dan berkata.
" Vivi,, lo cantik banget..Ga salah gue suka ama lo."
DEGG Muka Iwan menegang saat mendengar rayuan dengan nada yang terdengar melecehkan itu.
" Roger mau apa lo di sini. Dalam mimpi lo bisa dapetin gue.." sahut Vivi dingin
" Oh santai aja honey..Gue pasti dapetin hati lo." ucap seorang cowo yang ternyata Roger.
Rify yang memang pernah ketemu Roger berbisik pada Iwan tentang Roger.
" Hei.Lebih baik lo lupain aja niat lo.." Bentak Iwan sambil merangkul Vivi. Roger yang melihat itu mencibir.
" Lo kan belum jadian ama Vivi, lo ga berhak atas dia."
" Kita liat apa setelah ini lo bisa ngomong gitu lagi." ucap Iwan menantang.. CRAG dan SISA menangkap firasat buruk..
Iwan mendorong Roger menjauh dari Vivi Tatapan mata Iwan mengarah pada Vivi mereka bertatapan dengan intens dan berbicara melalui tatapan mata , ketika Vivi mengangguk Iwan tersenyum lalu menunduk kemudian CHUPP.. Iwan mengecup lembut bibir Vivi sekitar emm(?) 1 menit dan membuat semua orang menganga. CRAG dengan kompak berkata " Gokil..." Sedang SISA kompak menutup mulut melihat teman nya di cium di bibir pula pipi keempat nya memerah malu.(tau kan ya maksud nya)
Tanpa banyak kata Iwan menggendong Vivi lalu memandang ke arah Roger dengan penuh kemenangan. " Dia milik gue." Ucap Iwan lantang. Iwan membawa Vivi keluar tanpa memperdulikan tatapan mata yang terarah pada mereka. Vivi memilih untuk menengelamkan wajah nya di dada bidang pria itu.
CRAG yang melihat muka Roger yang sulit di definisikan antara marah kalah malu berjalan menghampiri pria itu
" Bro, jangan ganggu Vivi lagi." sahut Rio meremehkan sambil menepuk bahu nya Roger.
" Iya sayang tenaga lo, lebih baik lo cari cewe lain." tambah Alvin juga menepuk bahu Roger.
" Lo udah kalah bro." sahut Cakka juga nepuk bahu Roger
" Jangan pernah nongol lagi lo, kalo ga mau malu." sahut Gabriel juga nepuk bahu Roger.
CRAG menarik SISA keluar untuk menyusul IVi mereka berhenti saat melihat kedua nya di taman belakang sekolah yang memang jarang di datangin murid-murid lain otomatis sepi ( oke author akuin ada omes nya juga π
π
π
π
π
). Tadi nya mereka mau mendekat cuma karena aura nya aneh mereka mutusin untuk stalker aja dari jarak aman. Iwan udah nurunin Vivi mereka duduk di bangku taman.
" Liat mata koko." Sahut Iwan sambil mencengkram bahu Vivi. Vivi menuruti nya dan air mata nya mengalir.
" Koko mau apa?" Tanya Vivi terisak.
" Harus nya koko yang tanya itu..Kamu mau apa? " tanya Iwan dengan nada intimidasi.
" Mau aku..Aku mau koko ga pernah hadir dalam hidup ku baik dulu maupun sekarang ." Jawab Vivi sambil teriak.
" Apa maksud mu dulu mau pun sekarang?" Tanya Iwan frustasi. Vivi yang sadar keceplosan menggigit bibir nya sambil berfikir alasan yang tepat.
" Jawab koko jangan diam aja." Bentak Iwan. Sementara para stalker udah makin heboh aja tapi ya bisik-bisik biar ga ketauan..ππππ
Vivi hanya diam mematung namun air mata nya masih mengalir ketika di lihat nya Iwan bengong Vivi memutuskan untuk lari namun Iwan yang punya reflek cepat menangkap tangan Vivi dan mendudukkan nya lagi dengan kasar.. Tanpa banyak kata Iwan mencium paksa Vivi , Vivi yang kaget berusaha untuk berontak dan memukuli Iwan namun tenaga nya kalah jauh.
Para stalker makin heboh melihat adegan kiss secara langsung.
" Anjrit Iwan mainan nya bibir." Ceplos Cakka.( ga tau dia kalo lebih dari itu πππππππππ)
" Lebih gokil dari yang tadi." Ceplos Gabriel.
" Kalo ampe Vivi ga suka ama Iwan mah boong aja." Ceplos Alvin.
" Ga nyangka Iwan bisa ganas juga." Ceplos Rio.
" Ka Cakka itu gimana Vivi nya berontak ga mau di cium ko Iwan?" Tanya Agni panik.
" Itu bukan gokil tapi udah nafsu." Kata Via sewot
" Gimana mau suka kalo cara nya maksa gitu." Sahut Shilla.
" Ganas lo kira binatang buas apa." sahut Ify sewot
Back to Vivi yang masih kissing. Vivi yang udah kehabisan tenaga pasrah aja di cium Iwan, 2 detik setelah Iwan menghentikan ciuman nya dan Vivi beranjak berdiri dari duduk nya namun Iwan mendudukkan nya kembali dan menatap dalam mata Vivi lalu mengecup kembali bibir Vivi dengan lembut kali ini Vivi tidak menolak, air mata nya menetes saat dia memejamkan mata..
Mereka rupa nya ga sadar ada stalker.." Romantis gila ko Iwan." Sahut Agni
" Mereka jadian ga sih?" Tanya Ify
" Vivi nya sih keliatan nya udah nyerah tuh ama Iwan." Kata Rio.
" Masa sih Vivi udah nyerah?" Tanya Ify lagi.
" Iya lo liat aja kalo ga suka ga bakal mau di cium. Ya kan .Yel Vin Kka?..." Rio menoleh karena ga dapat respon...." Anjrit kita di tinggalin berdua Fy. Mereka pada ngabur." sahut Rio pada Ify ketika CAG dan SSA udah ga ada..
" Wah iya yuk ka Rio cabut ntar ketauan mereka." ajak Ify sambil menarik tangan Rio...Deg jantung Rio berdetak kencang..Kayak nya gue mesti pake cara Iwan asal jangan di gampar aja gue.batin Rio.
Oke part 10 kelar juga dengan belibet, malah auto fokus nya IVi lagi bukan Rify...so di tunggu aja part 11 nya..Mudah-mudahan bisa cepet ending nya πππππππ. Oke see ya πππππππππππ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar