Senin, 07 November 2016

Kenali aku cinta ~ part 6

Kenali aku cinta~ part 6

Hai.3x balik lagi dengan part 6 makin banyak aja ide yang muncul.   Mudah-mudahan ga aneh aja cerita nya.. Oke ga usah berlama-lama mari di cek .

Hari minggu pun tiba.. Alvin pun menjemput Shilla untuk ibadah ke gereja.. Setelah ibadah kelar.  Mereka udah ada di sebuah cafe untuk makan siang.
" Shill, kamu mau ga tiap minggu nemenin aku ibadah?" Tanya Alvin santai namun deg-degan dalam hati nya .
" Mau aja sih ko, tapi kenapa harus tiap minggu nemenin nya?" Tanya Shilla balik.
" Ya karena aku suka ama kamu, dan aku mau hubungan kita sehat karena kita takut akan Tuhan." Jawab Alvin kembali.  Gadis itu hanya bengong dalam hati dia bertanya. Tuhan apakah dia sedang menembakku?
" Shilla, maukah kamu menjadi pacarku? " Tanya Alvin ketika di lihatnya Shilla hanya terdiam.
Shilla terkejut dan ga lama dia mengangguk sembari berkata." Iya aku mau jadi pacar koko."
Alvin pun tersenyum mendengar jawaban Shilla.  Dalam hati nya gadis itu berkata. Terima kasih Tuhan, mudah-mudahan kami tidak akan terjerumus karena ada Kau yang melindungi iman kami. Amin.
Selesai makan mereka errrrr? memulai kencan pertama mereka.  Jalan-jalan seputar mall dan tentu saja shopping.  Alvin hanya bisa ternganga melihat gadis itu yang kalap memborong semua barang diskonan, eh Shilla tidak minta di bayarin loh ya. Dia masih cukup bermartabat sebagai cewe untuk membayar sendiri belanjaan nya , karena tidak ingin di anggap matre oleh semua orang.
" Shill, kamu ga salah shopping segini banyak." Alvin udah frustasi rupa nya melihat puluhan tas dari brand ternama yang dia pegang. ( Alvin jadi asisten nih? ato jangan-jangan pesuruh๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚)
" Mumpung lagi diskon ko, jarang banget ada diskonan." Jawab Shilla santai.
Oke, mungkin dia harus extra sabar menghadapi tipe wanita seperti Shilla yang shopaholic. Seperti nya dia harus mencari cara agar Shilla mengurangi kebiasaan buruk nya ini. Ya itulah dilema hati Alvin.

Lupakan sejenak soal Alshill, kita beralih ke kediaman Gabriel dan Ify.  Sejak pagi kedua nya adu mulut, karena Gabriel tidak mau mengajak nya jalan-jalan.
" Kak Iyel, gue ikut dong, bete nih di rumah sendirian." gerutu Ify.
" Ify, gue mau kencan ama Via, masa lo ikut yang ada lo ganggu aja.  Lagian lo mau apa jadi obat nyamuk." Jawab Gabriel.
" Ah gue ikut deh kak, ga apa-apa deh jadi obat nyamuk." Ujar Ify melas.
" Ishhh lo ya.  Di bilang gue mau kencan.  Ga boleh ikut lo, di rumah aja."
Belum sempat Ify menjawab bel pintu berbunyi dan ga lama Rio masuk di tengah pertengkaran kakak- adik itu. Sejenak Ify terpana melihat Rio, cowo bertinggi 175 cm itu begitu menawan dengan kemeja berwarna dongker dengan celana jeans berwarna hitam di tambah dengan sport shoes hitam nya membuat cowo itu ganteng maksimal.
" Eh lo Yo, mau ngapain lo kemari?" Tanya Gabriel.
" Gue mau ajak lo jalan, bete gue di rumah." Jawab Rio.
" Lo ajak Ify aja ya, gue mau jalan ama Sivia. Ify lo jalan ama Rio aja kata nya bete di rumah sendirian." Setelah mengatakan itu Gabriel berlalu dari kedua nya.
" Ish si Iyel..  Kalo mau jalan buru ganti baju nya ga pake lama." kata Rio singkat, hem..3x Rio ya.
" YAAA, kalo ga niat ga usah nawarin !" Sahut Ify sengit.
" Ya udah kalo lo ga mau, gue bisa ajak Iwan. Gue telepon dulu deh." Sahut Rio sambil mengambil smartphone nya.
"  Tunggu, gue mau daripada bete gue di rumah." sahut Ify cepat.  Rio hanya bisa tersenyum gaje melihat tingkah Ify.
" Gue udah siap, ayok jalan." Kata Ify.
Sejenak Rio terpukau melihat outfit Ify, gadis itu memakai dress santai berwarna biru muda di padu dengan flat shoe berwarna senada, selain itu Ify memakai jepit rambut yang membuat nya terlihat manis. Deg deg deg, detak jantung Rio berpacu 5 x lebih cepat.
" Eh, ayo.." kata Rio setelah tersadar .
( Sinyal-sinyal cinta udah mulai ada nih..)

Sesampai nya di mall.
" Lo mau kemana dulu Fy? " Tanya Rio
" Gue mau makan dulu,kak.  Gue belum makan dari pagi. " Sahut Ify pendek.
" Oke." Sahut Rio berjalan ke arah resto mendahului Ify.
" Lo ya kak, tungguin gue napa." sahut Ify kesal.. " Ka Rio, tunggu dulu." Sahut Ify sambil menarik errr(?) tangan Rio. Ecieciecie, Ify ya.
" Apaan sih lo Fy, kata nya mau makan." Dengus Rio kesal.
" Itu lo liat ada Vivi di sana.." Sahut Ify sambil menunjuk ke arah yang di maksud.
" Eh iya, bener itu Vivi, panggil yuk." Namun Rify keduluan oleh seorang cowo.
" Eh siapa tuh ka, kayak nya Vivi ga nyaman ama orang itu. Samperin aja yuk." sahut Ify sambil menarik Rio ke arah tempat Vivi.

" Eh Vivi, abis beli buku ya?" Tanya cowo itu basa basi.
" Keliatan nya gimana?" Tanya Vivi balik.
" Gue bawain deh keliatan nya berat." Sahut cowo itu kembali basa basi namun udah agak maksa.
" Roger lo bisa minggir ga." Desis Vivi kesal, kepada cowo yang ternyata bernama Roger.
" Kalau gue ga mau gimana?" Tanya Roger setengah maksa tangan nya udah merangkul pundak Vivi.
Tanpa banyak kata Vivi menyikut Roger tepat di perut sehingga cowo itu menjerit dan gadis itu melepaskan rangkulan cowo yang selama 3 tahun ini mengejar nya.
" Vivi, lo ga apa-apa kan? Siapa dia?" Tanya Rio sementara Ify sudah memegang tangan Vivi untuk menenangkan nya.
" Hanya cowo kurang kerjaan ." Sahut Vivi lagi.
Setelah mereka ber3 berjalan menjauh Roger tiba-tiba berteriak.
" Vivi, lo bakal jadi cewe gue.  Gue bakal buat lo jatuh cinta ama gue."
Vivi hanya mendengarkan nya tanpa ekspresi. Bagi nya percuma meladeni cowo semacam itu dia hanya cukup belajar saja kan? Setidak nya itu yang ada di pikiran nya.
" Vi, siapa cowo itu?" Tanya Ify setelah mereka sampai di resto dalam mall itu.
Vivi terdiam sejenak sebelum akhir nya menjelaskan semua nya pada Rify.
" Terus lo ga takut Vi?" Tanya Rio memastikan.
Vivi menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Rio.
" Yang penting dia ga tau sekolah gue dan rumah gue." jawab Vivi.
" Terus tadi lo sama siapa kemari nya?" tanya Ify lagi.
" Gue pergi sendiri ." Jawab Vivi singkat, yang membuat Rio tersentak namun ga lama cowo itu mengambil smart phone nya dan mengetik pesan di wa nya.
" Vi, kita makan dulu yuk. Gue lapar dan ini udah jam 1 siang." tawar Rio pada gadis itu. Rio memandang penampilan Vivi , dengan rambut di gelung dan kacamata yang menjadi ciri gadis itu tidak menutupi kecantikan Vivi yang errr (?) kalo boleh Rio akui lebih cantik dari Ify,  tidak salah Cakka pernah berkata Vivi itu cantik pake banget. Dan sekarang gadis itu memakai kaos polo berwarna merah selutut yang sangat kontras dengan kulit super putih nya.  Ya cantik seperti malaikat batin Rio, tidak salah bila perhatian seluruh cowo akan  tertuju pada gadis itu dan kalau boleh kurang ajar ya payudara Vivi memang cukup menantang untuk mata para cowo play boy.  Rio pun tau benar teman nya Iwan mulai ada rasa dengan Vivi.
" Iya Vi, makan yuk." Ify menguatkan ajakan Rio karena  teman nya ini begitu kurus.
" Ya udah, gue ikut makan deh." Sahut Vivi akhir nya pada kedua nya.
Setelah memesan makanan dan menunggu sekitar 5 menit Rio memangggil seseorang untuk bergabung ke meja mereka .
" Eh Yo, kebetulan gue juga lagi di sini pas lo wa jadi gue samperin aja." kata seorang cowo yang ternyata Iwan . Cowo itu duduk di samping Rio dan menghadap Vivi.  Sejenak cowo itu terpana dengan Vivi sampai Rio harus menyadarkan nya.
" Kita udah pesen nih, lo mau pesen ga Wan?"
" Boleh deh."  Jawab Iwan sambil memanggil pelayan untuk mencatat pesanan nya.
" Gue kira orang jenius kerjaan nya di rumah belajar terus." kata Rio setelah pesanan mereka berempat datang.
" Lo ngomong itu buat siapa kak? Liat dong ada 2 orang jenius di sini." Sahut Ify.
" Eh lo ya brisik aja. Gue ga ngomong ama lo ya dasar behel." Sahut Rio kembali.
" Dasar cungkring item."
Selagi dua orang itu beramtem IVi justru sibuk memisahkan sayur dan daging di piring mereka. (kebiasaan yang sama)
Ga lama tanpa di komando mereka saling menyuapkan satu sama lain.  Kalo Iwan dia menyuapkan daging ke Vivi, Vivi menyuapkan sayur ke Iwan.  Setelah melakukan itu mereka tersentak dengan apa yang mereka lakukan, Rify yang melihat nya pun kompak menyoraki nya.
"  Cie yang saling suap-suapan." Kata Rio menggoda.
" Sumpeh tangan gue gerak sendiri ga tau kenapa?" Sahut Iwan setengah bingung.
Sekelebat bayangan muncul dalam ingatan kedua nya namun samar dan ga lama mereka berdua mengerang sambil memegang kepala nya.  Sontak Rio spontan memberi kan minum ke Iwan, dan Ify memberikan minum ke Vivi.
Setelah meneguk minuman nya Iwan merasa baikan, namun tidak untuk Vivi dia masih merasa pusing dan tubuh nya melemah.
" Vi , lo ga apa-apa, muka lo pucet banget." Tanya Ify cemas.
Rio berinisiatif untuk membayar makanan mereka dan menyuruh Iwan menggendong gadis itu.  Vivi hanya diam dalam gendongan cowo itu dan mungkin dia errrr(?) menyukai nya.  Aroma tubuh cowo itu amat menenangkan dan gadis itu merasa aman.
"  Ka, lo bawa motor ato mobil?" Tanya Ify pada Iwan.
" Gue bawa motor." Sahut Iwan singkat.
" Bawa ke mobil gue biar lo nyusul aja di belakang." Sahut Rio.
" Bawa ke rumah gue aja ka. Di rumah Vivi lagi ga ada siapa-siapa. Koko nya lagi ke Bandung ntar malem baru pulang." Kata Ify kembali.

Setelah sampai di rumah Ify, Iwan langsung menggendong Vivi kembali karena gadis itu sudah tertidur saat Iwan memasukkan nya ke mobil Rio.
Gabriel dan Sivia yang memang dari tadi ada di rumah karena cuaca mau hujan pun terkejut ( jadi tadi Gabriel pergi nya naik motor  trus mau  nganterin Via pulang naik mobil biar ga keujanan ).
" Taro di sofa Wan." kata Gabriel pada Iwan
Setelah menaruh Vivi di sofa dia melepas kacamata dan sepatu yang di kenakan Vivi  dia pun melepas jaket yang di kenakan nya dan menyelimutkan nya kepada Vivi ( catet Iwan ga mau paha mulus Vivi terlihat...oh so sweet).
Rify dan Siviel hanya tersenyum melihat apa yang di lakukan Iwan.
" Vivi kenapa kak?" tanya Sivia pada kedua cowo itu.  Ify pun menjelaskan semua yang terjadi saat di mall tadi.
" Jadi Vivi di ganggu cowo juga? Ya dia cantik sih jadi banyak yang ngejar." Celetuk Sivia, ha rupa nya dia menyadari juga kalau Iwan ada rasa dengan teman nya ini jadi dia sengaja memanas-manasi cowo itu.
Iwan hanya diam saja memandangi tubuh gadis yang tengah terlelap itu.  Tiba-tiba Vivi bereaksi tepat nya mengigau keringat nengucur dari dahi nya tangan kanan nya seperti menggapai sesuatu. Iwan yang melihat itu reflek memegang tangan Vivi sambil berkata." Tenang lah aku di sini, semua akan baik-baik saja." kali ini kilasan kenangan Iwan semakin jelas. Dia melihat 2 anak kecil laki-laki dan perempuan seumur sekolah dasar, namun ketika dia mau melihat muka kedua anak itu. Rio memanggil nya.
" Wan, lo kenapa? " Cowo itu hanya menatap semua nya sekilas kemudian berkata. " Gue butuh minum."
Ify pun beranjak ke dapur dan membawa 6 buah gelas serta seteko besar air.
Sebuah suara menerpa telinga nya saat Vivi membuka mata nya.
" Vi, gimana udah enakan?" tanya Via. Gadis itu hanya diam mencerna di mana dia berada mengapa ada Gabriel juga Sivia di sana .
" Lo di rumah gue, Vi tadi lo ketiduran pas di gendong kak Iwan." Jelas Ify.
" Seperti nya lo harus banyak makan, badan lo tuh ringan banget." lah Iwan napa jadi ngeledek Vivi lagi
" Bukan urusan lo ko, badan badan gue." Ujar Vivi sembari bangun dari sofa.
Setelah melihat tas, belanjaan dan kacamata nya. Vivi mengambil dan bersiap untuk pulang padahal hujan turun dengan deras nya.
" Mau ke mana lo. lagi ujan juga. Udah tunggu ujan reda baru pulang." Kata Iwan dengan nada memerintah. Vivi hanya mendengus kesal tak lama dia merasa kan badan nya lemas kembali.  Karena Rio yang paling dekat dengan gadis itu mau tak mau Rio menopang tubuh Vivi agar tidak terjatuh.  Lagi-lagi entah gimana Iwan sudah menggendong nya ke sofa dan mendudukkan nya.
" Lo mau pingsan di jalan, lagian ujan nya masih deras, ntar gue anterin lo pulang " Kata Iwan sembari melepaskan kembali kacamata cewe itu..
Rio dan Gabriel saling berpandangan dan mengangguk dengan senyuman.  Fixed teman nya suka sama Vivi namun cowo itu tidak menyadari nya.
" Vi nih gue buatin teh anget manis biar lo ga lemes lagi." kata Ify sembari membantu Vivi meminum teh nya.
" Lo mesti banyak makan Vi, lo kurus banget." Ujar Sivia sambil mengambil sepotong coklat dan memberikan nya pada Vivi. Tanpa banyak kata Vivi memakan coklat nya .
" Apa ?" tanya Iwan begitu menyadari kedua teman nya itu memandang nya dengan jail.
" Lo sensi ama Wan. Emang kita ngapain lo" tanya Gabriel menggoda, rasa nya dia senang sekali melihat teman nya peduli ama cewe jangan pacaran ama buku mulu, begitu pikir Gabriel.
" Iya lo lagi dapet ya, sensi an lo ." Sahut Rio ikut menggoda Iwan.
Ketiga cewe itu hanya geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan para cowo itu.
Kriuuuukkk, bunyi suara perut Vivi membuat semua orang menoleh pada nya.
" Bisa laper juga lo, Vi?" Tanya Sivia menggoda.
" Seperti nya sih iya." Jawab Vivi singkat.
" Eh ujan nya udah reda, yuk pulang ntar kita makan dulu." Ajak Iwan.
" Eh Wan ya udah kasih makan yang kenyang anak orang biar gemukan." Ujar Rio sambil tersenyum.
" Lo pake jaket gue, pasti dingin abis ujan." kata Iwan sambil menyerahkan jaket nya pada Vivi, cewe itu tidak membantah dan memakai nya tentu saja kebesaran bagi Vivi, dalam hati nya dia berkata, aroma tubuh ini begitu menenangkan, ayolah Vivi di mana lo pernah menghirup aroma ini.
Setelah IVi berpamitan untuk pulang, Gabriel pun mengantarkan Sivia pulang sementara Rio menunggu di rumah kedua nya hingga Gabriel kembali.

****************************

Keesokan hari nya di kantin.
" Eciecie yang kemarin jadian PJ PJ nya dong." Seru Cakka yang sukses mendapat toyoran dari Agni.
"  Lo ya kak, kalau makan aja paling cepet."
" Ya harus di rayain dong dengan makan-makan." Sahut Cakka sambil mengelus kepala nya yang menjadi korban Agni.
" LO BERDUA BISA DIEM GA.  BERAMTEM MULU NTAR GUE KAWININ LO BERDUA." Bentak Gabriel pada Cagni
" Ya udah mau sekarang ato ntar pulang sekolah." tanya Alvin
" Kalo dobel boleh ga?" Tanya Cakka watados.
" Lo mau ngerampok gue, Cakk."  Sindir Alvin.
" Stop lo berdua, kita udah lapar gini aja lo PJ nya di kantin ama di tukang baso langganan kita pas pulang sekolah. Ga mahal- mahal amat lah." Usul Rio.
" Itu sih mau lo kak." Sahut Ify menyindir Rio .
" Ah diem lo behel gue ga ngomong ama lo." Sahut Rio nyolot.
" Dasar lo item cungkring."
" Behel"
" Cungkring"
" DIEM LO BERDUA, GUE UDAH LAPER. SEKARANG LO BERDUA YANG PESENIN BUAT KITA." bentak Alvin, Rify pun takut mendengar nya.
" Ya udah, kita yang pesenin. Ayo kak." Sahut Ify sambil menarik tangan Rio.
Vivi yang dari tadi mata nya menjelajah ke kantin berhenti saat melihat 3 orang cewe yang dulu pernah menatap Ify dengan sinis, Vivi memperhatikan arah pandangan mereka yang ternyata ke arah Ify. Tatapan kebencian sangat jelas di mata mereka.
Ini udah bahaya.  Gue ga boleh jauh-jauh dari Ify. kata hati Vivi.
Iwan penasaran apa yang di lihat Vivi , jadi dia mengikuti arah pandangan Vivi setelah mengetahui apa yang di lihat. Iwan menendang pelan kaki Vivi. Dan mengajak nya berbicara bahasa German.( thor lo mimpi nya ketinggian ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚) Dan ini lah percakapan mereka.
" Curiga ya sama 3 orang itu."
" Ya."
" Ya udah kita liat nanti yang pasti kita harus waspada. Soal nya mereka belum macem-macem ke Ify juga."
" Mudah-mudahan mereka ga berniat jahat."
Sementara IVi berbicara ke 8 orang itu bengong dengan bahasa alien yang mereka ga ngerti.
" Wooii, ngomong bahasa Indonesia, jangan bahasa planet." Kata Cakka menyindir IVi.
" Lo bisa berapa bahasa sih?" tanya Agni pada kedua nya.
" Nanti lo juga tau kita bisa berapa bahasa." sahut Vivi enteng, sebenar nya hati nya masih resah.

Kita beralih ke trio RaNuTi ( Rara Nurul Yanti).
" Isshhh itu cewe udah ga bisa di diemin." sahut Rara kesal.
"  Kita mesti kasih peringatan buat tuh cewe." Kata Yanti.
" Iya gue setuju ama ama lo , Yan." Sahut Nurul
Tuinggg perasaan Vivi tepat Trio RaNuTi berniat buruk sama Ify. Memang dari kecil kelebihan Vivi adalah memiliki feeling  yang kuat.  Semacam indra keenam kata orang-orang.  Namun hanya keluarga dan teman-teman SMP yang tau kelebihan Vivi.

" Eh gue ke toilet dulu ya." Sahut Ify sebelum mereka kekelas.
" Gue juga ikut, udah kebelet." Sahut Vivi berbohong. Dia hanya memastikan kalo Ify baik-baik saja.  Sebelum nya dia menelepon Iwan.  Good idea girl.
Di dalam toilet Vivi mengawasi Ify sembari menyelesaikan urusan nya.
Tiba-tiba dia melihat tangan Ify di tarik oleh 3 orang. Cewe itu langsung menendang dan memukul orang-orang itu untuk menyelamatkan Ify.
Sementara Iwan yang mendengar kerusuhan dari sebrang telepon sana langsung me loud speaker smart phone nya dan terdengar suara yang membuat semua nya kaget." He mau ngapain lo narik-narik temen gue." Bentak Vivi dingin pada Trio RaNuTi yang kesakitan.
" Lo jangan sok kejagoan deh jadi cewe. Temen lo aja yang ke ganjenan deket-deket ama Rio." Sahut seorang cewe yang Gabriel yakin itu adalah Rara.
" Udah kita kerjain aja dua cewe ganjen ini." Kali ini Alvin melotot mengenali suara Nurul.
" Ckckck, lo bertiga berani nya keroyokan." Tantang Vivi lagi.
Kali ini Rio yang panik karena panik sebagai ketos nama baik nya di pertaruhkan bila ada siswa/i yang tawuran.
" Vi, gue takut." Cicit Ify. Mata Gabriel kembali melotot itu Ify adik nya. Dia ga tau apa yang terjadi yang pasti ketiga cewe gila itu berbuat sesuatu yang membuat Ify takut, karena dia tau betul adik nya ga bisa di gertak.  Oke ini masalah besar. Kata hati Gabriel
" Tenang Fy, kalo takut, lo cukup merem aja. Kita pasti bebas dari tiga cewe sinting ini." JLEDAR jawaban Vivi membuat kelima cowo itu frustasi.
Alvin menghubungi Shilla dan Gabriel melacak sinyal telepon Ify.  Dapat di gudang sekolah.  Mereka ber8 berlari menuju tempat yang di maksud.  Suara Ify yang terus berteriak membuat mereka panik.

Beralih ke Ify dan Vivi.  Ify sudah takut setengah mati dengan cutter dan gunting yang di pegang oleh tiga cewe gila ini.  Namun dia merasa tenang karena Vivi menyakinkan nya bahwa mereka tidak apa-apa.  Sementara Vivi waspada menahan serangan dari Trio RaNuTi sembari menjaga Ify agar tidak terluka.
Ify sudah tidak sanggup melihat Vivi yang tertusuk cutter dari Rara sehingga gadis itu pingsan.  Sementara Vivi tenaga nya pun sudah terkuras akibat menahan serangan dan sekarang tangan nya mengeluarkan darah.  Vivi hanya bisa memeluk Ify memastikan serangan Trio RaNuTi tidak mengenai gadis itu. Tiba-tiba dia mendengar suara Rio.  Oke satu masalah sudah kelar sekarang dia hanya perlu menghindar agar mereka tidak menyadari darah yang terus mengucur dari tangan nya.  Untung lah dia selalu memakai jaket berwarna gelap yang dapat menyamarkan bercak darah nya.
" Lo pada berhenti ga."
" Apa-apaan lo pada." Kata Gabriel sontak trio RaNuTi menjatuhkan cutter dan gunting.
" Lo ikut kita ke ruang guru." Sahut Alvin memberi isyarat SSA membawa Trio RaNuTi
Alvin mengambil saputangan dan plastik kemudian memasukkan cutter dan gunting itu. ( maksud Alvin biar ga ada jejak tangan dia di senjata itu).
" Kak, lo urus Ify, kayak nya ada yang luka." sahut Vivi berbohong.
" Lo sendiri gimana?" Kata Iwan sedikit curiga.
" Gue ga apa-apa, ko. Urus aja Ify. "
Oke semua berfokus pada Ify sekarang waktu nya dia kabur.  Dia bertemu Tommy saat menuju kelas.
" Tom, lo bawain tas gue. Gue tunggu di taman belakang. Buru."
Meskipun bingung dia menuruti gadis itu dan menyusul Vivi.

Di taman belakang.
" Tom, lo bukain tas gue ambil tas kecil yang ada di dalam." Perintah Vivi.
Tommy pun lagi-lagi menuruti apa kata Vivi.  Dia melotot saat melihat darah mengucur dari tangan  Vivi begitu lengan jaket nya di gulung.
" Jangan banyak omong.  Gue mesti menutup luka ini dalam waktu singkat." ujar Vivi sambil menyemprotkan alkohol dan melap luka dengan kapas.  Setelah itu dia menyemprotkan obat setelah semenit dia memberi obat merah lalu menutup kembali luka itu dengan cepat.  Tommy hanya melotot melihat nya. Kenapa cewe ini begitu cekatan merawat luka nya. ya itu kata hati Tommy.  Setelah selesai dengan luka nya Vivi meminum obat yang Tommy yakin ini beda dengan biasa gadis itu minum.
" Bisa lo jelasin ada apa? " Tanya Tommy akhir nya.
" Nanti gue jelasin.  Gue mau pulang lo bisa bawain tas gue ke depan ntar gue susulin. Jawab Vivi.
Tommy pun mengacak rambut nya frustasi namun dia tidak mengerti mengapa mau mau nya menuruti kemauan Vivi.
" Gue anter lo pulang ya." Kata Tommy akhir nya.
" Gimana pelajaran lo, masa kita bolos bareng?" Tanya Vivi pada cowo bertinggi 165 cm.
" Gue emang ada keperluan jadi harus pulang cepet." Jawab Tommy lagi.

Tinggalkan soal Tommy dan Vivi, kita beralih pada 9 orang itu.  Setelah SSA dan CA membawa trio RaNuTi ke ruang guru beserta barang bukti, mereka menyusul Rify Gabriel dan Iwan yang di ruang UKS.
" Gimana kak, Ify udah sadar?" Tanya Agni cemas.
" Belum... Eh Vivi mana?" tanya Gabriel ketika menyadari gadis itu tidak ada. Ke 8 nya saling memandang ga lama Ify pun sadar.
" Kak Iyel. Vivi kak, tangan nya kena cutter." DEG perkataan Ify membuat semua nya syock.
" Ishhhh anak itu benar-benar...." Sahut Iwan frustasi, dia mengacak rambut nya.  Harus nya dia tidak termakan umpan gadis itu saat mengatakan urus saja Ify.
" Eh apa. Jadi lo liat Vivi, di mana? Apa jalan ke gerbang. Oke.3x" sahut Cakka menutup telepon nya. Banyak juga informan cowo ini..
"  Wan, buruan ke gerbang, Vivi ke sana." Kata Cakka sambil menarik tangan Iwan.


Yak selesai juga part 6 nya.  Cerita nya mulai ngawur..  Tapi ya sudah lah.  Aku menulis sesuai dengan moos yang ada.  Di part ini satu persatu mulai terbuka.  Dan di akhir part ini Cakka menarik Iwan agar dapat menyusul Vivi.  Mampukah Iwan mengejar Vivi..  Di tunggu aja ya part 7 nya. Itu juga kalo ada yang baca.  Oke cukup sekian.  Dada Muah.3x

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar