Jumat, 09 Maret 2018

Healing Me~5

Hai balik lagi dengan author gaje. Ini cerbung rate 17++++. Harap di ingat.

Part 5~ The Wedding

Selamat datang tuan nyonya mau berapa orang. Seorang waitress menyambut mereka saat memasuki resto jepang itu.

" Untuk 4 orang." Sang waitress menunjukkan tempat.

"Ada paket  shabu-shabu spesial untuk 4 orang bisa up juga tuan" Kata waitress sambil menunjuk buku menu.

" Oke yang ini saja minum nya apa?" Tanya Dave.

" Ada teh ocha atau air putih."

" Dua dua nya saja." Sahut Fania.

" Dim, Cyn santai saja tak usah segan kalian harus membiasakan berada di dekat kak Dave." Ucapan Fania membuat kedua nya lega.

" Hmm Sweety aku ingin meminta pendapat mu tentang Arnold." Kata Dave ketika mereka menunggu pesanan.

" Hmm boleh aku liat foto nya?" Tanya Fania lagi Dave mengirimkan foto pria itu ke iphone Fania. Gadis itu merasa pernah nelihat Arnold tapi dia lupa kapan dan di mana.

" Cyn. Dim. Kita pernah liat orang ini kan ya?" Tanya nya pada kedua nya.

" Ah nona ini pria brengsek yang menggoda ku." Adu Cyntia membuat ketiga nya tersentak.

" Coba ceritakan bagaimana dia menggoda mu Cyn. " Perintah Fania karena kedua pria ini hanya terdiam.

" Jadi nona dua minggu yang lalu saat kita sedang di mall. Saya harus ke atm untuk transfer ke menado. Saat mau balik ke tempat kalian. Pria ini berusaha merayu saya apalagi saya saat itu mengenakan rok. Saya menolak namun dia dengan kurang ajar nya meremas bokong saya. Saya tendang saja anu nya terus saya lari." Fania melihat Dimas mengepalkan tangan menahan marah dan Dave juga menunjukkan tatapan kecewa.

" Kak. Dim. Minum dulu tenangkan diri kalian." Perintah Fania.

" Thanks sweety. Sekarang aku perlu selidiki siapa Arnold mengapa dia mengaku gay padahal normal." Ucap Dave setelah tenang.

" Dimas kamu juga udah tenang kan." Ucap Fania pada supir nya.

" Kita makan dulu baru bisa berfikir." Kata Dave akhir nya.  Mereka makan dalam keheningan.

Sebulan kemudian

Fania POV

Awal pekan kembali datang, aku bersiap ke kampus untuk kuliah pagi dan bertemu dosen membahas skripsi ku. Lihat lah tatapan para gadis centil itu. Semenjak hubungan ku dan kak Dave tersebar, mereka menatap ku dengan berbagai ekspresi yang iba, kaget, bahkan ada iri. Tidak bisakah mereka mengurusi hidup nya sendiri?

" Fania.... Sudah mengumpulkan tugas?" Tanya Sarah. Kalau boleh jujur mungkin hanya dia satu-satu nya sahabat ku di kampus, meskipun aku juga tidak terlalu dekat dengan nya.

" Aku mengerjakan nya sampai jam 8 tadi malam." Kata ku singkat.

" He? Tak biasanya kau mengerjakannya mepet deadline." Kata nya terkejut.

" Banyak yang mengganggu pikiran ku akhir-akhir ini." Jawabku lesu. Iya lah Kak Dave selalu 'menyerangku' seakan dia tidak pernah puas dengan tubuhku.  

" Biar ku tebak. Ini berkaitan dengan pria yang di foto bersama mu kan." Deg! dari mana dia tau kalau kak Dave yang ada di pikiran ku saat ini.

" Ah kau ini. Seperti paranormal saja lagak mu." Ucap ku lagi.

" Heyyy foto kalian semakin banyak tersebar apalagi dengan tampilan seperti ini." Ucap nya sambil menunjukkan koran dengan foto kami berdua di pesta kemarin.

Ada headline nya RENCANA PERNIKAHAN PUTRA PEMILIK FERDINAND CO DAN PUTRI Rico's GROUP SEMAKIN DEKAT.

" Kalian akan menikah ya?" Tanya nya lagi dan aku mengangguk.

" Wow aku tak menyangka kalian akan menikah. Wel kau tidak pernah memiliki seorang pacar dan kabar miring Dave seorang gay. Itu benar-benar mengejutkan." Ucapnya takjub. Yea, dulu memang dia gay. Sar.  Sekarang pria tulen yang perkasa di ranjang. Tentu saja itu hanya ku katakan dalam pikiran ku.

" Kami menikah tahun depan Sar. Setelah kita wisuda." Kata ku lagi aku merasa ngantuk padahal tadi malam aku tidak terlalu larut untuk tidur.

" Kau terlihat pucat apa kau baik-baik saja?" Tanya Sarah pada ku.

" Aku sangat ingin tidur. Sar. Mungkin sehabis bertemu bu Dilla dan membahas skripsi aku mau pulang dan tidur.

" Oh iya aku juga mau bertemu dengan bu Vita dan membahas skripsi ku. Ayo ke ruangan dosen sekarang. Ruangan dosen kampusku memang hanya di batasi oleh sekat di meja nya jadi kami bisa bertemu beberapa dosen sekaligus bila mau.

" SARAHHHH tunggu.." Teriak seorang gadis yang
hanya  kukenali muka nya tapi tidak nama nya.

" Iya Grace mau ketemu bu Vita juga kan. Ayo sama-sama." Kata Sarah kepada Grace, nama gadis itu.

Drttt drttt drttt aku merasa iphone ku bergetar. Kak Dave calling.
" Iya kak. Aku mau ketemu dosen dulu baru pulang. Eh kakak udah di kampus? Emang kerjaan kakak udah beres? Udah bilang Cyntia sama Dimas juga. Oh ya udah." Belum lagi Sarah bertanya kami sudah sampai di ruangan dosen.

Untunglah tidak terlalu banyak revisi jadi aku bisa mengumpulkan nya lagi hari kamis. Aku melirik Grace dan Sarah di meja sebrang. Grace kelihatan frustasi sementara Sarah masih lebih baik dari nya. Setelah 30 menit kami keluar dari ruangan.

Eh kak Dave ternyata sudah menunggu ku di depan ruangan. " Sweety..Kamu sudah selesai atau masih ada urusan lagi?" Dia langsung menggenggam tangan ku dan bertanya.

" Sudah kak ayo pulang. Aku mau tidur." Kata ku lagi. " Sarah Grace aku pulang dulu ya." Kedua gadis itu terkejut karena pria gay yang selama ini mereka gosipkkan ah lebih tepat nya Grace, ada di sini untuk menjemputku.

" Kak aku ngantuk sekali." Kata ku saat kami berada di mobil.

" Aku tahu bagaimana cara nya agar kamu tidak mengantuk." Sahut nya sambil tersenyum aneh. Aku tersentak saat bibir nya mencium bibirku dan tangan nya meremas payudaraku. Ah semenjak malam itu kak Dave semakin mesum saja.

" Kakak..ah..Jangan di sini." Ucapku sambil melepas ciuman nya.

" Jadi kamu mau di mana?" Tanya nya menggoda.

" Kak aku mau tidur." Sahut ku merajuk. Aku memejamkan mata dan semua nya terasa ringan.

Dave POV

Gadis ini benar-benar mengantuk rupa nya dia langsung terlelap. Ish lihat saja nanti. Aku menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil ku. Arnold seakan lenyap sejak hari itu. Nomor nya selalu tidak aktif, apartemen itu juga selalu kosong. Sebenar nya ke mana dia.

Sejak pengakuan Cyntia aku menyuruh mata-mata untuk mencari informasi mengenai Arnold dan ya dia memang pria normal. Dan itu membuatku bingung untuk apa dia berpura-pura menjadi gay. Aku masih mencari. Motif dan keberadaan diri nya.

Kami sudah sampai namun gadis ini masih tertidur aku tidak tega membangunkan nya. Ku putuskan untuk menggendong nya. Eh kenapa dia lebih ringan sekarang? Apa perasaan ku saja? Ah lebih baik aku membawa nya ke dalam sebelum terlihat paparazi.

Setelah meletakkan Fania di ranjang dan membuka sepatu nya aku menyalakan ac. Apa ini perasaan ku saja kalau cuaca sangat panas. Aku menghampiri Fania yang tertidur dan mengecup kening nya. Tiba-tiba dia membuka mata nya. Jarak kami sangat dekat ah aku tidak tahan lagi. Langsung saja ku cium bibir nya dan tangan ku membuka pakaian nya hingga tak bersisa satu helai pun. Dia mendesah saat ciuman ku mendarat di payudara nya dan tangan kiri ku mengelus daerah sensitif nya. Sudah sangat basah rupa nya. Aku pun baru sadar sudah tak berpakaian lagi dari hembusan ac di kulit ku.

" Sweety buka paha mu . " Dia menurut dan aku mulai medekatkan wajah ku ke liang nya yang basah. Sangat harum saat hidung ku bersentuhan dengan g spot nya.

" Ahhh. Kakak...ahh." Dia meracau sambil menggerakkan kepala nya ke kiri dan kanan. " Kak Daveeeee aku keluar." Aku merasakan milik Fania berkedut di lidah ku.

" Swetty, kamu juga harus melakukan yang sama dengan juniorku." Ujarku sambil menciumi sekujur badan nya dan dia kembali mengerang.  Dengan perlahan dia mendorongku agar terlentang, dia mulai merangkak mendekatkan wajah nya ke batang ku yang mengacung tegak.  Awal nya dia memegang milikku dengan ragu kemudian bibir mungil nya mulai mengulum kejantanan ku.

" Oh. Yes. Ini nikmat Sweety." Racauku sambil mendorong tengkuk nya maju mundur.  Aku segera menarik vagina nya ke arah wajahku dan menjilati klitoris nya.  Kami saling berlomba mengulum daerah sensitif kami.  Beberapa kali dia meracau hingga akhir nya mengejan di atas ku.  Dia orgasme lagi rupa nya.  Klitoris nya sudah membengkak dan memerah karena rangsangan lidahku.

Aku menindih kembali tubuh nya dan BLESSSS Junior ku masuk dengan lancar di miliknya yang semakin basah namun masih sempit menjepit. " AHHHH..AHH KAK. terusss lebih cepattt ahh akhhhh kak Dave." Dia terus meracau dan mendesah saat aku menusukkan junior ku lebih cepat. Kami mengerang bersamaan.

" Kakak nakal ya. Ganggu aku lagi tidur." Rajuknya pada ku.

" Tapi suka kan bukti nya kamu ketagihan." Kata ku menggoda.

" HUEKKK HUEKKK HUEKKK." Fania tiba-tiba mual dan muntah di wastafel. " Mual kak." Rengek nya pada ku aku merasa kasihan pada nya karena dia sudah mual dan muntah selama beberapa hari ini.

" Kamu udah makan belum?" Dia hanya menggelengkan kepala nya.

" Antar aku pulang kak. Bukan nya nanti malam kita mau makan sama papa dan mama di rumah kakak " Kata nya lagi.

" Baik lah sweety. Sini aku gendong." Sahutku lalu menggendong nya. Fania langsung mengalungkan tangan nya ke leher ku.

Orang tua ku sangat menyukai Fania. Terlebih lagi mama yang antusias. Membicarakan pernikahan kami.

" Maaf ma  pa. Fania mau ke toilet dulu." Gadis itu membuatku cemas dia sudah muntah 5 kali di apartemen ku tadi siang dan sekarang dia terlihat pucat.

" Pa Ma.Dave lihat Fania dulu." Ujarku sambil menyusul Fania. " HUEK HUEK HUEK HUEKK." Seperti dugaan ku dia muntah lagi.

" Are you okay sweety?" Tanya ku sambil mengelus punggung nya.

" Aku mual kak. " Ucap nya lirih." HUEKKK HUEKK." Dia kembali muntah.

" Fania kenapa Dave?" Tanya mama ku rupa nya beliau menyusul.

" Dave ga tau ma. Dia udah muntah 7 kali hari ini."

" Dave. Kita bawa Fania ke dokter. Mama akan suruh papa mu telepon Damar." Kata mama ku lagi.

Aku menggendong nya karena Fania terlihat lemas saat ini.

@ RS

" Selamat tuan Dave, nyonya Fania sedang hamil." Aku terkejut mendengar perkataan dokter." Tuan Dave mau melihat bayi nya?" Tanya dokter itu lagi pada ku. Aku papa mama dan kak Damar melihat monitor di mana bayiku masih berupa titik putih. Dua atau tiga minggu perkiraan kehamilan nya. Ah rupa nya aku tokcer juga bisa langsung menghamili nya.

" Tuan Dave, karena nyonya Fania sedang hamil muda sebaik nya jangan berhubungan intim dulu sampai rahim nya kuat." Perkataan dokter membuatku kesal. Bagaimana mungkin aku bisa tahan bila berdekatan dengan gadis ini. Terlihat papa ku tersenyum jahil dengan mama ku. Sementara kak Damar hanya diam.

Orang tua ku dan  kak Damar langsung sepakat memajukan pernikahan kami 2 minggu lagi.

Fania POV

Lagi-lagi aku merasa mual. Aku berlari ke dapur setelah pamit ke orang tua kak Dave.
" Are you okay sweety?" Ah rupa nya kak Dave menyusul ku.

" Aku mual kak." Rajukku pada pria ku. Ah sejak kapan aku seposesif ini pada nya..Aku muntah lagi dan terdengar suara mama namun aku tak memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba kak Dave menggendong ku ke mobil.

@ RS

Sudah ada kak Damar menunggu kami. Kak Dave masih menggendongku masuk ke ruangan dokter dan membaringkan ku ke ranjang praktek. Seorang suster membubuhkan cairan jel di perut ku.

" Selamat tuan Dave nyonya Fania sedang hamil." Aku melihat mereka semua bahagia. Ah kak Damar apa yang di pikirkan nya. Aku melihat kak Dave sangat bahagia hingga dokter berkata. " Tuan Dave karena nyonya Fania sedang hamil muda sebaik nya jangan berhubungan intim dulu sampai rahim nya kuat." Aku tertawa dalam hati. Kak Dave sangat mesum bahkan kami bisa berhubungan sebanyak 3 kali sehari dengan jarak 2 hari. Setidak nya bagus karena aku akan lelah bila melayani nafsu nya.

Author POV

Fania merasa lelah mempersiapkan pernikahan sembari menyelesaikan skripsi nya. Di tambah dengan mual yang dia rasakan. Untunglah Dave selalu datang dan membantu nya. Papa Dave memberi izin putra nya untuk pulang setengah hari karena Dave bisa menyelesaikan nya dalam waktu setengah hari.

" Kak.  Mau makan mangga muda ga. " Fania sedang memakan rujak saat pria itu datang.

" Eh itu kan pedas dan asam sweety. Apa kau yakin dia tidak apa-apa?" Tanya Dave bingung.

" Itu bawaan bayi den. Non malah kemarin makan stoberi." Kata bi Sumi saat masuk ke ruang tamu. Dia membawa cemilan dan minuman untuk Dave.

" Halo my baby. Ini papa mu, yang baik di dalam sana. Jangan menyusahkan mama mu." Ucap Dave sambil mengecup perut Fania.

" Kakak...Elus punggung ku." Pinta Fania manja.

" Eh baby. Mama mu cemburu karena papa lebih memperhatikan mu." Kikik Dave membuat Fania mencubit perut Dave.

" Ayo sini kakak elus punggung mu." Sahut Dave lagi.

" Kakak besok aku ke kampus untuk bimbingan skripsi. Mudah-mudahan tidak banyak revisi."

" Memang kapan pengajuan sidang skripsi nya? " Tanya Dave sambil melihat laptop Fania yang menyala.

" Tanggal 28 Agustus 4 bulan lagi." Kata Fania singkat.

" Kakak bantu ya?" Kata Dave akhir nya.

" Ketikin yang aku stabilo kak. Nanti kalau sudah sebar kuisioner kakak bantu olah data ke spss ya?"Pinta Fania.

" Iya sweety pasti kakak bantu."

" Kakak.. Mau makan ayam bakar.." Sahut Fania sambil mengelus perut nya.

" Ya udah. Ganti baju sana. Kita makan ayam bakar yang lagi hits." Kata Dave sembari mengsave data dan mematikan laptop Fania. Dalam hati dia bersyukur karena ngidam nya Fania ga yang aneh-aneh masih bisa di cari.

Dimas dan Cyntia yang awal nya di ajak menolak.  Karena mereka mengerti nona nya butuh privasi.

Fania juga kadang membantu Dave di pekerjaan nya. Ya pria itu harus mengakui bahwa gadis nya ini sangat cerdas. Hanya dia kasihan melihat Fania kadang terbaring seharian akibat mual dan lemas. Dave pun kadang menginap karena Fania tidak bisa tidur bila belum di peluk oleh Dave.

*********

Hari H pernikahan Dave dan Fania.

Fania terlihat cantik dengan gaun pengantin berlengan pendek dan ekor gaun setengah meter.  Gadis itu juga memakai tiara berhias berlian dan kerundung yang menambah kesempurnaan tampilan nya.  Dave tidak memperbolehkan nya memakai heels karena takut membuat kaki Fania bengkak, apalagi dia sedang membawa bayi mereka di dalam perut nya yang masih datar.  Jadilah tinggi badan mereka yang jomplang.  Dave seperti raksasa sementara Fania adalah kurcaci nya.

Damar menuntun Fania menuju altar dengan Dave yang sudah menunggu dengan pendeta yang akan mengesahkan nya pernikahan mereka. Pihak dari catatan sipil di datangkan juga ke gereja.

Dave juga terlihat tampan dan gagah dengan setelan tuxedo putih nya. Di saku kiri jas nya terselip sapu tangan berwarna marron.

Setelah sumpah pernikahan dan tukar cincin. Pendeta berkata " Anda boleh mencium pengantin nya."  Dave membuka kerundung Fania, setengah menunduk kemudian lelaki itu mencium kening istri nya lembut dan dalam.

Pemberkatan telah usai. Sang mempelai berfoto dengan pendeta dan keluarga inti sebelum menuju hotel tempat resepsi di adakan pada sore hari.  Masih tersisa 6 jam untuk beristirahat.

Damar sudah pindah ke rumah nya 3 hari sebelum pernikahan Fania, karena sesuai wasiat orang tua mereka yang mengharuskan Fania tetap tinggal di sana.  Orang tua Dave juga memaklumi, karena biar bagaimanapun mereka juga memiliki anak perempuan.

" Kak. Mau martabak telur." Kata Fania saat mereka sedang beristirahat di kamar hotel setelah selesai pemberkatan.

" Ya udah.  Kakak telepon orang kakak dulu."

" Dua porsi ya?" Kata Fania lagi sambil berbaring dengan daster nya.  Tidak memakai bra karena wanita itu merasa sesak dengan payudara nya yang semakin membesar.

Melihat kedua puting yang menyembul itu membuat nafsu Dave bangkit, lelaki itu membaringkan tubuh di sebelah istri nya dan mulai mencumbu Fania.

" Kakak...Aku cape." Keluh Fania saat Dave meremas payudara nya.

" Oh ayolah. Sweety.  Kakak kan udah puasa 2 minggu. Lagian dua hari yang lalu waktu kita ke dokter Bram( dokter kandungan Fania), juga udah boleh asal kakak pelan dan lembut main nya.

" Beneran kakak bakal pelan?" Tanya Fania yang di jawab anggukan pelan suami nya.  Dave mulai membuka daster dan cd istri nya.

" Wow. Sweety. Mereka jadi membesar." Ujar Dave sambil meremas dan mengulum payudara Fania.  Dave jelas menyukai nya dan dia berjanji akan membelikan bra hamil sebanyak 2 lusin agar istri nya merasa nyaman saat berpergian.

Mereka melakukan posisi woman on top, karena Dave tidak mau menindih perut Fania.  Lelaki itu menggerakkan bokong nya dan kedua tangan nya memegang bokong Fania membantu istri nya bergerak.  Sesuai janji nya, lelaki itu bergerak dengan lembut dan pelan.  Erangan bersahutan memenuhi kamar hotel, hingga Dave mencabut kejantanan nya serta mendorong Fania terlentang dan menyemburkan sperma nya di perut istri nya.

Dave menggendong Fania ke kamar mandi dan membersihkan tubuh kedua nya.  Setelah selesai dan berpakaian, terdengar ketukan pada pintu hotel.  Dave membuka nya dan terlihat Dimas supir Fania membawa dua kantung plastik.

" Tuan. Ini martabak nya sama minuman ringan. Tadi saya ketemu mas Bima kata nya non Fani ngidam martabak.  Jadi saya  sama mas Bima sama-sama nyari." Jelas Dimas.

" Oh thanks ya. Dim. Tunggu bentar. Saya ganti uang kamu."

" Oh. Tuan Leo udah kasih saya uang setelah saya sampai di sini. Oh iya kata nyonya Ivanka. Make up artis nya akan datang satu setengah jam lagi. Saya permisi dulu tuan Dave." Pamit Dimas.

Sepeninggal Dimas, Dave menghampiri istri nya yang mulai asyik mengunyah martabak nya.  " Ah. Sweety.  Jadi hamil ya. Yang bisa buat kamu terus makan. Kalau begitu kakak bakal hamilin kamu terus tiap 2 tahun. " Dave senang melihat nafsu makan Fania yang meningkat.  Setidak nya istri nya tidak akan terlihat kurus.

" Iya. Kakak yang bantu bawa perut buncit nya ke mana-mana.  Kalau itu aku mau." Fania kesal mendengar Dave yang ingin dia hamil 2 tahun sekali.  Dave meringis mendengar Fania yang mulai galak selama hamil ini.  Tampak nya dia harus banyak bersabar sampai bayi mereka lahir.  'Sabar Dave. Nama nya hormon kehamilan.' Ucap Dave dalam hati nya.


Fania telah selesai bersiap untuk resepsi nya.  Dan  gaun untuk resepsi berbentuk kemben dan ekor gaun semeter dan berhias kristal svaroski. Rambut nya di sanggul setengah dan tata menyamping.

Keponakan mama Ivanka yang masih sma menjadi bridemaid nya Fania.  Karena tinggi gadis itu lebih pendek dari Fania sementara keponakan jauh papa Leo yang masih kuliah menjadi bridemaid nya Dave.

Kakak perempuan Dave, Vero yang ikut suami nya Chris menetap di Belgia, menyempatkan pulang ke Indonesia bersama suami dan kedua putra putri nya.  " Woww. Apa ini benar adikku.  Oh sial sekali Fania yang menjadi istri mu. Dik."

" Kenapa harus sial kak. Sebentar lagi aku akan jadi papa.  Dua langsung." Ucap Dave sembari mengelus perut istri nya. Ya mereka baru jelas melihat 2 titik di layar monitor saat memeriksakan kandungan Fania dua hari yang lalu.

" Oh my. Jadi  adikku ini tokcer juga ya?" Sahut  Vero sambil tertawa membuat Fania tersipu malu.

" Oh lihatlah. Kak Vero membuat pengantinku merona." Ucap Dave sambil memeluk istri nya.

" Uncle Dave. Jadi ini aunty kami.  Cantik sekali. " Seru seorang gadis berusia 4 tahun dengan riang. Kalau saja tidak di tahan kakak nya balita itu mau menerjang aunty nya.

" Seren. Jangan terjang aunty Fani. Ada dede dalam perut nya." Ya anak tertua Vero , Raka yang berusia 7 tahun sudah cukup mengerti saat mendengar percakapan mommy dan uncle nya.

" Dede bayi?" Tanya Seren bingung sampai Vero harus menjelaskan nya perlahan.

" Bukan nya harus menikah dulu baru ada dede bayi nya?" Doeng...pertanyaan Seren membuat semua nya terdiam. Tidak mungkin kan mereka mengatakan uncle nya menaruh 'saham' dulu di perut aunty nya.

Untunglah situasi canggung itu terselamatkan oleh kehadiran Jerikho keponakan Monica calon istri Damar yang berusia 6 tahun, anak dari kakak laki-laki nya menuju ke tempat mempelai dan usil  nya mencubit pipi Seren yang menurut nya imut.  Sontak saja gadis kecil itu meraung karena sakit.

Jerikho dengan tenang menghampiri Seren yang masih menangis dan menempelkan bibir nya ke tempat yang tadi di cubit oleh nya.  Berhasil gadis kecil itu menangis namun sedetik kemudian dia mendorong Jerikho yang tidak bergeser sedikitpun dari tempat nya.  Para orang dewasa tertawa melihat kelakuan dua bocah itu.  Ketara sekali Jerikho menyukai Seren.

" Oh seperti nya aku bakal berbesan dengan keluarga Ferdinand." Sahut seorang wanita. Melania, istri dari kakak laki-laki Monica.

" Ya melihat kedua nya aku setuju dengan mu." Sahut Vero kemudian kedua mama itu berkenalan dan berumpi ria.

Resepsi telah usai. Dave dengan tidak sabar menggendong pengantin nya menuju kamar hotel.  Tentu saja perlakuan Dave menimbulkan decak kagum dan gelak tawa dari sebagian keluarga yang masih berada di ball room hotel.

Tbc


Yups kelar juga part 5 nya. Dengan penuh perjuangan dan tingkat kemesuman yang akut...Mudah-mudahan cepat kelar karena ide cerbung sudah mengantri.  Sampai jumpa di part selanjut nya. Bye2x






Senin, 05 Maret 2018

Healing Me~part 4

Hai balik lagi dengan author gaje. Ini cerbung rate 17+++ mohon kebijaksanaan pembaca.

Part 4~ Puzzle of truth

Author POV

Dave terus mencium bibir Fania. " Kakak.." Panggil Fania lirih. Dave paham kalau gadis ini lelah karena sudah mengeluarkan cairan nya dua kali.

" Ssst sweety kakak tau kamu lelah kamu diam saja biar kakak yang bergerak." Kata Dave sambil memaju mundurkan bokong nya. Fania tersenyum dan Dave balas tersenyum. Pria itu merasa bahagia karena telah kembali ke kodrat nya.  Bagian intim Fania mencengkram junior Dave kuat membuat Dave mempercepat gerakan nya hingga akhir nya kedua nya mengerang bersamaan. Fania langsung tertidur sementara Dave beranjak ke kamar mandi dan membasahi handuk kecil dengan air hangat. Dave dengan lembut membasuh daerah sensitif Fania dan pria itu tersentak
mendapati bercak darah di handuk itu.

" Bukan nya dia sudah tidak perawan lagi kenapa masih ada bercak darah. Jadi tadi itu apa yang aku rasakan." Gumam Dave pada diri nya sendiri. " Dia begitu cantik bahkan saat tidur." Sahut Dave memuja Fania dia merasa ngantuk setelah permainan panas mereka selama 1 jam. Dave menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.

Fania POV

Aku kurang dapat melihat dalam cahaya temaram ini. Namun ini bukan kamar ku. Aku mencoba bangun namun tubuh ku terasa lemas sekali. Bagian intim ku terasa panas dan nyeri. Akhir nya aku melirik sekilas dan melihat seseorang tidur di samping ku. Seorang pria dan aku tersadar kalau itu kakak Dave. Jadi kami telah melakukan 'itu'.

Aku merasa bahagia ternyata Kak Dave bisa melihatku sebagai seorang wanita dan menyembuhkan ketakutan ku terhadap pria bukankah itu bagus? Tapi kenapa aku menangis.

Dave POV

" Hiks hiks hiks."  Sayup-sayup aku mendengar suara wanita menangis. Aku membuka mata dan melihat Fania berbaring di sebelahku.

" Maafkan aku kalau aku melakukan nya sebelum kita menikah." Aku membantu nya duduk dan memeluk tubuh mungil nya." Kalau perlu aku akan menikahi mu secepat nya..Sweety. Terima kasih telah mengembalikan kodrat ku sebagai laki-laki. Aku mencintai mu." Aku mengecup dahi nya lembut dan dia berhenti menangis.

" Aku juga mencintai kakak dan ingin menjadi milik kakak seutuh nya." Aku bisa mendengar sedikit kekhawatiran di nada suara nya. Aku melihat jam di dinding menunjukkan angka 2 pantas saja dia cemas karena ini bukan rumah nya. Oh iya mana hape ku. Aku menarik jas dan mencari-cari benda itu. Oh my 300 miscall dan 100 pesan. Masing-masing dari papa mama dan calon kakak ipar ku.

Isi pesan nya beragam namun satu inti nya kami berada di mana.

" Sweety. kakak lihat hape kamu ya?" Tanya ku pada nya.

" Ada di tas tangan ku kak." Ucap nya sambil menggapai tas tangan di nakas samping tempat tidur ku.

Iphone Fania tak kalah dasyat 500 miss call dan 200 pesan. 2 no tak di kenal yang aku tau itu no orang tua ku. Kak Damar. Dimas dan Cyntia siapa mereka. Tanyaku dalam hati.

" Sweety. Kakak akan tanggung jawab dengan perbuatan kakak. Biar kita hadapi berdua. Eh tepat nya biar kakak yang hadapi semua nya. " Ucapku sambil memeluk nya.

Dia merebahkan kepala nya ke dada bidang ku. Kulit kami saling bersentuhan dan nafas nya yang berhembus terasa menggelitik apalagi tangan halus nya mengelus perut ku yang berkotak-kotak hasil latihan ku 5 tahun terakhir saat aku senggang. Oh shitt, nafsu ku kembali bangkit.

" Kakak 'itu' nya bangun lagi." Perkataan Fania membuatku terkesiap. Aku memandang muka nya yang kembali memerah. Ah, calon istri ku yang manis.

" Sweety, dia minta jatah lagi dari mu." Sahut ku sambil merebahkan tubuh kami berdua. Kali ini dia tidak menangis saat milik ku memasuki bagian intim nya. Aku bisa mendengar suara mendesah nya saat ciuman ku mendarat di titik sensitif nya. Bahkan sekarang dia bisa mengimbangi gerakanku di milik nya yang masih terasa sempit bagi ku.

" Kak Daveeee aku keluarrrrr, Ahhhhhhh." Dia berteriak dan aku merasakan milik nya berkedut dan menjepit kejantanan ku ketat. Aku memejamkan mata akibat sensasi yang muncul ini. Nampak nya aku yang mengendalikan permainan ini.

Fania POV

Aku merasakan punya kak Dave kembali mengacung tegak dan nafas nya tak beraturan saat aku menyandarkan kepalaku di dada atletis nya. Oh lihat perut nya memang six pack begitu kekar pantas saja stamina nya kuat. Tangan ku menyusuri 'roti sobek' kak Dave.

" Kakak 'itu' nya bangun lagi." Aku melirik ke arah selangkangan nya yang tertutup selimut.   Ah besar sekali pantas saja aku kesakitan tadi.  Aku jadi teringat milik Satya yang memperkosaku saja tidak sebesar ini.

" Sweety, dia minta jatah lagi dari mu." Aku merasa bahagia saat kak Dave memanggilku sweety ah mukaku pasti memerah. Dia merebahkan tubuh kami, mungkin tubuh ku sudah banyak menerima rangsangan jadi punya kak Dave tidak sakit saat memasukiku lagi . Ah kenapa rasa nya nikmat sekali. Aku tak kuat saat Kak Dave terus menciumi leher dan payudara ku.

" Kak Dave aku keluarrr." Jeritku saat mencapai puncak nya. Aku melihat kak Dave masih segar. Ah kenapa pria ini begitu kuat di ranjang. Aku diam saja membiarkan dia berkuasa di atas tubuh ku.

Author POV

Dave mengecup kening Fania saat permainan mereka usai. Pria itu menggendong Fania untuk membersihkan diri karena gadis itu sudah terlalu lelah untuk bangun.

" Kita tidur sudah subuh sekarang. Besok pagi mereka pasti mencari kita." Kata Dave sambil mengelus rambut Fania.

" Kakakkk..." Panggil Fania manja.

" Ada apa sweety. Jangan menggoda ku atau kita tidak tidur sampai pagi." Ucap Dave sambil mencubit hidung Fania.

" Terima kasih karena dulu kakak selamatin aku." Ucap Fania sambil memeluk Dave.

" Eh Sweety lihatlah perbuatan mu." Dave menunjuk junior nya yang kembali tegak membuat Fania terkejut karena Dave sudah berada di atas nya lagi." Ini hukuman mu karena sudah membangunkan junior ku lagi." Dave kembali mencium telinga Fania membuat gadis itu mendesah. " Kakak aku milikmu." Fania tersipu saat mengatakan itu.

Dave dan Fania membersihkan diri sebelum mereka akan di sidang oleh orang tua dan kakak Fania. Fania mengenakan kemeja Dave yang memang tersedia di apartemen pria itu untuk menutupi tubuhnya dari mini dress yang seksi itu. Sekarang pukul 8 pagi.

" Kita makan dulu ya..Setidak nya perut kita harus terisi saat kita di sidang oleh mereka." Tawar Dave pada Fania. " Aku juga ingin membicarakan beberapa hal dengan mu sweety. Satu tentang pekerjaan ku dan satu tentang Arnold."

" Baiklah kita makan dulu. Aku mau makan mie ayam spesial. Kakak tidak apa jika kita makan di kedai mie biasa." Ajak Fania.

" Hmm aku belum pernah makan di tempat seperti itu. Tidak ada salah nya aku mencoba nya." Kata Dave akhir nya.

Dave mengantarkan Fania ke rumah gadis itu. Dia tidak melepaskan tangan nya dari Fania saat mereka memasuki rumah.

" Dari mana saja kalian?" Tanya papa Dave saat melihat kedua nya. Sementara mama Dave tersenyum saat melihat genggaman putra nya di tangan calon menantu nya. Mata nya menangkap bekas kissmark yang ada di leher Fania. Dalam hati nya dia lega karena putra nya sudah normal kembali. Tapi tetap saja dia akan menjewer nya di rumah karena sudah menyentuh Fania sebelum waktu nya.

" Ini semua salah Dave, pa, ma, kak Damar. Jangan salahkan Fania." Ucap Dave lantang.

" Dave, Fania itu adik kakak kalau sampai ada apa-apa. Kamu harus bertanggung jawab." Kali ini Damar yang berbicara, nada suara nya terdengar seram namun Dave berusaha biasa saja.

" Justru saya akan bertanggung jawab kalau perlu nikahkan kami secepat nya."Plong itu yang di rasakan Dave saat mengutarakan niat nya.

" Kamu serius nak ingin menikah secepat nya?" Tanya mama Dave lembut dan pria itu mengangguk. Fania masih berlindung di belakang Dave.

" Tapi kalian tau kalau kakak dulu yang harus menikah baru kalian bisa menikah." Kata Damar lagi.

" Nak Damar seperti nya anak saya sudah jatuh hati dengan adik anda. 9 bulan waktu yang cukup untuk mempersiapkan  pernikahan mereka." Kata papa Dave menengahi. 

Mama Dave berjalan menuju Fania dan mengajak nya berbicara. " Sayang. Kapan kamu kelar haid nya?" Tanya mama Dave lembut.

" Saya baru kelar haid 7 hari yang lalu tante." Jawab Fania bingung.

" Panggil mama aja sayang. Sebentar lagi kan kamu jadi istri Dave." Jawab Mama Dave sambil terkekeh. Dave berfikir sejenak dan menghela nafas. Ternyata mama nya tau kalau dia sudah melakukan itu.

" Sayang lebih baik kita tunggu dulu 2 minggu lagi. Baru kita bicarakan apa pernikahan ini harus di percepat atau sesuai rencana 9 bulan lagi." Pungkas mama Dave membuat ketiga pria itu tersentak.

" Apa maksud perkataan mu. Ma?" Tanya papa Dave.

" Oh ayolah pa. seorang pria dan wanita menghabiskan malam berdua. Kalian bisa tebak sendiri kan apa yang di lakukan saat melihat muka mereka yang seperti orang tidak tidur semalaman." Ucapan mama Dave membuat papa Dave dan Damar menganga.

" Dave, bilang sama papa kalau yang di katakan mama mu tidak benar." Bentak papa Dave sementara Damar terlihat shock.

" Maafin Dave pa. Dave sudah melakukan nya pada Fania." Sesal Dave.

Pria paru baya itu menghampiri Dave membuat nya merasa ngeri.

Dave POV

Situasi ini membuatku ngeri, meskipun aku mengatakan pada gadisku kalau akan menghadapi nya sendiri, tetap saja aku merasa ngeri melihat tatapan kedua pria yang seakan akan mencabikku. Ayolah Dave kau yang berbuat kau juga harus berani menghadapi nya. Papa ku semakin mendekati ku dengan tatapan yang sulit di artikan. Srekkk Apa ini ku kira aku akan di hajar tapi sekarang papa memelukku.

" Dave sayang..Papa senang karena kamu sudah normal." Papa ku menangis dan aku tak kuasa menahan tangis ku juga.

" Maafin Dave pa kalau selama ini Dave ngecewain papa dan mama. Dave minta maaf. Pa.Ma." Aku menangis di pelukan papa ku.

" Iya papa maafin tapi..." Aku heran mendengar perkataan tapi papa ku yang terpotong.

" Tapi apa pa?" Tanya ku.

" Tapi kamu harus di hajar Dave....bisa-bisa nya kamu menyentuh Fania sebelum kalian menikah." Papa menjewerku di kuping kanan dan tak lama mama ikut-ikutan menjewerku di kuping kiri.

" Aduh sakit pa ma. Dave kan sudah bilang akan menikahi nya." Aku meringis.

" Maafkan kekurang ajaran anak saya pada adik anda." Papa ku berbicara dengan calon kakak iparku dengan masih menjewerku. Aku merasa malu apalagi di depan gadis yang ku cintai.

" Baiklah lagipula semua sudah terjadi. Adik saya juga seperti nya menyukai putra anda pak Leo." Perkataan kak Damar melepasku dari jeweran ini aku langsung mengusap kedua telinga ku yang terasa perih dan panas.

" Kami pamit pulang dulu. Dua minggu lagi kita baru membicarakan ini." Kata papa ku akhir nya.

" Ya silahkan."

" Dave kau mau pulang sekarang atau tidak?" Tanya papa ku karena aku masih terlihat betah di sini.

" Eh Dave ikut pulang. Oh iya Dave mau bicara sebentar dengan Fania." Ucapku sambil menghampiri Fania.

" Sweety. Kakak pulang dulu ya. Istirahat ya kamu nanti sore kakak kemari lagi." Aku meraih punggung tangan kanan nya dan mengecup nya lembut.

" Iya kak, kakak juga hati-hati bawa mobil nya." Ucap nya malu-malu.

Fania POV

Aku mengganti baju ku dan menuju ruang kerja kak Damar. Bagian intimku masih terasa nyeri sedikit. Aku merasa takut menhadapi nya sekarang. Pasti dia kecewa pada ku.

" Kak Damar. Dede minta maaf kalau dede ga bisa jaga diri dede." Cicitku pada nya.

" Kakak memang marah dan kecewa,  sayang. Namun semua sudah terjadi. Lagipula kakak lihat Dave sangat mencintai dede jadi kakak bisa tenang melepas dede pada nya."

" Terima kasih kak." Sahut ku sambil memeluk nya.

" Oh iya de. Apa Dave mengatakan sesuatu yang aneh pada dede?" Tanya kakakku dan aku menggeleng.

" Kak.Nanti sore kak Dave akan datang dan dia meminta bantuan dede mengenai pekerjaan nya. Dede rasa ini bagus karena dede berniat terjun dalam dunia bisnis."
Ucapku lagi.

" Hm seperti nya bagus juga. Kakak rasa dede tidak memberi bantuan dengan cuma-cuma. Apa yang dede inginkan dari Dave." Tembak kakakku. Duh tahu saja niat licikku.

" Dede minta bantuan untuk menyebarkan kuisioner pada 110 orang dan mengolah nya ke program spss."

" Sudah kakak duga. Memang nya skripsi dede sampai mana ?"

"Hari senin dede ketemu dosen pembimbing untuk menyerahkan bab 2 dan kamis ketemu lagi kalau tidak ada revisi lanjut ke bab 3." Sahut ku lagi.

"Tidur lah dede kelihatan lelah." Kata kakakku lagi.

Dave POV

Aku memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua ku. Hmm Arnold sedari kemarin juga tidak menghubungi ku. Pasti dia marah besar pada ku. Aku harus mencari cari memutuskan hubungan kami tanpa menyakiti nya. Sejak kapan kasur ku jadi empuk begini. Aku terbangun jam 2 siang karena lapar.

Aku menuju dapur dan melihat mama sedang melihat-lihat gaun pengantin di tabloid wedding, cepat sekali mama ku bertindak.

" Ma, Dave lapar." 

Mama ku mengalihkan perhatian nya pada ku sejenak dan berkata."  Mama masak ayam kecap ada di panci."

Aku mengambil nasi di rice cooker dan mangkuk beling untuk laukku. Masakan mama ku memang enak.

" Ma..Terima kasih atas semua nya ma. Dave berhutang banyak pada mama."  Mama ku hanya tersenyum dan mata nya berkaca-kaca. Aku tau dalam hati nya dia sangat bahagia karena aku telah kembali ke rumah.

" Ummm ma. Dari mana mama tau kalau Dave melakukan 'itu' pada Fania?" Tanya ku penasaran.

" Mama sudah hidup lebih lama daripada kamu sayang. Mama senang karena Fania gadis yang baik." Tiba-tiba aku teringat bercak darah itu dan mengatakan nya pada beliau. Mama ku hanya mengangguk paham.

" Dave setiap perempuan memiliki selaput dara yang berbeda. Mungkin saja punya Fania lebih elastis. Jadi bisa mengeluarkan darah saat berhubungan yang kedua kali nya. Apa lagi jarak nya sudah lama kan." Jelas mama ku, aku hanya mengangguk paham.

" Ma. Dave mau pergi ke rumah Fania."

" Eh kalian bahkan belum lama berpisah dan kau sudah rindu pada nya." Ucap mama ku menggoda.

" Ada beberapa hal yang perlu Dave bicarakan. Dave merasa dia gadis yang cerdas." Sahutku lagi.

" Baiklah tapi jangan menyentuhnya lagi." Ancam mama ku. Tapi aku merasa ancaman nya seperti main-main.

" Eh entahlah ma kalau untuk itu Dave tidak berani janji." Ucapku sambil berlari.

" DAVEEEEEEEE JANGAN LAKUKAN ITU." Teriak mama ku kemudian tertawa.

Rumah Fania

Author POV

Fania sedang mengerjakan skripsi di lap top nya karena Dave sudah berada di jalan. Puluhan buku , kertas bertebaran di ruang keluarga Fania. Dia sedang membuat contoh kuisinoer untuk metologi penelitian nya. Cyntia dan Dimas hanya menggelengkan kepala melihat nona nya stress.

" Nona, tuan Dave sudah datang." Cyntia sampai harus mengguncangkan tubuh nona nya karena tak menyadari kehadiran pria itu.

" Suruh duduk . Aku sedang sibuk." Ucap Fania singkat. Dave perlahan menghampiri Fania yang sedang berkutat pada laptop nya.

" Sweety. Kau terlihat stress." Ucap Dave membuat Fania menoleh pada nya. Bahkan saat memakai kacamata Fania masih terlihat cantik.

" Sini kakak lihat." Sahut Dave sambil melihat hasil ketikan Fania tak lama pria itu berkata. " Lebih baik kalimat nya seperti ini." Kata Dave sambil mengetik di laptop Fania. 15 menit Dave membantu Fania.

Setelah itu gadis itu membereskan semua buku dan berkas nya ke dalam satu tas besar. " Cyn. Tolong taruh di kamarku." Ucap Fania pada bodyguard nya. Dimas hanya diam mengawasi nona nya.

" Jadi ini yang membuat ku bingung." Kata Dave sambil mencolokkan flash disk nya. Fania melihat statistik penjualan yang menurun.

" Memang nya produk apa yang perusahaan kakak buat? Tanya Fania.

" Kami membuat food dan beverages. Ada beberapa item yang menurun. Dan itu produk minuman ringan merek AIDO( ngarang com) dan snack PIONTA ( ngarang.com). Fania melihat semua produk yang di hasilkan dari awal produksi 30 tahun yang lalu sampai sekarang.

" Kak kenapa ga di remake aja kemasan kedua nya. Mereka kelihatan ketinggalan zaman sama perlu ga di buat tag line baru. Dari sisi iklan harus menarik juga kak." Jelas Fania, Dave mengangguk paham.

Setelah berdiskusi 2 jam. Kriuk perut Fania berbunyi. Dave tertawa mendengar nya.

" Ayo pergi makan." Ajak Dave.

" Boleh mereka ikut?" Tanya Fania.

" Boleh saja." Kata Dave lagi

" Kak kami ganti baju dulu. Dim.Cyn. jangan lama-lama."

" Biar saya yang bawa mobil nya tuan." Dimas menawarkan diri dan Fania mengangguk pada Dave.

Dimas dan Cyntia duduk di depan sementara Dave dan Fania di belakang.

" Mau makan di mana tuan?" Tanya Dimas pada Dave.

" Kita makan di resto jepang saja. Tahu restoran xxxxxx ga?" Tanya Dave pada Dimas. Dimas berfikir sejenak dan mengangguk.

" Nona kami tunggu di mobil saja." Kata Dimas dan Cyntia serempak.

" Kalian ikut dan ini perintah." Sahut Fania membuat kedua nya menunduk.

" Tapi nona..."

" Kalian dengar kan tadi Fania bilang apa. Ini perintah." Dave memotong ucapan Dimas.

" Kalian bekerja untukku. Jadi kalian juga harus berada di dekat ku." Kata Fania lembut membuat kedua nya berkaca-kaca.

" Ayo gue udah lapar." Sahut Dave kepada kedua nya.

Selamat datang tuan nyonya mau berapa orang. Seorang waitress menyambut mereka saat memasuki resto jepang itu.

" Untuk 4 orang." Sang waitress menunjukkan tempat.

Ada paket  shabu-shabu spesial untuk 4 orang bisa up juga tuan.Kata waitress sambil menunjuk buku menu.

" Oke yang ini saja minum nya apa?" Tanya Dave.

" Ada teh ocha atau air putih."

" Dua dua nya saja." Sahut Fania.

" Dim Cyn santai saja tak usah segan kalian harus membiasakan berada di dekat kak Dave" Ucapan Fania membuat kedua nya lega.

" Hmm Sweety aku ingin meminta pendapat mu tentang Arnold." Kata Dave ketika mereka menunggu pesanan.

" Hmm boleh aku liat foto nya?" Tanya Fania lagi Dave mengirimkan foto pria itu ke iphone Fania. Gadis itu merasa pernah nelihat Arnold tapi dia lupa kapan dan di mana.
" Cyn. Dim. Kita pernah liat orang ini kan ya?" Tanya nya pada kedua orang itu.

" Ah nona ini pria brengsek yang menggoda ku." Adu Cyntia membuat ketiga nya



Yups kelar juga part 4 nya. Dengan penuh perjuangan dan tingkat kemesuman yang akut...Mudah-mudahan cepat kelar karena ide cerbung sudah mengantri.  Sampai jumpa di part selanjut nya. Bye2x







Healing me part 3

Hai2x ketemu lagi dengan author gaje. Ingat rate cerbung ini 17++ mohon kebijaksaan pembaca.

Part 3~ Turn back normal 

Author POV

Fania sangat terkejut saat Dave marah pada nya.   Sepanjang perjalanan pulang gadis itu hanya terdiam.  Setelah sampai ke rumah Bi Sumi menawarkan nya makan.

" Makasih bi. Aku sudah kenyang seperti nya aku ingin buat kue saja." Sahut gadis itu lemas.

Fania sedang mencampurkan coklat saat Cyntia memasuki dapur dan memarahi nya.
" Nona kenapa nona tidak mengabari saya kalau nona pergi."

Untung lah adonan Fania sudah siap untuk di mixer sehingga perhatian gadis itu teralihkan. " Maaf Cyn. Aku lupa." Sebenar nya Fania terkejut saat Dave mencium nya tadi sehingga dia lupa mengabarkan Cyntia dan Dimas.

" Apakah tuan Dave baik sama nona?" Tanya Cyntia menggoda nona nya.

" Ya dia baik. Hey..apa maksud mu menanyakan hal itu?" Sahut Fania sebal.

" Apa nona sedang membuat resep baru?" Tanya Cyntia lagi.

Fania POV

Heee, lihatlah cepat sekali mood gadis ini berubah. " Non di panggil tuan Damar." Perkataan bi Sumi memecahkan konsentrasi kami.

" Bi ini sudah ku atur alarm nya." Sahut ku sambil menuang adonan ke cetakan kue dan menyetel oven ku.

" Biar bibi yang bereskan.." kata nya lagi.   Aku mengangguk dan melangkah kearah ruangan kantor kak Damar.

" Kakak memanggilku?" Tanyaku setelah duduk di sofa.

" Bagaimana dengan Dave..Apakah dia baik sama dede?" Tanya kakakku. Pertanyaan yang sama namun berbeda arti nya.

" Iya dia baik sama dede." Sahut ku singkat.

" Bagus lah kalau dia baik sama dede. Ada yang mau kakak bicarakan. Setelah kakak menikah, kakak tidak akan tinggal di rumah ini." Kata Damar pelan.

" Kenapa kak?" Tanya ku heran.

" Karena kakak akan tinggal di rumah kakak sendiri." Jawab Damar.

" Memang nya ini bukan rumah kakak ?" Tanya ku lagi.

" Bukan ini rumah dede. Papa dan mama sudah lama mewariskan nya pada dede." Jawab Damar mantap.

Flashback On

Damar yang saat ini baru kelas 1 smp berbincang-bincang dengan kedua orang tua nya.

" Damar ada yang ingin kami  bicarakan dengan mu." Sahut Papa Rico Gilbert. " Kami ingin mewariskan rumah ini pada adik kamu. Namun kamu jangan khawatir kami sudah mewariskan rumah yang lebih besar dari ini hanya tempat nya jauh dari sini."

" Kenapa kalian ingin mewariskan rumah ini pada dede." Tanya Damar yang di jawab senyuman oleh kedua orang tua nya.

" Ah Damar ingat. Karena Damar laki-laki jadi tidak masalah Damar tinggal di mana saat Damar nanti menikah " jawab Damar.

" Benar sekali nak. Perkataan mu. Kami hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua." Sahut Mama Graneta .

" Kalau menurut Damar. Papa dan Mama hanya ingin memastikan bahwa dede merasa nyaman karena tinggal di rumah orang tua nya."

" Benar sayang. Kodrat perempuan sedikit berbeda dengan laki-laki. Apabila perempuan itu beruntung mendapatkan suami yang sangat menyayangi diri nya. Maka nasib perempuan itu beruntung." Sambung mama Graneta lagi.

" Kalau begitu dede tidak usah menikah saja. Kita berempat sampai tua." Sahut Damar polos membuat kedua orang tua nya tertawa.

" Tidak bisa begitu juga nak. Kodrat manusia adalah menikah dan melangsungkan keturunan." Kata papa Rico

Flashback off

" Sekarang kakak baru mengerti maksud papa dan mama. De setelah dede menikah dede tetap tinggal di sini dan itu sudah tertulis di wasiat mereka. Jadi mertua dede tidak akan bisa menyuruh dede untuk tinggal bersama dengan mereka setelah dede menikah." Ucapan kak Damar membuatku bingung, seperti nya aku harus banyak membaca buku atau menonton  film tentang life after marriage.

Sebuah ketukan menyadarkan ku. Bi Sumi datang membawa nampan berisi kue dan seteko teh." Ini kue nya den, non."

" Ini resep baru ya de. Boleh kakak habisin." Sahut kak Damar sambil menggigit kue yang baru ku bikin tadi.

" Nanti setelah kakak menikah dede masakin siapa?" Tanyaku menerawang.

" Dede bisa masakin buat Dave." Sahut nya lagi. Ish lihatlah kakak ku malah asyik sendiri. Aku bingung mau menceritakan ke kak Damar atau tidak ya soal ciuman ku tadi.

" Ada apa de. Kenapa dede cemberut?"tanya Kak Damar.

" Kalau seandai nya kakak belok normal bagaimana kak?" Tanya ku memancing.

" Ya ga apa-apa bukan nya kodrat nya manusia itu berpasangan dengan lawan jenis nya." Jawab kak Damar enteng  Fixed jadi kak Damar ga keberatan adik nya melakukan lebih sekadar ciuman setelah aku menikah.

" Dede jangan terlalu khawatir 9 bulan waktu yang cukup untuk kalian saling mengenal." Sahut kakakku sambil menepuk kepalaku aku tidak tahan untuk memeluk nya. Meskipun sama-sama maskulin aroma kak Damar menenangkan ku sementara aroma kak Dave memabukkan ku. Aku memeluk nya hingga semua terasa ringan.

Dave POV

Aku sangat lelah setelah rapat sialan ini dan ingin cepat tidur. Ada apa dengan Arnold mengapa dia diam saja saat membuka pintu. Dengan langkah berat aku menuju kamar mandi dan menyalakan shower. Seluruh syaraf ku rileks saat air hangat menyentuh kulitku.

Aku bersiap untuk tidur namun isakan Arnolrd membuatku kembali terjaga. " Hon siapa gadis yang di foto bersama mu."

" Bisakah kita membicarakan nya besok. Aku sangat lelah." Aku menjawab Arnold dengan membentak dan dia terkesiap.

" Oh hon kau membentakku ." Dia semakin meraung.

" Please hon. Aku mohon bicarakan besok saja aku sangat lelah." Aku memejamkan mata tidak memperdulikan rengekan nya.

Aku terbangun jam 6 dan ku lihat Arnold masih tertidur , aku langsung menuju kamar mandi. Dengan perlahan ku tutup pintu apartemen kami setelah aku siap.

Aku meminta ekpreso untuk menyegarkan tubuh ku. Aku baru menyadari Zahra memiliki tubuh yang seksi seminggu yang lalu saat para karyawan pria bergosip di toilet dan aku harus menunggu di toilet untuk yang kedua kali nya sampai mereka kelar bergosip. Ternyata bukan hanya wanita yang senang bergosip. Jujur aku pernah melihat wanita-wanita yang nyaris telanjang namun aku tidak tertarik. Sorry ladies your not my orientation. Awal nya aku berniat untuk mengencani salah satu karyawan pria namun ku urungkan karena mereka pria normal.

Aku sibuk bekerja hingga papa ku datang. " Kau sudah makan nak?" 

Aku menggeleng " Dave delivery saja pa. Masih banyak pekerjaan yang harus Dave kerjakan."

" Tidak perlu nak. Mama mu sudah memasakkan sesuatu untukkmu." Sahut papa sambil meletakkan kotak bekal di meja ku. Ah mama memang yang terbaik.

" Dave papa ingin memberitahu jumat depan ada pesta dan kau harus membawa Fania ke pesta itu. Kalian harus tampil sebagai pasangan di depan umum." Kata nya lagi.

" Dave malas pa. Kenapa Fania tidak pergi bersama kakak nya." Aku berusaha memberikan argumen.

" Damar pergi dengan tunangan nya sekalian menyebarkan undangan pernikahan mereka." SKAK Aku tidak dapat membantah lagi.  Memang sejak kabar kedekatanku dengan Fania saham Ferdinand co meningkat sekian persen. Mungkin perjodohan ini tidak lah buruk.

Setelah 11 jam berkutat dengan pekerjaan aku melangkahkan kaki ke mobil. Cape sekali di tambah Arnold masih ngambek dengan ku. Aku harus meluruskan masalah ini.  Setelah mandi dan memakai piama aku berbicara dengan nya. Dia nampak ngambek denganku. Namun kami tidak dapat berbuat apa-apa. Karena keluarga kami menentang pernikahan sejenis.

" Apa yang terjadi dengan kita hon nanti nya?" Tanya nya lirih. Ah muka itu membuatku ingin mencium nya. Segera ku terkam tubuh nya dan ku ciumi seluruh tubuh nya, kami bermain kasar kali ini.

" Apa gadis itu tau kalau kau gay?" Tanya nya saat permainan kami usai.

" Ya dia tau." Jawab ku singkat.

" Apa dia tidak masalah dengan hal ini?" Tanya nya lagi.

" Dia gadis yang baik. Dan memang kadang pernikahan dalam dunia bisnis lazim terjadi. Pernikahan tanpa cinta." Ucapan ku meragu di kata tanpa cinta.

" Tanpa cinta?" Tanya Arnold lagi dan aku mengangguk enggan. Tadi nya aku ingin menceritakan awal pertemuan ku dengan Fania namun hati kecil ku mengatakan jangan. Degg tiba-tiba bibir mungil Fania yang terlintas di pikirannku. Dan aku memekik pelan.

" Ada apa hon?" Tanya Arnold panik.

" Aku hanya ingat kalau besok ada meeting."Jawab ku sambil memejamkan mata.

Fania POV

Kak Damar memberitahu ada pesta yang harus ku hadiri bersama kak Dave jumat ini. Cishhh sejak ciuman itu dua minggu yang lalu kami belum berkomunikasi. Ada apa sih dengan pria itu. Tidak tahukah00 dia kalau aku sering tidak bisa tidur nyenyak sejak itu. Ah tiba-tiba aku ingin makan baso , ku ambil iphone ku dan mengirim pesan wa ke Cyntia dan Dimas.

Setelah berkendara 30 menit tibalah kami di warung baso sederhana. Pemilik kedai yang merupakan seorang pria berumur 40an tahun sampai terkejut saat kami turun dari alpard hitam.

" Baso spesial 3  satu jangan pake bawang goreng daun bawang micin. Minum nya 2 es teh manis 1 es teh tawar." Setelah menyebutkan pesanan kami. Aku duduk dan menghela nafas.

" Ada apa nona?" Tanya Dimas.

" Entah lah aku bingung. Aku hanya ingin makan baso pedas." Jawabku jujur.

" Apakah nona memikirkan tuan Dave?" Tanya Cyntia usil. Ah aku lupa pengawal ku punya insting yang kuat.

" Kami berciuman. Kak Dave yang menciumku dulu." Shit aku keceplosan.

" Apa nona serius sudah berciuman dengan tuan Dave?" Tanya Dimas kaget.

" Cepat ceritakan pada kami nona." Perintah Cyntia antusias.

Mereka menganggukkan kepala saat mendengar ceritaku.

" Nona itu arti nya tuan Dave punya ketertarikan secara fisik dengan nona. Cuma kita harus tahu apa itu hanya berlaku pada nona atau pada semua wanita." Jelas Dimas.

Ah ini membuat ku pusing dan lapar. Aku memesan lagi semangkok baso untukku membuat kedua nya kaget.

" Jadi berapa pak?" Tanyaku pada bapak penjual baso.

" Enam puluh ribu neng." Aku mengulurkan selembar seratus ribu. " Kembali nya buat bapak." Terlihat mata nya berkaca-kaca.

" Ada apa pak?" Tanya ku bingung. Dimas dan Cyntia tidak jadi menuju mobil.

" Bapak senang karena modal bapak untuk besok terkumpul n uang untuk buku cetak anak bapak sudah ada." Jawaban nya membuatku terenyuh.

" Terus di mana anak bapak?" Aku bertanya dan pria itu masuk ke dalam tak lama dia keluar bersama wanita berdaster kembang dan berhijab krem yang sedang mengandeng gadis cilik.

" Ade siapa nama nya?" Tanyaku.

" Rahmi kak." Jawab nya malu-malu.

" Rahmi sekolah di mana?"

" SDN mutiara1 petang kelas 2 " kali ini dia menjawab dengan berani.

" Ade ini ada jajan buat ade." Ujar ku sambil mengulurkan lima lembar ratusan ribu ke tangan nya.

" Terima kasih kak. Rahmi jadi bisa beli perlengkapan sekolah." Nampak ibu nya berterima kasih sambil berkaca-kaca.

" Sama-sama sayang. Inget belajar yang rajin. Patuh ama orang tua jauhi pergaulan yang salah. Yang penting ibadah nya harus rajin." Kata ku lagi.

" Dim Cyn. Ayo pulang. Aku sudah menemukan apa yang membuatku bahagia." Kataku akhir nya.


Author pov

Sehari sebelum pesta di apartemen Dave Arnold. Arnold meminta Dave untuk menemani nya ke pesta teman perempuan nya.

" Aku harus pergi ke pesta dengan gadis itu." Sahut Dave.

" Jadi kau lebih memilih gadis itu dibandingkan aku." Sahut Arnold merajuk.

" Oh ayolah hon. Kau tau sendiri posisi gadis itu sekarang." Ujar Dave agak kesal.

" Dan kau pun akan di jodohkan dengan gadis lain." Sambung Dave lagi.

" SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK MAU DI JODOHKAN DENGAN GADIS LICIK YANG ADA DI LUAR SANA." Arnold menjerit frustasi. Dave melangkah menuju pantry dan mengambil sebotol anggur dan dua gelas kaca namun pria kemayu itu langsung menyambar botol dan menenggak isi nya. Setengah jam kemudian Arnold memuntahkan isi perut nya dan tertidur. Dave mengganti baju pria itu karena bau alkohol menyengat setelah itu dia ikut berbaring dan terlelap.

Dave pov

Bunyi alarm membangunkanku. Aku sengaja menyetel nya pada angka 5 karena banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan sebelum makan siang(?). Arnold masih terlelap saat aku sudah selesai berpakaian.

Ada apa dengan sekertarisku pagi ini mengapa dia seperti orang kepanasan. " Zahra aku ingin teh hangat manis saja untuk pagi ini." Dandanan nya yang tebal tidak dapat menutupi muka nya yang memerah saat aku mengatakan itu apakah wanita harus berdandan setebal itu pikirku.

Dengan kecepatan extra aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku. Sekarang pukul 12 kurang 10 aku bergegas membereskan meja ku dan menuju ke rumah orang tuaku. Perasaan ku saja apa jumlah kendaraan meningkat atau sekarang sudah waktu nya makan siang.  Setelah mengemudi sejam akhir nya aku sampai juga. Mama menyambutku di ruang tamu.

" Kau sudah makan nak?" Tanya mama ku lembut.

" Belum. Dave sangat lapar. " Jawabku singkat. Aku berjalan menuju dapur mengikuti beliau. Dengan telaten mengambilkan nasi dan lauk untukku.

" Kapan-kapan ajak Fania kemari Dave. Mama ingin bertemu dengan nya." Perkataan mama ku membuatku tersedak.
Aku cepat mengambil minum dan menyelesaikan makan ku.

" Dave mencium Fania." Sahutku mantap nampak beliau terkejut kemudian tersenyum.

" Cepat ceritakan pada mama bagaimana kejadian nya." Perintah mamaku.  Beliau menganggukkan kepala saat mendengarkan ceritaku.

" Dave. Mama cuma bilang percaya naluri mu saat bersama Fania. Jangan di tahan." Saran mama ku membuatku berfikir.

" Ma, bagaimana kalau Dave kelepasan?" Tanya ku lagi.

" Berarti kamu pria normal sayang. Mama percaya kamu pria yang bertanggung jawab." Mendengar perkataan mama membuatku agak lega.

" Ma. Dave mau tidur bangunkan dave jam setengah 5 ya." Pinta ku sambil menuju kamar ku.

Rasa nya tidur 2 setengah jam tidak berasa. Apa aku merindukan kasur ku  sejak kapan kasur ini begitu empuk. Aku bergegas mandi . Pancuran air dingin menyegarkan tubuh ku di hari yang panas ini. Aku memakai kemeja yang sudah tergantung di depan lemari.  Ku lirik arloji ku sudah pukul 5.30 aku bersiap menjemput Fania.

Fania POV

Sekarang pukul 5 sore aku bersiap untuk mandi. 15 menit kemudian aku melihat gaun purple black di tempat tidur ku. Gaun ini ketat membungkus tubuh ku, nampak nya aku tidak boleh makan banyak saat di pesta nanti malam.

Cyntia membantuku merias diri sekitar jam 6 sore aku sudah siap.

" Ayolah nona. Tuan Dave begitu tinggi nona kebanting kalau tidak pakai heels " Cyntia membujukku.

" Punya badan koq tinggi banget." Sahut ku kesal sambil memakai heels sialan ini.

" Lo nya aja yang terlalu pendek." Sebuah suara membuatku terkejut dan bangun dari dudukku. Kak Dave terlihat tampan malam ini dengan setelan jas itu. Ah Cyntia benar aku kebanting kalau tidak mengenakan heels.

" Tuan Dave . Nona Fania sudah siap." Suara Cyntia membuyarkan lamunan ku. Nampak nya muka kak Dave memerah apakah dia sedang sakit.

Dave POV

Aku mendengar Fania sedang berbincang dengan pelayan nya karena gadis itu memanggil nya nona. Nampak nya dia tidak suka mengenakan heels.

"Punya badan koq tinggi banget." Desis nya  aku tak tahan untuk mengomentari nya.

" Badan lo aja yang terlalu pendek." Dia bangun dari duduk nya. Oh my dia cantik sekali dengan tatatan rambut ikat samping kiri di atas kanan nya terselip jepitan mutiara berlian senada  anting di telinga nya simple namun mewah. But wait apa-apaan dengan gaun nya?  Itu terlalu seksi berbentuk kemben dengan rok sedikit mengembang pendek nya 5 senti di atas lutut.

" Tuan Dave nona Fania sudah siap." Suara pelayan nya menyadarkan ku. Pipi nya memerah.

Author POV

Dave membantu Fania berjalan karena gadis itu kesulitan dengan heels nya. Sedetik kemudian Dave menggendong Fania dan mendudukkan nya di kursi belakang mobil " Lebih cepat begini." Fania gugup karena Dave bisa melihat jelas belahan dada nya dalam posisi ini.  Mereka saling terbuai oleh aroma parfum masing-masing.  Fania merutuki nasib nya yang memakai gaun seperti ini. Kedua nya diam selama perjalanan.

" Tuan Nona kita sudah sampai." Kata Supir keluarga Dave. Bima. Dave tidak di perkenankan menyetir mobil karena pasti meminum alkohol sepanjang pesta. Bima terkejut saat tuan muda nya menggendong seorang gadis karena sepengatahuan nya Dave seorang gay.

Dave POV

Cish lihatlah pandangan pria mesum di sini. Padahal mereka membawa seorang gadis sebagai pendamping. Well harus ku akui gadis di sebelah ku ini memiliki kecantikan yang alami. Aku mengetatkan peganganku pada nya menegaskan bahwa dia milikku. Wait apa barusan. Milikku? Aku mulai merasa posesif rupa nya.

Damar dan pasangan nya berada tak jauh dari kami mereka sedang menyebar undangan. Bahkan gaun pasangan Damar tidak seseksi gaun gadis ini.

" Tuan Dave Nona Fania. Kenalkan saya Rudi Saliem. Saya kolega bisnis ayah dan kakak anda berdua. Jadi kapan pernikahan kalian. " Seorang pria tua menghampiri kami dan berbasa basi.

" Bukankah tuan tau kalau kak Damar duluan yang menikah baru kami." Fania menjawab pria tua ini dengan elegan. Dia melirik undangan pernikahan kakak nya yang ada di tangan kiri pria itu.Bravo god girl.

" Eh baiklah saya permisi dulu tuan nona." Pria itu tergugup dan meninggalkan kami.

" Aku tidak menyukai nya kak." Sahut Fania berbisik. Aku menoleh dan bertanya tanpa suara. " Entahlah aku hanya tidak menyukai nya." Sahut nya lagi.

" Mau minum ga?" Tanyaku pada nya.

" Aku tidak minum alkohol kak." Jawab nya lagi. Heee gadis macam apa ini. Apa mungkin dia trauma. Memang tercium bau alkohol saat aku menyelamatkan nya dulu.

" Ikut gue." Sahut ku menarik nya. " Ini soda lo bisa minum ini." Kataku sambil mengulurkan segelas minuman ringan.

" Pantas kakak di supirin minum wine." Kata nya terkekeh. Shitt bibir basah nya seakan menantang untuk ku lumat. Aku menenggak 5 gelas red wine untuk menenangkan jantung ku.

Suara mc memberitahu bahwa slow dance akan segera di mulai. Aku mengulurkan tangan ku mengajak nya berdansa. " Aku takut jatuh pake heels kak." Jawab nya menunduk.

" Jangan takut ini slow dance." Aku mencubit pipi nya dan dia mendongak. Oh dia sungguh cantik dan menggemaskan." Letakkin tangan lo di leher gue." Kata ku membimbing tangan nya ke leher ku.

Fania POV

Rasa nya aneh saat tangan kak Dave melingkari pinggangku. Aroma maskulin nya membuat ku menggesekkan payudara ku ke dada nya hingga aku tersadar sesuatu mengacung tegak di bawah pusar ku. Nampak nya dia belum menyadari nya hingga dia semakin merapatkan tubuh nya ke tubuh ku. Aku tidak tahu harus bereaksi apa.  Pipi nya memerah dan menarik tangan ku meninggalkan pesta ini.

Dia menyerahkan ongkos kepada supir nya. Ah baik juga ternyata kak Dave terhadap pegawai nya.

" Pakai ini. Gue butuh bantuan lo."Sahut Kak Dave menyerahkan jas nya. Rupa nya dia kesal dengan gaun ku yang terbuka ini.

" Kak. Kita mau kemana?" Tanyaku pada nya yang di jawab. Liat aja ntar gue lagi nyetir. Aku  memutuskan untuk memejamkan mata.

Aku merasa ada yang menepuk pelan pipi ku. Saat membuka mata ku lihat mata kak Dave menatapku nanar. Dia menggendong tubuh ku dan aku reflek mengalungkan tangan ku ke leher nya. Apa aku begitu ringan atau dia begitu kuat seakan dia tidak kesulitan menggendong ku sambil membuka dan mengunci pintu apartemen.

" Ini apartemen pribadi gue. Lo orang pertama yang datang." Dia meletakkan ku di ranjang dan menyalakan ac. Brrr sangat dingin menyentuh kulit ku.

" Gue mau membuktikan sesuatu malam ini." Aku tersentak dengan perkataan nya dan bingung harus berbuat apa. Dia melumat bibir ku dan lidah nya menerobos mulut ku, terasa wine dari mulut nya saat lidah kami saling berbelit. Setelah puas  dengan bibirku, bibir nya makin lama makin turun hingga ke payudara ku sementara tangan nya yang satu meremas payudara ku yang belum tersentuh bibir nya. Aku merasa nikmat menghinggapi seluruh tubuh.

Dave POV

Payudara nya yang besar menempel di dada ku, aroma parfum nya yang manis memabukkan ku.  Aku memandang wajah nya yang tiba-tiba memerah aku menyadari bahwa junior ku mengeras.  Sialan bikin malu saja. Aku menarik tangan nya meninggalkan pesta di mana kehadiran kami tidak di perlukan lagi.

Aku memberikan ongkos yang di terima dengan bingung oleh Bima. Segera ku ulurkan jas ku untuk di pakai oleh nya. Aku hanya menjawab liat aja ntar gue lagi nyetir saat dia bertanya mau kemana. Setelah itu tidak ku dengar lagi suara nya aku menoleh dan dia tertidur.   Aku harus membuktikan sesuatu malam ini.

Aku mencari-cari kunci apartemen ku. Entah kenapa aku ingin membawa nya saat mengenakan jas ku. Oh iya di jas. Aku membuka jas ku pelan-pelan dari tubuh Fania dan mencari nya ini dia. Aku mengenakan kembali jas ku kemudian membangunkan nya.

" Fan bangun." Aku menepuk pipi nya dan tak lama dia membuka mata. Aku tak sabar lagi segera ku gendong dia.  Dia begitu ringan bahkan aku bisa membuka pintu apartemen sambil menggendong nya.

"Ini apartemen pribadi gue. Lo orang pertama yang datang kemari."  Aku meletakkan dia dengan lembut di ranjang yang ada di kamarku, kaki nya terlihat bengkak segera ku lepas sepatu nya dan pantopel ku lalu menindih nya

" Gue mau membuktikan sesuatu malam ini." Kata ku sambil melepaskan perhiasaan yang menempel di tubuhnya agar dia merasa nyaman nanti nya. Gadis ini masih diam, ku cium bibir nya dan menggigit pelan bibir bawah nya dia mendesah ini kesempatan untuk lidah ku masuk menjelajah rongga mulut nya. Lidah kami saling bertaut menginginkan lebih. Tangan ku semakin merayap ke bawah leher nya dan saat menangkap kaitan seleting di bawah ketiak kiri nya aku menurunkan nya dan melepas gaun beserta cd yang melekat di tubuh gadis ini dan meletakkan nya di sofa. 

Perkiraan ku tepat payudara nya memang membesar. Ku cium seluruh wajah nya lalu leher nya dia semakin mendesah tangan nya bergetar saat membuka kancing kemeja ku lalu celana panjang ku. 

Aku menurunkan cd ku dan melemparkan ke sembarang arah.  Saat bibir ku mendarat di payudara nya dia meremas junior ku, ah tangan mulus itu menambah ketegangan nya saja. Aku menggeram dan saat ku tujukan bibirku ke bawah perut nya dia merapatkan paha nya.  Aku melebarkan kembali paha nya dan memasukkan kedua jari ku ke vagina nya.  Dia mulai mendesah saat lidahku membelai klitoris nya.  Damn, liang ini beraroma rempah dan bunga yang membuatku semakin bernafsu untuk menjilati nya.

" Ahhhh kak Dave.." Dia menjerit saat pelepasan nya yang pertama ini waktu nya milikku yang memasuki milik nya. Aku segera memposisikan kejantananku untuk menerobos vagina nya. " Arghhhh KAK DAVE." Dia kembali menjerit dan menitikkan air mata saat milik ku memasuki milik nya, segera ku bungkam dengan ciuman di bibir nya.  Ah sempit sekali milik nya.  Aku semakin kuat mendorong bokong ku KREEKK eh aku seperti menembus sesuatu.  Aku mendiamkan sejenak agar  rasa sakit nya hilang dan setelah itu aku menggerakkan bokong ku maju mundur. Dia mendesah sambil menjambak rambut ku dan mengimbangi gerakan ku " Ahhhhh kak Dave...." Nampak nya dia keluar lagi karena milik nya berkedut dan mencengkram junior ku kuat.  Aku semakin bersemangat untuk memompa juniorku sensasi ini 100 x lebih nikmat di banding dengan sesama pria. Dia terus mendesah saat aku menyodok nya dengan cepat. " Kak Dave....ahhhhhh Kak Dave..." Dia memanggil nama ku lagi saat dia keluar lagi dan punya nya menjepit kuat junior ku.

" Stttt Sweety kau cukup diam saja. Kakak tau kamu sudah lelah." Aku mengecup dahi nya sembari menenangkan nya. Kami saling mengerang  hingga aku merasakan miliknya meremas kuat milikku dan aku merasakan kedutan milik nya sebanyak 3 x. Tak lama aku menyusul dengan menembakkan benih ku di rahim nya sebanyak 7 kali , setelah percintaan panas kami, dia tertidur.


Yups kelar juga part 3 nya. Sekali lagi author ingatkan ini 17+++++ mohon kebijaksanaan pembaca. Sampai jumpa di part selanjut nya.












Healing me~part 2


Hai3x ketemu lagi dengan author gaje. Ingat rate cerbung ini 17+++ harap kebijaksanaan dalam membaca nya. Oke mari cek.


Part 2~ They 'First'Kiss

Dave POV

Jika kau ingin mencari kekasih gay mu datang ke xxxxxx sekarang.

Shit isi sms itu membuat ku cemas.  Aku mengemudikan mini cooper ku dengan kecepatan tinggi. 20 menit kemudian aku sampai ke tujuan.  Sebuah gedung apart baru aku mengerutkan dahi memang nya ini udah di buka untuk umum.  Aku beranjak ke lobi dan membuka handle pintu. Cekrek tidak terkunci aku melangkah masuk. Gelap tidak ada cahaya.

Fania POV

Tak kusangka kakak belok mau ku ajak beribadah. Ku kira dia akan marah dan meninggalkan ku sendirian. Ternyata dia amat khusuk saat menyanyikan lagu pujian meskipun awal nya agak kaku. Aku berani bertaruh kalau pria itu sudah lama tidak menginjakkan kaki di gereja.

Ah kenapa aku jadi mikirin kakak belok. Lebih baik aku mengerjakan skripsi ku lagi. Aku menekan tombol semua tombol on mulai dari pc,  speaker sampai printer. Besok aku mulai mengumpulkan bab 1 mudah-mudahan tidak banyak revisi sembari aku mengetik bab 3. Membayangkan nya membuat ku stress. Ah masa bodo lah, yang penting kerjakan dulu. Aku melanjutkan mengetik di pc ku sambil mendengar musik.

Author pov

Dave melangkahkan kaki ke dalam gedung  apart yang gelap. Dia menghela nafas berkali-kali sambil melihat sekeliling dengan bantuan sinar smartphone nya.

" JANGAN MAIN-MAIN KELUAR SEKARANG." Bentak Dave pria itu sudah naik darah.

Dave terus melangkah hingga. TREKKK Lampu menyala dan dia melihat Arnorld sedang memegang kue tart dengan hiasan dua pria berdansa dan lilin berangka 25 di tart itu bertuliskan Happy Bday My hun Dave Ferdinand. Pria itu memakai tuxedo hitam yang menambah kegantengan pria itu. Dia melirik jam tangan nya pukul 00:00 dan dia tersadar bahwa Arnold menyiapkan kejutan ini dan berharap menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat pada nya. Dave hanya diam memikirkan tentang perjodohan nya dengan Fania.

" Hon. Are u okay?" Tanya Arnold cemas.

" Ya i' m okay. This is suprised me. Thanks hon." Jawab Dave setelah pulih rasa terkejut dan lamunan nya.

" Ayolah tiup lilin nya buat permohonan aku sudah pegal memegang kue ini." Rajuk Arnold merajuk membuat Dave terkekeh.

Dave POV

Oh liatlah bahkan dia menggemaskan saat sedang merajuk. Jadi ini alasan nya dia tidak bisa di hubungi seharian ini. Pikirku dalam hati. Aku menutup mata sembari membuat permohonan lalu meniup lilin yang meleleh mengenai sedikit permukaan tart ini.

" Biar ku potong dan ku suapkan untukmu.hon." kata ku lagi.

" Oh iya aku membeli sebotol red wine." Kata nya sambil menunjukkan botol anggur itu.

" Oh kau mau kita bermain semalaman. Sayang sekali besok aku harus kerja mungkin hari jumat saja aku minum ya." Sahut ku sambil memeluk pinggang nya.

" Oh oke akan ku simpan sampai akhir pekan hon." Sahut nya sambil mencium bibir ku. Aku merasa tak berdaya saat dia yang berinisiatif untuk memulai dulu.

" Hon. Ayo kita pulang. Aku tidak tahan lagi." Sahut ku sambil meremas junior nya.

" Oh hon. Ini sudah ku sewa dan aku membeli satu unit di sini. Dan sudah lengkap hon. Kita bisa bermain di sini." Sahut nya sambil menghembuskan nafas di leherku. Ah dia membangkitkan gairahku.

" Oh baik lah. Tunjukkan tempat nya." Aku menyerah dan mengikuti langkah nya. Kami berciuman di sepanjang jalan.

Fania POV

Setelah jam 10 tadi malam aku memutuskan untuk tidur lagipula aku masih ada kuliah pagi. Hanya tersisa satu mata kuliah selagi aku menyusun skripsi ku. Seperti biasa aku sarapan dengan kak Damar dan dia seperti nya penasaran dengan ku.

" De. Kata nya kemarin Dave datang dan ngajak jalan. Gimana kencan nya?" Pfttt bahkan kakakku menganggap kencan. Oh ayolah bukankah kak Damar tau kalo dia belok. Mana mungkin kami melakukan apa yang di sebut kencan. Sunggut ku dalam hati.

" Kak Dave cuma ngajak makan kak dan jalan sebentar. Kak Damar juga tau kan ini bukan kencan." Sahutku sambil mengunyah roti selai stoberi.

" Dia baik ga sama dede?" Tanya kakaklu lagi. Asli aku jengah di tanya seperti itu. Aku memutuskan untuk cepat mengunyah roti dan meneguk susu coklat dan bergegas ke kampus.

" Ya dia baik. Kakak. Dede ke kampus dulu ya." Ucapku sambil menghampiri kakakku.

" Iya hati-hati." Balas kak Damar sambil mengecup kening ku.

Ada apa dengan wajah ku kenapa para gadis menatapku seperti itu. Aku merasa aneh saat melangkah masuk ke kampus seluruh gadis menatap ku dengan tatapan yang bervariasi.

" Nona apa nona baik-baik saja?" Tanya Cyntia yang berjalan di samping ku.

" Entahlah.Cyn. apa ada yang aneh dengan muka ku?" Tanya ku lagi. Oke aku merasa jengah sekarang.

" Tidak ada yang aneh nona. Muka nona seperti biasa nya selalu cantik." Ucapan Cyntia tidak juga membuatku tenang.

" Fania....Aku mencari mu dari tadi." Pekik Sarah teman sekelas ku.
" Ada apa Sar?" Tanya ku bingung.

" Kau sudah melihat ini?" Sahut nya sambil menunjukkan iphone nya. Aku mengambil nya dan terkejut. Ada foto-foto ku saat tengah berdua kemarin dengan kakak belok di sebuah situs online. Aku melihat masih ada beberapa berita mengenai kami berdua.

Oh lihatlah headline2x nya.

Seorang eksmud yang di duga gay berkencan dengan seorang gadis. Rekayasa atau kah pria itu sudah kembali ke kodrat nya.
Kecantikan yang menyembuhkan orientasi sexual seorang eksmud.

Cihh situs online abal2x rupa nya. Yang resmi nya 1 berbanding 7 yang ngawur.

" Fania..Apa ini benar?" Tanya Sarah lagi terlihat dia cemas akan pemberitaan ini.

Oh sialan jadi cahaya itu blitch kamera. Aku terdiam dan mengirimkan link berita itu ke Cyntia dan Dimas. Cyntia menunggu ku di luar kelas saat ada kuliah.

Ckk paparazi sialan. Tahu saja angle bagus. Orang-orang pasti berfikir kalau aku ada hubungan dengan kakak belok. Ya meskipun itu benar aku malas mengakuinya.

" Sar..Entahlah aku juga bingung." Sahutku lirih karena dosen sudah masuk ke dalam ruangan.

Author POV

Dave melangkahkan kaki dengan perasaan bingung.  Pasal nya semua karyawan nya menatap nya seakan-akan dia telah berbuat sesuatu yang besar.

" Jadi bos muda kita kecantol ama gadis cantik nih."
" Gadis itu memang cantik. Setidak nya aku tidak perlu merasa takut lagi saat aku berdua di ruangan nya. Karena dia pria tulen."
" Ternyata gosip boss kita gay tidak benar. Mana mungkin seorang gay bisa berlaku seperti ini ke seorang gadis."
 Itu bisik-bisik yang Dave dengar dari para karyawan nya. Pria dan wanita.

Dave POV

BRAKKKKK Aku membanting pintu ruangan ku membuat mereka membubarkan diri.

" Zahra ke ruangan ku sekarang." Aku menekan intercom memanggil sekertaris ku.

Tok tok tok " Permisi pak. Bapak butuh apa?" Tanya gadis berusia 25 tahun ini.

" Aku butuh expresso hangat. Dan bisa jelaskan ada gosip apa tentang aku." Ucapku memandang tajam Zahra, dia mengenakan kemeja krem ketat dia menutupi nya dengan blazer hitam dan rok mini merah. Kenapa dia mesti berdandan setebal itu. Pikirku. Ah, aku melihat dia salah tingkah.

" Baik pak saya siapkan dulu.". Sahut nya.

" Oh Dave papa tak menyangka perkembangan nya secepat ini." Sahut papa ku tiba-tiba masuk dan duduk di depan ku.

" Ada apa sih pa?" Tanya ku bingung. Aku merasa ngantuk dan lelah karena baru 3 jam tidur.

" Permisi Pak ini expresso nya." Sahut Zahra.

" Baik letakkan di sini kamu boleh keluar sekarang." Perintahku pada nya. Segera ku seruput expresso itu untuk menyegarkan ku.

" Dave coba lihat ini nak." Ucap papa sambil menunjukkan koran dan ipad. Aku melihat koran terlebih dahulu dan..

" ARRRGGHHH. Paparazi sialan. Aku merasa tidak punya privasi." Aku mencak-mencak sementara papaku tersenyum. " Oh ayolah pa. Dave rasa Fania juga tidak senang di gosipkan dengan Dave." Ucapku frustasi.

" Tapi kenyataan nya kalian akan menikah. Dan papa berfikir mau memajukan pernikahan kalian. Hey mengapa anakku begitu cemas dengan seorang gadis?" Ucap papa ku setengah menggoda.

Degg aku teringat dengan perkataan gadis itu yang ingin menikah tahun depan atau setelah wisuda nya.

" Pa. Dave sudah membicarakan ini dengan Fania. Dan kami setuju untuk menikah tahun depan saat Fania wisuda." Aku berusaha berargumen.

" Bukan kah setelah menikah Fania bisa mengerjakan skripsi nya?" Tanya papa ku menyeringai. Ya aku tahu maksud senyum nya ini.  Meskipun menikah kami tidak akan melakukan yang biasa di lakukan suami istri. Ah tiba-tiba aku teringat tubuh polos Fania saat aku menyelamatkan nya dulu. Kulit putih nya begitu halus belum lagi payudara nya juga montok. Whattt !! Apa ini kenapa aku membayangkan seorang gadis.

" Kenapa muka mu merah Dave. Atau kau berharap " itu" saat kalian menikah." Cengir papa ku ah pria tua ini  nampak nya senang menggoda ku.

" PAAPAAAAAAAAA." Teriakku pada papa ku yang sudah berada di luar pintu dengan suara tawa yang keras.

" SIALAN......" Aku mengutuki paparazi yang mengambil gambar kami. Dan bagaimana kalau Fania atau Arnold melihat nya. Kalau Fania aku menjamin dia akan bersikap seperti aku. Arnold? Dia sudah bangun atau belum ya? Seperti nya belum karena kemarin dia seorang yang menghabiskan red wine itu. Aku menolak minum karena harus menyetir.

Aku menghabiskan expesso ku dan mengerjakan semua tugasku dengan cepat. Aku harus menemui gadis ini dan mengajak nya makan siang. Oh ayolah Dave benar kata papa. Mengapa kau peduli sekali dengan seorang gadis .

Author POV

Fania sedang bersiap makan siang setelah mengumpulkan bab 1 skripsi ketika sebuah telepon masuk.

" Halo siapa ini?" Tanya gadis itu.

" Fani. Gue di kampus lo. Lo di mana?" Ternyata Dave yang menelepon.

" Eh kakak ga perlu repot-repot aku udah makan." Sahut Fania berbohong, jujur dia sedang malas bertemu Dave.

" Ga usa nolak. Gue di depan lo." Sahut Dave menutup sambungan nya setelah melihat Fania.

Fania POV

Ish dari mana kakak belok tau aku di sini. Aku merenggut dalam hati saat melihat sosok nya yang tinggi.

" Ayo makan siang." Kata nya sambil memegang tangan ku. Lagi-lagi skinship dan entah mengapa tangan nya begitu hangat dan nyaman. Lihat lah pandangan semua orang itu. Apa salah kami pegangan tangan. Kayak kalian tidak pernah melakukan nya. Maki ku dalam hati.

" Kakak. Kita mau makan di mana?" Tanya ku dengan nada suara sinis. Sekilas dia menoleh ke arahku. Dan kenapa dia harus tinggi. Aku merasa kebanting saat bersama nya.

" Kita makan di tempat pertama kita ketemu." Sahut nya sambil jtertawa. Apa pula yang dia tertawakan. Aku hanya merenggut mendengar nya.

Dave POV

" Kakak. Kita mau makan di mana?" Aku menoleh pada nya dan mendapati muka nya masam. Entah apa yang membuat ku kesal. Aku melirik sekeliling dengan gerakan yang tidak ketara. Oh pantas saja dia kesal semua mata menatap kami dengan ekspresi yang berbeda.

" Kita makan di tempat pertama kita ketemu." Jawab ku sambil tertawa dan gadis ini makin cemberut. Aneh nya aku senang sekali saat menggoda nya.

Aku menggenggam tangan nya yang mungil di sepanjang jalan menuju mobil ku dan melepas nya saat aku membukakan pintu mobil untuk nya.

" Kakak. Silt belt nya macet." Rengek gadis ini pada ku.

" Mana sini gue liat." Aku membantu nya dan memang agak macet. Dari jarak sedekat ini aku mencium aroma parfum nya yang manis seperti bedak. Pikiran ku mulai terpecah antara wangi tubuh nya dan silt belt sialan ini.  

Aku berusaha menarik nya hingga SREKKK Tubuh ku terdorong ke arah nya. Oh shit bibir ku menempel dengan bibir nya yang manis. Sedetik kemudian aku terbuai dengan aroma tubuh nya dan melanjutkan ciuman ku, kami sama-sama menutup mata. Bibir nya begitu mungil dan rasa manis dari lip gloss nya membuatku bernafsu untuk melumat nya. Hingga aku melepaskan ciuman kami karena kehabisan nafas. Sejak kapan tangan ku merangkul pinggang nya dan tangan nya mengalungi leherku. Kami sama-sama membuka mata dan melihat manik masing-masing. Kami melepaskan diri saat tersadar, aku melihat pipi nya yang putih memerah dan bibir nya juga bengkak akibat ciuman ku yang ganas. Deg deg deg jantung kami terdengar. Seperti nya dia juga gugup dengan ciuman kami.  Untunglah kaca mobil ku gelap. Jadi orang luar tidak bisa melihat aktivitas kami.

" Ayo kita jalan." Sahut ku sambil menyalakan mobil. Setidak nya debaran jantung ku sudah berkurang.

Fania POV

" Kakak. Silt belt nya macet." Rajukku pada pria di belakang kemudi ini.  Perasaan kemarin masih tidak macet. Pikirku dalam hati.

" Mana sini gue liat." Kata nya sambil mencondongkan badan ku ke arahku. Wangi parfum nya sangat maskulin tercium di hidung ku. Sangat kontras dengan orientasi seksual nya. Dengus ku dalam hati. Aku melihat dia juga kesulitan menarik nya. SREEKKK. Tiba-tiba dia terjatuh ke arahku. HAAAAAA. Bibir kami bersentuhan. Terasa hangat dan geli saat kumis tipis nya mengenai bibirku. Aku memejamkan mata menikmati sensasi yang mengejutkan ini. Bibir kami saling bertaut menuntut lebih. Aku merasakan lidah nya memaksa mulutku untuk terbuka dan mencari lidah ku. Kami berciuman dengan ganas. Hingga dia melepaskan nya. DEG DEG jantung ku berdebar. Aku melihat pipi nya  agak memerah.

" Ayo kita jalan." Sahut nya sambil menyalakan mesin mobil. Aku hanya diam karena jantung ku mau loncat rasa nya. Eh bukan nya dia gay kenapa dia bisa mencium ku dengan nafsu. Pikiran ku berkecamuk.

Author POV

Dave memesankan Fania mie goreng dan es lemon tea sementara dia ingin makan nasi goreng kebuli dengan daging kambing. Fania menatap horror porsi makan Dave yang banyak itu.

Dave yang merasa di perhatikan pun berbicara. " Gue tau lo udah liat artikel itu kan?"

" Paparazi sialan.." Sahut Fania memaki membuat Dave mengerutkan dahi nya. Gadis ini bisa memaki rupa nya.

" Well kita kan nanti bakal nikah. Jadi wajar lah kalo kita terlihat sesekali sebelum pernikahan." Ujar Dave sambil menatap Fania tepat nya bibir mungil yang tadi dia cium. Deg dia cepat mengambil minum untuk meredakan gugup nya.

" Jadi kakak masih mau lanjutin perjodohan ini?" Tanya Fania pelan.

" Tentu aja gue yakin lanjutin perjodohan ini. Keputusan gue udah final apalagi pas gue tau itu lo." Sahut Dave lagi.

" Maksud kakak apa?" Tanya Fania bingung. Dave tersadar dia keceplosan.

" Eh bukan apa-apa. Tadi papa  bilang bakal majuin rencana pernikahan kita. Tapi tenang aja. Gue bakal bilang ke papa kalo kita akan menikah pas lo udah wisuda." Kata Dave agak bersemangat membuat Fania terkekeh melihat nya.

" Tenang aja kak. Kak Damar harus nikah dulu baru aku boleh nikah. Itu adat di keluarga kami.  Keluarga besar kami juga tidak akan setuju kalau kita yang menikah duluan sebelum kak Damar." Sahut Fania lagi.

" Kapan kak Damar menikah?" Tanya Dave antusias.

" 6 bulan dari sekarang." Jawab Fania singkat.

Dave POV

" Jadi kita akan menikah setelah 6 bulan itu?" Tanya ku lagi.

" Ya mungkin jarak nya  2 atau 4 bulan setelah kak Damar menikah. 3 bulan setelah aku wisuda." Jawab gadis di depan ku mantap. Ah jadi aku punya waktu 8 bulan sebelum aku menikahi nya. Aku harus cari waktu dan alasan menjelaskan kepada Arnold

" Kakak masih bisa berhubungan dengan pacar kakak setelah kita menikah." Perkataan gadis ini membuatku terkejut.

TRANGG " Kita pulang sekarang. Gue harus balik ke kantor." Ucapku dingin. Tidakkah gadis ini tau setelah kami menikah hanya ada kami berdua di pernikahan meskipun aku tak punya perasaan pada nya. Muka nya memucat saat aku melempar sendokku. Apakah aku segalak itu?

" Maaf kalau gue bentak lo. Lo ga usa mikir kejauhan oke." Ucapku sambil memegang tangan nya yang dingin.

" Iya kak. Maafin aku juga." Ucapnya bergetar.

Setelah mengantar Fania aku kembali ke kantor. Zahra sekertaris ku menatapku lega.

" Rapat akan di mulai 5 menit lagi. Saya pikir bapak tidak datang." Cicit nya.

" Ck mana mungkin aku tidak datang. Rapat ini penting. Dan ada investor asing yang datang. Siapkan minuman ion untukku di ruang rapat.Aku mau ke toilet sebentar."

Aku bergegas setelah menyelesaikan urusan ku. Semua file sudah ku siapkan sebelum aku pergi ke kampus gadis itu.  Zahra mengikutiku di belakang. Aku baru sadar seminggu yang lalu kalau sekertaris ku memiliki tubuh yang seksi saat aku tak sengaja menguping pembicaraan karyawan pria di toilet. Aku menunggu 20 menit sampai mereka kelar bergosip. Ternyata bukan hanya wanita yang senang bergosip para pria juga. Ya aku melihat memang Zahra sexy namun dia dan wanita yang pernah nyaris telanjang terlihat biasa di mataku. Sorry ladies your not my orientation. Pikirku.

Rapat sialan ini alot rupa nya. Padahal aku sudah mempersiapkan dari sebulan yang lalu. Kenapa para pria tua bangka ini sulit di yakinkan, padahal papa ku ikut menemani di rapat ini. Ckk mereka tidak tahu siapa Dave Ferdinand ternyata, liat saja proyek ini harus jatuh ke perusahaan ku. Aku menghembuskan nafas dan mulai bernegosiasi setelah 3 jam akhir nya deal juga. Aku bisa melihat senyum lega di mata papa, nampak nya beliau benar-benar ingin pensiun dari jabatan nya sebagai presdir dalam waktu dekat.

" Selamat Tuan Leonard putra anda seperti nya mewarisi bakat bisnis anda." Ucap seorang pria tua sebaya papa dan beliau menyambut uluran tangan nya.

" Anda terlalu memuji nya nanti dia besar kepala. Ferry." Jawab papaku.

" Ah saya dengar putra anda akan menikah dengan putri Rico's Group. Kapan pernikahan nya?"

" Bukankah Tuan Damar yang harus menikah duluan baru adik nya boleh menikah. Itu desas desus yang saya dengar." Sahut pria tua lain nya.

" Iya kalau saya sebagai orang tua ya terserah Dave saja. Seperti nya Dave juga tertarik dengan gadis itu." Ucap papa ku lagi.

" Hmm Papa apaan sih." Sahut ku malu. Aku berani bertaruh papa akan menikahkan ku besok jika beliau tau aku mencium Fania. Deg Bibir mungil itu tiba-tiba muncul di pikiran ku.

" Kamu kenapa Dave. Koq muka mu merah begitu." Goda papa.

" Ish papa auh ah." Aku merajuk dan meninggalkan 3 pria tua itu meskipun agak jauh aku bisa mendengar gelak tawa mereka.

Akhir nya part 2 kelar penuh perjuangan menulis nya. Author ingatkan genre nya 17+++ mohon kebijaksanaan pembaca. Oke sampai jumpa di next part bye3x