Hai2x ketemu lagi dengan author gaje. Ingat rate cerbung ini 17++ mohon kebijaksaan pembaca.
Part 3~ Turn back normal
Part 3~ Turn back normal
Author POV
Fania sangat terkejut saat Dave marah pada nya. Sepanjang perjalanan pulang gadis itu hanya terdiam. Setelah sampai ke rumah Bi Sumi menawarkan nya makan.
" Makasih bi. Aku sudah kenyang seperti nya aku ingin buat kue saja." Sahut gadis itu lemas.
Fania sedang mencampurkan coklat saat Cyntia memasuki dapur dan memarahi nya.
" Nona kenapa nona tidak mengabari saya kalau nona pergi."
Untung lah adonan Fania sudah siap untuk di mixer sehingga perhatian gadis itu teralihkan. " Maaf Cyn. Aku lupa." Sebenar nya Fania terkejut saat Dave mencium nya tadi sehingga dia lupa mengabarkan Cyntia dan Dimas.
" Apakah tuan Dave baik sama nona?" Tanya Cyntia menggoda nona nya.
" Ya dia baik. Hey..apa maksud mu menanyakan hal itu?" Sahut Fania sebal.
" Apa nona sedang membuat resep baru?" Tanya Cyntia lagi.
Fania POV
Heee, lihatlah cepat sekali mood gadis ini berubah. " Non di panggil tuan Damar." Perkataan bi Sumi memecahkan konsentrasi kami.
" Bi ini sudah ku atur alarm nya." Sahut ku sambil menuang adonan ke cetakan kue dan menyetel oven ku.
" Biar bibi yang bereskan.." kata nya lagi. Aku mengangguk dan melangkah kearah ruangan kantor kak Damar.
" Kakak memanggilku?" Tanyaku setelah duduk di sofa.
" Bagaimana dengan Dave..Apakah dia baik sama dede?" Tanya kakakku. Pertanyaan yang sama namun berbeda arti nya.
" Bagus lah kalau dia baik sama dede. Ada yang mau kakak bicarakan. Setelah kakak menikah, kakak tidak akan tinggal di rumah ini." Kata Damar pelan.
" Karena kakak akan tinggal di rumah kakak sendiri." Jawab Damar.
" Memang nya ini bukan rumah kakak ?" Tanya ku lagi.
" Bukan ini rumah dede. Papa dan mama sudah lama mewariskan nya pada dede." Jawab Damar mantap.
Flashback On
Damar yang saat ini baru kelas 1 smp berbincang-bincang dengan kedua orang tua nya.
" Damar ada yang ingin kami bicarakan dengan mu." Sahut Papa Rico Gilbert. " Kami ingin mewariskan rumah ini pada adik kamu. Namun kamu jangan khawatir kami sudah mewariskan rumah yang lebih besar dari ini hanya tempat nya jauh dari sini."
" Kenapa kalian ingin mewariskan rumah ini pada dede." Tanya Damar yang di jawab senyuman oleh kedua orang tua nya.
" Ah Damar ingat. Karena Damar laki-laki jadi tidak masalah Damar tinggal di mana saat Damar nanti menikah " jawab Damar.
" Benar sekali nak. Perkataan mu. Kami hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua." Sahut Mama Graneta .
" Kalau menurut Damar. Papa dan Mama hanya ingin memastikan bahwa dede merasa nyaman karena tinggal di rumah orang tua nya."
" Benar sayang. Kodrat perempuan sedikit berbeda dengan laki-laki. Apabila perempuan itu beruntung mendapatkan suami yang sangat menyayangi diri nya. Maka nasib perempuan itu beruntung." Sambung mama Graneta lagi.
" Kalau begitu dede tidak usah menikah saja. Kita berempat sampai tua." Sahut Damar polos membuat kedua orang tua nya tertawa.
" Tidak bisa begitu juga nak. Kodrat manusia adalah menikah dan melangsungkan keturunan." Kata papa Rico
Flashback off
" Sekarang kakak baru mengerti maksud papa dan mama. De setelah dede menikah dede tetap tinggal di sini dan itu sudah tertulis di wasiat mereka. Jadi mertua dede tidak akan bisa menyuruh dede untuk tinggal bersama dengan mereka setelah dede menikah." Ucapan kak Damar membuatku bingung, seperti nya aku harus banyak membaca buku atau menonton film tentang life after marriage.
Sebuah ketukan menyadarkan ku. Bi Sumi datang membawa nampan berisi kue dan seteko teh." Ini kue nya den, non."
" Ini resep baru ya de. Boleh kakak habisin." Sahut kak Damar sambil menggigit kue yang baru ku bikin tadi.
" Nanti setelah kakak menikah dede masakin siapa?" Tanyaku menerawang.
" Dede bisa masakin buat Dave." Sahut nya lagi. Ish lihatlah kakak ku malah asyik sendiri. Aku bingung mau menceritakan ke kak Damar atau tidak ya soal ciuman ku tadi.
" Ada apa de. Kenapa dede cemberut?"tanya Kak Damar.
" Kalau seandai nya kakak belok normal bagaimana kak?" Tanya ku memancing.
" Ya ga apa-apa bukan nya kodrat nya manusia itu berpasangan dengan lawan jenis nya." Jawab kak Damar enteng Fixed jadi kak Damar ga keberatan adik nya melakukan lebih sekadar ciuman setelah aku menikah.
" Dede jangan terlalu khawatir 9 bulan waktu yang cukup untuk kalian saling mengenal." Sahut kakakku sambil menepuk kepalaku aku tidak tahan untuk memeluk nya. Meskipun sama-sama maskulin aroma kak Damar menenangkan ku sementara aroma kak Dave memabukkan ku. Aku memeluk nya hingga semua terasa ringan.
Dave POV
Aku sangat lelah setelah rapat sialan ini dan ingin cepat tidur. Ada apa dengan Arnold mengapa dia diam saja saat membuka pintu. Dengan langkah berat aku menuju kamar mandi dan menyalakan shower. Seluruh syaraf ku rileks saat air hangat menyentuh kulitku.
Aku bersiap untuk tidur namun isakan Arnolrd membuatku kembali terjaga. " Hon siapa gadis yang di foto bersama mu."
" Bisakah kita membicarakan nya besok. Aku sangat lelah." Aku menjawab Arnold dengan membentak dan dia terkesiap.
" Oh hon kau membentakku ." Dia semakin meraung.
" Please hon. Aku mohon bicarakan besok saja aku sangat lelah." Aku memejamkan mata tidak memperdulikan rengekan nya.
Aku terbangun jam 6 dan ku lihat Arnold masih tertidur , aku langsung menuju kamar mandi. Dengan perlahan ku tutup pintu apartemen kami setelah aku siap.
Aku meminta ekpreso untuk menyegarkan tubuh ku. Aku baru menyadari Zahra memiliki tubuh yang seksi seminggu yang lalu saat para karyawan pria bergosip di toilet dan aku harus menunggu di toilet untuk yang kedua kali nya sampai mereka kelar bergosip. Ternyata bukan hanya wanita yang senang bergosip. Jujur aku pernah melihat wanita-wanita yang nyaris telanjang namun aku tidak tertarik. Sorry ladies your not my orientation. Awal nya aku berniat untuk mengencani salah satu karyawan pria namun ku urungkan karena mereka pria normal.
Aku sibuk bekerja hingga papa ku datang. " Kau sudah makan nak?"
Aku menggeleng " Dave delivery saja pa. Masih banyak pekerjaan yang harus Dave kerjakan."
" Tidak perlu nak. Mama mu sudah memasakkan sesuatu untukkmu." Sahut papa sambil meletakkan kotak bekal di meja ku. Ah mama memang yang terbaik.
" Dave papa ingin memberitahu jumat depan ada pesta dan kau harus membawa Fania ke pesta itu. Kalian harus tampil sebagai pasangan di depan umum." Kata nya lagi.
" Dave malas pa. Kenapa Fania tidak pergi bersama kakak nya." Aku berusaha memberikan argumen.
" Damar pergi dengan tunangan nya sekalian menyebarkan undangan pernikahan mereka." SKAK Aku tidak dapat membantah lagi. Memang sejak kabar kedekatanku dengan Fania saham Ferdinand co meningkat sekian persen. Mungkin perjodohan ini tidak lah buruk.
Setelah 11 jam berkutat dengan pekerjaan aku melangkahkan kaki ke mobil. Cape sekali di tambah Arnold masih ngambek dengan ku. Aku harus meluruskan masalah ini. Setelah mandi dan memakai piama aku berbicara dengan nya. Dia nampak ngambek denganku. Namun kami tidak dapat berbuat apa-apa. Karena keluarga kami menentang pernikahan sejenis.
" Apa yang terjadi dengan kita hon nanti nya?" Tanya nya lirih. Ah muka itu membuatku ingin mencium nya. Segera ku terkam tubuh nya dan ku ciumi seluruh tubuh nya, kami bermain kasar kali ini.
" Apa gadis itu tau kalau kau gay?" Tanya nya saat permainan kami usai.
" Apa dia tidak masalah dengan hal ini?" Tanya nya lagi.
" Dia gadis yang baik. Dan memang kadang pernikahan dalam dunia bisnis lazim terjadi. Pernikahan tanpa cinta." Ucapan ku meragu di kata tanpa cinta.
" Tanpa cinta?" Tanya Arnold lagi dan aku mengangguk enggan. Tadi nya aku ingin menceritakan awal pertemuan ku dengan Fania namun hati kecil ku mengatakan jangan. Degg tiba-tiba bibir mungil Fania yang terlintas di pikirannku. Dan aku memekik pelan.
" Aku hanya ingat kalau besok ada meeting."Jawab ku sambil memejamkan mata.
Fania POV
Kak Damar memberitahu ada pesta yang harus ku hadiri bersama kak Dave jumat ini. Cishhh sejak ciuman itu dua minggu yang lalu kami belum berkomunikasi. Ada apa sih dengan pria itu. Tidak tahukah00 dia kalau aku sering tidak bisa tidur nyenyak sejak itu. Ah tiba-tiba aku ingin makan baso , ku ambil iphone ku dan mengirim pesan wa ke Cyntia dan Dimas.
Setelah berkendara 30 menit tibalah kami di warung baso sederhana. Pemilik kedai yang merupakan seorang pria berumur 40an tahun sampai terkejut saat kami turun dari alpard hitam.
" Baso spesial 3 satu jangan pake bawang goreng daun bawang micin. Minum nya 2 es teh manis 1 es teh tawar." Setelah menyebutkan pesanan kami. Aku duduk dan menghela nafas.
" Entah lah aku bingung. Aku hanya ingin makan baso pedas." Jawabku jujur.
" Apakah nona memikirkan tuan Dave?" Tanya Cyntia usil. Ah aku lupa pengawal ku punya insting yang kuat.
" Kami berciuman. Kak Dave yang menciumku dulu." Shit aku keceplosan.
" Apa nona serius sudah berciuman dengan tuan Dave?" Tanya Dimas kaget.
" Cepat ceritakan pada kami nona." Perintah Cyntia antusias.
Mereka menganggukkan kepala saat mendengar ceritaku.
" Nona itu arti nya tuan Dave punya ketertarikan secara fisik dengan nona. Cuma kita harus tahu apa itu hanya berlaku pada nona atau pada semua wanita." Jelas Dimas.
Ah ini membuat ku pusing dan lapar. Aku memesan lagi semangkok baso untukku membuat kedua nya kaget.
" Jadi berapa pak?" Tanyaku pada bapak penjual baso.
" Enam puluh ribu neng." Aku mengulurkan selembar seratus ribu. " Kembali nya buat bapak." Terlihat mata nya berkaca-kaca.
" Ada apa pak?" Tanya ku bingung. Dimas dan Cyntia tidak jadi menuju mobil.
" Bapak senang karena modal bapak untuk besok terkumpul n uang untuk buku cetak anak bapak sudah ada." Jawaban nya membuatku terenyuh.
" Terus di mana anak bapak?" Aku bertanya dan pria itu masuk ke dalam tak lama dia keluar bersama wanita berdaster kembang dan berhijab krem yang sedang mengandeng gadis cilik.
" Rahmi kak." Jawab nya malu-malu.
" Rahmi sekolah di mana?"
" SDN mutiara1 petang kelas 2 " kali ini dia menjawab dengan berani.
" Ade ini ada jajan buat ade." Ujar ku sambil mengulurkan lima lembar ratusan ribu ke tangan nya.
" Terima kasih kak. Rahmi jadi bisa beli perlengkapan sekolah." Nampak ibu nya berterima kasih sambil berkaca-kaca.
" Sama-sama sayang. Inget belajar yang rajin. Patuh ama orang tua jauhi pergaulan yang salah. Yang penting ibadah nya harus rajin." Kata ku lagi.
" Dim Cyn. Ayo pulang. Aku sudah menemukan apa yang membuatku bahagia." Kataku akhir nya.
Author pov
Sehari sebelum pesta di apartemen Dave Arnold. Arnold meminta Dave untuk menemani nya ke pesta teman perempuan nya.
" Aku harus pergi ke pesta dengan gadis itu." Sahut Dave.
" Jadi kau lebih memilih gadis itu dibandingkan aku." Sahut Arnold merajuk.
" Oh ayolah hon. Kau tau sendiri posisi gadis itu sekarang." Ujar Dave agak kesal.
" Dan kau pun akan di jodohkan dengan gadis lain." Sambung Dave lagi.
" SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK MAU DI JODOHKAN DENGAN GADIS LICIK YANG ADA DI LUAR SANA." Arnold menjerit frustasi. Dave melangkah menuju pantry dan mengambil sebotol anggur dan dua gelas kaca namun pria kemayu itu langsung menyambar botol dan menenggak isi nya. Setengah jam kemudian Arnold memuntahkan isi perut nya dan tertidur. Dave mengganti baju pria itu karena bau alkohol menyengat setelah itu dia ikut berbaring dan terlelap.
Dave pov
Bunyi alarm membangunkanku. Aku sengaja menyetel nya pada angka 5 karena banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan sebelum makan siang(?). Arnold masih terlelap saat aku sudah selesai berpakaian.
Ada apa dengan sekertarisku pagi ini mengapa dia seperti orang kepanasan. " Zahra aku ingin teh hangat manis saja untuk pagi ini." Dandanan nya yang tebal tidak dapat menutupi muka nya yang memerah saat aku mengatakan itu apakah wanita harus berdandan setebal itu pikirku.
Dengan kecepatan extra aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku. Sekarang pukul 12 kurang 10 aku bergegas membereskan meja ku dan menuju ke rumah orang tuaku. Perasaan ku saja apa jumlah kendaraan meningkat atau sekarang sudah waktu nya makan siang. Setelah mengemudi sejam akhir nya aku sampai juga. Mama menyambutku di ruang tamu.
" Kau sudah makan nak?" Tanya mama ku lembut.
" Belum. Dave sangat lapar. " Jawabku singkat. Aku berjalan menuju dapur mengikuti beliau. Dengan telaten mengambilkan nasi dan lauk untukku.
" Kapan-kapan ajak Fania kemari Dave. Mama ingin bertemu dengan nya." Perkataan mama ku membuatku tersedak.
Aku cepat mengambil minum dan menyelesaikan makan ku.
" Dave mencium Fania." Sahutku mantap nampak beliau terkejut kemudian tersenyum.
" Cepat ceritakan pada mama bagaimana kejadian nya." Perintah mamaku. Beliau menganggukkan kepala saat mendengarkan ceritaku.
" Dave. Mama cuma bilang percaya naluri mu saat bersama Fania. Jangan di tahan." Saran mama ku membuatku berfikir.
" Ma, bagaimana kalau Dave kelepasan?" Tanya ku lagi.
" Berarti kamu pria normal sayang. Mama percaya kamu pria yang bertanggung jawab." Mendengar perkataan mama membuatku agak lega.
" Ma. Dave mau tidur bangunkan dave jam setengah 5 ya." Pinta ku sambil menuju kamar ku.
Rasa nya tidur 2 setengah jam tidak berasa. Apa aku merindukan kasur ku sejak kapan kasur ini begitu empuk. Aku bergegas mandi . Pancuran air dingin menyegarkan tubuh ku di hari yang panas ini. Aku memakai kemeja yang sudah tergantung di depan lemari. Ku lirik arloji ku sudah pukul 5.30 aku bersiap menjemput Fania.
Fania POV
Sekarang pukul 5 sore aku bersiap untuk mandi. 15 menit kemudian aku melihat gaun purple black di tempat tidur ku. Gaun ini ketat membungkus tubuh ku, nampak nya aku tidak boleh makan banyak saat di pesta nanti malam.
Cyntia membantuku merias diri sekitar jam 6 sore aku sudah siap.
" Ayolah nona. Tuan Dave begitu tinggi nona kebanting kalau tidak pakai heels " Cyntia membujukku.
" Punya badan koq tinggi banget." Sahut ku kesal sambil memakai heels sialan ini.
" Lo nya aja yang terlalu pendek." Sebuah suara membuatku terkejut dan bangun dari dudukku. Kak Dave terlihat tampan malam ini dengan setelan jas itu. Ah Cyntia benar aku kebanting kalau tidak mengenakan heels.
" Tuan Dave . Nona Fania sudah siap." Suara Cyntia membuyarkan lamunan ku. Nampak nya muka kak Dave memerah apakah dia sedang sakit.
Dave POV
Aku mendengar Fania sedang berbincang dengan pelayan nya karena gadis itu memanggil nya nona. Nampak nya dia tidak suka mengenakan heels.
"Punya badan koq tinggi banget." Desis nya aku tak tahan untuk mengomentari nya.
" Badan lo aja yang terlalu pendek." Dia bangun dari duduk nya. Oh my dia cantik sekali dengan tatatan rambut ikat samping kiri di atas kanan nya terselip jepitan mutiara berlian senada anting di telinga nya simple namun mewah. But wait apa-apaan dengan gaun nya? Itu terlalu seksi berbentuk kemben dengan rok sedikit mengembang pendek nya 5 senti di atas lutut.
" Tuan Dave nona Fania sudah siap." Suara pelayan nya menyadarkan ku. Pipi nya memerah.
Author POV
Dave membantu Fania berjalan karena gadis itu kesulitan dengan heels nya. Sedetik kemudian Dave menggendong Fania dan mendudukkan nya di kursi belakang mobil " Lebih cepat begini." Fania gugup karena Dave bisa melihat jelas belahan dada nya dalam posisi ini. Mereka saling terbuai oleh aroma parfum masing-masing. Fania merutuki nasib nya yang memakai gaun seperti ini. Kedua nya diam selama perjalanan.
" Tuan Nona kita sudah sampai." Kata Supir keluarga Dave. Bima. Dave tidak di perkenankan menyetir mobil karena pasti meminum alkohol sepanjang pesta. Bima terkejut saat tuan muda nya menggendong seorang gadis karena sepengatahuan nya Dave seorang gay.
Dave POV
Cish lihatlah pandangan pria mesum di sini. Padahal mereka membawa seorang gadis sebagai pendamping. Well harus ku akui gadis di sebelah ku ini memiliki kecantikan yang alami. Aku mengetatkan peganganku pada nya menegaskan bahwa dia milikku. Wait apa barusan. Milikku? Aku mulai merasa posesif rupa nya.
Damar dan pasangan nya berada tak jauh dari kami mereka sedang menyebar undangan. Bahkan gaun pasangan Damar tidak seseksi gaun gadis ini.
" Tuan Dave Nona Fania. Kenalkan saya Rudi Saliem. Saya kolega bisnis ayah dan kakak anda berdua. Jadi kapan pernikahan kalian. " Seorang pria tua menghampiri kami dan berbasa basi.
" Bukankah tuan tau kalau kak Damar duluan yang menikah baru kami." Fania menjawab pria tua ini dengan elegan. Dia melirik undangan pernikahan kakak nya yang ada di tangan kiri pria itu.Bravo god girl.
" Eh baiklah saya permisi dulu tuan nona." Pria itu tergugup dan meninggalkan kami.
" Aku tidak menyukai nya kak." Sahut Fania berbisik. Aku menoleh dan bertanya tanpa suara. " Entahlah aku hanya tidak menyukai nya." Sahut nya lagi.
" Aku tidak minum alkohol kak." Jawab nya lagi. Heee gadis macam apa ini. Apa mungkin dia trauma. Memang tercium bau alkohol saat aku menyelamatkan nya dulu.
" Ikut gue." Sahut ku menarik nya. " Ini soda lo bisa minum ini." Kataku sambil mengulurkan segelas minuman ringan.
" Pantas kakak di supirin minum wine." Kata nya terkekeh. Shitt bibir basah nya seakan menantang untuk ku lumat. Aku menenggak 5 gelas red wine untuk menenangkan jantung ku.
Suara mc memberitahu bahwa slow dance akan segera di mulai. Aku mengulurkan tangan ku mengajak nya berdansa. " Aku takut jatuh pake heels kak." Jawab nya menunduk.
" Jangan takut ini slow dance." Aku mencubit pipi nya dan dia mendongak. Oh dia sungguh cantik dan menggemaskan." Letakkin tangan lo di leher gue." Kata ku membimbing tangan nya ke leher ku.
Fania POV
Rasa nya aneh saat tangan kak Dave melingkari pinggangku. Aroma maskulin nya membuat ku menggesekkan payudara ku ke dada nya hingga aku tersadar sesuatu mengacung tegak di bawah pusar ku. Nampak nya dia belum menyadari nya hingga dia semakin merapatkan tubuh nya ke tubuh ku. Aku tidak tahu harus bereaksi apa. Pipi nya memerah dan menarik tangan ku meninggalkan pesta ini.
Dia menyerahkan ongkos kepada supir nya. Ah baik juga ternyata kak Dave terhadap pegawai nya.
" Pakai ini. Gue butuh bantuan lo."Sahut Kak Dave menyerahkan jas nya. Rupa nya dia kesal dengan gaun ku yang terbuka ini.
" Kak. Kita mau kemana?" Tanyaku pada nya yang di jawab. Liat aja ntar gue lagi nyetir. Aku memutuskan untuk memejamkan mata.
Aku merasa ada yang menepuk pelan pipi ku. Saat membuka mata ku lihat mata kak Dave menatapku nanar. Dia menggendong tubuh ku dan aku reflek mengalungkan tangan ku ke leher nya. Apa aku begitu ringan atau dia begitu kuat seakan dia tidak kesulitan menggendong ku sambil membuka dan mengunci pintu apartemen.
" Ini apartemen pribadi gue. Lo orang pertama yang datang." Dia meletakkan ku di ranjang dan menyalakan ac. Brrr sangat dingin menyentuh kulit ku.
" Gue mau membuktikan sesuatu malam ini." Aku tersentak dengan perkataan nya dan bingung harus berbuat apa. Dia melumat bibir ku dan lidah nya menerobos mulut ku, terasa wine dari mulut nya saat lidah kami saling berbelit. Setelah puas dengan bibirku, bibir nya makin lama makin turun hingga ke payudara ku sementara tangan nya yang satu meremas payudara ku yang belum tersentuh bibir nya. Aku merasa nikmat menghinggapi seluruh tubuh.
Dave POV
Payudara nya yang besar menempel di dada ku, aroma parfum nya yang manis memabukkan ku. Aku memandang wajah nya yang tiba-tiba memerah aku menyadari bahwa junior ku mengeras. Sialan bikin malu saja. Aku menarik tangan nya meninggalkan pesta di mana kehadiran kami tidak di perlukan lagi.
Aku memberikan ongkos yang di terima dengan bingung oleh Bima. Segera ku ulurkan jas ku untuk di pakai oleh nya. Aku hanya menjawab liat aja ntar gue lagi nyetir saat dia bertanya mau kemana. Setelah itu tidak ku dengar lagi suara nya aku menoleh dan dia tertidur. Aku harus membuktikan sesuatu malam ini.
Aku mencari-cari kunci apartemen ku. Entah kenapa aku ingin membawa nya saat mengenakan jas ku. Oh iya di jas. Aku membuka jas ku pelan-pelan dari tubuh Fania dan mencari nya ini dia. Aku mengenakan kembali jas ku kemudian membangunkan nya.
" Fan bangun." Aku menepuk pipi nya dan tak lama dia membuka mata. Aku tak sabar lagi segera ku gendong dia. Dia begitu ringan bahkan aku bisa membuka pintu apartemen sambil menggendong nya.
"Ini apartemen pribadi gue. Lo orang pertama yang datang kemari." Aku meletakkan dia dengan lembut di ranjang yang ada di kamarku, kaki nya terlihat bengkak segera ku lepas sepatu nya dan pantopel ku lalu menindih nya
" Gue mau membuktikan sesuatu malam ini." Kata ku sambil melepaskan perhiasaan yang menempel di tubuhnya agar dia merasa nyaman nanti nya. Gadis ini masih diam, ku cium bibir nya dan menggigit pelan bibir bawah nya dia mendesah ini kesempatan untuk lidah ku masuk menjelajah rongga mulut nya. Lidah kami saling bertaut menginginkan lebih. Tangan ku semakin merayap ke bawah leher nya dan saat menangkap kaitan seleting di bawah ketiak kiri nya aku menurunkan nya dan melepas gaun beserta cd yang melekat di tubuh gadis ini dan meletakkan nya di sofa.
Perkiraan ku tepat payudara nya memang membesar. Ku cium seluruh wajah nya lalu leher nya dia semakin mendesah tangan nya bergetar saat membuka kancing kemeja ku lalu celana panjang ku.
Aku menurunkan cd ku dan melemparkan ke sembarang arah. Saat bibir ku mendarat di payudara nya dia meremas junior ku, ah tangan mulus itu menambah ketegangan nya saja. Aku menggeram dan saat ku tujukan bibirku ke bawah perut nya dia merapatkan paha nya. Aku melebarkan kembali paha nya dan memasukkan kedua jari ku ke vagina nya. Dia mulai mendesah saat lidahku membelai klitoris nya. Damn, liang ini beraroma rempah dan bunga yang membuatku semakin bernafsu untuk menjilati nya.
" Ahhhh kak Dave.." Dia menjerit saat pelepasan nya yang pertama ini waktu nya milikku yang memasuki milik nya. Aku segera memposisikan kejantananku untuk menerobos vagina nya. " Arghhhh KAK DAVE." Dia kembali menjerit dan menitikkan air mata saat milik ku memasuki milik nya, segera ku bungkam dengan ciuman di bibir nya. Ah sempit sekali milik nya. Aku semakin kuat mendorong bokong ku KREEKK eh aku seperti menembus sesuatu. Aku mendiamkan sejenak agar rasa sakit nya hilang dan setelah itu aku menggerakkan bokong ku maju mundur. Dia mendesah sambil menjambak rambut ku dan mengimbangi gerakan ku " Ahhhhh kak Dave...." Nampak nya dia keluar lagi karena milik nya berkedut dan mencengkram junior ku kuat. Aku semakin bersemangat untuk memompa juniorku sensasi ini 100 x lebih nikmat di banding dengan sesama pria. Dia terus mendesah saat aku menyodok nya dengan cepat. " Kak Dave....ahhhhhh Kak Dave..." Dia memanggil nama ku lagi saat dia keluar lagi dan punya nya menjepit kuat junior ku.
" Stttt Sweety kau cukup diam saja. Kakak tau kamu sudah lelah." Aku mengecup dahi nya sembari menenangkan nya. Kami saling mengerang hingga aku merasakan miliknya meremas kuat milikku dan aku merasakan kedutan milik nya sebanyak 3 x. Tak lama aku menyusul dengan menembakkan benih ku di rahim nya sebanyak 7 kali , setelah percintaan panas kami, dia tertidur.
" Stttt Sweety kau cukup diam saja. Kakak tau kamu sudah lelah." Aku mengecup dahi nya sembari menenangkan nya. Kami saling mengerang hingga aku merasakan miliknya meremas kuat milikku dan aku merasakan kedutan milik nya sebanyak 3 x. Tak lama aku menyusul dengan menembakkan benih ku di rahim nya sebanyak 7 kali , setelah percintaan panas kami, dia tertidur.
Yups kelar juga part 3 nya. Sekali lagi author ingatkan ini 17+++++ mohon kebijaksanaan pembaca. Sampai jumpa di part selanjut nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar