Kamis, 08 Februari 2018

It's Start With a Wrong Way To Love You~ 12

Part 12 ~ New Life Without Him ( Victoria side)

Setelah 3 hari Vicky melewati masa kritis nya.  Saat terbangun dan melihat ketiga kakak kembar nya dia merasa ada yang salah.

" De.. Dede ga tau ya kalau lagi hamil?" Vicky terkesiap mendengar pertanyaan Viko dan dia mengingat-ingat memang dia belum mendapatkan menstruasi nya hampir 3 bulan.  Jadi diri nya hamil muda, tanpa sadar dia mengusap perut nya.

" De. Kamu pendarahan hebat dan bayi kamu tidak tertolong.  Jadi kamu di kuret 3 hari yang lalu." Sambung Viko lagi membuat air mata nya mengalir deras.
' Maafin mama. Nak. Mama tidak sadar kalau kamu ada di perut mama.' Vicky berbicara dalam hati nya.

" Ayah bayi itu Johanness,kan?" Vino hanya memastikan dari mulut adik nya meskipun dia sudah mengetahui kebenaran nya. 

" Ya. Dia ayah nya." Sahut Vicky singkat.  Vino memejamkan mata, memikirkan langkah apa yang harus di ambil.

" Maafin dede. Dede udah buat kalian kecewa.  Jangan salahkan Koko Johanness." Kata Vicky terisak.

" Tapi dia uda menghamili kamu, de. Kenapa kamu masih belain dia." Vino berteriak kencang membuat Vicky makin terisak.  Viko yang tidak tahan memeluk tubuh adik nya dan mengusap punggung nya.

" Vino.  Jaga nada suara kamu. Kamu buat dede takut." Vito menegur Vino.

" Memang Ko Johanness sudah menodai dede.  Namun dia membuktikan bahwa dia hanya melihat pada dede. Meskipun saat kami sedang berdua banyak perempuan yang menggoda nya.  Bahkan saat tidak ada dede. Dia tidak memandang perempuan lain.  Dia bersedia melakukan apa pun untuk kebahagiaan dede. Bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa dia bertanggung jawab dan setia." Jawab Vicky masih terisak. Viko mengeratkan pelukan nya pada Vicky.

" Baiklah. De.  Kalian berdua harus berpisah sementara demi kebaikan kalian.  Dan putuskan komunikasi dengan nya ataupun Rico. Bahkan kamu harus lenyap dari semua sosmed kamu. Privat dan kunci biar tidak ada yang dapat melacak kamu. " Putus Vino membuat Vicky kembali terisak.   Membayangkan diri nya harus berpisah dengan Joe membuat jiwa nya hilang separuh.

" Baiklah." Vicky menjawab sebelum akhir nya mengusap air mata nya.  Mulai hari ini dia bersumpah tidak akan meneteskan air mata, setidak nya sampai Joe datang kembali untuk membebaskan diri nya dalam 'menara tinggi'.  

****************************************

" Non Vicky. Sarapan udah siap. Makan dulu baru berangkat." Ucap Bi Parni menyiapkan sandwich isian tuna dan segelas susu coklat.

" Bilang pak  Tino saya di anterin pake motor aja.  Jakarta macet bi.  Saya stress kalo naek mobil macet-macetan." Kata Vicky membuat art itu menghampiri supir Vicky sekaligus suami nya.

Tak lama Pak Tino datang dan mengatakan dia tidak terlalu lancar mengendarai motor dan menawarkan agar  Naufal anak nya yang bersekolah di tempat Vicky juga untuk berangkat bersama.

Naufal dapat bersekolah di SMA CrownBlue .  Sekolah elit di Jakarta dengan biaya Viko, dengan alasan dapat menjadi bodyguard 'gadis' itu.  Lelaki yang tinggi badan nya 175 cm dan berumur 15 tahun itu tentu saja senang dapat meneruskan pendidikan nya tanpa membebankan kedua orang tua nya.  Selain itu dia mahir beberapa bela diri seperti tae kwon do dan judo. Tahun ini dia bersiap untuk mendapat sabuk hitam untuk kedua nya.

" Emang kamu udah punya sim?" Tanya Vicky saat memakai hoddie jaket berwana marron di kepala nya sebelum helm agar rambut bob sebahu nya tidak berantakkan. Seragam baru nya tidak memiliki rompi jadi sebagai ganti nya Vicky memakai jaket untuk menaruh iphone dan beberapa kartu serta uang tunai.

Saat tiba di Jakarta, Vicky langsung meminta di antar ke salon untuk memotong rambut hitam panjang yang selalu di elus Joe.  

" Nembak non. Udah siap belum. Pegangan biar ga jatuh. Non." Ucapan Naufal membuat Vicky tersenyum kecil sedetik kemudian dia memegang pegangan besi yang ada di belakang. Tas ransel nya dia taruh di dada membatasi dia dengan Naufal.

" Non. Mau saya antar ke ruangan kepsek ga?" Tanya Naufal saat mereka tiba di sekolah baru.  Luas dan berskala internasional namun tetap mengutamakan budaya nusantara. Contoh nya hari jumat mereka di wajibkan memakai batik dengan bawahan putih khas sma.

" Boleh." Setelah mengunci helm dan motor. Kedua nya menuju ke ruangan kepsek.

" Non. Ntar pulang nya mau barengan saya atau di jemput bapak?" Tanya Naufal sopan.

" Jakarta panas ya kalo makin siang? Ya uda deh. Saya telepon Pak Tino aja biar di jemput.  Cuma kamu juga stand by ya. Takut nya bapak mu ga bisa jemput saya.  Ntar saya chat jadi atau ga nya.  Biar kamu ga h2c." 

" Saya duluan non." Pamit Naufal sopan. Vicky hanya mengangguk sebagai respon.

" Selamat pagi pak. Saya murid baru dari bandung. Victoria." Vicky mengucapkan salam kepada pak Budi Hartanto, pria berumur 55 tahun itu dengan sopan.

" Victoria Christoper Jacobus.  Oke.  Ini wali kelas kamu. Ibu Ratna Amalia.  Guru kimia. Kelas kamu 11-ipa 3.  Silahkan pergi ke kelas. Semoga betah di sekolah ini." Ucap pak Budi ramah.

" Kamu sabar-sabar aja ya.  Temen sekelas mu.  Kalo pake bahasa sekarang orang nya pada gokil.  Ibu aja sampe stress kalo ngadepin mereka."  Ibu Ratna mencoba memulai percakapan dengan murid baru nya ini.  Entah kenapa dia menangkap ada yang salah dengan Vicky.

" Kalo begitu.  Ibu juga harus membiasakan  diri dengan kelakuan saya.  Satu yang saya pastikan bahwa nilai saya pasti seperti yang ibu lihat di rapor sekolah saya dulu." Deggg perkataan Vicky membuat ibu guru berambut sebahu itu merinding.  Murid baru nya terlihat minim ekrpresi saat nengatakan nya.

" Baiklah.  Asal kamu menepati apa yang kamu katakan." 

" Vicky, seperti itu saya biasa di panggil." Kata Vicky saat mereka berdua sampai ke depan kelas 11-ipa 3.  Vicky memejamkan mata sejenak sebelum akhir nya menarik nafas lembut.

Terdengar suara bising sebelum akhir nya suara menggelegar bu Ratna membungkam seisi kelas. " SELAMAT PAGI ANAK-ANAK. KITA KEDATANGAN MURID BARU PINDAHAN DARI BANDUNG.  VICKY SILAHKAN MASUK."

Dengan langkah santai Vicky memasuki kelas baru nya.  Seisi kelas terpana melihat Vicky yang cantik nya kebangetan.

" Mojang Bandung emang geulis pisan. Euy." Celetuk seorang murid lelaki dengan logat sunda kental. Fixed dia asli urang sunda.
" Neng  Iteng. Kang Kabayan di sini. Neng." Celetuk seorang murid pria lagi yang jelas-jelas playboy.

Vicky hanya terdiam melihat teman-teman baru nya menggoda diri nya.  Dia menatap datar.  Sebelum akhir nya setengah berteriak saat memperkenal kan diri nya membuat semua memperhatikan diri nya.

" Nama gue Victoria Christoper Jacobus. Salam kenal."

" Udah Vicky? Baik ada yang mau bertanya?" Tanya Bu Ratna kepada murid nya.

" Ada pin bb dan medsos nya apa?" Tanya seorang lelaki yang mengaku Kabayan tadi.

" Gue ga main sosmed." Jawab Vicky singkat.  Melihat Vicky yang mulai gusar sementara para lelaki di kelas ini masih semangat buat menggoda Vicky membuat guru 40 tahun itu langsung berteriak.

" VICKY.  KAMU DUDUK DI SEBELAH SIVIA. SIVIA ANGKAT TANGAN KAMU. DEBO IFY JANGAN BERISIK."

Vicky menuju bangku nya. 3 bangku di baris ketiga.  Setelah memastikan Vicky duduk dan guru yang mengajar di kelas ini datang.  Bu Ratna langsung keluar.  Dia butuh minuman dingin manis untuk meredakan stress nya.

" Hai. Nama gue Sivia Esterina. Panggil Via aja.  Salken ya." Sahut seorang gadis chubby bermata sipit sambil mengulurkan tangan yang di sambut oleh Vicky.

" Hai. Gue Agni Rachman dan ini Shilla Tjoeng." Sahut seorang yang agak tomboi dengan rambut sebahu sedang cewe yang di samping nya girly banget dengan rambut sepunggung. Kedua nya duduk di belakang mereka

Pelajaran matimatika adalah pelajaran yang di benci hampir seluruh siswa. Apalagi jika sang guru menjelaskan nya dengan berbelit.

Vicky tidak peduli siapa yang mengajar.  Sembari melihat sekilas materi dan soal di papan, gadis itu menggambar di buku sketsa nya.  Entah karena selalu waspada atau reflek yang bagus.  Vicky menangkap spidol itu dengan lincah membuat Via yang di sebelah nya terkejut.

" Kamu. Murid baru. Kerjakan semua soal di papan. " Perintah guru matimatika. Pria bertampang sangar dengan membentak.  Sang guru pak Hasyim kesal karena ada 1 murid yang tidak memperhatikan saat dia mengajar.

Vicky melangkah maju. Setelah melihat beberapa saat.  Gadis itu dengan lincah menulis jawaban soal yang di minta.  Sekitar 10 menit Vicky berhasil mengerjakan 8 soal yang bagi murid lain adalah alien.

" Sudah pak. Silahkan di cek." Kata Vicky tenang.  Membuat Pak Hasyim dan seisi kelas terkejut.

" Oke. Jawaban kamu benar.  Silahkan balik ke tempat duduk. Siapa nama kamu?" Tanya Pak Hasyim setelah memeriksa jawaban Vicky.  Gagal niat dia buat menghukum murid baru.

" Victoria Christoper Jacobus. Panggilan Vicky. Terima kasih pak." Sang guru terkesiap saat Vicky mengucapkan terima kasih.  Meskipun nakal namun dia masih menaruh rasa hormat pada guru.  Belum perna ada murid yang seperti gadis itu.  Diam-diam pak Hasyim berencana mengikut sertakan Vicky lomba matematika jika gadis itu memang pintar.

Setelah memberi tugas rumah sebanyak 10 soal yang di kumpulkan minggu depan.  Pak Hasyim keluar meskipun masih ada waktu 15 menit jam pelajaran nya.  Galak-galak begitu beliau masih punya hati menbebaskan penat murid-murid nya apalagi setelah ini istirahat pertama.

" Vicky. Ke kantin yuk." Teriak Sivia sambil menarik tangan Vicky.

"Boleh. Cuma ke toilet dulu. Gue belum tau tempat nya." Sivia menarik Vicky setelah memberi kode pada Agni dan Shilla bahwa mereka berdua akan menyusul.

Kantin

" Kata nya kelas kamu ada murid baru ya?" Tanya seorang lelaki bergaya harajuku di depan Agni.

" Iya lagi ke toilet dulu ama Via bentar lagi kemari."

" Cantik ga?" Tanya lelaki di depan Shilla.

" Cantik banget. Ko. Putih badan nya pendek eh mungil. Beuh cowo di kelas aja pada ngeces pas dia masuk." Sahut Shilla antusias.

" Boleh lah kita jodohin ama si ketos.  Biar move on, move on." Sahut seorang di samping cowo yang di depan Agni.  Sementara sang ketos yang di bicarakan sedang melihat iphone nya tidak memperhatikan pembicaraan teman-teman dengan pacar masing-masing.

" Eh itu mereka datang. " Seru Shilla membuat ketiga lelaki itu menoleh. Ketiga nya serempak berkata. " Cantik."

" Vi.. Ga usa peduliin mereka. Emang norak banget. " Vicky menjadi gusar mendengar panggilan Agni untuk nya. Hanya Joe yang boleh memanggil nya seperti itu.  Dan dia akan menegaskan hal  itu.

" Yang di depan Shilla nama nya Ko Alvin. Pacar nya. Depan Via kak Gabriel Pacar nya. Depan gue kak Cakka pacar gue . Dan di depan lo. Mario ketos kita yang bentar lagi pensiun.
a
" Victoria Christoper Jacobus. Kalian bisa panggil gue VIC-KY." Sahut Vicky sambil menyalami ketiga nya.  Para lelaki dan Agni sadar bahwa gadis itu menegaskan panggilan nya.  Gabriel menyikut Rio saat lelaki itu tetap berfokus pada iphone nya.  Saat tersadar Rio melihat gadis yang baru pertama kali di lihat nya.  Vicky sudah tidak mengulurkan tangan setelah selesai menyalami Gabriel semetara Rio masih fokus ke iphone nya.

" Murid baru Yo. Nama nya Vicky. Lo dari tadi ga dengerin kita sih." Omel Gabriel pada cowo berkulit hitam manis itu.

" Cantik kan. Yo. Cantik manis dan yang pasti asli ga menipu luar cantik tapi dalam busuk." Sahut Cakka setengah berteriak membuat Vicky tidak nyaman. Dia melirik sekitar kantin dan mendapati di samping mereka duduk terdapat sepasang muda mudi yang duduk, di mana sang gadis menundukkan kepala nya sementara sang lelaki mengepalkan tangan nya menahan amarah.  Vicky segera tersadar ada yang tidak beres antara 2 orang di samping nya  dengan orang-orang yang berada di meja ini.

" NAUFAL!!!" Teriak Vicky memotong Alvin yang akan berbicara menanggapi Cakka.  Lelaki yang memang baru memasuki kantin segera menghampiri nona nya.

" Iya. Non." Panggilan Naufal tak ayal membuat ke 7 nya mengerutkan dahi.

" Bapak mu kemana sih? Kenapa hape nya ga aktif."  Intonasi suara Vicky makin membuat mereka memperhatikan kedua nya.

" Barusan ibu telepon. Kakak Non yang pertama ada meeting mendadak dan supir perusahan sakit, terus  yang ada waktu cuma bapak. Hape bapak kebetulan mati. Tapi saya ga bisa anterin non. Ada urusan." Jelas Naufal.

" Urusan apa? Nanti saya bilang ke bi Parni kalau kamu macam-macam." Desak Vicky.

" Eh..itu..eh."

" Buruan jujur daripada saya bilang ke bi Parni." Ancam Vicky setelah melihat pemuda itu mulai tergagap.

" Mau ikut ini non." Jujur Naufal akhir nya sambil menyerahkan brosur tulisan aksara cina. Yang di baca sekilas oleh Vicky.

" Mang kamu tau mau di ajak kemana?" Tanya Vicky setelah selesai membaca brosur itu.

" Mau ke pameran tae kwon do non." Jawab Naufal akhir nya.

" Nunduk kamu." Perintah Vicky yang langsung di turuti Naufal. Sedetik kemudian Vicky langsung menyentil dahi nya membuat Naufal meringis.  CRAG dan SSA hanya melongo melihat nya.

" Dasar ceroboh. kamu di tipu tau. Emang kamu kira saya ga ngerti arti nya. Udah ga usah pergi ke sana. Pulang anterin saya. Ck.. Nanti saya bilang ko Vino buat kursusin kamu mandarin."

" Eh. Ga perlu..."

" Sana balik. Saya tunggu depan kelas pas pulang." Vicky menyuruh Naufal pergi karena ke 7 nya makin intens melihat mereka berdua.

" Iya Non. Permisi kakak semua.  Saya ke ke kelas dulu." Pamit Naufal.

" Gue mau ke sana dulu. " Sahut Vicky sambil menunjuk kedai makanan yang ada gorengan nya.

" Eh iya. Lo belum pesen ya. Gue aja yang pesenin." Kata Via sambil beranjak bangun.

" Ga perlu. Via." Sahut Vicky menahan tangan Via  sedetik kemudian dia beranjak dari meja.

" Tuh anak buat gue merinding." Ceplos Cakka.

" Emang lo kira dia setan. Mungkin karena baru kali maka nya dia belum enjoy gitu." Sahut Alvin.

Rio hanya memandang bergantian antara Ify dan Kivlan serta Vicky.

" Buset lo beli nya banyak amat. Yakin bisa abis?" Celetuk Iyel heran. Saat Vicky balik ke meja dengan 2 kantong plastik bening gorengan pastel martabak telur dan risol. Serta sebotol minuman ion dingin.

" Ya bawa pulang ato ga kalian juga makan. Nih." Sahut Vicky membuka kedua plastik.  Setelah Vicky mengambil pastel nya. Cakka juga mengambil gorengan itu di susul yang lain kecuali Shilla karena dia takut gemuk.

" Lo kalo olahraga nya kenceng.  Mau makan berminyak juga ga bakal gemuk. Shill. Enak loh nih pastel sama risol nya." Celetukan Vicky membuat Shilla terkejut karena Vicky menebak tepat yang ada di pikiran nya.  Sedetik kemudian dia mengambil risol dan memakan nya.

" Iya enak. Masih ada ga ya. Gue jadi mau beli."

" Udah abis gue borong." Sahut Vicky sambil mengunyah gorengan nya.  Dia udah makan 4.

" Koq lo bisa tau ada gorengan seenak ini?" Tanya Cakka.

" Waktu itu ada temen bi Parni yang datang bawain gorengan. Ternyata dia buka kantin di sini. Tuh di sana. Mbo Anti nama nya." Vicky menunjuk kedai makanan yang di maksud.

Bunyi bel menandakan kalau istirahat sudah abis padahal gorengan Vicky masih banyak. Vicky mengikat kantung itu dan menyerahkan nya ke Iyel dan berkata.
" Bawa. Ntar buat Shilla pas istirahat kedua."

Shilla udah jalan dulu sehingga tidak mendengar percakapan mereka.  CRAG mengerutkan dahi saat mendengar nya.

" Yo. Liat luar nya aja dingin. Dalam nya mah baik.  Lo coba aja dulu." Sahut Alvin setelah para cewe tidak terlihat.   Rio merasa bimbang mau mencoba mendekati Vicky atau tidak.

Skip jam 13.30 bel pulang sekolah berbunyi.  Naufal sudah setia menunggu di depan kelas nona nya.  SSA dan CAG merasa terlambat menyuruh Rio mengantar Vicky pulang.  Rio sendiri menatap Ify dan Kivlan dengan tatapan kecewa.

" De.. Akhir nya ketemu juga."  Sapa seorang lelaki berwajah oriental dengan tinggi 178 cm.

" Ko Randy. Lama ga ketemu.  Oh iya kenalin ko. Naufal anak supir aku Naufal ini kakak sepupu dari saudara mama saya." Sahut Vicky mengenalkan mereka.  Namun saat Randy menatap Naufal lama. Vicky langsung menyentil dahi Randy dan berkata. " Emang anak supir ga boleh ya sekolah di sini. Mentang-mentang sekolah elit gitu."

" Aduh si eneng sensi banget sih. Ya maaf. Tadi nya mau ngerjain nih bocah eh malah gue yang kena ama majikan nya." Randy berkata sambil terkekeh. " Eh de. Makan yuk koko laper nih. Sekalian ngobrol-ngobrol kita.

" Naufal kamu ada waktu ga. Ikut makan saya." Tanya Vicky pada pemuda di samping nya.

" Ada non tapi jam setengah 7 saya mesti latihan tae kwon do." Jawab Naufal.

" Ya uda kita makan deket sini aja. Ayo gue bayarin." Sahut Randy sambil merangkul bahu Naufal membuat nya tidak bisa menolak.

Warung bakso

Randy menceritakan perihal Rio yang putus dari Ify yang bernama lengkap Alisia Ify  Umari, karena Ify selingkuh dengan Kivlan.  Debo sepupu Ify dari pihak papa.  Maka nya dia tidak memusuhi Ify seperti teman sekelas nya.  Kivlan murid pindahan semester lalu. Sekelas dengan CRAG yang di kelas 12-ipa 1.  Randy sendiri di kelas 12-ips 3.

" Koko percaya Ify selingkuh?" Tanya Vicky lagi.

" Ga. Ify beneran cinta ama Rio. Gue tau hanya dengan liat mata nya. Secara koko kan pakar nya cewe." Selesai mengatakan itu.  Vicky kembali menghadiahkan jitakan pada Randy.

" Pakar apa play boy.  Naufal kamu jangan kayak ko Randy ya.  Mesti baik dan setia ama perempuan." Randy meringis saat Vicky menasihati Naufal.

" Eh ya. Lo latihan tae kwon do di mana?" Tanya Randy. Dan setelah menyebut nama sanggar nya lelaki itu terpekik karena tempat latihan mereka sama.

" Fal. Minta no lo juga.  Ntar janjian kita di sana." Kata Randy sebelum mereka pulang.

******************************************

Vicky bukan nya tidak tahu usaha CAG SSA  beberapa waktu ini, agar dia dan Rio pacaran.  Rio bahkan juga mulai mendekati diri nya.  Kesal.. Sudah pasti namun dia harus menahan diri sambil memikirkan rencana agar mengungkap apa yang di sembunyikan Ify Debo Kivlan dan Deva adik Ify.

Contoh nya saat ini.  Mereka memaksa Vicky menonton latihan basket CRAG dan SSA latihan cheer setelah pulang sekolah.  Naufal harus langsung pulang mengantar Bi Parni ke dokter wanita berusia 40tahun itu mengeluh pusing dari kemarin.

" Pulang nya di anter kak Rio koq. Vick.  Jadi ga usa takut gimana pulang nya." Bujukan dari Shilla membuat Vicky luluh.

Latihan di mulai dan Vicky teringat diri nya yang menemani Joe latihan basket pada akhir pekan.

Flashback On

" Ga apa kan nemenin koko latihan?" Tanya Joe sambil mengusap kepala nya.  Lelaki itu sudah siap dengan seragam basket nya.

Joe. Lukas. Ethan. Rey, Revan dan Tristan latihan tanding melawan kelas 11-ips5.

Joe begitu serius memasukkan bola berlari lincah menghindari lawan.  1 setengah jam kemudian tim Joe menang.  Lelaki itu menghampiri Vicky yang mengulurkan sebotol minuman ion.  Keringat membasahi seragam nya namun menimbulkan kesan seksi di mata Vicky.  Dengan cepat dia mengecup pipi kiri lelaki itu.

" Sabar sweety. Ntar koko buat kamu mendesah." Bisik Joe di telinga Vicky membuat nya makin geli.

Flashback Off

Vicky menunduk mencegah agar butiran bening itu tidak keluar dari mata nya. Dengan kasar dia mengusap wajah nya.  Dia meneguk habis minuman dingin yang tadi nya di rencanakan untuk Rio.  Sesuatu yang dingin menyentuh pipi nya membuat Vicky menoleh.  Rio yang menempelkan botol mineral dingin di sana.  Berdiri membuat Vicky harus menengok ke atas. Tinggi Rio sekitar 179 cm.

" Kepanasan lo.  Tunggu gue ganti baju terus anterin pulang." Intonasi suara Rio yang dingin membuat Vicky berjengit.

" Ko RANDYYY." Vicky langsung berteriak saat melihat sepupu nya .  Belum ada yang mengetahui status mereka kecuali Naufal.

" De.. Belom pulang? Mana Naufal?" Tanya Randy sambil mendaratkan bokong nya di kursi penonton.

" Anter Bi Parni ke dokter.  Dan dede kena bujukan maut Shilla buat nontonin mereka latihan basket dan cheers." Jelas Vicky.

" Mau ikut ekskul apa, de? Udah seminggu kan.  Semua wajib ikut ekskul loh" Tanya Randy lagi.  Randy sendiri dia ikut ekskull  fotografi.

" Harus ikut ya? Pengen nya ekskul yang ga berisik dan bisa di mana pun."

" Ntar koko kasih reff semua ekskull yang ada di sini.  Wa aja gapapa kan?" Vicky mengangguk dia bersiap berdiri namun karena tidak waspada seragam nya terkena minuman dingin.  Hari ini dia tidak memakai jaket nya karena cuaca panas banget.

Seragam Vicky yang basah mencetak tanktop marron di balik nya.  Belum sempat Vicky bereaksi.  Shilla entah dari mana langsung mendorong gadis yang menumpahkan minuman ke seragam Vicky dan berteriak. "PUNYA MATA GA SIH LO. ATAU MATA LO CUMA BISA DI PAKE BUAT HAL YANG GUNA"

Gadis yang di teriaki Shilla mengerejab sebelum akhir nya berbicara. " Vicky. Sori ya. Nih lo pake aja jaket gue buat nutupin seragam lo yang basah."

Kali ini Alvin yang berbicara. " Ga perlu lo tawarin jaket lo. Ga usa pura-pura bae deh. IFY."

Bahkan Iyel Cakka dan Agni ikut mencerca Ify.  Randy dan Vicky memperhatikan Rio dan Via yang terdiam.  Dari kejauhan dia melihat Kivlan datang menghampiri mereka.

" STOPPP. " Vicky berteriak membuat semua terdiam.  " Kalian childish banget sih.  Ify udah ga apa-apa.  Gue tau lo ga sengaja. Gue ga perlu jaket lo. Ko Randy ayo kita ke sana." Ucap Vicky sambil menarik Ify keluar dari pertikaian mendekati Kivlan.
" Tegakkin badan lo. Tunjukkin ke mereka kalo lo ga salah." Perkataan Vicky membuat Ify menangis.

" Jaga Ify  dan ingat gue mulai ga nyaman dengan semua ini.  Jangan sampai kesabaran gue abis. " Vicky berbicara menatap Kivlan membuat lelaki itu ngeri.  Randy yang berada di sebelah nya juga meringis.

" Vicky.  Lo ngapain belain dia. Tuh cewe sengaja." Shilla menyalahkan Vicky saat mereka kembali.

" Ify ga sengaja.  End of discusion. Gue pulang ama ko Randy." Vicky menghela nafas kasar sebelum menarik tangan Randy.

" Apa ada yang Vicky tau sementara kita tidak tau." Rio membuka suara akhir nya setelah melihat interaksi keempat nya terutama Randy yang meringis dan Kivlan yang memucat.

" Jadi itu menurut lo. Yo." Lelaki itu hanya menggerakkan bahu pertanda dia bingung.

" Lo gagal deh anterin Vicky pulang.  Ah gara-gara cewe pengkhianat itu. " Cakka mengomel ga jelas karena PDKT Rio yang gagal.

******************************************

Ekskull gambar itu yang Vicky ikuti akhir nya. Dengan alasan bisa menggambar apa  saja dan di mana saja yang terpenting waktu pertemuan 2 kali seminggu rabu dan kamis. Mereka menyerahkan hasil yang di gambar dan sedikit evaluasi dari pembina.

Awal nya Shilla dan Agni memaksa nya ikut ekskull cheers yang di tolak mentah-mentah oleh Vicky.  Mengandalkan cidera kaki kanan saat smp 3 saat berlatih senam yang menunjang pertunjukkan ballet nya. Vicky sudah pulih dan bisa berlatih balet lagi namun gadis itu malas berlatih lagi.  Vicky hanya berkata cidera kaki pada mereka.

Dan karena alasan itu pula Naufal jarang pulang bersama nya.  Meninggalkan dia dan Rio yang mencoba mendekati diri nya.

Siang itu Vicky sedang duduk di lapangan outdoor.  Dia menggambar SSA yang latihan cheers setelah mengambil beberapa objek yang bagus dengan iphone nya.  Gadis itu mulai fokus menggambar.

Menggambar membuat Vicky merasakan kehadiran Joe di sekitar nya.  Vicky terkejut saat mendapati CRAG dan SSA di dekat nya saat menyimpan peralatan menggambar nya di satu tas tenteng yang berseleting.  " Kalian udah lama?" Tanya nya.

" Banget.  Sampe bidadari ini ga nyadar kalo udah di kelilingi orang." Cakka menggombal membuat Vicky terkesiap.

" Dan lo ga tau kalo sedari tadi ada yang foto diri lo.  Banyak banget." Plash Ucapan Alvin membuat nya pucat.  Dia tidak boleh terlihat dulu saat ini.



Tbc



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar