Senin, 14 November 2016

Kenali aku cinta~part 8

Kenali aku cinta~part 8

Hai.3x balik lagi dengan author dan cerbung gaje ini ( kayak ada yang baca aja).  Aku menulis untuk melepaskan stress ku.. Di part sebelum nya Iwan mengejar Vivi yang berlari dengan air mata berair. Dan mari kita cek cerita nya.

" Vivi."  Iwan memanggil gadis itu namun Vivi mengabaikan nya dan terus berlari.  Mau tidak mau Iwan pun mengejarnya, di susul dengan CRAG dan SISA..
Ada apa ini..Aku tidak boleh jatuh cinta...Tuhan tolong lah.. Sambil berlari Vivi berperang dengan diri nya..
" Mau kemana lo." Skak mat..Vivi sudah terkunci, dia tidak bisa kemana-mana lagi.  Iwan sudah hafal betul tabiat gadis ini yang akan menggunakan celah sekecil mungkin untuk melepaskan diri maka satu-satu nya cara dia harus errr(?) memeluk erat Vivi.
" Lepasin gue ko." Vivi meronta-ronta dalam pelukan Iwan. Namun entah mengapa Vivi merasa aman dan aroma sialan cowo ini begitu menenangkan dirinya hingga dia merasa ngantuk.  Oke dia akan melawan rasa kantuk ini dan mencari celah untuk kabur.
" Kalo gue lepas, lo bakal lari." Sahut Iwan mempererat pelukan nya.
" Ish lo ya ko. Lepasin gue." Bentak Vivi dengan sisa kesadaran nya.
CRAG dan SISA yang mendapati kedua nya berpelukan atau lebih tepat nya Iwan yang memeluk Vivi tidak berani berkomentar.
" Lepas!"
" Ga!"
" Lepas!" Vivi berteriak dengan kesadaran yang tinggal 5 wat karena dia tidak bisa lagi melawan kantuk nya dan untuk kesekian kali nya dia tertidur dalam pelukan Iwan.
" Ga!" Sahut Iwan lagi , namun saat gadis itu tidak merespon lagi dia menyadari kalau Vivi sudah tertidur. Dia menghela nafas kemudian menggendong Vivi ke uks .

Di ruang uks, Iwan membaringkan gadis itu dan melepaskan sepatu gadis itu( Vivi sedang tidak memakai kacamata).
" Wan, lo apain anak orang." Semprot Rio.
" Gue cuma peluk doang." Jawab Iwan yang mendapat jitakan dari Rio.
" Peluk lo bilang cuma. Terus napa Vivi pingsan." Sahut Rio sengit
" Dia ga pingsan, Yo. Vivi tidur pas gue peluk tadi." Jawab Iwan kembali.
" Lah lo koq tau dia tidur?" Tanya Gabriel bingung.
" Kayak nya ko Iwan bener,kak Iyel, Vivi tidur." Shut Ify.
" Iya muka nya ga pucet kak, dan badan nya ga dingin." Kata  Via menguatkan perkataan Ify.
" Wah ko, Vivi ketiduran mulu ya pas lo gendong."  Goda Shilla, tak pelak membuat muka cowo itu memerah.
" Cie ko Iwan muka nya merah nih ya." Agni ikut menggoda Iwan. CRAG hanya tertawa melihat teman nya di goda oleh SISA.
TEEETTTTT, bunyi bel masuk menyelamatkan Iwan, dia mengusir mereka dari uks untuk balik ke kelas. Sementara dia sendiri menemani Vivi yang tertidur begitu lelap ( hmm.hmm.hmm).
Saat memandangi dan mengagumi wajah cantik Vivi, dia tidak tahan untuk mengusap lembut puncak kepala Vivi, namun dia terkejut ketika gadis itu menangis dalam tidur nya. Tanpa banyak kata dia merengkuh tubuh gadis itu dan memeluk nya .
Vivi terbangun dan kali ini dia tidak sanggup lagi menahan tangis nya, dia membiarkan air mata nya tumpah.  Pertahanan nya jebol sudah.
" Lepasin gue ko " Kata Vivi sembari terisak.
" Ga, gue ga bakal lepasin." Sahut Iwan kembali.
Suara hati Vivi.  Entah sudah berapa lama aku tidak menangis dan laki-laki ini membuatku nyaman di pelukan nya. Seakan beban ku menjadi ringan saat bersama nya.
Suara hati Iwan.  Entah kenapa aku ingin memeluk nya, menyakinkan nya bahwa dia merasa aman dan mengatakan pada nya semua akan berlalu.
Iwan melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata gadis itu dengan ibu jari nya.  Mata mereka saling bertemu hingga akhir nya CUPPPP, Iwan mendaratkan ciumannya di  bibir gadis itu dengan lembut. Mereka saling terlena akan ciuman itu hingga tanpa sadar Vivi memeluk erat leher Iwan dan Iwan memeluk pinggang Vivi. ( Authorrrrrrrr, mereka kan belum jadian kenapa udah kiseu2x.. He 3x suka2x author dong, yang buat cerita kan author)

************************

Beberapa hari telah berlalu.  Semua berjalan seperti biasa.  Hanya Cakka dan Agni semakin sering ribut( yeayy this time for Cagni).
" Girls hari sabtu ke rumah gue yuk.  Kita belajar bareng berlima." Ajak Ify, mereka pun mengangguk.
" Ag, napa muka lo kusut gitu." Tanya Sivia.
" Gue kesel ama ka Cakka." Sahut Agni
" Wei bukan nya lo dari dulu kesel ama ka Cakka." Ceplos Ify yang di balas toyoran oleh Agni. Ify hanya memberenggut sembari mengusap kepala nya.
" Ini beda cerita nya Fy. Jadi ka Cakka nembak gue." Jelas Agni membuat SSI teriak. Vivi hanya melotot mendengar nya.
" Ha seriusan lo, Ag." Seru Shilla heboh.
" Coba lo cerita kenapa ka Cakka nembak lo." Pinta Vivi.

Flashback on

Kemarin malam jam 7 Cakka datang ke rumah Agni dan mengajak gadis itu jalan sebentar.  Tadi nya Agni ga mau karena mendung. Setelah Cakka meyakinkan kalo dia bawa mobil dan cuma jalan bentar akhir nya Agni mau.
" Ma Pa, Agni keluar bentar ya." Pamit Agni.
" Om Tante, saya izin bawa Agni keluar bentar ya." Cakka pun pamit sama orang tua Agni.

Sesampai nya di kafe
" Lo ngapain ajak gue ke mari." Sahut Agni ketus.
" Emh .emh.." Lah ka Cakka napa jadi gagap gini curiga Agni.
Oke Cakka lo pasti bisa...kata Cakka meyakinkan diri nya .  " Agni, gue suka ama lo mau ga lo jadi cewe gue.." Akhir nya Cakka bisa ngomong juga keringet udah bercucuran.  Agni gadis itu hanya terdiam.
" Lo jangan becanda deh kak." Kata Agni setelah kaget nya reda.
" Gue ga becanda , Ag. Gue suka lo."
Sebenernya dalam hati Agni dia suka ama Cakka, cuma karena Cakka terkenal playboy maka nya dia takut di permainkan oleh pria ini.
" Ah terserah lo deh kak,gue ga percaya." Sahut Agni lagi sementara cowo itu hanya bisa menunduk.. Agni yang melihat itu langsung kabur ninggalin Cakka sendirian di kafe.

Flashback of

" Lah lo ninggalin Kak Cakka gitu aja, Ag. weits kayak nya lo ngikutin jurus Vivi nih."sahut Shilla sambil tertawa.
" Koq jadi gue yang di bawa Shill." Semprot Vivi.
" Ya secara lo kan kabur kaburan mulu ama ko Iwan." Sambung Shilla lagi sambil tertawa.
" Hei udah udah,  Jadi gimana lo Ag, lo sebener nya suka ga sih ama ka Cakka," Tanya Via sambil mendamaikan Shilla dan Vivi yang mulai adu mulut.
Agni pun menceritakan yang sebenarnya. Keempat nya mengangguk mendengarkan penjelasan Agni.
" Jadi seandai nya kalo ka Cakka terbukti serius ama lo, lo mau nerima nya?" Tanya Ify yang di jawab anggukan oleh Agni.

Beralih kekelas XI-IPA-1
BUAHAHAHAHAHAHA.... R I G A ngakak mendengar cerita Cakka yang ngenes menurut mereka.
PLETAK Cakka menjitak mereka." Sialan lo ngetawain gue. Nih Agni ngikutin jurus Vivi yang kabur kaburan dari lo Wan." Semprot Cakka.
" Weitssss, santai bro. Napa gue yang di bawa-bawa." Sahut Iwan dengan muka watados nya.
"  Ya emang gitu kenyataan nya." Sahut Gabriel nyante.
" Jadi gimana nasib gue dong." Ujar Cakka melas..
" Ya itu mah udah nasib lo, Kka, maka nya jadi orang jangan play boy." Jeplak Rio.
Cakka pun cemberut mendengar godaan teman-teman nya.

TEEEETTTTTTT anggap bel istirahat.
" Ag, Vi lo mau ke kantin ga?" Tanya Shilla kedua nya saat di lihat nya Agni dan Vivi masih duduk santai.
" Gue males ketemu Ka Cakka." Jawab Agni singkat.
" Gue mau nemenin Agni aja." Jawab Vivi, dia selalu berusaha menghindar dengan Iwan semenjak mereka berciuman. Kalaupun bertemu, mereka akan saling diam.
" Vi, kita ke taman yuk. bosan juga gue di kelas." Ajak Agni.
" Ayo." Sahut Vivi setelah meminum obat nya. Agni mengerenyitkan dahi saat botol obat itu keluar dari saku jaket Vivi.
" Cuma vitamin, gue sering lupa minum. Mumpung gue inget gue minum."  Jelas Vivi sambil menarik Agni keluar kelas.

" Jadi lo gimana ama ko Iwan." Pancing Agni setelah kedua nya berada di taman sekolah.
" Ga gimana gimana, emang mau lo apa? Nah lo sendiri ama ka Cakka gimana?" Tanya Vivi balik.
" Lo ya di tanyain malah tanya balik." Sewot Agni, sementara Vivi hanya tertawa.
" Kan kalo lo udah pasti lo ama ka Cakka saling suka. Tinggal eksekusi nya aja di lo.  Tapi koq lo bisa sih kepikiran ninggalin ka Cakka?" Sahut Vivi sambil memainkan rambut nya.
" Gue juga ga tau, Vi, jujur gue seneng ka Cakka suka ama gue, cuma gue takut ama sikap playboy nya." Jelas Agni sambil menghela nafas.
" Bearti lo harus buat ka Cakka buktiin kalo dia serius ama lo.  Simpel itu aja." Saran Vivi.
" Oke juga ide lo, hmm Vi, kantin yuk, gue laper." Shut Agni melas.
" Agni... Agni..Lo aja deh, gue balik aja ke kelas." Jujur saat ini Vivi malas bertemu dengan Iwan.
" Kenapa Vi?"
" Ga kenapa-napa...Eh gue ikut deh ama lo." Vivi membatalkan niat untuk ke kelas setelah di lihat nya para cowo menuju ke arah nya.
" Okelah."

Di kantin. SSI mengatakan apa yang Agni bilang saat di kelas tadi. Cakka hanya menghela nafas sambil mengacak rambut nya frustasi.
" Maka nya lo jadi cowo jangan play boy, jadi susah kan. " Kata Alvin santai.
"Eh bentar lagi sekolah kita mau ada pensi gitu mungkin aja lo bisa yakinin Agni." Usul Rio. " Dan lo juga bisa yakinin Vivi, Wan." Sambung Rio lagi.
" Huk huk huk." Iwan tersedak mendengar perkataan Rio.
" Wah lo kenapa, Wan.koq jadi salting." Goda Alvin.
Iwan terdiam dia teringat saat mereka berciuman.  Ah lebih tepat nya, dia yang mencium Vivi dan muka nya memerah.
" Wan, koq muka lo merah sih.eciecie. Ko Iwan buruan dong di tembak si cantik nya." Goda Gabriel.
" Eh ssttttt, diam dulu . Tuh yang di omongin kemari." Sahut Rio
 Kedua gadis itu pun duduk di tempat biasa.
Vivi sama sekali tidak mau menatap Iwan.  Sedang kan Cakka langsung berbicara pada Agni." Ag, gue akan buktikan kalo gue serius ama lo."
Rio memang tipe orang yang peka, dia menyadari sikap Vivi yang mendiamkan Iwan, namun untuk kebaikan lebih baik dia diam dulu sekarang.

******************************

Sabtu sore di rumah Ify
" Vivi belom dateng ya, Fy?" Tanya Shilla. Semua nya udah dateng kecuali Vivi.
" Tadi sih 15 menit yang lalu dia wa gue mau otw." Jawab Ify.
Ting tong
" Weiii mata gue silau nih." Sindir Ify pada Vivi yang memakai dress selutut berbahan kaus berwarna merah cerah , tas selempang santai dan flat shoe senada.
" Ada yang salah?" Tanya Vivi sambil duduk di sofa.
" Ga ada sih, cuma gue perhatiin lo demen banget pake warna merah " Sahut Ify
" Ini gue di beliin ya udah gue pake lah." Jelas Vivi, dia udah ngedeprok di lantai karena punggung nya pegal. Yang lain mengikuti Vivi.
" Vi, ini hanya perasaan gue aja ato lo emang ngindarin ko Iwan?" Tanya Agni ceplos.
Vivi hanya mendengus sesaat kemudian berkata. " Gue ga mau bahas itu. Kita ke sini buat belajar bareng." Sahut Vivi tegas.  SISA hanya diam karena raut muka Vivi errr(?) saat ini nyeremin banget.
Setelah belajar selama satu jam, mereka beristirahat. " Eh lo punya piano ya, Fy? Boleh gue mainin ga?" Tanya Vivi pada Ify. Waktu pertama ke rumah Ify dia ga nyadar kalau emang ada piano.
" Boleh koq." Jawab Ify.

Denting piano terdengar sampai ke lantai 2 tepat nya kamar Gabriel. Di sana ternyata the flower boys lagi pada ngumpul.
" Eh siapa yang main piano.Yel?" Tanya Alvin.
" Dari tipe lagu nya sih gue yakin bukan Ify yang main, mending kita samperin aja yuk." Usul Gabriel. Dan mereka menuju ke ruang tamu. Terlihat Vivi sedang memainkan piano.

Ga lama Vivi pun bernyanyi
Vivi : i prayer you'll be our eyes 
Deg semua orang terpana mendengar suara merdu Vivi, Iwan perlahan melangkah mendekati Vivi
to watch us where we go
let this be our prayer
when we lose our way
lead us the a place
guide with your grace
to a place that we will be safe
Iwan  : la luce che tu hai  ( Vivi menoleh  sebentar ke arah Iwan lalu menatap kembali ke depan . CRAG dan SISA lagi- lagi speechless dengan suara seriosa Iwan)
V : i pray we'll find your light
I : nel cuore restera
V : and hold it in our hearts
I :  a richordarci che
V : when star go out each night
I : l'eterna stella sei  nella mia preghiera
V : let this be our prayer
I : quanda fede c'e
V : when shadows fill our day
I : lead us to a place
V : guide us with your grace
I & V : give us faith so we'll be safe
sognamo un mondo senza piu violenca
un mondo di giustizia e di sperensa
ognuno dia la mano al sua vicino
simbolo di pace e di fraternita
I : la forza que chi dai
V : we ask that life be kind
I : e'il desiderio che
V : and watch us from above
I : ognuno trovi amor
V : we hope each soul will find
I : intorno e dentro a se
V : another soul to love
I & V : let this be our prayer
V : let this be our prayer
I : just like every child
V : just like every child
I & V : need to find a place, guide with your grace
give us faith so we'll be safe
e la fede che
hai acceso in hoi
sento che ci salvera
(THE PRAYER ANDREA BOCELI FEAT CELINE DION)

PROK PROK PROK
" Gile suara lo berdua keren abis. Gokil." Kata Gabriel.
" Kalau gue sih yes." Kata Cakka meniru juri idol
" Merinding disko gue denger suara lo berdua." Kata Shilla.
" Ciee yang kompakan pake merah. Imlek masih lama cuy." Goda Alvin pada kedua nya.  Mereka saling memandang satu sama lain benar saja Iwan memakai kemeja berwarna merah dengan jeans warna hitam.  CRAG dan SISA pun tertawa melihat red couple itu.
" Lo dan ko Iwan putih sih jadi cocok. Coba kalo gue yang pake baju merah ga pantes kali." Sahut Ify, tadi nya Rio mau menyahuti Ify namun di bekap oleh Alvin karena ya ga pengen ada yang ribut di saat IVi mulai ada rasa.
" Eh lo berdua ikut audisi aja tuk drama musikal buat acara pensi." Usul Rio setelah lepas dari bekapan Alvin.
" Ogah!" Sahut IVi barengan
" Eciecie yang kompakan." Sahut Rify barengan. Setelah itu mereka salting sendiri.
" Ledekin orang kompakan sendiri nya kompakan ." Sindir Cakka pada Rify.
" Eh ya, mumpung kita di sini da sekarang weekend gimana kalo kita nonton. Gue dapet free tiket untuk 10 orang." Ajak Alvin.
" Gue pulang aja deh." Sahut Vivi.
Om Mani Ped Hum..Om Mani Ped Hum, nada dering smartphone Vivi, dia mengambil nya dari tas nya dan mengeser layar nya.
" Iya ko, ada apa?"
.....
" Ihh tega koko tega amat jadi aku di suruh nginep di rumah temen nih. Emang koko mau ngapain."
....
" YAAAAAA, AWAS AJA KOKO MACEM-MACEM DEDE ADUIN KE KO VINO AMA KO VIKO ." Bentak Vivi, semua orang reflek menutup kuping saking kenceng nya teriakan nya .
" APA? Ko Alvin tadi lo ngajak nonton kan ayo gue bisa." Bentak Vivi lagi sementara Alvin cuma bisa  nyengir . " No question." sahut Vivi kembali.

Di mall Victorius (ngarang)
" Eh pada mau nonton apa?" Tanya Alvin pada semua nya.
" Gimana kalo nonton horror." Sahut Rio, dia memang pengemar film horror.
" Apaan sih lo ka, ga ada nonton horror, gimana kalo drama romance." Cegah Ify, soal nya dia takut nonton horror, bisa mimpi buruk dia ntar.
" Fy, sebener nya gue juga pengen nonton horror." Sahut Shilla, jangan tertipu casing nya, meskipun lembut ternyata Shilla penggemar film horror.
" Seriusan lo mau nonton horror, Shill?" Tanya Ify lagi yang di jawab anggukan.
" Eh gue setuju ama Ify kita nonton romance." Sahut Agni, ha meski tomboy ternyata dia takut nonton horror.
Entah gimana akhir nya mereka sepakat nonton horror dan waktu tayang nya tinggal 15 menit. Para cewe memutuskan untuk ke toliet dulu .

Di dalam toilet Ify dan Agni  udah ngedumel karena terpaksa nonton horor sedangkan Shilla dan Via antusias banget, Vivi sebener nya rada takut namun dia diam aja . Oke tenang Vivi, sebisa mungkin lo jangan panik ntar pas di dalem.  Tutup mata pas hantu nya keluar. Vivi men susgestikan diri nya.

Lupakan para cewe itu, kita beralih ke para cowo itu.
" Gue tau niat lo , Yel, ntar pas hantu nya kuar  lo bisa curi kesempatan buat peluk Via." Sahut Cakka sambil menaikkan satu alis nya.
" Kayak lo ga gitu Cakk." Sahut Gabriel usil.
" Bisa di gampar gue sama Agni." Sahut Cakka kembali.
" Ga bakal bro, tadi keliatan tuh anak takut cuma segen aja dia ngomong nya. Siapa tau ini kesempatan lo buat yakinin Agni." Timpal Alvin.
" Eh ade gue gimana tuh, dia paling takut nonton film ginian." Tanya Gabriel, dia baru inget ama ketakutan ade nya.
" Tenang ada abang Rio yang bisa nenangin neng Ipy." Sahut Alvin.
" Nah kalo Vivi gimana? Takut ga ya tuh anak? Kalo Shilla ama Via mah ga takut lagipula ada gue ama Gabriel, Agni ada Cakka, Ify ada Rio." Tanya Alvin.
" Iya gue juga ga tau dia takut apa ga, lagipula kalo takut ada ko Iwan ini." Sahut Rio menggoda.  Iwan hanya mendiamkan perkataan Rio yang membuat dia yakin ada yang di sembunyikan sahabat nya ini.
" Wan. Wan. Iwan ." Bentak Alvin di kuping Iwan.
" Isshhh apaan sih lo,Vin." Sahut Iwan kesal.
" Lagian lo diem aja, ya udah ntar di dalem Vivi bagian lo, kalo seandai nya dia takut lo peluk ato gimana kek." Sahut Alvin lagi.
" Ssssstttt diem tuh cewe-cewe kemari." Kata Rio.

Sesuai prediksi , Shilla dan Via antusias banget dan meledek Ify dan Agni, membuat kedua gadis itu histeris dan menjerit dan Cakka memanfaatkan kesempatan ini buat meyakinkan Agni kalo dia serius.  " Tenang , Ag, gue di sini jangan takut ya." Bisik Cakka lembut di telinga gadis itu. Agni hanya mengangguk pasrah.
Ify udah takut setengah mampus, sehingga memeluk Rio terus.
Deg3x ..jantung Rio berdetak saat Ify memeluk nya. Napa jantung gue berdebar pas Ify meluk gue, apa iya gue suka ama si behel? Tanya Rio pada hati nya. (Eciecie Rio udah mulai ada rasa ama Ify nih).
Sedangkan Vivi hanya diam saja padahal hati nya udah berdebar-debar , dia memejamkan mata selama film.  Alvin yang melihat Vivi gelisah memberi kode pada Iwan. Reflek dia memegang tangan gadis itu. Tangan ini,,begitu kecil. guman hati Iwan.  Vivi pun membuka mata dan pandangan mata mereka bertemu. Lagi-lagi gadis itu menangis.  Tanpa banyak kata Iwan mengusap lembut rambut Vivi dengan tangan kiri nya dan menghapus air mata gadis itu dengan ibu jari tangan kanan nya.  Setelah itu dia meletakkan kepala gadis itu di bahu nya.  Vivi merasakan ngantuk setiap berada di pelukan Iwan, meskipun yang ini bisa di bilang  ini hanya rangkulan. Entah mengapa aroma tubuh pria ini membuat nya gampang terlelap.  Iwan yang menyadari Vivi tertidur mencium kening lembut gadis itu. Entah dorongan apa yang membuat nya melakukan itu.  Apa karena mereka sudah berciuman sebelum nya.
Hanya Rio yang melihat adegan romantis itu dan dia tersenyum di sela debaran jantung nya yang menggila akibat pelukan Ify.

Skip tamat film.
" Shill, Via, ga nyangka gue lo berdua malah seneng banget cekikikan pas hantu nya kuar pula." Sahut Alvin mengelengkan kepala nya yang di jawab tertawaan kedua nya.
" Siapa dulu dong cowo nya." Sahut Gabriel narsis.
" Fy mau sampe kapan lo meluk gue..  Lo seneng ya bisa meluk gue." Goda Rio
" Ih kak Rio gue beneran takut tau, siapa juga yang mau meluk lo, PD abis lo." Sahut Ify dia ga sadar kalo masih meluk Rio.
" Kalo gitu bisa lepasin gue ga?" Tanya Rio lagi dan sontak Ify melepaskan pelukan nya dan pipi nya memerah.
Lo cantik juga kalo ga galak. Batin Rio berbicara 
" Agni, lo ga apa-apa kan?" Tanya Cakka lembut dan membuat Agni tersentuh, sepanjang film Cakka memang selalu merangkul nya supaya dia ga ketakutan.
Semua memandang ke arah Iwan yang sedang menggendong Vivi sementara di bahu kiri nya tersampir tas gadis itu.
" Tidur?" Tanya Rio yang di jawab anggukan oleh Iwan.
" Terus gimana nih? Kita kan belom makan malem?" Tanya Alvin.
" Bangunin aja, Vivi juga butuh makan." Sahut Gabriel
" Nah gimana bangunin nya lo liat tidur nya nyenyak gitu." Timpal Cakka.
" Ya udah gue gendong ampe tempat kita makan." Sahut Iwan sambil berjalan.
" So sweet." Sahut SISA sementara CRAG hanya berpandangan sambil tersenyum penuh arti.
Iwan tidak memperdulikan tatapan mata yang melihat nya sedang menggendong  Vivi di sepanjang jalan ke restoran yang ada di mall itu..

Di restoran Iwan mendudukan Vivi yang masih tertidur dan mengusap rambut gadis itu dengan lembut hingga tiba-tiba KRIUKKKKK perut Vivi bunyi dan gadis itu terbangun.  Dan lagi-lagi Iwan lah yang lihat nya pertama kali.
" Eh putri tidur kita udah bangun, enak tidur nya, Vi?" Goda Alvin
" Gue di mana? bukan nya tadi kita lagi nonton?" Jawab Vivi setelah kesadaran nya pulih.
" Resto Vi, kita laper mau makan, lo juga laper kan maka nya bangun." jawab Rio.
Akhir nya mereka memesan makanan dan setelah itu pulang.

*******************************

Tak terasa senin pun tiba dan seperti biasa nya upacara dulu.  Agni udah merasa ga enak badan sehingga dia hanya diam. Ify yang berdiri di samping nya melihat muka Agni udah pucet pun bertanya " Ag, muka lo pucet, lo sakit ya?" Agni hanya menggangguk lemah.
" Lo tahan ga Ag? masih lama nih." Tanya Ify kembali.
" Mudah-mudahan tahan Fy, ga tau nih gue tiba-tiba pusing." Jawab Agni lirih.
Vivi juga merasakan badan nya lemas dan perut nya sakit karena " tamu bulanan nya" hanya terdiam .  Nova teman sekelas mereka yang berdiri di samping Vivi pun panik karena keringat terus bercucuran di dahi gadis itu .  Mungkin alam sedang berbaik hati hingga tiba-tiba langit gelap lalu rintik hujan pun turun membuat upacara di bubarkan ( untung baru aja naikin bendera), namun Agni dan Vivi yang lemas tidak bisa berjalan tiba-tiba BRUKKKKKK, kedua nya pingsan bersamaan dan dua pangeran mereka dengan sigap berlari dan menggendong kedua gadis itu ke uks. Cakka agak kesulitan buat gendong Agni karena bobot tubuh gadis itu errrrr(?) lumanyan berat.  Lain hal dengan Iwan yang emang biasa gendong Vivi dan bobot gadis itu yang kecil, raut muka kedua nya sangat panik.  Karena pelajaran masih di mulai kurleb 30 menit lagi RAG dan SSI mengikuti ke uks.

Di uks (Perasaan Vivi sering banget pingsan thor...ya udah tinggal baca aja author lagi pusing belibet nih).
Kita lihat masing-masing pangeran ngurusin putri nya.
Cakka mengoleskan minyak kayu putih ke hidung gadis itu ga lama Agni pun sadar dan dia melihat wajah lega Cakka.
" Ag, lo masih pusing? Nih minum teh anget dulu." Ucap Cakka lembut sembari membantu Agni duduk, semenjak kejadian di bioskop cowo itu memang bersikap lembut dan jujur aja cewe mana yang ga melted di perlakukan seperti itu.  Agni mencoba melihat ke dalam mata Cakka dan memang hanya ada ketulusan dan rasa nya Agni percaya bahwa pria ini ga akan menyakiti hati nya.  Toh selama 2 bulan ini dia tidak melihat Cakka tp tp atau keganjenan ama cewe lain.  Cakka tersenyum melihat arti pandangan Agni tersebut..
" Lo udah percaya ama gue, Ag?" Tanya Cakka memastikan dan Agni hanya menggangguk.  Cakka langsung memeluk gadis nya itu dan berkata " Terima kasih, Ag, gue ga bakal nyakitin lo."
" CIEEEEEEEE, yang udah jadian." Sahut RAG dan SSI kompak.
" Jangan lupa PJ PJ nya." Sahut Alvin yang mendapat jitakan dari Rio.
" Lo PJ yang di pikirin tuh liat Vivi belum sadar." Bentak Rio dan mari kita liat IVi.
Setelah Iwan menidurkan Vivi dan melepas kacamata serta sepatu gadis itu, dia mengoleskan minyak kayu putih di hidung gadis itu namun tidak ada reaksi, Vivi tetap tidak sadar. Dia terus mengoleskan minyak kayu putih hingga suara Rio mengejutkan nya. " Coba pake minyak angin Wan." Dia menoleh dan melihat Rio mengulurkan benda yang di maksud dan dia mengambil nya , kali ini cara Rio berhasil gadis itu membuka mata namun sakit di perut nya membuat dia mengerang.
" Apa yang sakit?" Tanya Iwan lembut
" Perut dede sakit ko." Dede?  Dia ga salah dengar kan ? Gadis itu memanggil diri nya dede dan kalimat Vivi memacu ingatan Iwan kali ini dia melihat gadis yang sama dengan yang dia peluk namun dia membelakangi Iwan, dan Iwan bisa melihat sekujur punggung gadis itu lebam dan penuh luka cambukan.
Erangan Vivi kembali menyadarkan Iwan, dia begitu panik melihat gadis nya? apa tadi yang di bilang hati nya. Gadis nya? Itu arti nya ia mencintai Vivi...Oh itu sudah pasti itu sebab nya dia mencium gadis itu.
" Tunggu bentar ya, koko ambil teh anget dulu." Ucap Iwan sementara keringat terus mengucur dari dahi Vivi..
" Udah mendingan?" Tanya Iwan lagi dan Vivi hanya menggeleng..  Tangan kiri nya sibuk mengambil obat dari saku jaket nya obat yang bergambar wanita sedang memegangi perut nya lalu meminum nya. Iwan pun mengerti bahwa " tamu bulanan" Vivi yang menyebabkan gadis itu pingsan.  Seingat nya 4 bulan yang lalu Vivi pingsan karena itu pas mos. Dengan lembut dia mengecup kening Vivi dan membuat semua nya kaget kecuali Rio. Kecupan itu mengejutkan Vivi namun dia diam saja.
" Apa sakit sekali?" Tanya Iwan kembali,  ah dia amat mencemaskan gadis nya ini.
" Udah membaik, thanks, ko." Kata Vivi datar yang membuat Iwan tersentak.
TEEEEETTTT bunyi bel menyadarkan semua nya. dan mereka bergegas ke kelas.
Agni di pegangin Ify dan Shilla sedang Vivi di pegang Via.
Tommy yang melihat nya kaget, teman sebangku nya begitu keras kepala padahal dia sering memergoki gadis itu tidur atau kesakitan(?) akhir-akhir ini namun dia tidak berani bertanya.
Untunglah guru yang mengajar pada jam pertama berhalangan sehingga Vivi dan Agni bisa beristirahat.
Skip pulang sekolah. Vivi masih membereskan buku dan peralatan tulis menulis nya.  Hari ini begitu melelahkan untung lah sakit perut nya tidak separah tadi,  namun langit masih mencurahkan hujan walaupun dengan intensitas ringan sekarang .
" Vi, udah mendingan belum lo?" Tanya Agni.
" Udah, Ag. lo sendiri gimana?" Tanya Vivi balik yang di jawab anggukan Agni.
" Ag, Vi, ayo buruan." Sahut Via.  Kedua gadis itu pun melangkah keluar dengan perasaan yang berbeda.  Kalau Agni dia sedang berbunga-bunga seperti layak nya gadis yang sedang jatuh cinta.  Sedangkan Vivi dia sedang memikirkan untuk menghindari Iwan.
Ayolah, Vi, lo ga boleh jatuh cinta. Hati kecil nya terus berperang. Dia terus melamun hingga sebuah suara menyadarkan nya.
" PJ nya besok aja ya? Masih ujan pula?" ternyata itu suara Cakka cowo itu sedang merangkul Agni.
" Iya besok aja, lagian Vivi masih lemes juga kan." Sahut Agni menguatkan ucapan kekasih nya.

***************************

Keesokan hari nya sepulang sekolah mereka sudah berkumpul di BLINKIN PINK Cafe untuk PJ nya Cagni.
" Wah Cakka selamat bro akhir nya jadian juga ama Agni." Kata Gabriel.
" Iya jangan play boy lagi kak, awas buat sohib gue nangis." Sahut Ify rada galak.
" Mampus lo , Cakk." Goda Alvin.
" Eh kodok sipit, udah gue bilang nama gue Kka jangan Cak, emang nya gue cicak apa." Sahut Cakka emosi.
Vivi hanya diam, dia sama sekali ga mau menatap Iwan dan membuat lelaki itu bingung. Rio pun menyadari kalau memang Vivi nenghindari Iwan. Bakalan susah nih. batin Rio
" Eh udah cepetan pesen gue laper." Kata Gabriel. Alshill, Siviel dan Cagni udah pesan tinggal Rify dan IVi yang belum.
" Lo berempat mau pesen apa?" Tanya Cakka.
" Chicken teriyaki ama jus alpukat." Sahut Rify barengan.
" Eciecie yang selera nya sama. Goda Alvin.
" Apaan sih lo ikutin gue aja." Sahut Rify barengan lagi.  Setelah itu mereka ribut dan di bentak ama Gabriel, soal nya dia udah laper. " Tinggal lo berdua yang belum pesen. Jangan pake ribut." Sahut Gabriel lagi.
" Gue mau makan beef ramen level 3 pedas nya." Sahut IVi barengan, setelah itu mereka terdiam. " gue ice lemon tea no sugar." Sambung Vivi dengan nada dingin.
" Ya udah pesenan lo semua udah di catet." Jata Cakka.
Keenam nya menyadari suasana canggung antara Rify dan IVi namun tidak ada yang berani komentar karena muka Vivi yang nyeremin...
Drrrttt drrrttt drrrttt smartphone di saku jaket Vivi bergetar dan dia mengusap layar nya dan ngomong pke bahasa mandarin dan ini arti nya.
" Ya ii su cen, baik- baik aja..Iya.besok. Dadah."
" Apa?" Tanya Vivi ketika di lihat nya 8 orang itu menatap diri nya.
" Lo keren banget bisa bahasa mandarin." Sahut Alvin.
" Maka nya belajar." Sahut Iwan,dia juga bisa bahasa mandarin jadi ngerti yang Vivi omongin.
" Susah ngomong ama orang jenius." Sahut Alvin lagi . Vivi hanya diam tak menanggapi celotehan teman-teman nya.

**********************

Di sebuah rumah sakit khusus kanker Vivi melangkahkan kaki nya ke sebuah ruangan inap, terlihat seorang gadis dengan peralatan medis dan selang oksigen, perlahan Vivi mendekati gadis itu dan membelai rambut nya sambil berkata.
" Cin, Cindy, gue di sini, ayo bangun dong, kita sama-sama berjuang melawan sakit ini." Oooo ternyata Vivi sakit kanker..  Selagi Vivi berbicara dengan Cindy, sebuah tepukan menyadarkan nya.
" Ii Su cen, Cindy udah berapa lama koma?" Tanya Vivi pada wanita paruh baya itu.
" Vi, Cindy sudah 3 hari koma, kondisi nya semakin parah, kanker otak nya sudah stadium akhir, kami sudah merelakan bila Cindy di panggil, Oh ya sebelum koma Cindy memanggil nama kamu terus. Dia berharap kamu bisa sembuh dari leukimia kamu." Jelas Ii Su cen yang ternyata adalah mama Cindy.
Vivi hanya tersenyum menanggapi permohonan wanita yang sudah ia anggap mama sendiri sejak 2 setengah tahun yang lalu.

Flashback on

Terlihat Vivi yang sedang memakai seragam smp, dia sedang belajar di kelas nya , namun dia merasakan sesuatu mengalir dari hidung nya dan BRUK gadis itu pingsan.  Kepanikan langsung terjadi dalam kelas itu.

" Dari hasil lab adik kalian mengidap leukimia stadium 1 akhir." begitu vonis dokter yang di sampaikan kepada ketiga kaka kembar Vivi, karena mama mereka di Australia dan tidak bisa pulang ke Indonesia karena sedang proses untuk menjadi WN Australia.  Saat itu perasaan mereka terkejut karena adik kesayangan mereka harus mengidap penyakit mematikan ini. Tadi nya mereka ingin merahasiakan nya pada Vivi, namun gadis itu terlalu pintar untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi pada tubuh nya.  Sejak itu Vivi rajin melakukan terapi baik itu obat-obatan atau kemoterapi namun untung lah rambut Vivi tidak ada yang rontok tetap lebat hitam dan indah.

Flashback off



Yuppss kelar juga part 8 nya, ekspetasi tak sesuai dengan eksekusi nya. Banyak ide yang lari . Namun ya author berusaha untuk lebih baik dalam menulis lagi ke depan nya. Di part ini Cakka berhasil meyakinkan Agni, Rio dan Ify mulai ada rasa dan IVi berciuman(maafkan author yang baper karena drakor 😆😆😆😆). Dan yang menyedihkan Vivi ternyata mengidap leukimia 😭😭😭. Oke di tunggu aja part 9. Dadah Muah.3x 😙😙






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar