Senin, 05 Maret 2018

Healing Me~part 4

Hai balik lagi dengan author gaje. Ini cerbung rate 17+++ mohon kebijaksanaan pembaca.

Part 4~ Puzzle of truth

Author POV

Dave terus mencium bibir Fania. " Kakak.." Panggil Fania lirih. Dave paham kalau gadis ini lelah karena sudah mengeluarkan cairan nya dua kali.

" Ssst sweety kakak tau kamu lelah kamu diam saja biar kakak yang bergerak." Kata Dave sambil memaju mundurkan bokong nya. Fania tersenyum dan Dave balas tersenyum. Pria itu merasa bahagia karena telah kembali ke kodrat nya.  Bagian intim Fania mencengkram junior Dave kuat membuat Dave mempercepat gerakan nya hingga akhir nya kedua nya mengerang bersamaan. Fania langsung tertidur sementara Dave beranjak ke kamar mandi dan membasahi handuk kecil dengan air hangat. Dave dengan lembut membasuh daerah sensitif Fania dan pria itu tersentak
mendapati bercak darah di handuk itu.

" Bukan nya dia sudah tidak perawan lagi kenapa masih ada bercak darah. Jadi tadi itu apa yang aku rasakan." Gumam Dave pada diri nya sendiri. " Dia begitu cantik bahkan saat tidur." Sahut Dave memuja Fania dia merasa ngantuk setelah permainan panas mereka selama 1 jam. Dave menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.

Fania POV

Aku kurang dapat melihat dalam cahaya temaram ini. Namun ini bukan kamar ku. Aku mencoba bangun namun tubuh ku terasa lemas sekali. Bagian intim ku terasa panas dan nyeri. Akhir nya aku melirik sekilas dan melihat seseorang tidur di samping ku. Seorang pria dan aku tersadar kalau itu kakak Dave. Jadi kami telah melakukan 'itu'.

Aku merasa bahagia ternyata Kak Dave bisa melihatku sebagai seorang wanita dan menyembuhkan ketakutan ku terhadap pria bukankah itu bagus? Tapi kenapa aku menangis.

Dave POV

" Hiks hiks hiks."  Sayup-sayup aku mendengar suara wanita menangis. Aku membuka mata dan melihat Fania berbaring di sebelahku.

" Maafkan aku kalau aku melakukan nya sebelum kita menikah." Aku membantu nya duduk dan memeluk tubuh mungil nya." Kalau perlu aku akan menikahi mu secepat nya..Sweety. Terima kasih telah mengembalikan kodrat ku sebagai laki-laki. Aku mencintai mu." Aku mengecup dahi nya lembut dan dia berhenti menangis.

" Aku juga mencintai kakak dan ingin menjadi milik kakak seutuh nya." Aku bisa mendengar sedikit kekhawatiran di nada suara nya. Aku melihat jam di dinding menunjukkan angka 2 pantas saja dia cemas karena ini bukan rumah nya. Oh iya mana hape ku. Aku menarik jas dan mencari-cari benda itu. Oh my 300 miscall dan 100 pesan. Masing-masing dari papa mama dan calon kakak ipar ku.

Isi pesan nya beragam namun satu inti nya kami berada di mana.

" Sweety. kakak lihat hape kamu ya?" Tanya ku pada nya.

" Ada di tas tangan ku kak." Ucap nya sambil menggapai tas tangan di nakas samping tempat tidur ku.

Iphone Fania tak kalah dasyat 500 miss call dan 200 pesan. 2 no tak di kenal yang aku tau itu no orang tua ku. Kak Damar. Dimas dan Cyntia siapa mereka. Tanyaku dalam hati.

" Sweety. Kakak akan tanggung jawab dengan perbuatan kakak. Biar kita hadapi berdua. Eh tepat nya biar kakak yang hadapi semua nya. " Ucapku sambil memeluk nya.

Dia merebahkan kepala nya ke dada bidang ku. Kulit kami saling bersentuhan dan nafas nya yang berhembus terasa menggelitik apalagi tangan halus nya mengelus perut ku yang berkotak-kotak hasil latihan ku 5 tahun terakhir saat aku senggang. Oh shitt, nafsu ku kembali bangkit.

" Kakak 'itu' nya bangun lagi." Perkataan Fania membuatku terkesiap. Aku memandang muka nya yang kembali memerah. Ah, calon istri ku yang manis.

" Sweety, dia minta jatah lagi dari mu." Sahut ku sambil merebahkan tubuh kami berdua. Kali ini dia tidak menangis saat milik ku memasuki bagian intim nya. Aku bisa mendengar suara mendesah nya saat ciuman ku mendarat di titik sensitif nya. Bahkan sekarang dia bisa mengimbangi gerakanku di milik nya yang masih terasa sempit bagi ku.

" Kak Daveeee aku keluarrrrr, Ahhhhhhh." Dia berteriak dan aku merasakan milik nya berkedut dan menjepit kejantanan ku ketat. Aku memejamkan mata akibat sensasi yang muncul ini. Nampak nya aku yang mengendalikan permainan ini.

Fania POV

Aku merasakan punya kak Dave kembali mengacung tegak dan nafas nya tak beraturan saat aku menyandarkan kepalaku di dada atletis nya. Oh lihat perut nya memang six pack begitu kekar pantas saja stamina nya kuat. Tangan ku menyusuri 'roti sobek' kak Dave.

" Kakak 'itu' nya bangun lagi." Aku melirik ke arah selangkangan nya yang tertutup selimut.   Ah besar sekali pantas saja aku kesakitan tadi.  Aku jadi teringat milik Satya yang memperkosaku saja tidak sebesar ini.

" Sweety, dia minta jatah lagi dari mu." Aku merasa bahagia saat kak Dave memanggilku sweety ah mukaku pasti memerah. Dia merebahkan tubuh kami, mungkin tubuh ku sudah banyak menerima rangsangan jadi punya kak Dave tidak sakit saat memasukiku lagi . Ah kenapa rasa nya nikmat sekali. Aku tak kuat saat Kak Dave terus menciumi leher dan payudara ku.

" Kak Dave aku keluarrr." Jeritku saat mencapai puncak nya. Aku melihat kak Dave masih segar. Ah kenapa pria ini begitu kuat di ranjang. Aku diam saja membiarkan dia berkuasa di atas tubuh ku.

Author POV

Dave mengecup kening Fania saat permainan mereka usai. Pria itu menggendong Fania untuk membersihkan diri karena gadis itu sudah terlalu lelah untuk bangun.

" Kita tidur sudah subuh sekarang. Besok pagi mereka pasti mencari kita." Kata Dave sambil mengelus rambut Fania.

" Kakakkk..." Panggil Fania manja.

" Ada apa sweety. Jangan menggoda ku atau kita tidak tidur sampai pagi." Ucap Dave sambil mencubit hidung Fania.

" Terima kasih karena dulu kakak selamatin aku." Ucap Fania sambil memeluk Dave.

" Eh Sweety lihatlah perbuatan mu." Dave menunjuk junior nya yang kembali tegak membuat Fania terkejut karena Dave sudah berada di atas nya lagi." Ini hukuman mu karena sudah membangunkan junior ku lagi." Dave kembali mencium telinga Fania membuat gadis itu mendesah. " Kakak aku milikmu." Fania tersipu saat mengatakan itu.

Dave dan Fania membersihkan diri sebelum mereka akan di sidang oleh orang tua dan kakak Fania. Fania mengenakan kemeja Dave yang memang tersedia di apartemen pria itu untuk menutupi tubuhnya dari mini dress yang seksi itu. Sekarang pukul 8 pagi.

" Kita makan dulu ya..Setidak nya perut kita harus terisi saat kita di sidang oleh mereka." Tawar Dave pada Fania. " Aku juga ingin membicarakan beberapa hal dengan mu sweety. Satu tentang pekerjaan ku dan satu tentang Arnold."

" Baiklah kita makan dulu. Aku mau makan mie ayam spesial. Kakak tidak apa jika kita makan di kedai mie biasa." Ajak Fania.

" Hmm aku belum pernah makan di tempat seperti itu. Tidak ada salah nya aku mencoba nya." Kata Dave akhir nya.

Dave mengantarkan Fania ke rumah gadis itu. Dia tidak melepaskan tangan nya dari Fania saat mereka memasuki rumah.

" Dari mana saja kalian?" Tanya papa Dave saat melihat kedua nya. Sementara mama Dave tersenyum saat melihat genggaman putra nya di tangan calon menantu nya. Mata nya menangkap bekas kissmark yang ada di leher Fania. Dalam hati nya dia lega karena putra nya sudah normal kembali. Tapi tetap saja dia akan menjewer nya di rumah karena sudah menyentuh Fania sebelum waktu nya.

" Ini semua salah Dave, pa, ma, kak Damar. Jangan salahkan Fania." Ucap Dave lantang.

" Dave, Fania itu adik kakak kalau sampai ada apa-apa. Kamu harus bertanggung jawab." Kali ini Damar yang berbicara, nada suara nya terdengar seram namun Dave berusaha biasa saja.

" Justru saya akan bertanggung jawab kalau perlu nikahkan kami secepat nya."Plong itu yang di rasakan Dave saat mengutarakan niat nya.

" Kamu serius nak ingin menikah secepat nya?" Tanya mama Dave lembut dan pria itu mengangguk. Fania masih berlindung di belakang Dave.

" Tapi kalian tau kalau kakak dulu yang harus menikah baru kalian bisa menikah." Kata Damar lagi.

" Nak Damar seperti nya anak saya sudah jatuh hati dengan adik anda. 9 bulan waktu yang cukup untuk mempersiapkan  pernikahan mereka." Kata papa Dave menengahi. 

Mama Dave berjalan menuju Fania dan mengajak nya berbicara. " Sayang. Kapan kamu kelar haid nya?" Tanya mama Dave lembut.

" Saya baru kelar haid 7 hari yang lalu tante." Jawab Fania bingung.

" Panggil mama aja sayang. Sebentar lagi kan kamu jadi istri Dave." Jawab Mama Dave sambil terkekeh. Dave berfikir sejenak dan menghela nafas. Ternyata mama nya tau kalau dia sudah melakukan itu.

" Sayang lebih baik kita tunggu dulu 2 minggu lagi. Baru kita bicarakan apa pernikahan ini harus di percepat atau sesuai rencana 9 bulan lagi." Pungkas mama Dave membuat ketiga pria itu tersentak.

" Apa maksud perkataan mu. Ma?" Tanya papa Dave.

" Oh ayolah pa. seorang pria dan wanita menghabiskan malam berdua. Kalian bisa tebak sendiri kan apa yang di lakukan saat melihat muka mereka yang seperti orang tidak tidur semalaman." Ucapan mama Dave membuat papa Dave dan Damar menganga.

" Dave, bilang sama papa kalau yang di katakan mama mu tidak benar." Bentak papa Dave sementara Damar terlihat shock.

" Maafin Dave pa. Dave sudah melakukan nya pada Fania." Sesal Dave.

Pria paru baya itu menghampiri Dave membuat nya merasa ngeri.

Dave POV

Situasi ini membuatku ngeri, meskipun aku mengatakan pada gadisku kalau akan menghadapi nya sendiri, tetap saja aku merasa ngeri melihat tatapan kedua pria yang seakan akan mencabikku. Ayolah Dave kau yang berbuat kau juga harus berani menghadapi nya. Papa ku semakin mendekati ku dengan tatapan yang sulit di artikan. Srekkk Apa ini ku kira aku akan di hajar tapi sekarang papa memelukku.

" Dave sayang..Papa senang karena kamu sudah normal." Papa ku menangis dan aku tak kuasa menahan tangis ku juga.

" Maafin Dave pa kalau selama ini Dave ngecewain papa dan mama. Dave minta maaf. Pa.Ma." Aku menangis di pelukan papa ku.

" Iya papa maafin tapi..." Aku heran mendengar perkataan tapi papa ku yang terpotong.

" Tapi apa pa?" Tanya ku.

" Tapi kamu harus di hajar Dave....bisa-bisa nya kamu menyentuh Fania sebelum kalian menikah." Papa menjewerku di kuping kanan dan tak lama mama ikut-ikutan menjewerku di kuping kiri.

" Aduh sakit pa ma. Dave kan sudah bilang akan menikahi nya." Aku meringis.

" Maafkan kekurang ajaran anak saya pada adik anda." Papa ku berbicara dengan calon kakak iparku dengan masih menjewerku. Aku merasa malu apalagi di depan gadis yang ku cintai.

" Baiklah lagipula semua sudah terjadi. Adik saya juga seperti nya menyukai putra anda pak Leo." Perkataan kak Damar melepasku dari jeweran ini aku langsung mengusap kedua telinga ku yang terasa perih dan panas.

" Kami pamit pulang dulu. Dua minggu lagi kita baru membicarakan ini." Kata papa ku akhir nya.

" Ya silahkan."

" Dave kau mau pulang sekarang atau tidak?" Tanya papa ku karena aku masih terlihat betah di sini.

" Eh Dave ikut pulang. Oh iya Dave mau bicara sebentar dengan Fania." Ucapku sambil menghampiri Fania.

" Sweety. Kakak pulang dulu ya. Istirahat ya kamu nanti sore kakak kemari lagi." Aku meraih punggung tangan kanan nya dan mengecup nya lembut.

" Iya kak, kakak juga hati-hati bawa mobil nya." Ucap nya malu-malu.

Fania POV

Aku mengganti baju ku dan menuju ruang kerja kak Damar. Bagian intimku masih terasa nyeri sedikit. Aku merasa takut menhadapi nya sekarang. Pasti dia kecewa pada ku.

" Kak Damar. Dede minta maaf kalau dede ga bisa jaga diri dede." Cicitku pada nya.

" Kakak memang marah dan kecewa,  sayang. Namun semua sudah terjadi. Lagipula kakak lihat Dave sangat mencintai dede jadi kakak bisa tenang melepas dede pada nya."

" Terima kasih kak." Sahut ku sambil memeluk nya.

" Oh iya de. Apa Dave mengatakan sesuatu yang aneh pada dede?" Tanya kakakku dan aku menggeleng.

" Kak.Nanti sore kak Dave akan datang dan dia meminta bantuan dede mengenai pekerjaan nya. Dede rasa ini bagus karena dede berniat terjun dalam dunia bisnis."
Ucapku lagi.

" Hm seperti nya bagus juga. Kakak rasa dede tidak memberi bantuan dengan cuma-cuma. Apa yang dede inginkan dari Dave." Tembak kakakku. Duh tahu saja niat licikku.

" Dede minta bantuan untuk menyebarkan kuisioner pada 110 orang dan mengolah nya ke program spss."

" Sudah kakak duga. Memang nya skripsi dede sampai mana ?"

"Hari senin dede ketemu dosen pembimbing untuk menyerahkan bab 2 dan kamis ketemu lagi kalau tidak ada revisi lanjut ke bab 3." Sahut ku lagi.

"Tidur lah dede kelihatan lelah." Kata kakakku lagi.

Dave POV

Aku memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua ku. Hmm Arnold sedari kemarin juga tidak menghubungi ku. Pasti dia marah besar pada ku. Aku harus mencari cari memutuskan hubungan kami tanpa menyakiti nya. Sejak kapan kasur ku jadi empuk begini. Aku terbangun jam 2 siang karena lapar.

Aku menuju dapur dan melihat mama sedang melihat-lihat gaun pengantin di tabloid wedding, cepat sekali mama ku bertindak.

" Ma, Dave lapar." 

Mama ku mengalihkan perhatian nya pada ku sejenak dan berkata."  Mama masak ayam kecap ada di panci."

Aku mengambil nasi di rice cooker dan mangkuk beling untuk laukku. Masakan mama ku memang enak.

" Ma..Terima kasih atas semua nya ma. Dave berhutang banyak pada mama."  Mama ku hanya tersenyum dan mata nya berkaca-kaca. Aku tau dalam hati nya dia sangat bahagia karena aku telah kembali ke rumah.

" Ummm ma. Dari mana mama tau kalau Dave melakukan 'itu' pada Fania?" Tanya ku penasaran.

" Mama sudah hidup lebih lama daripada kamu sayang. Mama senang karena Fania gadis yang baik." Tiba-tiba aku teringat bercak darah itu dan mengatakan nya pada beliau. Mama ku hanya mengangguk paham.

" Dave setiap perempuan memiliki selaput dara yang berbeda. Mungkin saja punya Fania lebih elastis. Jadi bisa mengeluarkan darah saat berhubungan yang kedua kali nya. Apa lagi jarak nya sudah lama kan." Jelas mama ku, aku hanya mengangguk paham.

" Ma. Dave mau pergi ke rumah Fania."

" Eh kalian bahkan belum lama berpisah dan kau sudah rindu pada nya." Ucap mama ku menggoda.

" Ada beberapa hal yang perlu Dave bicarakan. Dave merasa dia gadis yang cerdas." Sahutku lagi.

" Baiklah tapi jangan menyentuhnya lagi." Ancam mama ku. Tapi aku merasa ancaman nya seperti main-main.

" Eh entahlah ma kalau untuk itu Dave tidak berani janji." Ucapku sambil berlari.

" DAVEEEEEEEE JANGAN LAKUKAN ITU." Teriak mama ku kemudian tertawa.

Rumah Fania

Author POV

Fania sedang mengerjakan skripsi di lap top nya karena Dave sudah berada di jalan. Puluhan buku , kertas bertebaran di ruang keluarga Fania. Dia sedang membuat contoh kuisinoer untuk metologi penelitian nya. Cyntia dan Dimas hanya menggelengkan kepala melihat nona nya stress.

" Nona, tuan Dave sudah datang." Cyntia sampai harus mengguncangkan tubuh nona nya karena tak menyadari kehadiran pria itu.

" Suruh duduk . Aku sedang sibuk." Ucap Fania singkat. Dave perlahan menghampiri Fania yang sedang berkutat pada laptop nya.

" Sweety. Kau terlihat stress." Ucap Dave membuat Fania menoleh pada nya. Bahkan saat memakai kacamata Fania masih terlihat cantik.

" Sini kakak lihat." Sahut Dave sambil melihat hasil ketikan Fania tak lama pria itu berkata. " Lebih baik kalimat nya seperti ini." Kata Dave sambil mengetik di laptop Fania. 15 menit Dave membantu Fania.

Setelah itu gadis itu membereskan semua buku dan berkas nya ke dalam satu tas besar. " Cyn. Tolong taruh di kamarku." Ucap Fania pada bodyguard nya. Dimas hanya diam mengawasi nona nya.

" Jadi ini yang membuat ku bingung." Kata Dave sambil mencolokkan flash disk nya. Fania melihat statistik penjualan yang menurun.

" Memang nya produk apa yang perusahaan kakak buat? Tanya Fania.

" Kami membuat food dan beverages. Ada beberapa item yang menurun. Dan itu produk minuman ringan merek AIDO( ngarang com) dan snack PIONTA ( ngarang.com). Fania melihat semua produk yang di hasilkan dari awal produksi 30 tahun yang lalu sampai sekarang.

" Kak kenapa ga di remake aja kemasan kedua nya. Mereka kelihatan ketinggalan zaman sama perlu ga di buat tag line baru. Dari sisi iklan harus menarik juga kak." Jelas Fania, Dave mengangguk paham.

Setelah berdiskusi 2 jam. Kriuk perut Fania berbunyi. Dave tertawa mendengar nya.

" Ayo pergi makan." Ajak Dave.

" Boleh mereka ikut?" Tanya Fania.

" Boleh saja." Kata Dave lagi

" Kak kami ganti baju dulu. Dim.Cyn. jangan lama-lama."

" Biar saya yang bawa mobil nya tuan." Dimas menawarkan diri dan Fania mengangguk pada Dave.

Dimas dan Cyntia duduk di depan sementara Dave dan Fania di belakang.

" Mau makan di mana tuan?" Tanya Dimas pada Dave.

" Kita makan di resto jepang saja. Tahu restoran xxxxxx ga?" Tanya Dave pada Dimas. Dimas berfikir sejenak dan mengangguk.

" Nona kami tunggu di mobil saja." Kata Dimas dan Cyntia serempak.

" Kalian ikut dan ini perintah." Sahut Fania membuat kedua nya menunduk.

" Tapi nona..."

" Kalian dengar kan tadi Fania bilang apa. Ini perintah." Dave memotong ucapan Dimas.

" Kalian bekerja untukku. Jadi kalian juga harus berada di dekat ku." Kata Fania lembut membuat kedua nya berkaca-kaca.

" Ayo gue udah lapar." Sahut Dave kepada kedua nya.

Selamat datang tuan nyonya mau berapa orang. Seorang waitress menyambut mereka saat memasuki resto jepang itu.

" Untuk 4 orang." Sang waitress menunjukkan tempat.

Ada paket  shabu-shabu spesial untuk 4 orang bisa up juga tuan.Kata waitress sambil menunjuk buku menu.

" Oke yang ini saja minum nya apa?" Tanya Dave.

" Ada teh ocha atau air putih."

" Dua dua nya saja." Sahut Fania.

" Dim Cyn santai saja tak usah segan kalian harus membiasakan berada di dekat kak Dave" Ucapan Fania membuat kedua nya lega.

" Hmm Sweety aku ingin meminta pendapat mu tentang Arnold." Kata Dave ketika mereka menunggu pesanan.

" Hmm boleh aku liat foto nya?" Tanya Fania lagi Dave mengirimkan foto pria itu ke iphone Fania. Gadis itu merasa pernah nelihat Arnold tapi dia lupa kapan dan di mana.
" Cyn. Dim. Kita pernah liat orang ini kan ya?" Tanya nya pada kedua orang itu.

" Ah nona ini pria brengsek yang menggoda ku." Adu Cyntia membuat ketiga nya



Yups kelar juga part 4 nya. Dengan penuh perjuangan dan tingkat kemesuman yang akut...Mudah-mudahan cepat kelar karena ide cerbung sudah mengantri.  Sampai jumpa di part selanjut nya. Bye2x







Tidak ada komentar:

Posting Komentar