Senin, 26 Februari 2018

It's Start With A Wrong Way To Love You~16

Part 16~ Her sorrow ( Victoria side)


" Ko Randy mana?" Tanya Vicky setelah diri nya berhasil menguasai diri.

" Vick, gue panggilin suster dulu. Tranfusi lo udah abis tuh." Via langsung memencet bel dan tak lama kemudian suster datang.

" Udah bangun ya Victoria.  Gimana apa yang di rasain?" Tanya suster sambil mengganti kantung darah yang sudah kosong dengan cairan infus."

" Masih lemas. Sus "

" Ya wajar lah. Hb kamu waktu masuk 4,5 rendah banget kamu uda masuk 4 kantong darah.  Ntar sore di cek lagi apa masih perlu transfusi atau tidak." Jelas suster itu sambil memijit di sekitar tempat jarum agar cairan infus Vicky mengalir lancar.

" Ya udah saya tinggal dulu ya." Kata suster berambut pendek itu sebelum keluar ruangan rawat Vicky.

" Vicky kami balik dulu ya.  Besok kemari lagi." Sahut Iyel ketika di lihat nya sudah jam 5 sore.

******

" Selamat siang Victoria. " Sapa seorang dokter.

" Selamat siang juga dokter Benny dan dokter Abner." Vicky menjawab sapaan tersebut.

" Dokter Abner ini  udah lama mau ketemu kamu.  Pas saya bilang saya nanganin kamu.  Dia meminta untuk ikut." Jelas dokter penyakit dalam itu.  " Kamu bisa pulang besok.  Sekarang saya tinggal dulu kalian "

" Nona Victoria akhir nya saya bertemu anda lagi." Kata dokter Abner dengan nada lega.

"  Dan setelah melihat saya bagaimana perasaan dokter.  Lagipula dokter Pras dan dokter Benny memanggil saya dengan santai tidak seperti dokter. Formal sekali." Hati Vicky merasa sesak dan dia sadar bahwa dia harus menceritakan nya pada dokter Abber.

" Karena kakak anda atasan saya jadi secara tidak langsung anda juga atasan saya.  Memastikan kesehatan jiwa anda 0merupakan kewajiban saya sebagai psikiater anda.  Dan melihat anda jujur saya sedikit tenang karena anda tidak mencoba bunuh diri lagi dalam beberapa waktu ini."

" Sebenar nya dulu saya tidak berniat untuk bunuh diri dok.  Saya hanya berfikir pasti ada yang salah dengan saya.  Tubuh saya sakit dan penuh memar namun saya tidak bisa menangis." Vicky mulai bercerita .

" Kenapa anda berfikir seperti itu nona?" Tanya dokter Abner sambil membuka catatan konsultasi nya.

" Dok. Saya sering berfikir untuk apa ibu saya membawa saya ke dunia ini jika akhir nya nyawa nya sendiri tidak terselamatkan.  Lagipula orang tua saya tidak akan rugi apa pun kalau saya tidak di lahirkan.  Mereka pasti hidup bahagia berlima ,dan kakak saya mereka pasti bisa meraih cita-cita mereka."

" Anda akan mengerti jika sudah menjadi ibu.  Seorang ibu pasti mengutamakan anak nya terlebih dahulu daripada diri nya."

" Dan meninggalkan saya menjadi samsak hidup ayah saya.  Koma dan hampir mati berkali-kali." Potong Vicky dengan nafas memburu.

" Apa yang ayah anda lakukan memang salah.  Hanya ayah anda seorang yang terkenal.  Salah bertindak maka semua nya kacau.  Sejujur nya sudah sejak lama saya menginginkan agar ayah anda di terapi karena jelas yang lebih membutuhkan perawatan adalah ayah anda yang sangat terluka karena kehilangan istri yang di cintai nya   dan dia melampiaskan rasa terluka nya ke anda."

Keheningan tercipta beberapa saat sebelum akhir nya dokter Abner mulai berkata.

" Melihat nona sekarang saya merasa lega.  Setidak nya nona lebih menghargai hidup nona.  Apakah dia mampu menerangi hari nona yang kelam?" Tanya dokter Abner sambil menunjuk foto Joe di smartphone nya membuat Vicky tersentak.

" Semua data nona selama ini selalu masuk ke saya di manapun anda di rawat.  Saya sudah mendengar secara besar penyebab dan tindakan yang di lakukan kepada nona termasuk penyebab nya."  Jelas dokter Abner saat Vicky terbelalak. Tak lama Vicky tersenyum.

" Setidak nya saya punya alasan agar tidak melakukan hal bodoh." Jawab Vicky singkat.

" Baik. Ini pertemuan terakhir kita nona.  Anda tidak perlu bertemu dengan saya.   Namun bila suatu saat saya mendengar anda mencoba melukai diri anda lagi.  Saya akan pastikan anda mendapat full terapi di rs dan anda harus home scholling." Sahut dokter itu sambil menutup catatan konsultasi nya.

Mereka tidak sadar ada 10 pasang mata yang mendengarkan pembicaraaan mereka dari balik pintu rawat Vicky.  SISA langsung syok dan mencari pegangan kepada CRAG sementara Randy dan Kivlan tercenung mendengar nya.

Rio segera memberi isyarat agar mereka bersembunyi karena dia melihat dokter Abner akan keluar dari ruang rawat Vicky.  Setelah itu mereka masuk dan mendapati Vicky yang sedang melamun menatap keluar jendela.

" De..." Panggil Randy sembari mengusap rambut Vicky.  Lagi-lagi dia teringat Joe, namun saat menoleh dia merasa sesak saat menyadari itu hanya ilusi nya semata.  Vicky merasa mata nya memanas dan dia memaksa agar diri nya tidak menangis.

" Udah lama ko?" Tanya Vicky sembari mengulas sebuah fake smile yang jelas di sadari semua nya.

Randy yang sadar Vicky yang tidak mau mengatakan apa pun langsung menjawab. " Belum. Dede mau makan apa?"

" Nasi hainam dengan topping yang banyak." Sahut Vicky.

CRAG Kivlan serta SISA bingung mau berkata apa.

" Hello princess.  Udah sehatan." Sebuah suara menyadarkan semua bahwa Nico berada di ruangan ini bersama 3 orang teman nya.

" Shit, lo gue udah usir kenapa masih kemari.  Ganggu dede aja." Randy menepis tangan Nico yang akan menyentuh Vicky.

" Apaan sih. Vicky aja ga protes ya kan princess." Jawab Nico sambil memegang tangan Vicky sedetik kemudian dia menyentak tangan Nico hingga terlepas.

" Kita lihat siapa yang akan bertekuk lutut nanti nya." Sahut Nico sembari menyeringai.

" Dan kita lihat siapa yang akhir nya menangis darah.  Lebih baik mundur sekarang daripada kalian menyesal akhir nya." Vicky memberikan pernyataan agar kedua lelaki itu mundur.

" Kenapa gue harus mundur." Sahut Nico sebelum akhir nya keluar dari ruang rawat Vicky membuat Vicky menghela nafas.

******************************************

Vicky merasa hari-hari nya semakin berat karena menghindari kedua lelaki yang terang-terangan mengejar nya.  Namun hanya Nico yang berani bertindak frontal, seperti saat ini mereka sedang di lapangan basket indoor karena hujan yang mengguyur ibukota semenjak subuh.

Vicky sedang mengamati beberapa objek yang di rasa bagus saat tiba-tiba seseorang menempelkan sesuatu yang hangat dan lembab di bibir nya membuat 'gadis' itu melebarkan mata nya belum sempat dia melepasnya pinggang nya di peluk dengan erat dan orang itu melumat kasar bibir nya.  Vicky masih mempertahankan agar mulut nya tidak terbuka dan dia meronta di dalam pelukan lelaki yang jauh lebih besar dari badan nya.  Namun seperti nya sia-sia karena tenaga Vicky sudah terkuras.

" WOYYYY BRENGSEK LO.." Sebuah suara terdengar dan memisahkan Vicky dengan orang yang mencium nya paksa dan meninju perut nya hingga orang itu tersungkur.

" Lo nyentuh sepupu gue sekali lagi habis lo di tangan gue." Ancam Randy pada Nico yang sedang memegangi perut nya.

" Gue udah bilang kan kalo gue bakal lakuin apa aja agar lo bertekuk lutut sama gue. " Sahut Nico dengan percaya diri.

Vicky yang sudah mendapatkan kesadaran nya memandang nyalang Nico dan berkata
" Harus banget ya kamu pakai cara ini.  Sampai kapanpun saya ga akan menyerah sama kamu. "

Semua hanya terdiam saat menyaksikan semua itu, bahkan Kivlan menahan amarah saat gadis yang di sukai oleh nya di cium paksa oleh Nico.

" Well bibir lo oke juga lembut dan rasa mint." Kata Nico sambil menyentuh bibir nya dengan telunjuk kanannya , seolah masih merasakan bibir Vicky di sana.

Vicky memang menggunakan lipgloss rasa mint semenjak di Jakarta agar tidak teringat dengan Joe yang menyukai rasa manis cherry di bibir nya.

Randy meradang mendengar nada suara lelaki itu yang seakan melecehkan sepupu nya.  Baru saja Randy akan menghajar Nico, Vicky menahan nya dan berbisik " Biarkan dia tertawa puas sebelum akhir nya akan menyesali semua."  Vicky sejujurnya ingin menghajar Nico, namun dia harus tenang sembari memikirkan rencana untuk Nico.

Randy menarik tangan Vicky keluar dari lapangan indoor dan mengantarnya pulang.  Di rumah Vicky, 'gadis' itu memeluk Randy dan mulai menangis dia tidak tahan lagi dengan kelakuan Nico dan Kivlan, namun yang terpenting dia merindukan Joe. 'Koko Joe.  Maafin aku ga bisa jaga bibir aku.' Vicky meminta maaf dalam hati seakan Joe dapat mendengar nya.  Randy membiarkan sepupu nya menangis bahkan dia memberi isyarat diam pada Naufal yang baru memasuki rumah, pemuda itu melihat kejadian tadi dan dia merasa gagal melindungi nona nya.. Dalam hati nya dia bersumpah tidak akan membiarkan lelaki yang bernama Nico untuk berdekatan dengan nona nya.

*****

Beberapa hari kemudian triplet mengetahui apa yang terjadi pada Vicky dan Viko bertanya
" Harus kita apakan bocah kurang ajar ini?"

" Memberi sedikit pelajaran mungkin akan menyadarkan nya bahwa dia memilih korban yang salah." Sahut Vino geram.

" Yang salah di sini bocah itu bukan orang tua nya.  Jadi kita akan sedikit bermain dan eksekusi tetap dalam kendali dede." Vito memberi peringatan terlebih dahulu.

Semenjak itu Vicky tidak di biarkan sendirian.  Randy Kivlan Naufal CRAG SISA tidak mau kejadian yang lebih parah di lakukan oleh Nico.

Vicky sedang berada di rumah Ify saat mereka ber10 berkumpul.  Ify baru selesai kemoterapi yang untung nya tidak membuat rambut nya rontok , hanya mual muntah dan nafsu makan nya yang hilang.  Dan sel kanker nya sudah mulai berkurang.  Ify terlihat lebih segar beberapa minggu ini.

Vicky memperhatikan tingkah Kivlan yang terang-terangan mencari perhatiannya.  " Vicky lo ga cape apa ngadepin Nico?"

" Sebentar lagi dia ga bakal gangguin gue. Dan lo kak.  Entah lo ngerti atau ga.  Gue ga suka lo.  Cari cewe lain yang lebih pantes buat lo.  Gue ga sebaik yang lo kira." CRAG SISA yang tadi nya mau menggoda Vicky dan Kivlan mematung mendengar kalimat  Vicky yang bernada peringatan.

" Gimana gue tau kalo lo sama sekali ga mau membuka diri lo.  Lo terlalu introvert Vi.." Kivlan mulai geram dengan penolakan Vicky sementara 'gadis' itu meradang saat lelaki itu memanggil nya Vi.

" End of discussion.  Gue ga tertarik." Sahut Vicky setelah itu dia meninggalkan rumah Ify tanpa pamit.

" Lo udah buat kesalahan fatal.  Vicky ga suka di panggil Vi dan lo malah manggil dia seperti itu." Celetuk Alvin saat memastikan Vicky sudah pergi.

" Dari mana lo tau dia ga suka di panggil Vi?" Tanya Kivlan heran.

" Dulu awal gue ngenalin dia ke kita-kita, gue panggil Vi dan dia menegaskan panggilan Vicky untuk diri nya." Jelas Agni.

" Dia sudah terlalu banyak terluka sehingga dia menutup diri nya sedemikan rapat.  Lo harus membuka pintu hati nya agar dia bisa melihat dan menerima lo." Perkataan Rio membuat Kivlan memikirkan perbincangan Vicky dengan dokter kejiwaan nya tempo hari. Dia menyimpulkan bahwa Randy mengetahui sesuatu tentang itu terlihat dari cara lelaki itu menanggapi nya, hanya terkejut di bagian Vicky menyakiti diri nya berulang kali.  Apa dia harus meminta bantuan Randy.  Pikiran Kivlan berperang.

***********************

" Princess.." Panggilan Nico membuat Vicky  meningkatkan kewaspadaannya.  Pasal nya dia sedang sendiri dan di koridor sekolah hanya ada mereka berdua. Dia tidak mau hal yang lebih buruk dari ciuman paksa tempo hari terjadi. Apalagi senyum lelaki itu berbahaya.

" Princess...Lo mau ke mana?" Ucap lelaki itu dengan intonasi suara yang berbahaya, itu yang ada dalam pikiran Vicky.  Bearti hari ini dia harus melaksanakan rencana itu.

Vicky menghela nafas sebelum mengambil iphone nya dan menghubungi seseorang. " Ko. Udah siap kan.  Aku di koridor."

" Minta bantuan huh." Ujar Nico sambil menyeringai.

" Well.  Setidak nya kamu ga akan ganggu saya lagi." Ucap Vicky tenang.

" Vicky... " Kedua nya menoleh nampak CRAG SISA Kivlan menuju ke arah mereka.

" Main keroyokan. Eh! " Timpal Nico mencibir.

" Well mereka datang sendiri tanpa saya minta.  Lebih baik kita ke taman belakang." Ucap Vicky berjalan melewati lelaki itu sembari menelepon.

CRAG SISA Kivlan, Nico sementara ketiga teman Nico yang baru datang pun langsung menyusul Vicky menantikan apa yang akan di lakukan gadis itu.  Para lelaki memuji ketenangan sikap yang di tunjukkan Vicky.

Taman belakang

" Saya masih meminta dengan sopan agar kamu tidak mengganggu saya.  Bisa tidak kamu dengar?" Vicky masih memberi Nico satu kesempatan terakhir namun lelaki itu tidak mengindahkan nya bahkan membalas perkataan Vicky.

" Kenapa gue harus berhenti. Lo sesuai dengan tipe gue.  Beauty, seksi, cool dan smart." Seusai mengatakan itu Nico meletakkan telunjuk kanan nya di bibir nya dan memainkan nya.

Vicky menatap tajam Nico yang di balas tatapan sok tengil dari lelaki itu.  Mereka yang melihat kedua nya saling menatap menahan nafas karena suasana canggung yang tercipta.

" Baiklah kamu tidak memberi saya pilihan.  KO RANDYYYYY." Randy keluar di sertai seorang gadis manis berambut sepunggung.

Benjamin, Adrian, Tristan terutama Nico terbelalak melihat gadis itu. Sementara CRAG SISA Kivlan mengenali gadis itu sebagai adik kelas 10.

" Well melihat dari reaksi kalian berempat tentu nya kalian tau atau pura-pura bego atas kesalahan kalian pada nya." Cibir Vicky melihat muka keempat nya berubah.

Randy memegang pundak gadis yang menunduk menahan tangis, menyakinkan nya bahwa semua nya baik-baik saja.

" Maksud lo apa.  Gue ga kenal dia. Princess...."

" MASIH MAU NGELAK JUGA LO.." Vicky membentak Nico memotong perkataan lelaki itu membuat Nico merasa takut dengan aura intimidasi Vicky. Bukan hanya Nico namun semua yang ada di situ pun takut dengan Vicky. " Caroline, kemari." Panggil Vicky lembut.  Randy membimbing  gadis itu ke tempat Vicky. " Peringatan masih berlaku dan kita lihat siapa yang menyerah akhirnya."

" Kakak harus tanggung jawab.  Aku, aku hamil kak..ini anak kak Nico." Cicit Carol di pelukan Vicky sambil menangis membuat semua terkesiap. Vicky sangat mungil di banding Carol yang memiliki tinggi 163 cm.

" Hehh dasar bitch.  Lo yakin banget itu anak gue. Bisa aja kan itu anak orang lain." Maki Nico sembari menuju ke arah Carol.  Randy yang memang berada di dekat Vicky dan Carol menghalangi lelaki itu yang berniat  menarik paksa Carol.

" Wah ternyata lo banci juga ya.  Ga mau ngaku kalo itu anak lo."  Randy tersenyum mengejek.

" Kamu bener ga mau ngaku ya?" Pancing Vicky lagi. " Ko, tunjukkin ke lelaki pengecut ini apa yang kita punya." Sahut Vicky sambil mengelus punggung Carol membuat Kivlan semakin menyukai 'gadis' itu.

Randy mengeluarkan ipad nya dan saat bukti yang menunjukkan bahwa Nico lah yang mengambil kesucian Carol karena taruhan dengan teman-teman nya barulah lelaki itu jatuh terduduk.  Dia kalah oleh seorang gadis dan di permalukan di depan orang lain terutama saingan nya.

" Pertanggung jawabkan perbuatan kamu.  Dan ingat saya mengawasi kamu.  Sekali-kali kamu menyakiti Carol baik fisik maupun verbal saya ga segan buat menjauhkan Carol dari kamu dan membalaskan apa yang kamu buat 10 kali lipat." Ucap Vicky dingin. Nico masih terdiam namun tak lama air mata nya menetes, lelaki itu menyesali perbuatan nya.

" Carol, duduk yuk kamu pasti lelah berdiri lama.  Ga baik buat kandungan kamu." Vicky membimbing Carol duduk di kursi taman bahkan perlakuan Vicky sangat lembut kepada 'gadis' itu.

'Angel dan Devil in one person.' Batin CRAG serempak.  Ketiga teman Nico hanya dapat terdiam melihat sang pemimpin di permalukan.

Nico tiba-tiba berlutut di depan Carol membuat Vicky tersenyum sekilas sebelum akhir nya berdiri meninggalkan kedua nya.

" Ayo pergi mereka berdua butuh privasi."  Seruan Vicky mengejutkan semua nya.

" Eh yakin de. Nico ga bakal ngasarin Carol?" Tanya Randy sangsi.

" Yakin ko. dia udah berubah dan....." Vicky memotong ucapan nya sembari menunjuk ketiga teman Nico " kalian bertiga jangan macam-macam.  Harusnya kalian sadar memanfaatkan kelemahan gadis untuk kesenangan kalian benar-benar tindakan pengecut " Vicky meneruskan kalimat nya memarahi ketiga lelaki yang hanya bisa meringis mendengar nya.

Keheningan tercipta sampai ada beberapa siswa yang berlari dan berteriak. " ANTHONY...WOI BALIKIN BUKU GUE. DASAR SUE LO." Deggg Hati Vicky teriris mendengar nama itu yang mengingatkan nya pada Joe.  Tanpa banyak kata Vicky berlari meninggalkan semua nya dalam kebingungan.

Kivlan dengan cepat menyusul Vicky di ikuti Randy kemudian CRAG SISA sementara Tristan Benjamin dan Adrian memutuskan untuk menyusul teman nya Nico sang play boy insap.

Vicky berlari ke kantin.  Dia memesan segelas es batu dan sebotol green tea madu.  Vicky sudah lelah dan sesak menahan rasa rindu nya pada lelaki yang di cintai nya.  Dia rindu aroma tubuh maskulin Joe yang menyapa penciuman nya, rindu tubuh kekar yang memeluk nya namun yang terutama  dia merindukan mata coklat Joe yang meneduhkan, membuat Vicky teringat Prince masa kecil nya.  Mata yang membuat Vicky seolah melupakan rasa sakit di sekujur tubuh nya saat menatap mata coklat baik milik Prince maupun Joe

' Prince di mana kamu.  Maaf aku ga bisa nikah sama kamu begitu kita dewasa.  Aku udah jatuh cinta ama lelaki lain.' Batin Vicky berbicara.

Randy menghampiri sepupu nya yang mematung di meja nya.  Kemudian memgusap rambut Vicky yang mulai memanjang menyentuh lipatan bawah ketiak nya.

" Ko. Kenapa harus dengan cara kasar baru Nico melepaskan dede dan mau bertanggung jawab atas kehamilan Carol?" Vicky bertanya mengalihkan rasa sesak yang di rasakaan nya.  Randy yang tau  sepupu nya berbohong hanya dapat mengusap sayang rambut Vicky.

" Karena kamu terlalu sempurna de. Membuat para lelaki ga akan menyerah untuk mendapatkan kamu sampai lelaki itu mundur saat mengetahui kalau mereka sudah kalah dari dede."  Randy menjawab Vicky lembut.

" Ah sempurna ya? Mereka menilai dede terlalu tinggi.  Dede tidak sesempurna yang mereka pikirkan." Vicky menekankan kata sempurna membuat Randy mengerenyit apa yang sudah di lalui sepupu nya ini.  Ingin rasa nya Randy mendesak Vicky bercerita namun dia sadar bahwa semua nya perlu waktu.

Kivlan CRAG SISA hanya tertegun mendengar percakapan sepasang sepupu itu.

Tbc






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar