Hai balik lagi dengan author gaje. Ini cerbung rate 17++++. Harap di ingat.
Part 5~ The Wedding
Part 5~ The Wedding
Selamat datang tuan nyonya mau berapa orang. Seorang waitress menyambut mereka saat memasuki resto jepang itu.
" Untuk 4 orang." Sang waitress menunjukkan tempat.
"Ada paket shabu-shabu spesial untuk 4 orang bisa up juga tuan" Kata waitress sambil menunjuk buku menu.
" Oke yang ini saja minum nya apa?" Tanya Dave.
" Dua dua nya saja." Sahut Fania.
" Dim, Cyn santai saja tak usah segan kalian harus membiasakan berada di dekat kak Dave." Ucapan Fania membuat kedua nya lega.
" Hmm Sweety aku ingin meminta pendapat mu tentang Arnold." Kata Dave ketika mereka menunggu pesanan.
" Hmm boleh aku liat foto nya?" Tanya Fania lagi Dave mengirimkan foto pria itu ke iphone Fania. Gadis itu merasa pernah nelihat Arnold tapi dia lupa kapan dan di mana.
" Cyn. Dim. Kita pernah liat orang ini kan ya?" Tanya nya pada kedua nya.
" Ah nona ini pria brengsek yang menggoda ku." Adu Cyntia membuat ketiga nya tersentak.
" Coba ceritakan bagaimana dia menggoda mu Cyn. " Perintah Fania karena kedua pria ini hanya terdiam.
" Jadi nona dua minggu yang lalu saat kita sedang di mall. Saya harus ke atm untuk transfer ke menado. Saat mau balik ke tempat kalian. Pria ini berusaha merayu saya apalagi saya saat itu mengenakan rok. Saya menolak namun dia dengan kurang ajar nya meremas bokong saya. Saya tendang saja anu nya terus saya lari." Fania melihat Dimas mengepalkan tangan menahan marah dan Dave juga menunjukkan tatapan kecewa.
" Kak. Dim. Minum dulu tenangkan diri kalian." Perintah Fania.
" Thanks sweety. Sekarang aku perlu selidiki siapa Arnold mengapa dia mengaku gay padahal normal." Ucap Dave setelah tenang.
" Dimas kamu juga udah tenang kan." Ucap Fania pada supir nya.
" Kita makan dulu baru bisa berfikir." Kata Dave akhir nya. Mereka makan dalam keheningan.
Sebulan kemudian
Fania POV
Awal pekan kembali datang, aku bersiap ke kampus untuk kuliah pagi dan bertemu dosen membahas skripsi ku. Lihat lah tatapan para gadis centil itu. Semenjak hubungan ku dan kak Dave tersebar, mereka menatap ku dengan berbagai ekspresi yang iba, kaget, bahkan ada iri. Tidak bisakah mereka mengurusi hidup nya sendiri?
" Fania.... Sudah mengumpulkan tugas?" Tanya Sarah. Kalau boleh jujur mungkin hanya dia satu-satu nya sahabat ku di kampus, meskipun aku juga tidak terlalu dekat dengan nya.
" Aku mengerjakan nya sampai jam 8 tadi malam." Kata ku singkat.
" He? Tak biasanya kau mengerjakannya mepet deadline." Kata nya terkejut.
" Banyak yang mengganggu pikiran ku akhir-akhir ini." Jawabku lesu. Iya lah Kak Dave selalu 'menyerangku' seakan dia tidak pernah puas dengan tubuhku.
" Biar ku tebak. Ini berkaitan dengan pria yang di foto bersama mu kan." Deg! dari mana dia tau kalau kak Dave yang ada di pikiran ku saat ini.
" Ah kau ini. Seperti paranormal saja lagak mu." Ucap ku lagi.
" Heyyy foto kalian semakin banyak tersebar apalagi dengan tampilan seperti ini." Ucap nya sambil menunjukkan koran dengan foto kami berdua di pesta kemarin.
Ada headline nya RENCANA PERNIKAHAN PUTRA PEMILIK FERDINAND CO DAN PUTRI Rico's GROUP SEMAKIN DEKAT.
" Kalian akan menikah ya?" Tanya nya lagi dan aku mengangguk.
" Wow aku tak menyangka kalian akan menikah. Wel kau tidak pernah memiliki seorang pacar dan kabar miring Dave seorang gay. Itu benar-benar mengejutkan." Ucapnya takjub. Yea, dulu memang dia gay. Sar. Sekarang pria tulen yang perkasa di ranjang. Tentu saja itu hanya ku katakan dalam pikiran ku.
" Kami menikah tahun depan Sar. Setelah kita wisuda." Kata ku lagi aku merasa ngantuk padahal tadi malam aku tidak terlalu larut untuk tidur.
" Kau terlihat pucat apa kau baik-baik saja?" Tanya Sarah pada ku.
" Aku sangat ingin tidur. Sar. Mungkin sehabis bertemu bu Dilla dan membahas skripsi aku mau pulang dan tidur.
" Oh iya aku juga mau bertemu dengan bu Vita dan membahas skripsi ku. Ayo ke ruangan dosen sekarang. Ruangan dosen kampusku memang hanya di batasi oleh sekat di meja nya jadi kami bisa bertemu beberapa dosen sekaligus bila mau.
" SARAHHHH tunggu.." Teriak seorang gadis yang
hanya kukenali muka nya tapi tidak nama nya.
hanya kukenali muka nya tapi tidak nama nya.
" Iya Grace mau ketemu bu Vita juga kan. Ayo sama-sama." Kata Sarah kepada Grace, nama gadis itu.
Drttt drttt drttt aku merasa iphone ku bergetar. Kak Dave calling.
" Iya kak. Aku mau ketemu dosen dulu baru pulang. Eh kakak udah di kampus? Emang kerjaan kakak udah beres? Udah bilang Cyntia sama Dimas juga. Oh ya udah." Belum lagi Sarah bertanya kami sudah sampai di ruangan dosen.
Untunglah tidak terlalu banyak revisi jadi aku bisa mengumpulkan nya lagi hari kamis. Aku melirik Grace dan Sarah di meja sebrang. Grace kelihatan frustasi sementara Sarah masih lebih baik dari nya. Setelah 30 menit kami keluar dari ruangan.
Eh kak Dave ternyata sudah menunggu ku di depan ruangan. " Sweety..Kamu sudah selesai atau masih ada urusan lagi?" Dia langsung menggenggam tangan ku dan bertanya.
" Sudah kak ayo pulang. Aku mau tidur." Kata ku lagi. " Sarah Grace aku pulang dulu ya." Kedua gadis itu terkejut karena pria gay yang selama ini mereka gosipkkan ah lebih tepat nya Grace, ada di sini untuk menjemputku.
" Kak aku ngantuk sekali." Kata ku saat kami berada di mobil.
" Aku tahu bagaimana cara nya agar kamu tidak mengantuk." Sahut nya sambil tersenyum aneh. Aku tersentak saat bibir nya mencium bibirku dan tangan nya meremas payudaraku. Ah semenjak malam itu kak Dave semakin mesum saja.
" Kakak..ah..Jangan di sini." Ucapku sambil melepas ciuman nya.
" Jadi kamu mau di mana?" Tanya nya menggoda.
" Kak aku mau tidur." Sahut ku merajuk. Aku memejamkan mata dan semua nya terasa ringan.
Dave POV
Gadis ini benar-benar mengantuk rupa nya dia langsung terlelap. Ish lihat saja nanti. Aku menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil ku. Arnold seakan lenyap sejak hari itu. Nomor nya selalu tidak aktif, apartemen itu juga selalu kosong. Sebenar nya ke mana dia.
Sejak pengakuan Cyntia aku menyuruh mata-mata untuk mencari informasi mengenai Arnold dan ya dia memang pria normal. Dan itu membuatku bingung untuk apa dia berpura-pura menjadi gay. Aku masih mencari. Motif dan keberadaan diri nya.
Kami sudah sampai namun gadis ini masih tertidur aku tidak tega membangunkan nya. Ku putuskan untuk menggendong nya. Eh kenapa dia lebih ringan sekarang? Apa perasaan ku saja? Ah lebih baik aku membawa nya ke dalam sebelum terlihat paparazi.
Setelah meletakkan Fania di ranjang dan membuka sepatu nya aku menyalakan ac. Apa ini perasaan ku saja kalau cuaca sangat panas. Aku menghampiri Fania yang tertidur dan mengecup kening nya. Tiba-tiba dia membuka mata nya. Jarak kami sangat dekat ah aku tidak tahan lagi. Langsung saja ku cium bibir nya dan tangan ku membuka pakaian nya hingga tak bersisa satu helai pun. Dia mendesah saat ciuman ku mendarat di payudara nya dan tangan kiri ku mengelus daerah sensitif nya. Sudah sangat basah rupa nya. Aku pun baru sadar sudah tak berpakaian lagi dari hembusan ac di kulit ku.
" Sweety buka paha mu . " Dia menurut dan aku mulai medekatkan wajah ku ke liang nya yang basah. Sangat harum saat hidung ku bersentuhan dengan g spot nya.
" Ahhh. Kakak...ahh." Dia meracau sambil menggerakkan kepala nya ke kiri dan kanan. " Kak Daveeeee aku keluar." Aku merasakan milik Fania berkedut di lidah ku.
" Swetty, kamu juga harus melakukan yang sama dengan juniorku." Ujarku sambil menciumi sekujur badan nya dan dia kembali mengerang. Dengan perlahan dia mendorongku agar terlentang, dia mulai merangkak mendekatkan wajah nya ke batang ku yang mengacung tegak. Awal nya dia memegang milikku dengan ragu kemudian bibir mungil nya mulai mengulum kejantanan ku.
" Oh. Yes. Ini nikmat Sweety." Racauku sambil mendorong tengkuk nya maju mundur. Aku segera menarik vagina nya ke arah wajahku dan menjilati klitoris nya. Kami saling berlomba mengulum daerah sensitif kami. Beberapa kali dia meracau hingga akhir nya mengejan di atas ku. Dia orgasme lagi rupa nya. Klitoris nya sudah membengkak dan memerah karena rangsangan lidahku.
Aku menindih kembali tubuh nya dan BLESSSS Junior ku masuk dengan lancar di miliknya yang semakin basah namun masih sempit menjepit. " AHHHH..AHH KAK. terusss lebih cepattt ahh akhhhh kak Dave." Dia terus meracau dan mendesah saat aku menusukkan junior ku lebih cepat. Kami mengerang bersamaan.
" Kakak nakal ya. Ganggu aku lagi tidur." Rajuknya pada ku.
" Tapi suka kan bukti nya kamu ketagihan." Kata ku menggoda.
" HUEKKK HUEKKK HUEKKK." Fania tiba-tiba mual dan muntah di wastafel. " Mual kak." Rengek nya pada ku aku merasa kasihan pada nya karena dia sudah mual dan muntah selama beberapa hari ini.
" Kamu udah makan belum?" Dia hanya menggelengkan kepala nya.
" Antar aku pulang kak. Bukan nya nanti malam kita mau makan sama papa dan mama di rumah kakak " Kata nya lagi.
" Baik lah sweety. Sini aku gendong." Sahutku lalu menggendong nya. Fania langsung mengalungkan tangan nya ke leher ku.
Orang tua ku sangat menyukai Fania. Terlebih lagi mama yang antusias. Membicarakan pernikahan kami.
" Maaf ma pa. Fania mau ke toilet dulu." Gadis itu membuatku cemas dia sudah muntah 5 kali di apartemen ku tadi siang dan sekarang dia terlihat pucat.
" Pa Ma.Dave lihat Fania dulu." Ujarku sambil menyusul Fania. " HUEK HUEK HUEK HUEKK." Seperti dugaan ku dia muntah lagi.
" Are you okay sweety?" Tanya ku sambil mengelus punggung nya.
" Aku mual kak. " Ucap nya lirih." HUEKKK HUEKK." Dia kembali muntah.
" Fania kenapa Dave?" Tanya mama ku rupa nya beliau menyusul.
" Dave ga tau ma. Dia udah muntah 7 kali hari ini."
" Dave. Kita bawa Fania ke dokter. Mama akan suruh papa mu telepon Damar." Kata mama ku lagi.
Aku menggendong nya karena Fania terlihat lemas saat ini.
@ RS
" Selamat tuan Dave, nyonya Fania sedang hamil." Aku terkejut mendengar perkataan dokter." Tuan Dave mau melihat bayi nya?" Tanya dokter itu lagi pada ku. Aku papa mama dan kak Damar melihat monitor di mana bayiku masih berupa titik putih. Dua atau tiga minggu perkiraan kehamilan nya. Ah rupa nya aku tokcer juga bisa langsung menghamili nya.
" Tuan Dave, karena nyonya Fania sedang hamil muda sebaik nya jangan berhubungan intim dulu sampai rahim nya kuat." Perkataan dokter membuatku kesal. Bagaimana mungkin aku bisa tahan bila berdekatan dengan gadis ini. Terlihat papa ku tersenyum jahil dengan mama ku. Sementara kak Damar hanya diam.
Orang tua ku dan kak Damar langsung sepakat memajukan pernikahan kami 2 minggu lagi.
Fania POV
Lagi-lagi aku merasa mual. Aku berlari ke dapur setelah pamit ke orang tua kak Dave.
" Are you okay sweety?" Ah rupa nya kak Dave menyusul ku.
" Aku mual kak." Rajukku pada pria ku. Ah sejak kapan aku seposesif ini pada nya..Aku muntah lagi dan terdengar suara mama namun aku tak memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba kak Dave menggendong ku ke mobil.
@ RS
Sudah ada kak Damar menunggu kami. Kak Dave masih menggendongku masuk ke ruangan dokter dan membaringkan ku ke ranjang praktek. Seorang suster membubuhkan cairan jel di perut ku.
" Selamat tuan Dave nyonya Fania sedang hamil." Aku melihat mereka semua bahagia. Ah kak Damar apa yang di pikirkan nya. Aku melihat kak Dave sangat bahagia hingga dokter berkata. " Tuan Dave karena nyonya Fania sedang hamil muda sebaik nya jangan berhubungan intim dulu sampai rahim nya kuat." Aku tertawa dalam hati. Kak Dave sangat mesum bahkan kami bisa berhubungan sebanyak 3 kali sehari dengan jarak 2 hari. Setidak nya bagus karena aku akan lelah bila melayani nafsu nya.
Author POV
Fania merasa lelah mempersiapkan pernikahan sembari menyelesaikan skripsi nya. Di tambah dengan mual yang dia rasakan. Untunglah Dave selalu datang dan membantu nya. Papa Dave memberi izin putra nya untuk pulang setengah hari karena Dave bisa menyelesaikan nya dalam waktu setengah hari.
" Kak. Mau makan mangga muda ga. " Fania sedang memakan rujak saat pria itu datang.
" Eh itu kan pedas dan asam sweety. Apa kau yakin dia tidak apa-apa?" Tanya Dave bingung.
" Itu bawaan bayi den. Non malah kemarin makan stoberi." Kata bi Sumi saat masuk ke ruang tamu. Dia membawa cemilan dan minuman untuk Dave.
" Halo my baby. Ini papa mu, yang baik di dalam sana. Jangan menyusahkan mama mu." Ucap Dave sambil mengecup perut Fania.
" Kakak...Elus punggung ku." Pinta Fania manja.
" Eh baby. Mama mu cemburu karena papa lebih memperhatikan mu." Kikik Dave membuat Fania mencubit perut Dave.
" Ayo sini kakak elus punggung mu." Sahut Dave lagi.
" Kakak besok aku ke kampus untuk bimbingan skripsi. Mudah-mudahan tidak banyak revisi."
" Memang kapan pengajuan sidang skripsi nya? " Tanya Dave sambil melihat laptop Fania yang menyala.
" Tanggal 28 Agustus 4 bulan lagi." Kata Fania singkat.
" Ketikin yang aku stabilo kak. Nanti kalau sudah sebar kuisioner kakak bantu olah data ke spss ya?"Pinta Fania.
" Kakak.. Mau makan ayam bakar.." Sahut Fania sambil mengelus perut nya.
" Ya udah. Ganti baju sana. Kita makan ayam bakar yang lagi hits." Kata Dave sembari mengsave data dan mematikan laptop Fania. Dalam hati dia bersyukur karena ngidam nya Fania ga yang aneh-aneh masih bisa di cari.
Dimas dan Cyntia yang awal nya di ajak menolak. Karena mereka mengerti nona nya butuh privasi.
Fania juga kadang membantu Dave di pekerjaan nya. Ya pria itu harus mengakui bahwa gadis nya ini sangat cerdas. Hanya dia kasihan melihat Fania kadang terbaring seharian akibat mual dan lemas. Dave pun kadang menginap karena Fania tidak bisa tidur bila belum di peluk oleh Dave.
*********
Hari H pernikahan Dave dan Fania.
Fania terlihat cantik dengan gaun pengantin berlengan pendek dan ekor gaun setengah meter. Gadis itu juga memakai tiara berhias berlian dan kerundung yang menambah kesempurnaan tampilan nya. Dave tidak memperbolehkan nya memakai heels karena takut membuat kaki Fania bengkak, apalagi dia sedang membawa bayi mereka di dalam perut nya yang masih datar. Jadilah tinggi badan mereka yang jomplang. Dave seperti raksasa sementara Fania adalah kurcaci nya.
Damar menuntun Fania menuju altar dengan Dave yang sudah menunggu dengan pendeta yang akan mengesahkan nya pernikahan mereka. Pihak dari catatan sipil di datangkan juga ke gereja.
Dave juga terlihat tampan dan gagah dengan setelan tuxedo putih nya. Di saku kiri jas nya terselip sapu tangan berwarna marron.
Setelah sumpah pernikahan dan tukar cincin. Pendeta berkata " Anda boleh mencium pengantin nya." Dave membuka kerundung Fania, setengah menunduk kemudian lelaki itu mencium kening istri nya lembut dan dalam.
Pemberkatan telah usai. Sang mempelai berfoto dengan pendeta dan keluarga inti sebelum menuju hotel tempat resepsi di adakan pada sore hari. Masih tersisa 6 jam untuk beristirahat.
Damar sudah pindah ke rumah nya 3 hari sebelum pernikahan Fania, karena sesuai wasiat orang tua mereka yang mengharuskan Fania tetap tinggal di sana. Orang tua Dave juga memaklumi, karena biar bagaimanapun mereka juga memiliki anak perempuan.
" Kak. Mau martabak telur." Kata Fania saat mereka sedang beristirahat di kamar hotel setelah selesai pemberkatan.
" Ya udah. Kakak telepon orang kakak dulu."
" Dua porsi ya?" Kata Fania lagi sambil berbaring dengan daster nya. Tidak memakai bra karena wanita itu merasa sesak dengan payudara nya yang semakin membesar.
Melihat kedua puting yang menyembul itu membuat nafsu Dave bangkit, lelaki itu membaringkan tubuh di sebelah istri nya dan mulai mencumbu Fania.
" Kakak...Aku cape." Keluh Fania saat Dave meremas payudara nya.
" Oh ayolah. Sweety. Kakak kan udah puasa 2 minggu. Lagian dua hari yang lalu waktu kita ke dokter Bram( dokter kandungan Fania), juga udah boleh asal kakak pelan dan lembut main nya.
" Beneran kakak bakal pelan?" Tanya Fania yang di jawab anggukan pelan suami nya. Dave mulai membuka daster dan cd istri nya.
" Wow. Sweety. Mereka jadi membesar." Ujar Dave sambil meremas dan mengulum payudara Fania. Dave jelas menyukai nya dan dia berjanji akan membelikan bra hamil sebanyak 2 lusin agar istri nya merasa nyaman saat berpergian.
Mereka melakukan posisi woman on top, karena Dave tidak mau menindih perut Fania. Lelaki itu menggerakkan bokong nya dan kedua tangan nya memegang bokong Fania membantu istri nya bergerak. Sesuai janji nya, lelaki itu bergerak dengan lembut dan pelan. Erangan bersahutan memenuhi kamar hotel, hingga Dave mencabut kejantanan nya serta mendorong Fania terlentang dan menyemburkan sperma nya di perut istri nya.
Dave menggendong Fania ke kamar mandi dan membersihkan tubuh kedua nya. Setelah selesai dan berpakaian, terdengar ketukan pada pintu hotel. Dave membuka nya dan terlihat Dimas supir Fania membawa dua kantung plastik.
" Tuan. Ini martabak nya sama minuman ringan. Tadi saya ketemu mas Bima kata nya non Fani ngidam martabak. Jadi saya sama mas Bima sama-sama nyari." Jelas Dimas.
" Oh thanks ya. Dim. Tunggu bentar. Saya ganti uang kamu."
" Oh. Tuan Leo udah kasih saya uang setelah saya sampai di sini. Oh iya kata nyonya Ivanka. Make up artis nya akan datang satu setengah jam lagi. Saya permisi dulu tuan Dave." Pamit Dimas.
Sepeninggal Dimas, Dave menghampiri istri nya yang mulai asyik mengunyah martabak nya. " Ah. Sweety. Jadi hamil ya. Yang bisa buat kamu terus makan. Kalau begitu kakak bakal hamilin kamu terus tiap 2 tahun. " Dave senang melihat nafsu makan Fania yang meningkat. Setidak nya istri nya tidak akan terlihat kurus.
" Iya. Kakak yang bantu bawa perut buncit nya ke mana-mana. Kalau itu aku mau." Fania kesal mendengar Dave yang ingin dia hamil 2 tahun sekali. Dave meringis mendengar Fania yang mulai galak selama hamil ini. Tampak nya dia harus banyak bersabar sampai bayi mereka lahir. 'Sabar Dave. Nama nya hormon kehamilan.' Ucap Dave dalam hati nya.
Fania telah selesai bersiap untuk resepsi nya. Dan gaun untuk resepsi berbentuk kemben dan ekor gaun semeter dan berhias kristal svaroski. Rambut nya di sanggul setengah dan tata menyamping.
Keponakan mama Ivanka yang masih sma menjadi bridemaid nya Fania. Karena tinggi gadis itu lebih pendek dari Fania sementara keponakan jauh papa Leo yang masih kuliah menjadi bridemaid nya Dave.
Kakak perempuan Dave, Vero yang ikut suami nya Chris menetap di Belgia, menyempatkan pulang ke Indonesia bersama suami dan kedua putra putri nya. " Woww. Apa ini benar adikku. Oh sial sekali Fania yang menjadi istri mu. Dik."
" Kenapa harus sial kak. Sebentar lagi aku akan jadi papa. Dua langsung." Ucap Dave sembari mengelus perut istri nya. Ya mereka baru jelas melihat 2 titik di layar monitor saat memeriksakan kandungan Fania dua hari yang lalu.
" Oh my. Jadi adikku ini tokcer juga ya?" Sahut Vero sambil tertawa membuat Fania tersipu malu.
" Oh lihatlah. Kak Vero membuat pengantinku merona." Ucap Dave sambil memeluk istri nya.
" Uncle Dave. Jadi ini aunty kami. Cantik sekali. " Seru seorang gadis berusia 4 tahun dengan riang. Kalau saja tidak di tahan kakak nya balita itu mau menerjang aunty nya.
" Seren. Jangan terjang aunty Fani. Ada dede dalam perut nya." Ya anak tertua Vero , Raka yang berusia 7 tahun sudah cukup mengerti saat mendengar percakapan mommy dan uncle nya.
" Dede bayi?" Tanya Seren bingung sampai Vero harus menjelaskan nya perlahan.
" Bukan nya harus menikah dulu baru ada dede bayi nya?" Doeng...pertanyaan Seren membuat semua nya terdiam. Tidak mungkin kan mereka mengatakan uncle nya menaruh 'saham' dulu di perut aunty nya.
Untunglah situasi canggung itu terselamatkan oleh kehadiran Jerikho keponakan Monica calon istri Damar yang berusia 6 tahun, anak dari kakak laki-laki nya menuju ke tempat mempelai dan usil nya mencubit pipi Seren yang menurut nya imut. Sontak saja gadis kecil itu meraung karena sakit.
Jerikho dengan tenang menghampiri Seren yang masih menangis dan menempelkan bibir nya ke tempat yang tadi di cubit oleh nya. Berhasil gadis kecil itu menangis namun sedetik kemudian dia mendorong Jerikho yang tidak bergeser sedikitpun dari tempat nya. Para orang dewasa tertawa melihat kelakuan dua bocah itu. Ketara sekali Jerikho menyukai Seren.
" Oh seperti nya aku bakal berbesan dengan keluarga Ferdinand." Sahut seorang wanita. Melania, istri dari kakak laki-laki Monica.
" Ya melihat kedua nya aku setuju dengan mu." Sahut Vero kemudian kedua mama itu berkenalan dan berumpi ria.
Resepsi telah usai. Dave dengan tidak sabar menggendong pengantin nya menuju kamar hotel. Tentu saja perlakuan Dave menimbulkan decak kagum dan gelak tawa dari sebagian keluarga yang masih berada di ball room hotel.
Tbc
Yups kelar juga part 5 nya. Dengan penuh perjuangan dan tingkat kemesuman yang akut...Mudah-mudahan cepat kelar karena ide cerbung sudah mengantri. Sampai jumpa di part selanjut nya. Bye2x*********
Hari H pernikahan Dave dan Fania.
Fania terlihat cantik dengan gaun pengantin berlengan pendek dan ekor gaun setengah meter. Gadis itu juga memakai tiara berhias berlian dan kerundung yang menambah kesempurnaan tampilan nya. Dave tidak memperbolehkan nya memakai heels karena takut membuat kaki Fania bengkak, apalagi dia sedang membawa bayi mereka di dalam perut nya yang masih datar. Jadilah tinggi badan mereka yang jomplang. Dave seperti raksasa sementara Fania adalah kurcaci nya.
Damar menuntun Fania menuju altar dengan Dave yang sudah menunggu dengan pendeta yang akan mengesahkan nya pernikahan mereka. Pihak dari catatan sipil di datangkan juga ke gereja.
Dave juga terlihat tampan dan gagah dengan setelan tuxedo putih nya. Di saku kiri jas nya terselip sapu tangan berwarna marron.
Setelah sumpah pernikahan dan tukar cincin. Pendeta berkata " Anda boleh mencium pengantin nya." Dave membuka kerundung Fania, setengah menunduk kemudian lelaki itu mencium kening istri nya lembut dan dalam.
Pemberkatan telah usai. Sang mempelai berfoto dengan pendeta dan keluarga inti sebelum menuju hotel tempat resepsi di adakan pada sore hari. Masih tersisa 6 jam untuk beristirahat.
Damar sudah pindah ke rumah nya 3 hari sebelum pernikahan Fania, karena sesuai wasiat orang tua mereka yang mengharuskan Fania tetap tinggal di sana. Orang tua Dave juga memaklumi, karena biar bagaimanapun mereka juga memiliki anak perempuan.
" Kak. Mau martabak telur." Kata Fania saat mereka sedang beristirahat di kamar hotel setelah selesai pemberkatan.
" Ya udah. Kakak telepon orang kakak dulu."
" Dua porsi ya?" Kata Fania lagi sambil berbaring dengan daster nya. Tidak memakai bra karena wanita itu merasa sesak dengan payudara nya yang semakin membesar.
Melihat kedua puting yang menyembul itu membuat nafsu Dave bangkit, lelaki itu membaringkan tubuh di sebelah istri nya dan mulai mencumbu Fania.
" Kakak...Aku cape." Keluh Fania saat Dave meremas payudara nya.
" Oh ayolah. Sweety. Kakak kan udah puasa 2 minggu. Lagian dua hari yang lalu waktu kita ke dokter Bram( dokter kandungan Fania), juga udah boleh asal kakak pelan dan lembut main nya.
" Beneran kakak bakal pelan?" Tanya Fania yang di jawab anggukan pelan suami nya. Dave mulai membuka daster dan cd istri nya.
" Wow. Sweety. Mereka jadi membesar." Ujar Dave sambil meremas dan mengulum payudara Fania. Dave jelas menyukai nya dan dia berjanji akan membelikan bra hamil sebanyak 2 lusin agar istri nya merasa nyaman saat berpergian.
Mereka melakukan posisi woman on top, karena Dave tidak mau menindih perut Fania. Lelaki itu menggerakkan bokong nya dan kedua tangan nya memegang bokong Fania membantu istri nya bergerak. Sesuai janji nya, lelaki itu bergerak dengan lembut dan pelan. Erangan bersahutan memenuhi kamar hotel, hingga Dave mencabut kejantanan nya serta mendorong Fania terlentang dan menyemburkan sperma nya di perut istri nya.
Dave menggendong Fania ke kamar mandi dan membersihkan tubuh kedua nya. Setelah selesai dan berpakaian, terdengar ketukan pada pintu hotel. Dave membuka nya dan terlihat Dimas supir Fania membawa dua kantung plastik.
" Tuan. Ini martabak nya sama minuman ringan. Tadi saya ketemu mas Bima kata nya non Fani ngidam martabak. Jadi saya sama mas Bima sama-sama nyari." Jelas Dimas.
" Oh thanks ya. Dim. Tunggu bentar. Saya ganti uang kamu."
" Oh. Tuan Leo udah kasih saya uang setelah saya sampai di sini. Oh iya kata nyonya Ivanka. Make up artis nya akan datang satu setengah jam lagi. Saya permisi dulu tuan Dave." Pamit Dimas.
Sepeninggal Dimas, Dave menghampiri istri nya yang mulai asyik mengunyah martabak nya. " Ah. Sweety. Jadi hamil ya. Yang bisa buat kamu terus makan. Kalau begitu kakak bakal hamilin kamu terus tiap 2 tahun. " Dave senang melihat nafsu makan Fania yang meningkat. Setidak nya istri nya tidak akan terlihat kurus.
" Iya. Kakak yang bantu bawa perut buncit nya ke mana-mana. Kalau itu aku mau." Fania kesal mendengar Dave yang ingin dia hamil 2 tahun sekali. Dave meringis mendengar Fania yang mulai galak selama hamil ini. Tampak nya dia harus banyak bersabar sampai bayi mereka lahir. 'Sabar Dave. Nama nya hormon kehamilan.' Ucap Dave dalam hati nya.
Fania telah selesai bersiap untuk resepsi nya. Dan gaun untuk resepsi berbentuk kemben dan ekor gaun semeter dan berhias kristal svaroski. Rambut nya di sanggul setengah dan tata menyamping.
Keponakan mama Ivanka yang masih sma menjadi bridemaid nya Fania. Karena tinggi gadis itu lebih pendek dari Fania sementara keponakan jauh papa Leo yang masih kuliah menjadi bridemaid nya Dave.
Kakak perempuan Dave, Vero yang ikut suami nya Chris menetap di Belgia, menyempatkan pulang ke Indonesia bersama suami dan kedua putra putri nya. " Woww. Apa ini benar adikku. Oh sial sekali Fania yang menjadi istri mu. Dik."
" Kenapa harus sial kak. Sebentar lagi aku akan jadi papa. Dua langsung." Ucap Dave sembari mengelus perut istri nya. Ya mereka baru jelas melihat 2 titik di layar monitor saat memeriksakan kandungan Fania dua hari yang lalu.
" Oh my. Jadi adikku ini tokcer juga ya?" Sahut Vero sambil tertawa membuat Fania tersipu malu.
" Oh lihatlah. Kak Vero membuat pengantinku merona." Ucap Dave sambil memeluk istri nya.
" Uncle Dave. Jadi ini aunty kami. Cantik sekali. " Seru seorang gadis berusia 4 tahun dengan riang. Kalau saja tidak di tahan kakak nya balita itu mau menerjang aunty nya.
" Seren. Jangan terjang aunty Fani. Ada dede dalam perut nya." Ya anak tertua Vero , Raka yang berusia 7 tahun sudah cukup mengerti saat mendengar percakapan mommy dan uncle nya.
" Dede bayi?" Tanya Seren bingung sampai Vero harus menjelaskan nya perlahan.
" Bukan nya harus menikah dulu baru ada dede bayi nya?" Doeng...pertanyaan Seren membuat semua nya terdiam. Tidak mungkin kan mereka mengatakan uncle nya menaruh 'saham' dulu di perut aunty nya.
Untunglah situasi canggung itu terselamatkan oleh kehadiran Jerikho keponakan Monica calon istri Damar yang berusia 6 tahun, anak dari kakak laki-laki nya menuju ke tempat mempelai dan usil nya mencubit pipi Seren yang menurut nya imut. Sontak saja gadis kecil itu meraung karena sakit.
Jerikho dengan tenang menghampiri Seren yang masih menangis dan menempelkan bibir nya ke tempat yang tadi di cubit oleh nya. Berhasil gadis kecil itu menangis namun sedetik kemudian dia mendorong Jerikho yang tidak bergeser sedikitpun dari tempat nya. Para orang dewasa tertawa melihat kelakuan dua bocah itu. Ketara sekali Jerikho menyukai Seren.
" Oh seperti nya aku bakal berbesan dengan keluarga Ferdinand." Sahut seorang wanita. Melania, istri dari kakak laki-laki Monica.
" Ya melihat kedua nya aku setuju dengan mu." Sahut Vero kemudian kedua mama itu berkenalan dan berumpi ria.
Resepsi telah usai. Dave dengan tidak sabar menggendong pengantin nya menuju kamar hotel. Tentu saja perlakuan Dave menimbulkan decak kagum dan gelak tawa dari sebagian keluarga yang masih berada di ball room hotel.
Tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar